Wednesday 30 October 2013

Cara Membuat Rangkaian Pembagi Arus


Rangkaian Pembagi Arus memang cukup jarang ditemui di beberapa perangkat elektronik. Namun rangkaian ini memiliki fungsi penting terutama jika anda akan melakukan pemasangan komponen atau perangkat Ampere Meter yang biasanya digunakan untuk mengukur arus secara paralel. Dan juga jika pembagian arus lebih dari 1, rangkaian ini bisa anda gunakan. Dua buah komponen resistor menjadi bagian penting yang tidak boleh terlewatkan jika anda ingin membuat rangkaian tersebut. Salah satu kaki resistor digabungkan menjadi satu ke sumber tegangan dan kaki yang lain atau sisanya dihubungkan ke beban.
Rangkaian Pembagi Arus
Gambar rangkaian pembagi arus di atas adalah bentuk sederhana dari rangkaian pembagi arus tersebut. Perhitungan untuk mendapatkan arus total atau disimbolkan I akan terbagi ke rangkaian resistor R1 dan juga R2 hingga memiliki simbol I1 dan juga I2.
Perhitungan rumus :
I : I1 + I2 : V/R1 + V/R2
Terlihat dengan jelas bahwa melalui rumus tersebut masing-masing arus akan terbagi menjadi 2 hingga membentuk I1 dan I2. Nilai dari I1 dan juga I2 ini memiliki besaran atau nilai yang sama dengan R1 dan R2 yang dialiri oleh arus tersebut. Besaran nilai konduktansi yang disimbolkan oleh G akan sama dengan nilai dari resistor baik R1 dan R2. Perhitungan rumusnya adalah :
G : 1/R
I1 : I * G1 / G1 + G2
I 2 : I * G2 / G1 + G2
Untuk mengetahui perangkat atau rangkaian apa saja yang menggunakan aplikasi rangkaian pembagi arus ini dapat anda temukan pada rangkaian pembagian arus untuk komponen LED yang tertera pada gambar atau skema di bawah ini.
Resistor pada rangkaian LED ini memiliki 2 fungsi. Yang pertama tentu saja untuk pembagi arus dan juga untuk melakukan pembatasan arus yang melewati rangkaian LED tersebut. Nilai atau besaran resistor ini harus seimbang dan sesuai dengan arus maksimal yang melewati LED ini. Besaran atau nilai resistor harus sama besar yang dipasang di rangkaian tersebut agar LED menyala sama terang dan juga arus terbagi secara rata dan seimbang.

Rangkaian Echo Menggunakan TDA 1097

Rangkaian Echo sering digunakan dalam sound sistem. Biasanya echo dipadukan dengan amplifier. Namun sebelumnya, ditambah pre-amp mic dulu pada bagian inputnya. Kehadiran echo dalam sound sistem cukup penting karena bisa memperindah suara. Selain dipasang secara terpisah, echo juga sudah dijadikan satu dengan bagian lainnya, misalnya pada mixer, power amplifier, dan lain sebagainya. Bahkan dalam dunia broadcasting echo tak jarang dipergunakan untuk tujuan siaran, terutama siaran radio, mixing, dubbing, dan lain-lain.
Untuk itu, yuk mari kita membuat Rangkaian Echo. Rangkaian ini tidak membutuhkan dana yang banyak. Komponen-komponen yang diperlukan juga cukup gampang didapat di toko-toko yang menyediakan komponen elektronika di kota Anda. Sebagai bahan kajian, di bawah ini kami sajikan gambar skemanya untuk dipelajari secara seksama.
Gambar Skema Rangkaian Echo
Gambar Skema Rangkaian Echo
Daftar komponen :
R1, R5, R8, R13, R14, R17       = 100K
R18, R19, R20, R21, R22, R24 = 100K
R10, R11, R12, R16           = 1K
R15                          = 200K
R23                          = 39K
C1, C10, C14, C15  = 1uF/50V
C2                           = 100pF
C3                           = 5,6pF
C4, C6, C13, C20    = 100nF
C18, C19                 = 22uF/16V
C7, C8                     = 1nF
C9                            = 470pF
C11, C12                  = 68nF
C16                          = 330pF
C17                          = 15nF
VR1, VR4                 = 100K
VR2                          = 5K
VR3, VR6                 = 100K
VR5                          = 250K
TR1                          = BC549
IC1                          = TLo84
IC2                          = TDA1097
Dengan menggunakan Rangkaian Echo dapat dihasilkan pengulangan suara secara beruntun (menggema). Sebagai kunci utama dari rangkaian echo ini adalah sebuah IC TDA1097 dengan catudaya sebesar Rp 4 Volt. Dalam merakit rangkaian ini sangat diperlukan kesabaran dan ketelitian, misalnya sebelum komponen dipasang, periksa dulu jalur-jalur PCB-nya apakah sudah benar. Solder usahakan jangan terlalu pacar karena akan merusak komponen. Dalam pemasangan IC sebaiknya menggunakan soket IC
http://elektronikadasar.org/wp-content/uploads/2013/02/Gambar-Skema-Rangkaian-Echo.jpg

