1) evolusi
anorganik merupakan evolusi mengenai asal-usul makhluk hidup yang ada di
muka bumi, berdasarkan fakta dan penalaran teoritis;
2) evolusi
organik (evolusi biologis) merupakan evolusi filogenetis, yaitu mengenai
asal-usul spesies dan hubungan kekerabatannya.
Pemahaman
evolusi didukung oleh cabang-cabang ilmu lain, di antaranya:
Paleontologi (ilmu yang mempelajari fosil), geologi, morfologi, anatomi,
embriologi, biokimia, dan genetika. Misalnya, geologi, ilmu yang
mempelajari susunan dan struktur batu-batuan dapat menjelaskan umur
suatu fosil yang ditemukan pada struktur batuan tertentu.
Lingkungan
selalu berubah dari waktu ke waktu. Perubahan lingkungan mendorong
makhluk hidup yang tinggal di dalam lingkungan tersebut melakukan
adaptasi atau penyesuaian diri. Adaptasi dilakukan makhluk hidup dengan
tujuan mempertahankan kelangsungan hidupnya. Apabila gagal beradaptasi,
maka makhluk hidup tersebut akan punah. Makhluk hidup adaptif merupakan
makhluk hidup yang mampu beradaptasi terhadap lingkungannya.
Dari tabel
di atas tampak adanya perubahan populasi kupu-kupu. Diduga hal ini
terjadi, karena sebelum revolusi industri lingkungan masih cerah
sehingga kupu-kupu bersayap cerah lebih adaptif daripada kupukupu
bersayap gelap.
Sebaliknya,
setelah revolusi industri, lingkungan lebih gelap oleh jelaga atau
polusi. Sehingga, kupu-kupu bersayap gelap lebih adaptif dengan
lingkungannya, sedangkan kupu-kupu bersayap cerah tidak adaptif
akibatnya mudah ditangkap oleh predator. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa adaptasi terhadap lingkungan merupakan salah satu mekanisme
seleksi alam.
Adaptasi pada tumbuhan, misalnya kaktus yang hidup pada kondisi panas terik di gurun mempunyai lapisan lilin yang tebal,
daun-daunnya mengalami modifikasi menjadi duri atau daun-daun kecil
untuk mengurangi penguapan air. Batang tumbuhan kaktus mampu menyimpan
air dan memiliki klorofil untuk fotosintesis. Akar tumbuhan kaktus
tersebar meluas di bawah permukaan tanah untuk mempermudah penyerapan
air.
Kedua contoh
di atas menunjukkan bahwa alam (lingkungan) menyeleksi makhluk hidup di
dalamnya. Seleksi alam memperlihatkan hanya makhluk hidup yang adaptif
dengan lingkungannya yang dapat bertahan hidup.
Seleksi alam
akan menguntungkan spesies makhluk hidup yang mempunyai banyak variasi
(genetik) pada tiap generasi, faktor-faktor lingkungan akan menyeleksi
variasi tertentu. Misalnya, kasus adanya dua warna pada Biston lebih
menguntungkan kupu-kupu tersebut, dibandingkan apabila Biston tidak
mempunyai variasi warna sayap.
No comments:
Post a Comment