BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Fotokonduktivitas adalah fenomena optik dan listrik di dalam suatu material yang menjadi lebih konduktif ketika menyerap radiasi elektromagnet seperti cahaya tampak, sinar ultraviolet, sinar inframerah, atau radiasi gamma. Ketika cahaya diserap oleh sebuah material seperti semikonduktor, jumlah dari perubahan elektron bebas dan hole meningkatkan konduktivitas listrik dari semikonduktor. Eksitasi cahaya yang menumbuk semikonduktor harus mempunyai cukup energi untuk meningkatkan jumlah elektron yang menyebrangi daerah terlarang atau oleh eksitasi pengotoran dalam daerah bandgap.
Ketika
tegangan dan beban resistor digunakan secara seri dengan semikonduktor,
penurunan tegangan menyeberangi beban resistor dapat diukur ketika perubahan
pada konduktivitas listrik berubah-ubah melalui lintasan aliran arus.
Peningkatan konduktivitas listrik disebabkan oleh eksitasi dari penambahan
pengisian bebas yang diangkut oleh cahaya energi tinggi pada semikonduktor dan
insulator. Fotokonduktivitas merupakan suatu fenomena umum yang biasa dimiliki
pada bahan semikonduktor. Dimana bahan semikonduktor akan meningkat harga
konduktivitasnya apabila dikenai cahaya dengan panjang gelombang tertentu.
Fenomena fotokonduktivitas juga dapat diamati pada bahan polimer (isolator)
yang mana mempunyai sifat model energi yang sama dengan bahan semikonduktor.
Sehingga
yang menjadi latar belakang dalam percobaan ini adalah untuk mengetahui prinsip
kerja dari fotokonduktivitas.
1.2 TUJUAN.
1.
Untuk mengetahui karakteristik
Cds
2.
Untuk mengetahui prinsip kerja
dari fotokonduktivitas
3.
Untuk mengetahui pengaruh besar
sudut dan potensial terhadap kuat arus yang dihasilkan
4.
Untuk mengetahui hubungan
intensitas cahaya dengan spektrum warna
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Konduktor
listtik yang baik mengandung muatan – muatan yang tidak terikat pada atom mana
pun dan oleh karena itu bebas bergerak di dalam bahan. Saat tidak terdapat gerakanmutana netto di dalam konduktor, maka
konduktornya berada dalam keseimbangan elektrostatik.Konduktor dalam
keseimbangan elektrostatik memilki sifat-sifat sebgai berikut:
1.
Medan listriknya nol pada setiap titik di dalam
konduktor
2.
jika sebuah konduktor yang terisolasi membawa muatan, muatannya berada tetap pada
permukaannya
3.
Medan listrik yang berda tepat di luar sebuah
semikonduktor yang bermuatana adalah tegak lurus terhadap permukaan konduktor
4.
Pada sebuah konduktor denagn bentuk yang tidak
beraturan, rapat muatan permukaannya adalah yang terbesar di lokasi – lokasi
dimAan jari – jari kelengkungan permukaan adalah yang terkecil.
Kita menguji ketiga sifat pertama di dalm
pembahasan berikut. Sifat yang ke eempat diberikan disini supaya kita dapat
memilki daftar sifat yang lengkap untik konduktor –konduktor dalam keseimbangan elektrostatik.
Kita dapat memahami sifat pertama dengan mengamati lempeng
konduktor yang berada dalam sebuah bidang eksternal. Meadan listrik di dalam konduktor haruslah nol. Elektron, yang termasuk ke
dalam generasi keluarga partikel lepton pertama, berpartisipasi dalam interaksi
gravitasi, interaksi elektromagnetik dan interaksi lemah. Sama seperti semua
materi, elektron memiliki sifat bak partikel maupun bak gelombang (dualitas
gelombang-partikel), sehingga ia dapat bertumbukan dengan partikel lain dan
berdifraksi seperti cahaya. Oleh karena elektron termasuk fermion, dua elektron
berbeda tidak dapat menduduki keadaan kuantum yang sama sesuai dengan asas
pengecualian Pauli.
Menurut teorinya, kebanyakan elektron dalam
alam semesta diciptakan pada peristiwa Big Bang (ledakan besar), namun ia juga
dapat diciptakan melalui peluruhan beta isotop radioaktif maupun dalam tumbukan
berenergi tinggi, misalnya pada saat sinar kosmis memasuki atmosfer. Elektron
dapat dihancurkan melalui pemusnahan dengan positron, maupun dapat diserap
semasa nukleosintesis bintang. Peralatan-peralatan laboratorium modern dapat
digunakan untuk memuat ataupun memantau elektron individual.
Terbentuknya pita energi dapat pula kita lihat
sebagai terjadinya perluasan kotak potensial sebagai akibat kotak-kotak yang
tumpang-tindih. Ruang di sekitar suatu ion dapat kita pandang sebagai kotak
potensial. Dalam kotak inilah electron terjebak. Jika ion-ion tersusun secara
rapat, maka kotak-kotak potensial ini saling tumpang-tindih sehingga membentuk
kotak potensial yang lebih besar.
Dengan membesarnya kotak potensial maka
tingkat-tingkat energi menjadi rapat Rapatnya tingkat energi memudahkan
elektron berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi dengan hanya sedikit
tambahan energi, misalnya dari medan listrik. Oleh karena itu metal memiliki
konduktivitas listrik yang tinggi.
Elektron memiliki banyak kegunaan dalam
teknologi modern, misalnya dalam mikroskop elektron, terapi radiasi, dan
pemercepat partikel. Dalam padatan dengan struktur kristal, terjadi secara
periodik sumur-sumur potensial di sekitar ion,
seperti digambarkan secara dua dimensi memperhatikan bagaimana bentuk
dinding potensial di permukaan. Haruskah kita kembali ke persamaan Schrodinger
untuk mencari fungsi gelombang elektron dalam sumur potensial yang periodic.