Skema Rangkaian Echo Menggunakan Repeater PT2399

Rangkaian Echo Repeater PT2399 merupakan rangkaian pembangkit gema pada sistem audio. Rangkaian ini pada umumnya dipasang pada sistem pengolah sinyal audio dari microphone untuk membangkitkan efect gema dari sinyal audio microphone. Rangkaian Echo Repeater PT2399 dipasang setelah pengatur nada pada bagian mixer sinyal audio microphone. 

Rangkaian ini menggunakan IC PT2399 sebagai komponen utamanya, IC PT2399 merupakan IC yang didesain khusus oleh Princeton Technology Corporation sebagai echo prosesor. IC PT2399 merupakan prosessor echo digital yang mampu memberikan effect gema yang real. IC PT2399 menggunakan microcontroller sebagai pembangkit dan pengontrol gema dari sistem delay dan banyaknya pengulangan (repeat) gema tersebut. Untuk membuat Rangkaian Echo Repeater PT2399 dapat dilihat skema rangkaian dan komponen yang digunakan pada gambar berikut. 


Rangkaian Echo Repeater PT2399 ini dapat dioperasikan menggunakan sumber tegangan DC + 5 volt dari sebuah power supply. Dalam pemasangannya diberikan input dari output tone contrl microphone atau dari pre-amplifier microphone, kemudian output dari Rangkaian Echo Repeater PT2399 ini diberikan ke penguat audio atau amplifier. 

Pada Rangkaian ini terdapat 2 kontrol pembangkit effect gema yaitu “delay” dan “repeat”. Kontrol delay pada Rangkaian Echo Repeater PT2399 ini berfungsi untuk mengatur jarak pengulangan sinyal audio yang dibangkitkan. Sedangkan kontrol repeat pada Rangkaian Echo Repeater PT2399 ini berfungsi untuk mengatur banyaknya pengulangan sinyal audio yang dibangkitkan. 

Kontrol delay pada Rangkaian Echo Repeater PT2399 ini dapat diatur menggunakan potensiometer 20 KOhm yang terhubung pada pin 6 IC PT2399. Sedangakan kontrol repeat pada V ini dpaat diatur menggunakan potensiometer 50 KOhm pada pin 16 dan 14 IC PT2399.

