Tuesday, 17 December 2013

ABSORSI BETA



ABSORBSI BETA(β)

JURNAL PRAKTIKUM PERCOBAAN 3


RINTO PANGARIBUAN
110801050













LABORATURIUM FISIKA INTI
DEPARTEMEN FISIKA
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013




BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
            Pada tahun 1898 seperti telah diungkapkan di depan, Rutherford mendapatkan dua macam radiasai dari bahan radioaktif, yang satu mempunyai daya tembus atau penetrasi lemah, yaitu sinar – α, dan yang lain mempunyai daya tembus kuat, yaitu yang disebut – β.
Partikel beta merupakan suatu partikel sub atomik yang terlempar dari inti atom yang tidak stabil. Partikel tersebut ekiuvalen dengan elektron dan memiliki muatan listrik negatif tunggal –e (-1,6 x 10-19 C) dan memiliki massa yang ssangat kecil (0,00055 atomic mass unit) atau sekitar 1/2000 dari massa neutron dan proton. Perbedaan nya adalah partikel beta berasal dari inti sedangkan elektron berasal dari luar inti.
Daya tembus partikel beta untuk menembus jaringan tergantung pada energi yang dimiliki partikrl tersebut,sehingga radiasi partikel beta juga merupakan bahaya radiasi eksternal jika memiliki energi diatas 200 kEV sehingga tingkat bahaya haruslah dievaluasi untuk setiap kasus.
Sinar- sinar energi beta yang energinya kurang dari 200 eKV tidak dianggap sebagai bahaya radiasieksternal karena memiliki daya tembus yang sangat terbatas seperti halnya S-35 dan C-14.
Radiasi beta sebenarnya ada dua macam, yaitu Beta min dan Beta plus yang keduanya memilki sifat berlainan. Pemakaina mindan plus adalah untuk menyatakan muatan listrik yang dibawa oleh zarah radiasi beta.Untuk pemancaran sinar – β, energi peluruhan hampir seluruhnya dibawa oleh partikel – β dalam bentuk energi kinetic. Berbeda dengan sinar – α yang dipancarkan oleh inti radioaktif dengan spektrum energi kontinu.
Radiasi beta min pada umumnya disertai juga dengan radiasi gamma. Radiasi beta plus serupa dengan pancaran elktron positif atau positron dari inti atom. Radiasi beta plus terjadi pada atom yang kelebihan potron.

1.2  Tujuan Percobaan
1.      Untuk mengetahui sifat-sifat dari radiasi beta.
2.      Untuk menentukan koefisien absorber dari aluminium, flexi glass, dan kertas karton.
3.      Untuk mengetahui prinsip absorbsi peluruhan partikel beta.







BAB II
LANDASAN TEORI


Pada tahun 1898 seperti telah diungkapkan di depan, Rutherford mendapatkan dua macam radiasai dari bahan radioaktif, yang satu mempunyai daya tembus atau penetrasi lemah, yaitu sinar – α, dan yang lain mempunyai daya tembus kuar, yaitu yang disebut – β. Selanjutnya pada tahun 1899 Siegel, dan secara independen Becquerel, mendapatkan bahwa sinar – β dapat dibelokkan oleh medan magnet. Alat yang digunakan Becquerel adalah seperti pada Gb. 2.1. Suatu wadah dari timah berisi bahan radioaktif, ditaruh di atas pelat foto.
Gambar 2.1 Alat yang digunakan Becquerel untuk menentukan pembelokan sinar-β oleh medan magnet (sumber :Drs. Sutrisno, Fisika Modern)
            Peralatan ini ditaruh dalam medan magnet tegaklurus bidang kertas halaman ini. Sinar-β yang keluar dari sumber dibelokkan oleh medan magnet melalui lintasan setengah lingkaran, dan membekas pada pelat foto. Jarak bekas sinar-β samapi sumber berbanding lurus dengan momentum partikel. Ini dapat dilihat dari hubungan
            X = 2R = 2 ……………………………………………………………………….(2.1)
            m = massa partikel – β, v = laju, e = muatan partikel β, dan B medan listrik. Becquerel mendapatkan bahwa bekas elektron tidaklah terkumpul pada satu tempat, akan tetapi tersebar secara sinambung. Hal ini berarti momentum partikel dalam sinar tidaklah sama, akan tetapi distribusi harga. Dengan menentukan simpangan β yangb disebabkan oleh pelat sejajar kita dapat menentukan harga  untuk sinar β. Kaufman mendapatkan bahwa harga e/m berkurang dengan bertambahnya kecepatan partikel β.
Pengkuran lebih teliti oleh Bucherer pada tahun 1909 mendapatkan bahwa kecepatan partikel β mempunyai harga antara 0,32 c dan 0,7 c, dengan c sebagai laju cahaya dalam vakum. Pengukuran Bucherer cocok dengan anggapan muatan partikel – β konstan, sedang massa berubah dengan laju partikel seperti diramalkan oleh teori relativitas, yaitu
           
