Pada mulanya , banyak fisikawan yang menganggap cahaya sebagai gelombang
. hal ini diperkuat adanya difraksi, polarisasi, refraksi, refleksi dan
interferensi yang sesuai dengan sifat umum gelombang. Akan tetapi
ketika para fisikawan menemukan radiasi benda hitam, efek foto listrik
dan efek Compton, asumsi cahaya sebagai gelombang tidak dapat
menjelaskan fenomena-fenomena tersebut . Kemudian muncullah pandangan
bahwa cahaya sebagai partikel. Sebagai analoginya, anda bias
memeprhatikan gambar , perbedaan cahaya jika diasumsikan sebagai
gelombang dan sebagai partikel . Dengan asumsi sebagai gelombang ,
cahaya dipancarkan sebagai rambatan gelombang yang kontinu. Adapaun
dengan asumsi sebagai partikel , cahaya dipancarkan dalam bentuk
paket-paket energy yang disebut foton.
Efek foto listrik
Gejala terlepasnya electron electron dari permukaan plat logam ketika
disinari dengan frekuensi tertentu disebut efek fotolistrik. Electron
yang terlepas dari permukaan plat logam tersebut disebut electron foto.
Peristiwa ini pertama kali ditemukan oleh Hertz.
Perangkat percobaan untuk mengamati efek fotolistrik terdiri atas tabung
kaca hampa udara dan plat logam yang disebut sebagai katoda. Ketika
katoda disinari dengan ulatraviolet , electron akan terlepas dari katoda
dan bergerak menuju anoda sehingga arus mengalir pada rangkaian.
Banyaknya electron yang terlepas dapat dilihat dari indicator kuat arus
yang ditunjukkan oleh ampermeter. Energi kinetic yang dimiliki elektron
dapat ditentukan dengan cara memperbesar beda potensial antara katoda
dan anoda sehingga beda potensial bersifat menahan laju electron.
Bersamaan dengan kenaikan beda potensial , penunjukan jarum ampermeter
akan mengecil, . Jika pada suatu ketika jarum ampermeter menunjuk angka
nol, besarnya energy potensial sama dengan besar energy kinetikyang
dimiliki electron. Nilai beda potensial saat itu disebut potensial
henti.
Energi potensial yang diberikan dapat diprediksikan sebagai sebuah bukit yang harus dilewati electron seperti gambar :
Apabila bukit potensila dipertinggi , suatu saat ampermeter yang
dipasang dibalik bukit menunjukkan angka nol. Ini berarti energy
electron tidak cukup lagi untuk melewati bukit potensial sehingga
besarnya potensial henti V0 bersesuaian dengan energy kinetiknya electron
Ek = e. V0
½ m v2 = e. V0
Hasil-hasil percobaan yang seksama menunjukkan bahwa :
- Makin besar intensitas cahaya, semakin banyak elektron-elektron yang diemisikan.
- Kecepatan elektron-elektron yang diemisikan hanya bergantung kepada frekwensi cahaya, makin besar frekwensi cahaya makin besar pula kecepatan elektron yang diemisikan.
- Pada frekwensi cahaya yang tertentu (frekwensi batas) emisi elektron dari logam tertentu sama.
Pada tahun 1901, Planck mengetengahkan hipotesa bahwa cahaya (gelombang
elektromagnetik) harus dianggap sebagai paket-paket energi yang disebut
foton. Besar paket energi tiap foton dirumuskan sebagai :
E = h . f
E | = | Energi tiap foton dalam Joule. |
f | = | Frekwensi cahaya. |
h | = | Tetapan Planck yang besarnya h = 6,625 .10 –34 J.det |
Cahaya yang intensitasnya besar memiliki foton dalam jumlah yang sangat
banyak. Tiap-tiap foton hanya melepaskan satu elektron. Kiranya mudah
dipahami bahwa semakin besar intensitas cahaya semakin banyak pula
elektron-elektron yang diemisikan.
Tiap foton yang datang pada logam, sebagian energinya digunakan untuk
melepaskan elektron dan sebagian menjadi energi kinetik elektron. Jika
energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron sebesar W0 dan energi yang menjadi energi kinetik sebesar Ek maka dapat ditulis persamaan :
Dari persamaan nampak jelas, makin besar frekwensi cahaya, makin besar
kecepatan yang diperoleh elektron. Bila frekuensi cahaya sedemikian
sehingga h.f = W0, maka foton itu hanya mampu melepaskan
elektron tanpa memberi energi kinetik pada elektron. Penyinaran dengan
cahaya yang frekwensi lebih kecil tidak akan menunjukkan gejala foto
listrik.
Efek Compton atau Hamburan Compton
Dalam peristiwa efek foto listrik , cahaya yang dijatuhkan pada keeping
logam diperlakukan sebagai paket energy yang disebut foton . Foton itu
mengalami peristiwa tumbukan dengan electron . Biasanya tumbukan selalu
dikaitkan dengan momentum. Pada peristiwa tersebut akan berlaku Hukum
Kekelan Momentum dan Hukum Kekekalan Energi.
Penelitian hamburan sinar-X yang dilakukan Arthur H. Compton ( 1892 –
1962 ) menghasilkan fenomena baru, yaitu pergesaran panjang gelombang
atau perubahan frekuensi sebelum dan sesudah tumbukan . Gejala ini
dijelaskan oleh Compton dengan menganggap bahwa yang terjadi adalah
tumbukan anatara kuantum cahaya ( foton ) dan electron bebas.
“ Ketika foton menumbuk electron , sebagian energy foton akan
diberikan kepada electron sehingga electron memiliki energy kinetic”
Adapau energy foton setelah tumbukan akan berkurang. Menurut teori
klasik , epngurangan energy tidak akan diikuti oleh perubahan frekuensi
dan panjang gelombang. Namun menurut teori kuantum, perubahan energy
berarti akan terjadi perubahan frekuensi dan perubahan panjang
gelombang. Ini dibuktikan dengan hasil pengamatan yang menunjukkan bahwa
setelah tumbukan , panjang gelombang foton bertambah besar ( lamda’
> lamda ) . Oleh karena energo foton dirumuskan sebagai h c/ lamda ,
jelaslah bahwa energy foton setelah tumbukan akan berkurang. Didapat
dengan hasil perhitungan persamaan hamburan foton :
No comments:
Post a Comment