Rangkaian Echo Sederhana


Rangkaian Echo tentu sudah sangat sering anda jumpai dan biasanya memang digunakan untuk perangkat sound sistem. Rangkaian echo ini bisanya juga dipadukan dengan perangkat audio amplifier. Penambahan pre-amp mic pada rangkaian echo serta amplifier ini sering dilakukan. Masuknya echo dalam perangkat sound sistem memiliki peranan yang sangat penting untuk bisa mempercantik suara. Rangkaian echo ini bisa dipasang terpisah dan juga bisa dipasang menjadi satu dengan rangakain lainnya seperti pada rangkaian mixer, power amplifier, dan juga perangkat audio lainnya. Rangkaian echo ini juga memiliki peranan penting di dunia broadcasting dimana sering dipergunakan untuk siaran, apalagi untuk siaran radio, mixing, dubbing.
Anda bisa membuat sendiri Rangkaian Echo yang ingin anda pasang. Tidak butuh dana yang banyak. Komponen yang anda perlukan tentu saja sangat mudah untuk ditemukan yang tersedia toko elektronika di sekitar tempat tinggal anda. Sebagai bahan kajian, di bawah ini kami sajikan gambar skemanya untuk dipelajari secara seksama.
Rangkaian Echo
Beberapa komponen yang bisa anda gunakan untuk membuat rangkaian echo adalah :
  • Resistor R1, R5, R8, R13, R14, R17 : 100 K
  • Resistor R18, R19, R20, R21, R22, R24 : 100 K
  • Resistor R10, R11, R12, R16 : 1 K
  • Resistor R15 : 200 K
  • Resistor R23 : 39 K
  • Kapasitor C1, C10, C14, C15 : 1 uF / 50 V
  • Kapasitor C2 : 100 pF
  • Kapasitor C3 : 5,6 pF
  • Kapasitor C4, C6, C13, C20 : 100 nF
  • Kapasitor C18, C19 : 22 uF/16
  • Kapasitor C7, C8 : 1 nF
  • Kapasitor C9 : 470 pF
  • Kapasitor C11, C12 : 68 nF
  • Kapastiro C16 : 330 pF
  • Kapasitor C17 : 15 nF
  • VR1, VR4 : 100 K
  • VR2 : 5 K
  • VR3, VR6 : 100 K
  • VR5 : 250 K
  • TR1 : BC549
  • IC1 : TLo84
  • IC2 : TDA1097

Rangkaian Sensor di Barengi Pembagi Tegangan


Pada Dasarnya sensor adalah suatu yang dapat mendeteksi perubahan sesuatu (suhu, intensitas cahaya, level, tekanan, kelembaban, dll) menjadi sinyal listrik yang dapat diolah untuk keperluan pengendalian dan teknik kontrol.

Pada artikel kali ini akan dijelaskan mengenai Prinsip Dasar Rangkaian Sensor dengan menggunakan prinsip Pembagi Tegangan, silahkan baca prinsip rangkaian pembagi tegangan.

Perhatikan gambar dibawah ini:

rangkaian+sensor
Prinsip Dasar Rangkaian Sensor >> Rangkaian Sensor dengan Pembagi Tegangan

Pada rangkaian terdapat dua variabel resistor yang disusun seri satu sama lain dengan sumber tegangan membentuk loop tertutp artinya besar tegangan di salah satu variable resistor tersebut berbagi dengan besar tegangan pada variabel resistor yang lain, kalau kita tulis secara matematis:

V sumber = V variabel resistor1 + V variabel resistor2

*Untuk perhitungan yang lebih detil sikahkan baca prinsip dasar rangkaian pembagi tegangan

Nah, pembagian tegangan inilah yang kita manfaatkan untuk membuat rangkaian sensor dengan memanfaat tegangan pada variabel resistor yang kedua yang digunakan untuk menjadi masukan pada basis transistor (transistor sebagai saklar), karena ketika bais mendapatkan tegangan maka transistor dapat mengalirkan arus dari kolektor ke emitor. pada kaki emitor iniah yang akan kita psang dengan beban yang akan dikendalikan seperti lampu, relay, atau bahkan untuk masukan ke kontroler seperti PLC atau juga mikrokontroler.

Berikut kondisi ketika Tahanan pada variabel resistor1 lebih besar dari tahanan pada variabel resistor2
rangkaian+sensor3
Prinsip Dasar Rangkaian Sensor >> Rangkaian Sensor dengan Pembagi Tegangan

Berikut kondisi ketika Tahanan pada variabel resistor2 lebih besar dari tahanan pada variabel resistor1
Prinsip Dasar Rangkaian Sensor >> Rangkaian Sensor dengan Pembagi Tegangan