Kita
mengetahui bahwa fungsi gelombang tergantung dari bentuk sumur potensial yang
dalam hal padatan ditentukan pula oleh jarak antar atom. Namun kita tidak
melakukan perhitungan menggunakan persamaan Schrodinger. Melihat sumur potensial yang periodik ini
kita cukup melakukan penilaian secara kualitatif tentang elektron-elektron
dalam padatan ini.
Kita juga menggunakan Hukum Gauss untuk menguji
sifat ketiga. Pertama Perhatikan bahwa jika vector medan F memiliki komponen
yang sejajar dngan permukaan konduktor, electron – electron bebas akan
mengalami gaya listrik dan bergerak di sepanjang permukaan. Dalam kasus seperti ini
konduktor tidaka akan berada dalam
keadaan seimbang. Maka vector
medannya harus lah tegak lurus
permukaanya. Untuk menentukan besar
medan listriknya kiat menggambarkan permukssn gauss dalam bentuk tabung kecil
yang sisi-sisi ujungnya sejajar.[1]
Jika kita memakaikan perbedaan potensial yang
sama di antara ujung – ujung tongkat tembaga dan tongkat kayu yang mempunyai
geometri yang serupa, maka yang
dihasilkan arus yang sangat berbeda. Karakteristi (sifat) penghantar yang
menyebabkan hal ini adalah hambatan (resistance)nya. Kita mendefenisikan
hambatan dari sebuah penghantar (yang sering dinamakan tahanan
=resistor;simbol ) di antara dua
titik dengan memakaikan sebuah perbedaan potensial V di antara titik-titik
tersebut dan dengan mengukur arus i dan kemudian melakukan pembagian :
R=V/i
(2.1)
Jika V dinyatakan di dalam volts dan i
dinyatakan di dalam ampere,maka hambatan akan dinyatakan di dalam ohms
(disingkat Ώ). Aliran muatan melalui sebuah penghantar sering kali dibandingkan
dengan aliran air melalui sebuah pipa, yang terjadi karena adanya perbedaan
tekanan diantara ujung-ujung pipa tersebut,yang barangkali dihasilkan oleh
sebuah pompa.perbedaan tekanan ini dapat dibandingkan dengan perbedaan
potensial yang dihasilkan oleh sebuah baterai di antara ujung-ujung dari sebuah
tahanan (resistor).
Aliran air
(katakanlah dinyatakan di dalam liter/detik) dibandingkan dengan arus
(coulomb/detik atau ampere). Banyaknya air yang mengalir per sayuan waktu (rate of flow of water) untuk suatu
perbedaan tekanan yang diberikan ditentukan oleh sifat pipa. Apakah pipa tersebut panjang atau pendek.Apakah
pipa tersebut sempit atau lebar. Apakah pipa tersebut kosong atau terisi,barangkali
terisi dengan kerikil. Sifat-sifat (karakteristik) pipa ini adalah analog
dengan hambatan sebuah penghantar.
Karbon,tidaklah betul-betul merupakan sebuah
logam, dimasukkan di sini untuk perbandingan. Kuantitas ini yang di defenisikan
dari :
α=
(2.2)
Adalah
perubahan resistivitas pecahan (dр/р)per satuan perubahan temperatur. Kuantitas
tersebut berubah dengan temperatur, dan nilai-nilai di dalam tabel ini
menunjukkan nilai pada 20◦C. Untuk tembaga (α = 3,9 x 10-3/◦C) maka
resistivitas bertambah besar sebanyak 0,39 persen untuk pertambahan temperatur
sebesar 1◦C didekat 20◦C. Perhatikan bahwa α untuk karbon adalah negatif, yang
berarti bahwa resistivitas berkurang dengan kenaikan temperatur.
Standard hambatan rimer yang disimpan di Biro
Standard Nasional (Nasional Bureau of
Standard) adalah kumparan-kumparan
kawat (spools of wire) yang hambatannya
telah diukur dengan teliti. Karena hambatan berubah dengan temperatur, maka
standard-standard ini bila digunakan ditempat di dalam sebuah kamar minyak pada
suatu temperatur yang diatur (dikontrol).
Standard –standard tersebut dibuat dari logam campuran
khusus yang dinamakan manganin, untuk mana perubahan hambatan dengan temperatur
adalah sangat kecil. Standard-standard tersebut dikuatkan dengan hati-hati
untuk mengeliminasi regangan , yang juga mempengaruhi hambatan tersebut.
Tahanan-tahanan standard primer ini terutama digunakan untuk mengkalibrasi
standard-standard sekunder untuk keperluan laboratorium-laboratoriun lain.
Secara
operasional, maka standard-standard hambatan primer tidak diukur dengan
menggunakan persamaan 31-6 tetapi diukur secara tak langsung yang melibatkan
medan magnet. Ternyata, persamaan 31-6 digunakan untuk mengukur V dengan
menimbulkan (mengalirkan) sebuah arus i yang diketahui dengan tepat (dengan
menggunakan sebuah neraca arus; lihat bagian 34-4) di dalam sebuah hambatan R
yang diketahui dengan tepat. Prosedur operasi ini untuk perbedaan potensial
adalah yang biasanya digunakan sebagai pengganti defenisi konseptualyand
diperkenalkan di dalam bagian 29-1 di dalam mana orang mengukur kerja per
satuanb muatan yang diperlukan untuk menggerakkan sebuah muatan uji di antara
dua titik.