            Di samping itu Bucherer memperoleh muatan spesifik untuk v = 0, e/mo = 1,73 x 1011 C kg-1. Harga ini sangat dekat dengan muatan spesifik elektron, yaitu 1,77 x 1011 C kg-11. Dari eksprimen ini tak ragu lagi bahwa partikel – β ialah elektron.
            Jejak partikel – β dalam bahan berbeda dengan partikel – α yang berupa garis lurus. Jejak partikel – β berbelok-belok, dan tak mempunyai range yang jelas. Jejak yang berbelok-belok disebabkan oleh hamburan yang dialami oleh elektron dalam tiap atom. Hamburan mungkin dilakukan oleh elektron orbital atau inti atom. Partikel β kehilangan energi di dalam bahan karena eksitasi dan ionisasi atom atom dalam bahan absorber, seperti halnya partikel – α. Akan tetapi untuk partikel – β ada mekanisme lain yang menyebabkan hilangnya energi, yaitu bremstrahlung.
            Ini sudah kita temui waktu membahas sinar-X, yaitu radiasi electromagnet oleh elektron karena diperlambat dalam bahan. Energi hilang dari partikel β tiap cm di udara. Untuk partikel β dengan energi diatas 1 MeV, energi yang hilang tiap cm di udara tak lagi bergantung pada energi dan mempunyai harga sekitar 2 kev/cm. Makin rendah energi partikel –b, makin besar energi yang hilang dalam bahan. Energi kinetic partikel β yang dari bahan radioaktif dapat dihitung dari hubungan relativistic berikut
            E K = γ moc2 – moc2 = (γ - 1) moc2…………………………………………………(2.3)
            Di sini γ = 1/   , moc2 = energi diam elektron, moc2 = 0,51 MeV. Untuk β =  = 0,8, γ = 1 1,67 sehingga EK = (1,67) (0,51) MeV = 0,34 MeV. Partikel – β dengan energi ini akan kehilangan energi sekitar 2 kev/cm di udara.          
    (Sutrisno, 1983)
Ada tiga proses peluruhan radioaktif yang dimana nomor massa A tidak berubah ketika Z dan N berubah dengan ±1. Ini adalah peluruhan β-, yang dimana sebuah neutron di dalam nucleus berubah  menjadi neutron dengan emisi dari sebuah elektron; peluruhan β+, yang dimana sebuah proton di dalam nucleus berubah menjadi neutron dengan emisi dari sebuah positron; dan penangkapan elektron, yang dimana sebuah proton di dalam nucleus berubah menjadi neutron dengan menangkap elektron atomic, biasanya sebuah elektron 1s dari kulit K karena ini mempunyai probabilitas  massa jenis tertinggi di dalam hampiran nucleus. Nuklei tersebut pada sisi yang kaya neutron dari lembah energi  akan cenderung untuk meluruh oleh emisi β-, ketika yang berada pada sisi yang kaya elektron akan lebih memungkinkan peluruhan  oleh emisi β+ atau pengkapan elektron. Kita akan membahas setiap proses ini secara singkat.
Contoh paling sederhana dari peluruhan β- adalah neutron bebas, dimana  peluruhanya
Menjadi sebuah proton dan sebuah elektron beserta waktu paruh sekitar 10,8 menit. Energi peluruhan adalah 0,78 MeV, dimana perbedaan antara energi diam neutron (939,57 MeV) dan untuk proton ditambah elektron (938,28 + 0,511 Mev). Lebih umum, dalam peluruhan β-, sebuah nucleus dengan nomor massa A, nomor atom Z, dan nomor neutron N berubah menjadi satu dengan nomor massa a, nomor atom Z = Z + 1, dan nomor neutron N = N – 1, mengawetkan muatan dengan emisi elektron. Energi peluruhan Q adalah c2 kali perbedaaan anatara massa orang tua nucleus dan produk peluruhan. Jika kita menambahkan massa Z elektron ke kedua orang tua nucleus dan produk peluruhan, kita bisa menuliskan Q dalam suku massa atom dari orang tua dan anak atom:
            ……………………………………………………………………..(2.4)