Cara Membuat Rangkaian Sensor Cahaya


Rangkaian Sensor Cahaya adalah rangkaian yang digunakan untuk mengubah energi cahaya menjadi tegangan listrik. Dengan begitu, apabila sudah menjadi tegangan listrik dapat dipakai dalam rangkaian yang memakai cahaya sebagai penggeraknya. Komponen yang biasnaya digunakan pada rangkaian sensor cahaya adalah LDR (Light Dependent Resistor), Dioda Foto (Photo Diode) dan Transistor Foto (Photo Transistor). Prinsip kerja dari rangkaian sensor cahaya adalah mengubah energi foton menjadi elektron. Kalau kita uraikan lagi, 1 foton dapat membangkitkan 1 elektron. Penggunaan sensor cahaya sangat luas, yang paling populer dan sering digunakan adalah kamrea digital. Pada saat ini juga sudah ada alat yang digunakan untuk mengukur cahaya yang mempunyai 1 buah foton saja.
Di bawah ini jenis-jenis sensor cahaya :
  • Fotoresistor digunakan untuk mengubah resistansi ketika mengenai cahaya.
  • Sel Matahari berguna untuk menghasilkan tegangna dan memberikan arus listrik ketika mengenai cahaya.
  • Fotodiode dapat digunakan pada mode fotovoltaik maupun fotokonduktif.
  • Fototransistor digunakan untuk menggabungkan salah satu metode penyensoran di atas.
  • Tabung Cahaya dapat memancarkan elektron ketika mengenai cahaya dan umumnya bersifat sebagai fotoresistor.
Berikut ini gambar skema rangkaian sensor cahaya dengan menggunakan LDR.
Rangkaian Sensor Cahaya
Dari rangkaian diatas, hambatan LDR akan berkurang seiring dengan besarnya intensitas cahaya yang mengenai permukaan. Besarnya hambatan LDR sendiri yang dihasilkan berbeda tergantung dari ukuran dan bentuknya. Apabila semakin rapat pola garis pada permukaan rangkaian, maka perubahan hambatan akan semakin besar atau lebih sensitif terhadap cahaya.
Pada gambar diatas, sensor cahaya LDR dipasang seri dengan variable resistor 20 K. VR (Variable Resistor) nantinya berfungsi untuk menyesuaikan tingkat sensitifitas rangkaian ini sendiri. Selain juga sebagai penyeimbang dalam hambatan LDR yang digunakan.
Jika anda ingin menggunakan beban dengan tegangan yang lebih tinggi, maka anda harus memutuskan total pin atau kaki saklar secara total. Jangan ada satupun yang terhubung ke rangkaian. Pada intinya saklar relay tersebut bisa digunakan untuk mensaklar rangkaian/perangkat apapun. Anda tinggal mengganti dengan Relay yang sesuai. Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian sensor cahaya, semoga rangkaian kali ini berguna dan bermanfaat bagi pembaca.

Rangkaian Sensor

Rangkaian Elektronika Sensor adalah jenis dari rangkaian tranduser yang penggunaannya sebagai pengubah besaran pada sinar / cahaya, mekanis, panas, magnetis, atau kimia; menjadi sebuah arus listrik dan tegangan. Sensor pada umumnya sering dipakai untuk mendeteksi sesuatu disaat kita melakukan pendalian ataupun pengukuran.
Jenis-jenis rangkaian sensor dalam prakteknya dilapangan pada umumnya adalah berupa sensor tekanan, sensor suhu, dan sensor cahaya. Dengan perkembangan teknologi sekarang ini, sensor-sensor tersebut dibuat dengan ukuran yang sangat kecil menggunakan orde nanometer. Selain keunggulan dari segi ukuran yang kecil, dengan sensor sekarang sangatlh mudah pemakaiannya dan hemat energi pula.
rangkaian elektronika sensor

Rangkaian Elektronika Sensor Cahaya

Sensor cahaya pada rangkaian disebut dengan fotovoltaic, yaitu alat sensor sinar untuk mengubah seubah energi cahaya / sinar langusng menjadi sebuah energi listrik. Rangkaian sensor cahaya modern sekarang ini dibentuk berdasar sambungan PN serta lapisan P transparan. Cara kerjanya adalah apabila ada sinar pada lapisan P akan mengakibatkan pergerakan elektron diantara bagian N dan P, dengan demikian akan dihasilkan tegangan DC kecil yaitu kira-kira 0,5 volt / sel pd sinar matahari yang penuh.