Sesuatu yang dihubungkan dengan hambatan adalah
resistivitas (resistivity) р, yang
merupakan karakteristik (sifat) dari suatu bahan dan bukan merupakan
karakterisrik (sifat) dari bahan contoh khas (particular specimen) dari suatu
bahan resistivitas tersebut untuk
bahan-bahan isotropik, di defenisikan
dari:
(2.3)
Resistivitas tembaga adalah 1,7 x 10-8
resistivitas kuarsa lebur (fused quartz)
adalah kira-kira 1016Ώ m. Sejumlah kecil sifat-sifat fisis dapat diukur pada jangkuan nilai-nilai seperti itu, tabel 31-1 memberikan daftar sifat-sifat
listrik untuk loam-logam yang lazim dikenal.
Seringkali
kita lebih suka berbicara mengenai konduktivitas (conduktivity)(σ)dari suatu
bahan dari pada berbicara mengenai resistivitasnya. Konduktivitas adalah kebalikan dari
resistivitas yang dihubungkan oleh :
σ=1/ρ (2.4)
Satuan-satuan SI dari σ adalah (Ώ
. m)-1
Tinjaulah sebuah penghantar silinder, yang luas
penampangnya A dan panjangnya l, yang mengangkut sebuah harus i yang tetap. Marilah kita pakaikan sebuah perbedaan
potebsial V di antara ujung-ujung penghantar tersebut. Jika penampang-penampang silinder pada setiap
ujung adalah merupakn permukaan-permukaan ekipotensial, maka medan listrik dan rapat arus harus
konstan untuk semua titik di dalam silinder dan akan mempunyai nilai-nilai
E =
dan j=
(2.5)
Maka
kita dapat menuliskanresistivitas р tersebut sebagai
Р=
=
(2.6)
Tetapi
V/i adalah hambatan R yang dapat dinyatakan sebagai
R=ρ
(2.7)
V, i dan R adalah
kuantitas-kuantitas makroskopik yang untuk sebuah benda khas atau daerah yang
diperluas. Kuantitas-kuantitas
mikroskopik yang bersangkutan adalah E ,j dan р, kuantitas-kuantitas mikroskopik ini mempunyai
nilai di tiap-tiap titik di dalam sebuah benda, kuantitas-kuantitas
makroskopikj tersebut dihubungkan terhadap satu sama lain oleh persamaan 31-6
(V = iR) dan kuantitas-kuantitas mikroskopik dihubungkan terhadap satu sama lain oleh persamaan 31-8a
yang dapat dituliskan didalam bentuk vektor sebagai E = jр.
Kuantitas-kuantitas makroskopik tersebut dapat
dicari dengan mengintegralkan terhadap kuantitas-kuantitas mikroskopik dengan
menggunakan hubungan-hubungan yang sudah diberikan,yakni:
i=∫idS
(2.8)
dan
Vab=-∫bE.dI.
(2.9)
Integral didalam persamaan 31-4 adalah sebuah
integral permukaan, yang dilakukan pada setiap penampang penghantar. Integral di dalam persamaan 29 adalah sebuah
integral garis yang dilakukan sepanjang sebuah garis sebarang yang ditarik
sepanjang penghantar tersebut dan yang menghubungkan setiap dua permukaan
ekipotensial yang diidentifikasi oleh a dan b. Untuk sebuah kawat panjang yang
di hubungkan ke sebuah permukaan ekipotensial baterai a dapat dipilih sebagai
sebuah penampang kawat di dekat terminal baterai yang positif dan b dapat di
pilih sebagai sebuah penampang kawat di dekat terminal negatif.Kita dapat
menyatakan hambatan sebuah penghantar diantara a dan b di dalam suku-suku
mikroskopik dengan membagi kedua-dua persamaan ini
R=Vab/i
(2.10)
Jika penghantar tersebut adalah sebuah silinder
panjang yang penampangnya A dan panjangnya l,dan jika titik a dan titik b
adalah merupakan ujung-ujungnya,maka persamaan yang terdahulu untuk R(lihat
persamaan 31-8a) akan direduksi menjadi:
R=
=
(2.11)
Kuantitas-kuantitas makroskopik V, i,dan R
terutama adalah sangat penting bila kita membuat pengukuran-pengukuran listrik
pada benda-benda penghantar yang riel (nyata). Kuantitas-kuantitas makroskopik
tersebutlah yang kita baca pada alat-alat pengukur.kuantitas-kuantitas
mikroskopik,E, j dan р terutama adalah sangat penting bila kita membahas sifat
fundamental bahan (dan bukan sifat bahan contoh), seperti yang biasanya kita
bahas di dalam bidang penelitian fisika zat padat(solid state physics).
Jadi bagian 31-4 dengan sesuai akan membahas
tinjauan atom mengenai resistivitas sebuah logam dan bukan membahas hambatan
sebuah bahan contoh logam. Kuantitas-kuantitas mikroskopik tersebut adalah
penting bila kita berminat mempelajari sifat bagian dalam dari benda-benda
penghantar yang bentuknya tak teratur.[2]
Logam merupakan suatu kristal benda padat yang
berisi pita terisi sebagian. Elektron-elektron dalam pita ini dapat bergerak
bebas karena pita tidak terisi. Kalau medan listrik diterapkan, elektron
mendapatkan tambahan energi dari medan dan bergerak kedalam keadaan energi
lebih tinggi yang kosong berda dalam berdekatan dengan tingkat-tingkat terisi
dalam pita yang terisi sebagian. Sehingga hantaran elektron mudah terjadi dalam
logam. Karena itu merupakan penghantaran yang baik. Pita yang tersi sebagian
dan benda padat yang berperan untuk menghantarkan elektron dinamakan
hantaran-hantaran dari benda padat. Elektron-elektron dalam pita ini dinamakan
elektron-elektron bebas.