            Jalan lain untuk memahami hasil ini adalah mencamtumkan bahawa peluruhan β-, sebuah elektron dengan massa me meninggalkan atom, dimana sekarang sebuah anak ion dengan muatan nuklir (Z+1) dan Z atom elektron. Untuk memperoleh massa anak atom netral, kita harus menambahkan massa elektron me sehingga perubahan total massa hanya perbedaan di massa antara orang tua dan anak atom. Jika energi peluruhan Q dibagikan hanya ekpada anak atom dan emisi elektron, energi elektron akan menjadi secara unik ditentukan oleh kekekalan energi dan momentum, seperti di peluruhan α. Secara eksperimen, namun demikian, energi - energi elektron diemisikan dalam peluruhan β diselidiki untuk macam dari nol sampai energi maksimum yang tersedia Emax, Sebuah spectrum energi khas ditunjukkan dalam gambar 2.2. Bandingkan ini dengan spectrum disktrit dari energi partikel – α.
Gambar 2.2 Spektrum energi dari elektron yang diemisikan dalam peluruhan β (sumber: Paul A. Tipler, Modern Physics)
            Jadi, dalam peristiwa peluruhan tertentu yang dimana elektron dibawa pergi lebih sedikit daripada energi Emaks, ia akan muncul kalau energinya tidak kekal karena dalam peluruhan tersebut Q/c2 < Mp – MD. Waktu refleksi akan menarik kamu bahwa momentum linear tidak akan kekal baik dan, mengingat neutron, elektron, dan proton semuanya adalah partikel-partikel spin 1/2 , maupun momentum sudut. Solusi untuk kesalahan ganda nyata ini dari hukum kekekalan disugestikan pertama kali oleh Wolfgang Pauli pada 1930. Dia mengusulkan  kalau  ada  sebuah  partikel  ketiga  yang  diemisikan  dalam  peluruhan  β yang
Dibawa energi, momentum linear, dan momentum sudut perlu kekal kuantitas ini di setiap peluruhan tunggal. Ia tidak akan membawa muatan elektrik karena muatan sudah kekal dalam peluruhan β. Massanya akan lebih sedikit daripada elektron karena sejak energi maksimum dari elektron yang diemisikan dalam peluruhan β diobservasi untuk mendekati nilai Q, energi total yang berlaku dalam peluruhan.
       (Paul A. Tipler, 2012)
            Peluruhan sinar-β dalam pembahasan di sini diperluas sehingga mencakup positron, sehingga pengertian dari partikel-β terdiri atas elektron dan positron. Keduanya termasuk dalam kelompok partikel ringan bermuatan. Massa diam dari kedua partikel tersebut sama, demikian juga muatan listriknya, hanya tandanya saja yang berlawanan. Kecepatan gerak partikel –β di udara berkisar antara 0,32 c hingga 0,7 c. Jejak partikel-β di dalam bahan berbelok-belok karena elektron ini  mengalami hamburan dalam atom bahan.
            Untuk pemancaran sinar – β, energi peluruhan hampir seluruhnya dibawa oleh partikel – β dalam bentuk energi kinetic. Berbeda dengan sinar – α yang dipancarkan oleh inti radioaktif dengan spektrum energi kontinu. Energi rata-rata untuk elektron yang dipancarkan dari inti adalah 1/3 Emax, sedang untuk positron adalah 0,4 Emax. Umur rata-rata positron bebas umurnya tidak lama. Apabila positron bertemu elektron yang berkeliaran di sekitarnya, keduanya dapat bergabung dan musnah. Proses ini disebut annihilasi. Energi yang berasal dri kedua partikel  tersebut berubah menjadi energi gelombang elektromagnetik.
            Panjang jangkauan partikel bermuatan di dalam medium umumnya dinyatakan  dalam cm, namun dewasa ini banyak yang lebih suka menyatakan jangkauan tersebut dalam bentuk ketebalan densitas (density thickness) dengan satuan massa persatuan luas (mg/cm2) untuk menggantikan jarak atau ketebalan. Untuk mendapatkan jangkauan linier partikel-β dalam satuan jaral linier (cm) digunakan persamaan sebagai berikut:
            Td (mg/cm2) = t1 (cm) x ρ (mg/cm3)………………………………………………..(2.5)
