Monday 13 January 2014

Perairan di bawah permukaan bumi

Perairan di bawah permukaan bumi dikenal dengan istilah air bawah tanah. Air bawah tanah terbentuk karena adanya rembesan air hujan yang jatuh ke permukaan bumi. Pada lapisan tertentu, yaitu pada lapisan yang kedap air, rembesan air hujan tersebut ditampung. Perairan di bawah permukaan bumi meliputi air diam, sungai di bawah tanah, geiser, artois, dan travertin.

Perairan Bawah Permukaan Bumi
 
Air Diam atau Air Tanah 


Air hujan yang meresap ke dalam tanah dan tidak dapat mengalir akan menjadi air diam. Di tebing-tebing yang tanahnya miring, air diam kadang-kadang muncul di atas permukaan tanah sehingga menjadi mata air. Untuk mencari sumber air diam di tanah-tanah yang datar dibuatlah sumur. Di samping itu, air diam dapat keluarmenuju permukaan melalui rembesan perlahan-lahan ke sungai-sungai dan danau-danau atau melalui akar tumbuhan.

 
Sungai di Bawah Tanah 


Sungai di bawah tanah biasanya sering dijumpai di daerah kapur. Sungai di bawah tanah mengalirkan air hujan yang meresap ke dalam tanah kapur. Karena kapur mudah larut dalam air, terbentuklah terowongan-terowongan hingga air mencapai lapisan yang kedap air dan akhimya menjadi sungai di bawah tanah

 
Geiser 


Geiser adalah mata air yang menyemburkan uap dan air panas pada waktu-waktu tertentu. Pemanasan air ini berasal dari dalam bumi. Air tanah yang mencapai daerah panas bumi akan berubah menjadi uap air. Karena uap air mempunyai tekanan, jika tekanannya sudah cukup tinggi, uap itu akan menyemburkan air lepas ke permukaan bumi. Jika persediaan air tanah sudah habis, geiser akan berhenti, demikian pula jika panas buminya habis. Di Indonesia, geiser terdapat di Kuwu dekat Purwodadi (J awa Tengah).

 
Artois



Nama artois (artesis) diberikan untuk sumur yang dibor dalam suatu lapisan permeabel (yang dapat ditembus air) yang terletak antara dua lapisan yang tidak permeabel, yang membentuk suatu cekungan alamiah. Sumur-sumur artesis dibuat oleh manusia dengan jalan pengeboran yang sangat dalam sehingga keluar air yang memancar. Hal ini terjadi karena lapisan batuan yang dapat merembeskan air berada di antara batuan yang kedap air sehingga berfungsi sebagai pipa penyalur air tanah. Biasanya lapisan batuan itu miring ke arah lembah dengan bentuk melengkung. Tinggi rendahnya pancaran air bergantung pada perbedaan tinggi antara pangkallapisan batuan yang dapat merembeskan air dengan mulut pengeboran. Ingatlah akan hukum bejana berhubungan.

 
Travertin


Apabila air tanah sampai pada lapisan batu kapur, zat kapur akan larutdalam air tanah. Pada suatu saat, air yang berkadar kapur tersebut akan muncul ke permukaan bumi. Dalam keadaan ini, zat kapur akan diendapkan di daerah pemunculannya dan lama-lama membentuk lembaran-lembaran kalsita yang disebut travertin. Contohnya di Ciseeng (Bogor) dan Kuripan (Tangerang).

No comments:

Post a Comment

Total Pageviews