Semikonduktor intrinsic merupakan
semikonduktor yang tidak ditambalkan atom-atom lain.Germanium dan siliokon adalah semikonduktor murni yang
terpenting yang digunakan dalam alat-alat semikonduktor murni yang terpenting
yang digunakan dalam alat-alat semikonduktor.Struktur Kristal dari bahan ini
mengulang-ulang yang teratur dalam tiga dimensi dari bahan ini mengulang-ulang
yang teratur dalam tiga dimensi dari sel-sel berupa tetrahedron (limas segitiga
yang semua sisinya sama panjang)dengan sebuah atom di setiap titik sudutnya.
Benda padat dimana atom-atom tersusun dalam
pola geometri yang teratur dan berulang, dikenal sebagai kristal. Kedudukan
atom dalam kristal dinyatakan oleh deretan titik-titik dalam ruang. Deretan
titik-titik dalam ruang ini dinamakan jaringan kristal. Jarak antara atom-atom
dalam kristal tetap dan dinamakan konstanta jaringan dan kristal.Lebar pita
tergantung pada tngkat energi bersangkutan dalam atom terisolasi dan jarak
antara atom-atom dalam kristal padat. Tingkat energi bawah sedikit dipengaruhi
oleh interaksi antara atom-atom bersebelahan dan karena itu menjadi pita yang
sangat sempit. Sebaliknya, tingkat energi yang lebih tinggi sangat dipengaruhi
oleh interaksi antara atom-atom bersebelahan dan berlubang menjadi pita yang
lebar.Setiap atom germanium dalam Kristal menyumbangkan empat electron,jadi
atom tersebut ialah tetravalent (valensinya empat).
Lebar pita tergantung pada tngkat energi
bersangkutan dalam atom terisolasi dan jarak antara atom-atom dalam kristal
padat. Tingkat energi bawah sedikit dipengaruhi oleh interaksi antara atom-atom
bersebelahan dan karena itu menjadi pita yang sangat sempit. Sebaliknya,
tingkat energi yang lebih tinggi sangat dipengaruhi oleh interaksi antara
atom-atom bersebelahan dan berlubang menjadi pita yang lebar. Jarak antara
atom-atom dalam kristal padat berbeda-beda dari benda padat satu ke benda padat
lain tetap besarnya untuk benda tertentu. Sehingga lebar dari pita tergantung
pada jenis kristla padat dan lebih besar untuk benda padat yang jarak antar
atomnya lebih kecil. Sekali lagi, jumlah tingkat energi dalam pita sama denga
jumlah atom dalam kristal padat tetapi lebar pita tidak tergantung pada jumlah
atom. Sehnigg kalau jumlah ato membesar, jarak untuk tingkat dalam energi
menurun.
Dalam praktek, jarak antara tinggi dapat pita
sedemikian kecilnya sehingga pita dapat dianggap kontinyu. Elektron merupakan
salah satu partikel dasar yang membentuk atom. Muatan elektron negatif , dan
mempunyai harga yang paling kecil. Semua muatan yang ada merupkan kelipatan
dari muatan elektron. Massa elektron tergantung pada kecepatannya. Kalau
kecepatan elektron jauh lebih keecil daripada kecepatan cahaya massa elektron
dinamakan massa diam (rest mass).Satuan elektron yang paling luas digunakan
adalah volt elektron, disingkat eV. Volt elektron ini didefenisikan sebagai
energi kinetis yang diperlukan oleh satu elektron yang mula-mula diam untuk
melewati beda potensial satu volt. Dalam kristal yang terdiri dari atom ringan
dan mempunyai gaya ikatan kuat, panjang gelombang diri dari atom yang ringan
mempunyai gaya ikatan kuat, panjang gelomabang resonansi berada didalam daerah
inframerah, sedangkan yang terdiri atom yang berat dengan gaya ikatan lemah,
menunjukkan absorbsi resonansi pada panjang gelombang yang lebih panjang. Kedua
absorbsi lain terjadi kalau elektron dari atom dan ion dieksitasi oleh cahaya
yang diabsorbsi. Dalam bahan yang memiliki elektron bebas, absorbsi demikian
terjadi dalam daerah cahaya tampak, dan logam tentu tidak bebas, absorbsi
demikian terjadi dalam daerah cahaya tampak, dan logam tentu tidak tembus
cahaya. Kalau medan listrik bekerja diluar suatu isolator, terjadi perpindahan
dan deformasi dalam distribusi elektron dalam ion, dan posisi tempat ion dapat berubah sedikit bagi beberapa jenis
bahan. Kalau momen dipol terbentuk dan meningkat menurut medan listrik, gejala
ini disebut polarisasi. Dalam kristal yang tidak mempunyai titik pusat simetri,
tempat kation dikelilingi oleh anion yang pada umumnya bergeser dari titik
pusatnya dan kristal ada dalam keadaan terpolisasi tanpa adanya medan listrik
luar. Gejala ini disebut gejalal polarisasi spontan. Isolator yang
dipolarisasikan oleh medan listrik luar disebut dielektrik.