Rangkaian Elektronika Sensor Suhu

Sensor suhu dibagi menjadi empat jenis utama yang umumnya dipakai, yaitu:
  1. Thermocouple, adalah sepasang peng-hantar berbeda yang disambung dan dilebur bersamaan 1 sisi mem-bentuk sambungan peng-ukuran yg ada ujung bebasnya tuk koneksi dgn sambungan refensi.
  2. Detektor Suhu Tekanan, konsepnya berupa tahanan listrik dr logam yg ber-variasi sebanding dgn suhu. Variasi tersebut dimaksudkan tuk presisi & dpt diulang lg shg memungkinkan mengukur suhu. Bahan yg digunakan dlm rangkaian sensor jenis ini adalah reproduksi, stabilitas, dan linear.
  3. Thermistor, merupakan resistor yg peka thdp panas yg biasa-nya memiliki koefisien suhu minus, krn suhu naik tahanan akan turun seta sebaliknya.
  4. Sensor Suhu Rankaian Tepadu, yang digunakan adalah IC Chip silikon tuk elemen yg melakukan / merasakan / sensor. Rangkaian sensor jenis ini mempunyai configurasi output tegangan serta arus.  Walaupun ada batasannya, namun bisa memberikan output yg sangat linear diatas rentang kerjanya.

Rangkaian Sensor Tekanan

Prinsip kerja dari sensor tekanan ini adalah dengan mengubah tegangan dari mekanis menjadi sebuah signal listrik.  Kurangnya tegangan didasarkan pd prinsip kerja bila pengantar beubah panjang serta luas penampang.

Friday 25 October 2013

Pengertian Percepatan sudut

Pengertian Percepatan sudutPercepatan sudut adalah/ Percepatan sudut yaitu/ Percepatan sudut merupakan/ yang dimaksud Percepatan sudut/ arti Percepatan sudut/ definisi Percepatan sudut.

Percepatan sudut adalah perbandingan perubahan kecepatan sudut (ω) terhadap waktu (t). Dalam satuan Internasional, percepatan sudut diukur dalam radian per detik kuadrat (rad/ s2).
Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
Percepatan sudut adalah
Keterangan:
ω= kecepatan sudut (rad/s)
t= waktu (s)
θ = perpindahan sudut (rad)
Percepatan sudut rata-rata didefinisikan sebagai perubahan kecepatan sudut (∆ω) pada selang waktu.
Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
definisi Percepatan sudut adalah

Keterangan:
α ̅= percepatan sudut rata-rata (rad/s2)
∆ω = perubahan kecepatan sudut (rad/s)
∆t = selang waktu (s)

Hubungan antara percepatan sudut dan percepatan linear. Dalam gerak melingkar , arah percepatan linear (a) menyinggung lingkaran, karena itu percepatan linear dinamakan juga percepatan tangensial (at). Hubungan antara percepatan tangensial (at) dan percepatan sudut (α) dinyatakan dengan persamaan berikut:
yang dimaksud Percepatan sudut adalah
Demikian informasi tentang Pengertian Percepatan sudut semoga dapat menambah pengetahuan anda.

Pengertian Gaya Gesek

Pengertian Gaya GesekGaya Gesek adalah/ Gaya Gesek yaitu/ Gaya Gesek merupakan/ yang dimaksud Gaya Gesek/ arti Gaya Gesek/ definisi Gaya Gesek.
Gaya Gesek adalah

Gaya Gesek termasuk gaya sentuh yang muncul jika permukaan dua benda bersentuhan langsung secara fisik. Arah gaya gesek searah dengan permukaan bidang sentuh dan bersawanan dengan kecenderungan arah gerak. Gayagesek yang dikerjakan permukaan bidang sentuh pada benda sewaktu benda tidak bergerak disebut gaya gesek statis (fs). Gaya gesek yang dikerjakan permukaan bidang sentuh pada benda sewaktu benda bergerak disebut gaya kinetis (fk).