            Dengan: td = tebal densitas, tl = ketebalan linier medium dan ρ = massa jenis medium. Sebagai contoh adalah kolom udara yang luasnya 1 cm2 dengan ketebalan 1 cm pada kondisi standar mengandung 1,29 mg udara, sehingga 1 cm lapisan udara memliki ketebalan densitas 1,29 mg/cm2.
Dengan system satuan mg/cm3 ini maka pernyataan jangkauan partikel di dalam medium tidak perlu lagi memperhatikan jenis bahan medium. Misal massa jenis aluminum adlah 2,7 gram/cm3. Dengan menggunakan persamaan (2.5), selembar aluminum dengan tebal 1 cm mempunyai tebal densitas sebesar: 2,7 (gr/cm3) x 1 (cm) = 2,7 (gr/cm2). Jika lembaran pleksiglas dengan massa jenis 1,18 gr/cm3 akan diapaki untuk menggantikan aluminium dengan   tebal  densitas  2,7 gr/cm2,  maka  tebal  pleksiglas  yang  dibutuhkan  agar  diperoleh
Kualitas yang sama dengan 1 cm aluminum tersebut adalah 2,39 cm. Dari contoh tersebut, jika jangkauan dinyatakan dalam tebal intensitas, nilai jangkauan untuk semua jenis medium akan sama, namun jika dinyatakan dalam tebal linier maka untuk medium yang berbeda harganya akan berbeda.
            Perumusan matematis yang menunjukkan hubungan antara jangkauan, R (dalam mg/cm2) dan energi maksimum, E(dalam MeV) adalah sebagai berikut:
            R(mg/cm2) = 412 E 1,265 – 0,0954 ln E untuk 0,01 ≤ E ≤ 2,5 MeV……………………...(2.6)
            R(mg/cm2) = 530 E – 106            untuk E >2,5 MeV………………………………(2.7)
 Mekanisme hilangnya energi dari partikel – β serupa dengan mekanisme pada partikel – α. Interaksi medan listrik antara partikel-β dengan elektron dalama atom bahan penyerap memungkinkan terjadinya eksitasi dan ionisasi. Kedua peristiwa tersebut merupakan mekanisme yang paling sering terjadi. Namun interaksi antara partikel-β dengan inti juga dapat terjadi, dan hal ini menyebabkan terbentuknya sinar-X bremsstrahlung. Peristiwa yang terakhir ini lebih sering terjadi pada partikel – β yang memiliki energi cukup tinggi.
Partikel-β akan kehilangan energinya sebesar 34 eV untuk setiap pembentukan satu pasang ion di udara. Namun karena massa partikel-β yang sangat kecil (kira-kira 1/7.300 dari massa partikel-α) dan muatan yang lebih rendah (1/2 dari muatan partikel-α), maka sebagai konsekuensinya partikel-β dalam sepanjang jejaknya tidak memproduksi pasangan ion per cm sebanyak yang terbentuk oleh partikel-α. Ionisasi spesifikasi partikel-β di udara bervariasi dari 60 sampai 7.000 pasngan ion/cm. Ionisasi berspesifikasi tinggi berenergi rendah untuk partikel β, lalu berkurang secara cepat untuk energi yang makin besar, hingga mencapai nilai energi minium yang lebarnya 1MeV
    (Mukhlis Akhadi, 2000)
Detektor GM merupakan salah satu detektor isian gas, bila dikenai radiasi yang mempunyai energi lebih besar daripada energi ikat elektron maka di dalam detektor isian gas akan terjadi proses ionisasi, yaitu proses pembentukan ion positif dan ion negatif dari suatu atom yang netral. Hal ini karena sejumlah elektron dari atom pengisi detektor akan lepas menjadi ion negatif sedangkan sisa atom yang ditinggalkan elektron akan bermuatan positif (ion positif). Dengan adanya medan listrik, ionion tersebut akan diarahkan sehingga bergerak menuju dua elektroda yang berbeda, elektron menuju anoda sedangkan ion positif menuju katoda. Terkumpulnya ion-ion pada dua elektroda tersebut akan menghasilkan sinyal listrik yang mempunyai tinggi sebanding dengan energi radiasi yang datang.
N = ……………………………………………………………………………….(2.8)
            Dimana : N = jumlah ion(elektron), E = energi setiap radiasi yang dating, dan w energi ikat elektron. Karena bahan detektor yang digunakan berbentuk gas maka detektor ini mempunyai efisiensi yang sangat rendah untuk radiasi gamma.
(Teguh Hafiz Ambar Wibawa, 2009)


BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN


3.1  Peralatan dan bahan
3.1.1 Peralatan
1.      Tabung Geiger-Muller
Fungsi: Untuk mendeteksi radiasi sinar beta yang kemudian dikirimkan ke scalar (ratemeter) untuk ditampilkan dalam bentuk cacah.
2.      Scalar (ratemeter)
Fungsi: Untuk menampilkan besarnya cacah sinar beta yang terdeteksi.
3.      Stopwatch
Fungsi: Untuk mengukur waktu pencacahan setiap satu menit .
4.      Kabel coaxial
Fungsi: Untuk menghubungkan tabung GM dengan scalar (ratemeter).
5.      Rak GM
Fungsi: Sebagai tempat diletakkannya sumber radiasi β, tabung GM, absorber aluminium, absorber karton, serta absorber flexi glass .
6.      Penjepit
Fungsi: Sebagai alat bantu menjepit sumber radioaktif β agar terhindar dari kontak fisik secara langsung dengan tangan dan diletakkan pada rak tabung GM.
7.      Serbet
Fungsi: sebagai alat untuk mengelap setelah praktikum.
8.      Absorber aluminium
Fungsi:Untuk menyerap radiasi sinar β yang dipancarkan oleh sumber radioaktif Sr 90.
9.      Absorber karton
Fungsi:Untuk menyerap radiasi sinar β yang dipancarkan oleh sumber radioaktif Sr 90.
10.  Absorber flexi glass
Fungsi:Untuk menyerap radiasi sinar β yang dipancarkan oleh sumber radioaktif Sr 90.
11.  Masker
Fungsi : Sebagai alat penutup hidung agar tidak terkena radiasi.

12.  Sarung tangan
Fungsi : Sebagai alat penutup tangan agar tidak terkena radiasi.


3.1.2        Bahan
      1. Sr-90
 Fungsi: sebagai sumber radiasi β yang dipakai dalam percobaan




































3.2      Prosedur Percobaan
1.      Disiapkan semua peralatan yang digunakan dalam percobaan
2.      Dihubungkan tabung Geiger Muler dengan scalar dengan menggunakan kabel koaxial
3.      Dihubungkan scalar ke sumber listrik PLN
4.      Dihidupkan scalar dan diukur cacah background
5.      Diletakkan sumber radioaktif pada rak Geiger Muler dan diukur laju cacah selama 1 menit dengan scalar tanpa absorber
6.      Dipasang absorber Aluminium pada rak Geiger Muler , kemudian diukur kembali laju pencacahan
7.      Diulangi percobaan untuk absorber Flexi Glass dan absorber kertas karton
8.      Dicatat hasilnya pada table
























BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS


4.1 Data Percobaan
      (terlampir)

4.2 Analisa Data
1.      Dari data yang diperoleh, Range beta (R) dari unsur radioaktif yaitu :
            R (mg/cm2) = 530 x E – 106               ; E = 5,4 MeV
            R (mg/cm2) = 530 x 5,4 – 106
                               R = 2756 (mg/cm2)
                               R = 2,756 (gr/cm2)

2.      Membuat grafik Cpm-Vs-ketebalan untuk masing absorber
(Terlampir)

3.      Inti Sr-90 memancarkan partikel beta dengan energi 0,54 MeV. Tentukan range Al yang diperlukan untuk menahan semua radiasi beta, jika bahan yang digunakan aluminium (ρ Al = 2,7 gr/cm2)

4.      Menentukan koefisien dari masing-masing absorber yang digunakan.
            µ = R (gr/cm2) / ρ
a.       Untuk absorber Aluminium
ρ Al = 2,7 (gr/cm3)
            µ = 2,756  (gr/cm2) / 2,7 (gr/cm3)
               = 1,0207 cm-1
b.      Untuk absorber flexiglass
ρ flexiglass = 1,18 (gr/cm3)
            µ = 2,756  (gr/cm2) / 1,18 (gr/cm3)
               = 2,336 cm-1
c.       Untuk absorber kertas karton
ρ kertas karton = 0,0087 (gr/cm3)
            µ = 2,756  (gr/cm2) / 0,0087 (gr/cm3)
               = 316,78 cm-1






















BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN


5.1  Kesimpulan
1.      Sifat-sifat dari radiasi beta adalah sebagai berikut :
-          Bermuatan listrik negatif
-          Dibelokkan oleh medan magnet ke arah kutub positif
-          Massanya sangat kecil sehingga di abaikan
-          Daya ionisasinya di udara 1/100 kali partikel alfa
-          Jarak tembusnya lebih jauh dari partikel alfa hanya berapa cm di udara
-          Kecepatan partikelnya hanya 1/100 – 99/100 kecepatan cahaya
-          Partikelnya mudah dibelokkan jika melewati medium karena massanya yang sangat kecil.
-          Merupakan partikel subatomic yang terlempar dari inti atom yang tidak stabil
-          Jika radiasi partikel beta diatas 200keV, maka radiasinya sangat berbahaya bagi manusia
-          Tidak dapat melewati timbal

2.      Koefisien absorber dari kertas karton, flexi glass, dan aluminium adalah :
a.       Untuk absorber Aluminium
ρ Al = 2,7 (gr/cm3)
            µ = 2,756  (gr/cm2) / 2,7 (gr/cm3)
               = 1,0207 cm-1
b.      Untuk absorber flexiglass
ρ flexiglass = 1,18 (gr/cm3)
            µ = 2,756  (gr/cm2) / 1,18 (gr/cm3)
               = 2,336 cm-1
c.       Untuk absorber kertas karton
ρ kertas karton = 0,0087 (gr/cm3)
            µ = 2,756  (gr/cm2) / 0,0087 (gr/cm3)
               = 316,78 cm-1

3.      Dalam peluruhan beta, sebuah neutron berubah menjadi proton (atau sebuah proton menjadi sebuah neutron). JAdi, Z dan N masing-masing berubah sebnayak satu satuan, tetapi A tidak berubah. PAda peluruhan beta paling utama, sebuah neutron meluruh menjadi sebuah proton dan sebuah elektron: n→p + e. Ketika proses peluruhan ini pertama kali dipelajari, partikel yang dipancarkan disebut partikel beta; kemudian baru diperlihatkan bahwa partikel itu adalah elektron. Elektron yang dipancarkan dalam peluruhan beta bukanlah elektron orbital. Juga bukan elektron yang semula di dalam inti atom, karena sebagai mana kita lihat asas ketidakpastian melarang elektron hadir di dalam inti atom. Elektron itu “diciptakan” oleh inti atom dari energi yang ada. Jika beda energi diam antara kedua inti atom sekurang-kurangnya mec2, maka hal tersebut memang mungkin terjadi. Jenisnya terdiri dari dua yaitu:
Peluruhan β+ terjadi apabila massa inti atomik nuklida sebelum meluruh lebih besar dibandingkan dengan massa inti atomik nuklida hasil peluruhan. mi>mt
peluruhan β- terjadi apabila massa inti atomik nuklida sebelum meluruh sekurang-kurangnya 2me lebih besar dari pada massa inti atomik nuklida hasil peluruhan
mi>mt+ 2me.

5.2  Saran
1.      Sebaiknya praktikan selanjutnya mengetahui sifat-sifat partikel beta
2.      Sebaiknya praktikan selanjutnya memegang kotak radiasi dengan hati-hati
3.      Sebaiknya praktikan memahami prinsip kerja detector Geiger Muller
















DAFTAR PUSTAKA


Akhadi, Mukhlis. 2000. Dasar-Dasar Proteksi Radiasi. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.
Halaman : 52 − 55
Sutrisno. 1983. Fisika Dasar : Fisika Modern. Edisi Ketiga. Bandung : Penerbit ITB.
           Halaman : 11 – 15
Tipler, Paul. 2012. Modern Physics. Sixth Edition. United States : W. H. Freeman and
          Company.
          Pages : 515 – 516
Wibawa, Teguh Hafiz A. 2009. Evaluasi Penggunaan Pencacah Beta dan Gamma Pada
             Penetuan Kemurnian Radiokimia 188/186Re-CTM. Bandung : Prosiding Seminar
             Nasional Sains dan Teknologi Nuklir.
             Diakses pada: Selasa,16 Oktober 2012



















1 comment:

Total Pageviews