Friday 8 March 2013

SPEKTROMETER KISI


JURNAL PRAKTIKUM
LABORATORIUM FISIKA MODERN

















NAMA                                         :RINTO PANGARIBUAN
NIM                                              :110801050
KELOMPOK                                :VII A  
JUDUL PERCOBAAN                :SPEKTROMETER KISI
TANGGAL PERCOBAAN          :19 OKTOBER 2012
ASISTEN                                     :SOFIA NOVITA S.Si


DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2012
BAB I
PENDAHULUAN


1.1  LATAR BELAKANG

Spektrometer adalah alat yang digunakan untuk menentukan, mengetahaui, dan mengidentifikasikan spektrum cahaya akibat danya pola sebaran gelombang dari efek difraksi. Difraksi merupakan pola penyebaran gelombang akibat adanya halangan celah sempit pada medium merambat gelombang tersebut. Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin besar. Hal ini bisa diterangkan oleh prinsip Huygens. Pada animasi pada gambar dibawah terlihat adanya pola gelap terang dan terang, hal ini disebabkan wavelet-wavelet baru yang terbentuk di dalam celah sempit tersebut saling berinterferensi satu sama lain.
     Spektrum garis membentuk suatu deretan warna cahaya dengan panjang gelombang berbeda. Dengan mengetahui hubungan antara panjang gelombang, orde difraksi, dan sudut difraksi, dapat diketahui lebar celah sempit yang dilewati oleh spektrum cahaya yang bersangkutan. Untuk gas hidrogen yang merupakan atom yang paling sederhana, deret panjang gelombang ini ternyata mempunyai pola tertentu yang dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan matematis yang dikemukan oleh Balmer. Dengan alasan ini, maka perlu kita bisa membuktikan nilai dari konstanta Planck yaitu: 6,63 x 10-34 Js dengan mencari panjang gelombang dari setiap spektrum warna terlebih dahulu dengan menggunakan spektrometer dan memanfaatkan konsep dari kisi difraksi.

1.2  TUJUAN

1.         Untuk menentukan harga konstanta Planck dalam percobaan.
2.         Untuk membandingkan panjang gelombang dari masing-masing spektrum warna yang tampak dalam percobaan.
3.         Untuk membandingkan nilai frekuensi dari masing-masing spektrum warna yang tampak dalam percobaan.
4.         Untuk membandingkan energi dari masing-masing spektrum warna yang tampak dalam percobaan.