Besarnya gaya gesek dirumuskan dengan persamaan berikut:



Keterangan:
fs= gaya gesek statis (N)
fs= gaya gesek kinetis (N)
μs= koefisien gerak statis
μk= koefisien gaya kinetis

Pengertian Gerak parabola

 Gerak parabola adalah/ Gerak parabola yaitu/ Gerak parabola merupakan/ yang dimaksud Gerak parabola/ arti Gerak parabola/ definisi Gerak parabola.
pengertian Gerak parabola

Gerak parabola dipandang sebagai gerak lurus beraturan pada sumbu horizontal (sumbu X) dan gerak lurus berubah beraturan pada sumbu vertical secara terpisah. Tiap gerak ini tidak saling memengaruhi tetapi gabungannya tetap menghasilkan gerak parabola.
Pada sumbu x berlaku persamaan gerak lurus beraturan.
gerak parabola adalah
Pada sumbu y berlaku persamaan gerak lurus berubah beraturan.
gerak parabola yaitu
Untuk benda yang bergerak vertical ke atas berlaku persamaan berikut.
gerak parabola merupakan
Kecepatan total benda dan arah kecepatan pada saat t sekon dapat dicari dengan persamaan berikut:
yang dimaksud gerak parabola

Keterangan:
V0x = Kecepatan awal pada sumbu x (m/s)
V0y = Kecepatan awal pada sumbu x (m/s)
Vtx = Kecepatan setelah t pada sumbu x (m/s)
Vty = Kecepatan setelah t pada sumbu y (m/s)
Vt = Kecepatan total benda setelah t (m/s)
x = Kedudukan benda pada sumbu x (m)
y = Kedudukan benda pada sumbu y (m)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
θ = sudut elevasi (derajat)
t = waktu (s)

Pada titik tinggi (titik H) kecepatan padda sumbu y sama dengan nol, sehingga kecepatan pada titik tertinggi sama dengan kecepatan pada sumbu x.
definisi gerak parabola
Selang waktu untuk mencapai titik tertinggi dapat dicari dengan persamaan berikut:
arti gerak parabola
Koordinat titik tertinggi dapat dicari dengan persamaan berikut:
gerak parabola adalah
Jadi, koordinat titik tertinggi H adalah:
gerak parabola adalah
Jarak terjauh ( R ) dapat dicari dengan persamaan berikut:
gerak parabola adalah

Waktu untuk mencapai jarak terjauh (tR) dapat dicari dengan persamaan berikut:

gerak parabola adalah

Jarak terjauh maksimum (Rmaks) diperoleh ketika sin 2θ=1, sehingga persamaannya menjadi:

gerak parabola adalah
Demikiann penjelasan tentang Pengertian Gerak parabola semoga dapat menambah wawasan kita.

Tuesday 22 October 2013

vektor satua dan vektor posisi

1. Vektor Satuan
Vektor satuan adalah vektor yang besarnya satu satuan. Dalam sistem koordinat terdapat 3 macam vektor satuan yaitu : 
a. Vektor satuan dalam arah sumbu x diberi simbol Î
b. Vektor satuan dalam arah sumbu y diberi simbol   ĵ 
c. Vektor satuan dalam sumbu z diberi simbol k
vektor arah /vektor satuan : adalah vektor yang besarnya 1 dan arahnya sesuai dengan yang didefinisikan. Misalnya dalam koordinat kartesian : i, j, k. yang masing masing menyatakan vektor dengan arah sejajar sumbu x, sumbu y dan sumbu z.
Sehingga vektor a dapat ditulis :
a = ax i + ay j
dan besar vektor a adalah :
a =  ax 2 + ay 2
2. Vektor Posisi
posisi atau kedudukan suatu benda pada bidang datar maupum ruang daat dinyatakan dalam sebuah vektor yang disebut vektor posisi atau vektor kedudukan. 
Vektor posisi r menunjukkan dari titik asal ke posisi partikel. Untuk gerak pada bidang vektor dinyatakan sebagai r = x i + y j. Dalam selang waktu r, yang disebut perpindahan. Vektor perpindahan r menunjukkan dari posisi akhirnya.
r = r2 - r1 Dalam bentuk komponen dapat ditulis. r = x i + y j dengan 0.x = x2 - x1dan r = y2 - y1
Kecepatan rata-rata adalah perubahan perpindahan dalam selang waktu tertentu. Karena itu kecepatan rata-rata searah dengan perpindahan.