Kurva khas antara medan listrik
terpolirisasi ditunjukkan dalam bahan para elektrik, polarisasi berbanding
lurus dengan medan listrik dalam suatu daerah tertentu. Dalam bahan
paraelektrik, ada daerah(domain) polarisasi spontan yang dapat dibalik. Arahnya
dapat di arahkan sejajar dengan medan listrik diatas medan coercive
(pengkutupan). Dengan pengkutuban ini polarisasi sisa (Pr) tertinggal apabila
medan listrik dihilangkan, kurva menunjukkan lup histerisis yang jelas. [3]
Berbagai logam menampakkan gejala, bahwa pada suhu-suhu
yang sangat rendah daya hantar listriknya bertambha. Bahkan pada suhu-suhu yang
mendekati nol derajat Kelvin (00K), resistansi bahan itu mendekati
nol. Gejala ini dinamakan superkonduktivitas. Sebagaimana diketahui, suhu 00K adalah suhu
yang dinamakan nol absolute ( absolute
zero).Sifat superkonduktivitas pertama kali ditemukan oleh ahli fisika
BELANDA Kamerlingh Onnes pada tahun 1991. Kamerling Onnes menemukan bahwa
resisansi sebuah kawat merkuri mendadak menghilang, bila mencapai kedinginan 40K.
Suatu sifat lain yang ada pada suatu bahan
yang mencapai tarap superkonduktivitas adalah bahwa material itu sukar
ditembus olehmedan magnet dari luar. Dengan perkataan lain, mempunyai resistansi megnetik
yang tinggi. Sifat ini dinamakan
diamagnetic.
Pada suhu yang lebih tinggi, misalnya pada suhu ruang
(300oK), sebagian elektron dipita valensi memiliki energy yang cukup
untuk berransisi ke pita konduksi. Hasilnya, terdapat elektron pada pita
konduksi dan tercipta lubang pada pita valensi. Pada 0 oK elektron terdistribusi
dalam pita valensi sampai tingkat tertinggi yang disebut tingkat Fermi, EF (akan
kita bahas di bab berikutnya). Pada temperature kamar elektron di sekitar
tingkat energi Fermi mendapat tambahan energi dan mampu naik ke orbital
di atasnya yang masih kosong. Elektron yang naik ini relative bebas
sehingga medan listrik dari luar akan menyebabkan elektron bergerak dan terjadilah
arus listrik.
Oleh
karena itu material dengan struktur pita energi seperti ini, di mana pita
energi yang tertinggi tidak terisi penuh, merupakan konduktor yang baik (juga
disebut metal). Pita valensi 3s pada padatan Na yang
setengah terisi disebut juga pita konduksi. Terciptanya
lubang ini oleh karena terbentuk kekosongan (muatan) sebagai akibat transisi
elektron antar pita, dari valensi ke konduksi. Baik elektron pada pita konduksi
maupun lubang pada pita valensi dapat bergerak bila pada semikonduktor tersebut
diberikan medan listrik. Dengan kata lain, dalam keadaan intrinsic ini (tanpa
pengotor) aliran listrik dalam semikonduktor dihantarkan oleh elektron dan
lubang.Sehingga elektron-elektron
bergerak pada hole pada sebuah semikonduktor instrinsik.
Pemikiran untuk membuat desain kabel superkonduktif memperkirakan
penggunaaan pakem atau helium sebagai isolasi. Hal ini berdasarkan pada alas
an-alasan:
·
Pakem maupun helium mempunyai fungsi lain, selain sebagai isolasi. Karena
adanya fungsi ganda maka disain dapat
dibuat dengan ukuran kecil.
·
Dapat dihindarkan adanya kerugian kerugian dielektrik.
Walaupun
sebuah kabel yang diinginkan jauh lebih rumit dariada sebuah kabel
konvensional, secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa untuk kabel – kabel penting hal
tersebut masih juga menguntungkan. Pertama adanya peningkatan yang cukup besar
dari arus listrik, atau daya ang dapat dioperasikan per kabel.
Kemudian
dapat pula disebuta danya pengurangan
keperluan ruang bagi instalasi
seluruhnya. Dan daya terakhir dapat disebut adanya kemungkinan biaya operasi.Struktur pita sebuah konduktor , misalnya tembaga memiliki sifat
yang pokok yaitu bahwa pita yang paling energetic yang mengandung sembarang
banyaknya elektron hanyalah terisi sebagian. Ada keadaan-keadaan kosong diatas
tingkat energy.
Karena belitan stator dilalui arus bolak balik, maka superknduktor tidaak dapat dipakai untuk bagiana mesin. Lain
halnya dengan rotor, yang mengalirkan arus searah. Logam
merupakan suatu kristal benda padat yang berisi pita terisi sebagian.
Elektron-elektron dalam pita ini dapat bergerak bebas karena pita tidak terisi.
Kalau medan listrik diterapkan, elektron mendapatkan tambahan energi dari medan
dan bergerak kedalam keadaan energi lebih tinggi yang kosong berda dalam
berdekatan dengan tingkat-tingkat terisi dalam pita yang terisi sebagian.
Sehingga hantaran elektron mudah terjadi dalam logam. Karena itu merupakan
penghantaran yang baik. Pita yang tersi sebagian dan benda padat yang berperan
untuk menghantarkan elektron dinamakan hantaran-hantaran dari benda padat.
Elektron-elektron dalam pita ini dinamakan elektron-elektron bebas.
Semikonduktor intrinsic merupakan
semikonduktor yang tidak ditambalkan atom-atom lain.Germanium dan siliokon adalah semikonduktor murni yang
terpenting yang digunakan dalam alat-alat semikonduktor murni yang terpenting
yang digunakan dalam alat-alat semikonduktor.Struktur Kristal dari bahan ini
mengulang-ulang yang teratur dalam tiga dimensi dari bahan ini mengulang-ulang
yang teratur dalam tiga dimensi dari sel-sel berupa tetrahedron (limas segitiga
yang semua sisinya sama panjang)dengan sebuah atom di setiap titik sudutnya.