Vektor kecepatan
            Vektor kecepatan adalah kecepatan rata-rata untuk selang waktu r mendekati nol. Besar vektor kecepatan adalah kelajuan dan arah kecepatan adalah tangensial (menyinggung) pada kurva yang dilalui partikel. Jika komponen-komponen vektor kecepatan vx dan vy diberikan maka vektor posisi partikel r, dapat ditentukan dengan cara integrasi.
R = x i + y j di mana x = adalah vektor posisi awal partikel pada t = 0.
Percepatan rata-rata didefinisikan sebagai bahan perubahan kecepatan dalam tiap satuan waktu. Percepatan rata-rata searah dengan vektor beda kecepatan


Vektor percepatan

Vektor percepatan adalah percepatan rata-rata untuk selang waktu t mendekati nol.
Sebuah artikel dipercepat jika vektor kecepatan berubah besar atau arahnya atau keduanya.
Jika komponen-komponen vektor percepatan ax dan ay diberikan maka vektor kecepatan v, dapat ditentukan dengan cara integrasi.
V = vx i + vy j dimana vx = v0x + dt dan menyatakan vektor kecepatan awal partikel pada t = 0.

polarisasi cahaya

Polarisasi adalah peristiwa perubahan arah getar gelombang cahaya yang acak menjadi satu arah getar.
Polarisasi Gelombang menunjukkan arah medan listrik pada suatu titik yang dilewati oleh gelombang tersebut. Jenis polarisasi antena dapat dikategorikan berdasarkan polanya pada BIDANG yang TEGAK LURUS atau normal dengan sumbu propagasi.
►    Gelombang yang dapat mengalami polarisasi hanyalah gelombang tranversal yang mempunyai arah getaran tegak lurus dengan arah perambatannya
►    Terpolarisasi atau terkutub artinya memiliki satu arah getar tertentu saja, seperti pada gambar berikut :

Simbol Cahaya alami, yang bukan sinar terpolarisasi adalah gambar sbb:

atau

Cahaya terpolarisasi didapatkan dengan cara sbb :
  1. Polarisasi Karena Pemantulan
Berkas sinar alami (sinar yang belum terpolarisasi)  dijatuhkan dari medium udara, ke medium kaca (cermin datar). Dengan sudut datang i = 57o, maka sinar yang dipantulkan sudah terpolarisasi, seperti pada gambar berikut:
2. Polarisasi Karena Pemantulan dan Pembiasan
Berkas Sinar alami melalui suatu medium kaca,akan dipantulakna dan dibiaskan. Sinar perpolarisasi bila sudut pantuk dan sudut bias membentuk sudut 90, seperti pada gambar brikut :

Dari peristiwa pemantulan dan pembiasan akan diperoleh Rumus Brewster, Sbb :
ip + r = 9o,   r = 90 -ip
n2/n1 = sin ip/sin r = sin ip/sin (90-ip) = sin ip/cos ip = tg ip
n2/n1 = tg ip
3. Polarisasi karena penyerapan selektif.
Polarisasi dengan penyerapan selektif diperoleh dengan memasang dua buah polaroid, yaitu
Polarisator dan Analisator. Polarisator berfungsi untuk menghasilkan cahaya terpolarisasi,
sedangkan Analisator untuk mengetahui apakah cahaya sudah terpolarisasi atau belum, seperti
pada gambar berikut

Interferensi Cahaya

Interferensi adalah penjumlahan superposisi dari dua gelombang cahaya atau lebih yang menimbulkan pola gelombang yang baru.
Interferensi dapat bersifat membangun dan merusak. Bersifat membangun jika beda fase kedua gelombang sama sehingga gelombang baru yang terbentuk adalah penjumlahan dari kedua gelombang tersebut.

Bersifat merusak jika beda fasenya adalah 180 derajat, sehingga kedua gelombang saling menghilangkan.

Syarat Interferensi Cahaya :
Kedua sumber cahaya harus bersifat kokeren (Kedua sumber cahaya mempunyai beda fase,frekuensi dan amplitude sama)
Thomas Young, seorang ahli fisika membuat dua sumber cahaya dari satu sumber cahaya, yang dijatukan pada dua buah celah sempit.