Benda padat dimana atom-atom tersusun dalam
pola geometri yang teratur dan berulang, dikenal sebagai kristal. Kedudukan
atom dalam kristal dinyatakan oleh deretan titik-titik dalam ruang. Deretan
titik-titik dalam ruang ini dinamakan jaringan kristal. Jarak antara atom-atom
dalam kristal tetap dan dinamakan konstanta jaringan dan kristal.Lebar pita
tergantung pada tngkat energi bersangkutan dalam atom terisolasi dan jarak
antara atom-atom dalam kristal padat. Tingkat energi bawah sedikit dipengaruhi
oleh interaksi antara atom-atom bersebelahan dan karena itu menjadi pita yang
sangat sempit. Sebaliknya, tingkat energi yang lebih tinggi sangat dipengaruhi
oleh interaksi antara atom-atom bersebelahan dan berlubang menjadi pita yang
lebar.Setiap atom germanium dalam Kristal menyumbangkan empat electron,jadi
atom tersebut ialah tetravalent (valensinya empat).
Lebar pita tergantung pada tngkat energi
bersangkutan dalam atom terisolasi dan jarak antara atom-atom dalam kristal
padat. Tingkat energi bawah sedikit dipengaruhi oleh interaksi antara atom-atom
bersebelahan dan karena itu menjadi pita yang sangat sempit. Sebaliknya,
tingkat energi yang lebih tinggi sangat dipengaruhi oleh interaksi antara
atom-atom bersebelahan dan berlubang menjadi pita yang lebar. Jarak antara
atom-atom dalam kristal padat berbeda-beda dari benda padat satu ke benda padat
lain tetap besarnya untuk benda tertentu. Sehingga lebar dari pita tergantung
pada jenis kristla padat dan lebih besar untuk benda padat yang jarak antar
atomnya lebih kecil. Sekali lagi, jumlah tingkat energi dalam pita sama denga
jumlah atom dalam kristal padat tetapi lebar pita tidak tergantung pada jumlah
atom. Sehnigg kalau jumlah ato membesar, jarak untuk tingkat dalam energi
menurun.
Diantara pengguanan lain daripada
superkonduktivitas dapat disebut pembuatan magnet-magnet yang sangat kuat.Mesin
MHD (magneto hidrodinamika) memerlukan sebuah magnet yang kuat [4]
Resistivitas suatu logam akan naik seinring
dengan naiknya suhu.Untuk perkiraan pertama resistivitas itu linear(kecuali di
dekat nol mutlak). Kita tidak memiliki dasar untuk menyimpulkan bahwa n
berkurang secara signifikan dengan naiknya suhu pada suatu logam.Alih-alih kita
harus memeriksa mobilitasnya,μ intensitas dari agitasi termal akan naik seiring
dengan naiknya suhu (terkecuali pada suhu-suhu yang sangat rendah).
Agitasi yang naik ini akan mengurangi
jarak-jarak bebas rata-rata dari electron dengan cara menurunkan keberaturan
dan oleh karenanya menurunkan kaberaturan Kristal dan oleh karenanya menurunkan
mobilitas electron pada suatu logam. Pengaruh perubahan resistivitas ini sangat
berpengaruh bagi insinyur yang mendesain peralatan listrik.Dalam beberapa kasus
kompensasi harus di berikan pada suatu rangkaian untuk menghindari kepekaan
suhu ini menjadi “rem” yang bermanfaat,akan menjelaskan suhu ini pada suatu
aplikasi yang sudah kita kenal (pemanggang roti).Kita dapat menentukan hubungan
ρ versus T dengan koefisien resistivitas
suhu yT sebagai berikut:
ρT = ρ (0℃) ( 1 + yT ∆T)
(2.12)
Dimana ρc adalah resistivitas pada 0℃,dan T adalah (T- 0℃ ).Nilai koefisien ini kira-kira 0,004/℃ untuk logam murni.Ini menunjukan bahwa jarak
bebas rata-rata electron ini berkurang sebesar dua kali lipat di antara 0℃ dan 250℃.
Resistivitas dalam Larutan Padat Satu faktor
lain yang dapat mengurangi jarak bebas rata-rata dari electron dalam suatu
logam ialah kehadiran atom-atom terlarut. Paduan larutan padat selalu memiliki
logam-logam komponen murninya.
Alasan dari kesimpulan umum ini ialah bahwa
electron akan menjumpai suatu ketidakberaturan dalam potensial setempat dari
kisi Kristal ketika electron ini mendekati suatu atom
pengotor.Pertama-tama,kisi sedikit terdistorsi dalam suatu paduan seperti
kuningan,karena jari-jari atomnya berbeda beberapa persen;di samping itu,
sebuah atom seng memiliki 30 proton, sedangkan tembaga hanya 29 proton.
Perbedaan ini juga mengubah medan setempatnya. meskipun kelihatannya kecil,
perbedaan inijuga mengubah medan setempatnya membelokkan lebih banyak elektron
lagi dan mengurangi jarak bebas rata-ratanya.karena kuningan ( 70 Cu – 30 Zn)
memiliki resisvitas tiga atau empat kali resistivitas tembaga murni kita dapat
mengasumsikan bahwa jarak bebas rata-rata untuk elektron dalam kuningan hanya
25 hinggga 30 persen dari jarak bebas rata-rata dalam tembaga murni. Bila
konduktivitas yang tinggi merupakan persyaratan utama dalam suatu desain.
Secara
empiris kita dapat menyatan peningkatan resistivitas (penurunan konduktivitas)
yang terjadi melalui larutan padat ini sebagai
ρ
(x= Yx ) x(1-x)
( 2.13)
Dimana x adalah fraksi atom terlarut dan (1-x)
adalah fraksi atom dari pelarut padatnya.Koefisien resistivas larutan y_x,sudah
tertentu untuk setiap paduan biner.Kerja dingin dapat menaikkan resistivitas
logam kanaikan ini sebagian disebabkan oleh dislokasi-dislokasi ini membelokan
electron-elektron dari pergerakan mirip gelombang mereka,memperpendek jarak
bebas rata-ratanya,dan menurunkan mobilitas electron tersebut.Panganilan
menghilangkan kerusakan regangan di dalam Kristal-kristal dan memulihkan
konduktivitas semula.Dimana subskrip menunjukkan suhu (T),kandungan atom
terlarut (x) dan regangan (e).
Pemikiran untuk membuat desain kabel superkonduktif memperkirakan
penggunaan pakem atau Helium sebagai isolasi.
Untuk meringankan
biaya, system kabel superkonduktor didesain sedemikian rupa, sehingga system
pendinginan tidak bekerja bila tidak ada arus yang mengalir, ataupu bilamana
yang mengalir merupakan arus gangguan.Karenanya superkonduktor dilengkapkan
dengan suatu lapisan logam biasa, yang mengalirkan arus gangguan itu.Lapisan
ini sekalian merupakan dukungan mekanis untuk superkonduktor.Berbagai studi
perbandingan menampakkan, bahwa biaya keseluruhan terendah diperoleh bila
dipakai kepadatan arus yang setinggi mungkin.Karenanya Neobium merupakan
material yang diperkirakan memenuhi syarat walaupun harganya lebih tinggi.
Karena belitan stator dilalui arus bolak-balik, maka
superkonduktor tidak dapat dipakai untuk bahagian mesin ini.Lain halnya dengan
rotor yang mengalirkan arus searah.Berbagai studi kelayakan telah dilakukan
untuk membuat desain sebuah rotor dengan superkonduktor. Beberapa hal menonjol
dari desain rotor itu dapat disebut sebagai berikut : rotor baru ini tidaka
akan mempunyai besi, kecuali pada kedua ujungnya, belitan diletakkan dalam
sebuah silinder yang merupakan didinginkan dengan Hellium cair. Belitan
dilindungi dari pengarus arus bolak-balik oleh sebuah silinder yang terbuat
dari tembaga yang ikut berputar.Badan rotor terdiri atas suatu silinder dari
bahan buatan dengan kedua ujungnya yang terbuat dari baja.Rotor ini kuat sekali
terutama pada suhu-suhu rendah. Rotor dari besi tidak akan dapat dipakai,
karena dapat menghantarkan terlampau banyak panas dari kedua ujungnya.
fotokonduktivitas dibuat dengan tujuan
menghasilkan perubahan resistansi atau tegangan ketika disinari dengan suatu
cahaya. Fotokonduktivitas sendiri adalah fenomena optik dan listrik di dalam
suatu material yang menjadi lebih konduktif ketika menyerap radiasi
electromagnet seperti cahaya tampak, sinar ultraviolet, sinar inframerah atau
radiasi gamma. Ketika cahaya diserap oleh sebuah material seperti
semikonduktor, jumlah dari perubahan electron bebas dan hole meningkatkan
konduktivitas listrik dari semikonduktor. Eksitasi cahaya yang menumbuk
semikonduktor harus mempunyai cukup energi untuk meningkatkan jumlah electron
yang menyeberangi daerah terlarang atau oleh eksitasi pengotoran dengan daerah
bandga.[5]
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 PERALATAN
1.
Lampu Holinz
Berfungsi sebagai sumber cahaya yang akan
diserap energi elektromagnetiknya.
2.
PSA Adjust
Berfungsi sebagai sumbert tegangan dc.
3.
Prisma
Berfungsi mempolarisasikan cahaya sehingga diperoleh warna hijau dan merah.
4.
Slide
Berfungsi untuk pemfokus cahaya.
5.
Polarisator
berfungsi sebagai alat untuk mengatur sudut
polarisasi.
6.
Sel Fotokonduktif Cds
Berfungsi sebagai media yang akan diuji
konduktivitasnya.
7.
Statif
Berfungsi tempat kedudukan semua peralatan.
8.
Senter
Berfungsi Sebagai penerang untuk melihat hasil pengukuran atau untuk
membantu pada saat melihat multimeter digital.
9.
Kabel Penghubung
Berfungsi untuk menghubungkan satu
peralatan dengan peralatan yang lain.
10. Multimeter Digital(Ammeter dan Voltmeter)
Berfungsi untuk :mengukur kuat arus dan tegangan.
3.2 BAHAN DAN KOMPONEN
-
3.3 PROSEDUR
3.3.1 Dengan
Memvariasikan tegangan
1. Disediakan semua peralatan
2. Dihubungkan PSA
dengan Multimeter Digital (Voltmeter) Secara parallel.
3. Dihubungkan
sel fotokonduktivitas Cds , Multimeter Digital (Ammeter), dan PSA Adjust secara seri
4. Dihidupkan
seluruh peralatan
5. Diatur posisi
prisma sehingga menghasilkan spektrum merah
6. Diatur tegangan
PSA adjust menjadi 0 volt
7. Diamati dan
dicatat arus yang dihasilkan pada Multimeter Digital (ammeter)
8.
Diulangi langkah 5 dan 6, dengan menaikkan tegangan PSA adjust dari 5 volt
sampai 25 volt, dengan interval 5 volt
9. Diamati dan
dicatat arus yang dihasilkan Mulltimeter Digital (ammeter)
10. Diulangi
percobaan yang sama dengan mengatur posisi prisma dan spektrum hijau.
3.3.2. Dengan memvariasikan sudut polarisasi
1. Disediakan semua
peralatan.