Satu sumber cahaya, dilewatkan pada dua celah sempit, sehingga cahaya yang melewati kedua celah itu, merupakan dua sumbeer cahaya baru

Hasil interferensi dari dua sinar/cahaya koheren menghasilkan pola terang dan gelap.
Secara matematika rumus untuk mendapatkan pola terang dan gelap Sbb:


S1 = Sumber cahaya
S2 dan S3, dua sumber cahaya baru., d = jarak antar dua sumber c

θ= sudut belok, a=l = jarak antara dua sumber terhadap layar
Interferensi maksimum/terang/konstruktif, terjadi bila :


atau


Keterangan :
P=jarak dari terang/gelap ke-m dengan terang pusat (meter)
d=jarak kedua sumber cahaya/celah(meter)
l=jarak antara sumber cahaya dengan layar (meter)
m=bilangan (1,2,3…dst)
l=panjang gelombang (meter, atau Amstrong A0=1.10-10meter)
Interferensi Minimum/Gelap/Destrutip, terjadi jika


atau

Contoh Soal :
  1. Percobaan Thomas Young, celah ganda berjarak 5 mm. Dibelakang celah yang jaraknya 2 m ditempatkan layar , celah disinari dengan cahaya dengan panjang gelombang 600 nm., maka jarak pola terang ke 3 dari pusat terang adalah….
a. 72 mm   b. 7,2 mm     c. 0,72 mm
d  . 0,72 mm               e. 0,007 mm
Diketahui : d = 5 mm, l = 2 m=2000 mm

λ= 600 nm = 7 x 10-5 mm, m = 3
Ditanyakan: p =……?
Jawab :

p. 5/200 = (2.3) 1/2 6.10-5…..p = 0,72 mm

Pergeseran Wien

Jika suatu benda padat dipanaskan maka benda itu akan memancarkan radiasi kalor. Pada suhu normal, kita tidak menyadari radiasi elektromagnetik ini karena intensitasnya rendah. Pada suhu lebih tinggi ada cukup radiasi inframerah yang tidak dapat kita lihat tetapi dapat kita rasakan panasnya jika kita mendekat ke benda tersebut.








Pada suhu yang lebih tinggi  (dalm orde 1000 K )  benda mulai berpijar merah, seperti besi dipanaskan. Pada suhu diatas 2000 K benda pijar kuning atau keputih-putihhan, seperti besi berpijar putih atau pijar putih dari filament lampu pijar.








Bila suhu benda terus ditingkatkan, intensitas relative dari spectrum cahaya yang dipancarkan berubah. Ini menyebabkan pergeseran dalam warna-warna spectrum yang diamati, yang dapat digunakan untuk menaksir suhu suatu benda seperti pada gambar : 



Grafik Pergeseran Wien

Gambar diatas menunjukkan grafik antara intensitas radiasi yang dipancarkan oleh suatu benda hitam terhadap panjang gelombang (grafik I – l ) pada berbagai suhu. Total energi kalor radiasi yang dipancarkan adalah sebanding dengan luas di bawag grafik. Tampak bahwa total energi kalor radiasi radiasi meningkat dengan meningkatnya suhu ( menurut hokum Stefan- Bolztman. Energi kalor sebanding dengan pangkat empat suhu mutlak.
Radiasi kalor muncul sebanding suatau spectra kontinu, bukan spectra diskret seperti garis-garis terang yang dilihat dalam spectra nyala api. Atau garis-garis gelap yang dapat dilihat dalam cahaya matahari (garis Fraunhofer) (Spektra adalah bentuk tunggal spectrum) Sebagai gantinya, semua panjang gelombang hadir dalam distribusi energi kalor yang luas ini.  Jika suhu bendahitam meningkat, panjang gelombang untuk intensitas maksimum (lm) bergeser ke nilai panjang gelombang yang lebih pendek
Pengukuran spectra benda hitam menunjukkan bahwa panjang gelombang untuyk intensitas maksimum (lm) berkurang dengan meningkatnya suhu, seperti pada persamaan berikut :



λm = panjang gelombang dengan intensitas maksimum (m)
T = suhu mutlak benda hitam (K)
C = tetapan pergeseran Wien = 2,90 x 10-3 m K
Soal
Berapa panjang gelombang  yang bersesuaian dengan energi radiasi maksimum suatau benda yang bersuhu 57oC ?
Jawab :
Suhu mutlak T = 57 + 273 = 330 K
C = tetapan pergeseran Wien = 2,90 x 10-3 m K
lm . T = C → λm = C/T = 2,90 x 10-3 m K/330 K = 8,8 x 10-6 m

Total Pageviews