2. Dihubungkan PSA
dengan Multimeter Digital (Voltmeter), secara paralel.
3. Dihubungkan
sel Fotokonduktivitas Cds, Multimeter Digital (Ammeter), dan PSA Adjust secara seri.
4. Dihidupkan
seluruh peralatan.
5. Diatur posisi
prisma sehingga menghasilkan spektrum merah.
6. Diatur sudut
polarisasi dengan posisi sudut 0o
7. Diatur tegangan
pada 5 volt
8. Diamati dan
dicatat arus yang dihasilkan pada Multimeter Digital (ammeter)
9. Diulangi
percobaan yang sama dengan menggantikan sudut polarisator dari 15o-
60o dengan interval 15o. Kemudian dicatat arus yang
dihasilkan Multimeter Digital
10.Diulangi
percobaan yang sama, dengan menaikkan tegangan PSA adjust dari 5 volt sampai 25 volt, dengan
interval 5 volt
11. Diamati dan
dicatat arus yang dihasilkan Mulltimeter Digital (ammeter)
12.
Diulangi percobaan yang sama dengan mengatur posisi prisma dan spektrum warna
hijau.
4.2 ANALISA DATA
1.
Menghitung nilai R untuk warna
merah dan hijau
1.1 Percobaan I
V = 5 volt
V = 5 volt
V
= 10 volt
V
= 15 volt
V
= 20 volt
1.2
Percobaan II
V = 5 volt ; ϴ = 0o
V = 5 volt ; ϴ = 0o
V
= 5 volt ; ϴ = 15o
V
= 5 volt ; ϴ = 30o
V
= 5 volt ; ϴ = 45o
V
= 10 volt ; ϴ = 0o
V
= 10 volt ; ϴ = 15o
V
= 10 volt ; ϴ = 30o
V
= 10 volt ; ϴ = 45o
V
= 15 volt ; ϴ = 0o
V
= 15 volt ; ϴ = 15o
V
= 15 volt ; ϴ = 30o
V
= 15 volt ; ϴ = 45o
V
= 20 volt ; ϴ = 0o
V
= 20 volt ; ϴ = 15o
V
= 20 volt ; ϴ = 30o
V
= 20 volt ; ϴ = 45o
2.
Menghitung nilai σ untuk
masing-masing warna
V
= 5 volt ; ϴ = 0o
V
= 5 volt ; ϴ = 15o
V
= 5 volt ; ϴ = 30o
V
= 5 volt ; ϴ = 45o
V
= 10 volt ; ϴ = 0o
V
= 10 volt ; ϴ = 15o
V
= 10 volt ; ϴ = 30o
V
= 10 volt ; ϴ = 45o
V
= 15 volt ; ϴ = 0o
V
= 15 volt ; ϴ = 15o
V
= 15 volt ; ϴ = 30o
V
= 15 volt ; ϴ = 45o
V
= 20 volt ; ϴ = 0o
V
= 20 volt ; ϴ = 15o
V
= 20 volt ; ϴ = 30o
V
= 20 volt ; ϴ = 45o
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
1.
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa : Karakteristik Cds terhadap tegangan listrik yang bervariasi
dapat menunjukkan apabila sel fotokonduktivitas Cds warna merah dan warna hijau
menghasilkan arus listrik yang meningkat sebanding dengan meningkatnya tegangan
yang diberikan, sedangkaan karakteristik Cds saat diberi beri perlakuan dimana
tagangan dan sudutnya di variasikan, maka akan menunjukkan kenaikan arus
listrik yang sebanding dengan peningkatan sudut dan tegangan.
2.
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa : Prinsip kerja dari fotokonduktivitas adalah dengan menggunakan
prinsip foto listrik. Dimana energi foton diubah menjadi energi elektron di
dalam fotokonduktivitas. Adapun prinsip kerja dari Cds adalah saat gelombang
elektromagnetik mengenai permukaan Cds, maka elektron yang berada dalam susunan
Cds mengalami pergerakkan saat menyerap energi tersebut. Dan elektron bergerak
dengan didukung oleh alat lainnya sehingga mampu menghantarkan listrik.
3.
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa : Pengaruh besar sudut terhadap kuat arus adalah semakin besar
sudut yang diberikan, maka semakin besar pula arus yang dihasilkan dan semakin
besar tegangan yang diberikan maka semakin besar pula arus yang dihasilkan.
4.
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa : Hubungan intensitas cahaya dengan spektrum warna adalah
semakin besar spektrum warna maka semakin tinggi intensitas cahayanya sebaliknya
semakin kecil intensitas maka semakin kecil pula intensitasnya.
5.2 SARAN
1. Agar praktikan selanjutnya teliti dalam melihat hasil pengukuran kuat arus pada ammeter.
2. Agar praktikan selanjutnya teliti dalam melihat cahaya yang dihasilkan melalui prisma.
3. Agar
praktikan selanjutnya teliti dalam
melihat hasil pengukuran tegangan pada voltmeter.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Chattopadhyay, D. 2005. Dasar Elektronika.
Edisi kedua. Jakarta: UI.
Hal. 84-86
[2]
Hayt, William. 2001. Elektromagnetika. Edisi ketujuh. Jakarta: Erlangga.
Hal: 115-119
[3]Kadir, Abdul.1990.Energi. Edisi Keenam. Jakarta: Penerbit
Salemba Teknika.
Hal. 422-425
[4]Smith Ralph.1989.Rangkaian
Piranti dan Sistem.Jakarta:Erlangga.
Hal. 45-50
Diakses
tanggal 21 November 2013
Medan,16 November 2013
Asisten, Praktikan,
Asisten, Praktikan,
( Indra Tarigan) (rinto pangrib)
No comments:
Post a Comment