BAB II
DASAR TEORI


Sejumlah besar celah paralel yang berjarak sama disebut kisi difraksi, walaupun istilah “kisi interferensi” mungkin lebih sesuai. Kisi dapat dibuat berfungsi sebagai celah. Transparansi fotografis dari kisi yang asli bisa digunakan sebagai kisi yang murah. Kisi yang berisi 10.000 garis per sentimeter adalah umum saat ini, dan sangat berguna untuk pengukuran panjang gelombang dengan tepat. Kisi difraksi yang berisi celah-celah disebut kisi transmisi. Kisi pantulan juga mungkin; dapat dibuat dengan membuat garis-garis halus pada permukaan logam atau kaca dari mana cahaya dipantulkan dan dianalisis. Analisis ini pada dasarnya sama untuk kisi transmisi, yang akan kita bahas sekarang.
Gambar 2.1 Kisi Difraksi
            Analisi kis difraksi sangat mirip dengan eksperimen celah ganda Young. Kita anggap berkas-berkas cahaya paralel jatuh pada kisi seperti pada gambar 2.1. Kita juga menggangap bahwa celah-celah tersebut cukup sempit sehingga difraksi oleh masing-masingnya menyebarkan cahaya dengan sudut yang besar pada layar yang jauh dibelakang kisi, dan interferensi dapat terjadi dengan cahaya dari semua celah yang lain. Berkas cahaya yang melalui setiap celah tanpa pembelokan (θ = 0o) berinteferensi konstruktif untuk menghasilkan garis terang ditengah layar. Interferensi konstruktif juga dapat terjadi pada sudut θ sedemikian rupa sehingga berkas dari celah yang bersisian menempuh jarak ekstra sejauh Δl = d sinθ, dan
            sin θ = , m = 0, 1, 2, . . . [maksimum utama]........................................................(2.1)
            adalah kriteria untuk mendapatkan maksimum terang. Persamaan ini sama dengan situasi celah ganda, dan kembali m disebut orde dari pola tersebut. Bagaimana pun, ada perbedaan penting antara pola celah ganda dengan banyak celah. Maksima yang terang lebih tajam dan sempit untuk kisi. Mengapa demikian bisa dilihat sebagai berikut. Misalkna sudut θ diperbesar sedikit ke atas yang dibutuhkan untuk maksimum. Pada kasus celah ganda, kedua gelombang hanya akan berbeda sedikit fase, sehingga terjadi interferensi yang hampir konstruktif. Ini berarti bahwa maksimum akan lebar. Untuk kisi, gelombnag-gelombnag dari dua celah yang bersisian juga akan tidak terlalu berbeda fase. Tetapi gelombang dari satu celah  dan  gelomban g lain dari yang kedua yang berjarak beberapa ratus celah bisa tepat
berlawanan fase; semua atau hampir semua cahaya akan saling meniadakan dengan cara ini. Sebagai contoh, misalkan sudut θ berbeda dari maksimum orde pertamanya sehingga panjang lintasan ekstra untuk sepasang celah yang bersisian tidak tepat λ tetapi 1,0010λ. Gelombang yang melalui satu celah tunggal dan gelombang lain 500 celah dibawahnya akan berbeda fase 1,500λ atau tepat 1  panjang gelombang sehingga keduanya akan saling meniadakan. Sepasang celah, satu dibawah yang dua ini, juga akan saling meniadakan. Artinya, cahaya dari celah 2 meniadakan yang keluar dari celah 502, dan seterusnya. Dengan demikian bahkan untuk sudut yang kecil yang berhubungan dengan panjang lintasan ekstra 1/1000λ, ada interferensi destruktif yang banyak, dan maksimum akan sangat sempit. Makin banyak garis pada sebuah kisi, makin tajam pula puncak-puncaknya. Karena sebuah kisi menghasilkan garis yang jauh lebih tajam (dan lebih terang) dari dua celah saja. Ia merupakan alat yang lebih tepat untuk mengukur panjang gelombang.
            Misalkan cahaya yang menimpa kisi difraksi tidak monokromatik, tetapi terdiri dari dua atau lebih panjang gelombang yang berbeda seperti pada celah ganda. Jika cahaya putih jatuh pada kisi, maksimum tengah (m = 0) akan merupakan puncak putih yang tajam. Tetapi untuk semua orde yang lain, akan ada spektrum warna yang jelas yang tersebar melingkupi lebar anguler tertentu. Karena kisi difraksi menyebarkan cahaya menjadi panjang gelombang komponen-komponennya, pola yang dihasilkan disebut spektrum.  ( Douglas Giancoli ; 1998)
            Suatu sifat gelombang yang menarik ialah bahwa gelombang dapat dibelokkan oleh rintangan. Sebagai contoh, anda dapat mendengar suara yang datang dari balik pagar tembok atau dari balik suatu bukit, meskipun tidak ada benda di sekitar anda yang dapat memantulkan gelombang bunyi. Kita begitu biasa dengan gelombang bunyi sehingga kita tidak pernah memperhatikan hal ini. Kejadian ini, yang merupakan pembelokan energi yang dibawa oleh gelombang ke daerah bayang-bayang, disebut difraksi.
            Untuk dapat memahami kejadian ini mari kita tinjau lagi gelombang air. Suatu gelombang harus datang pada suatu celah. Lebar celah ini dibuat lebih kecil dari panjang gelombang. Tampak bahwa gelombang yang keluar dari celah bukan gelombnag lurus, tetapi suatu gelombang lingkaran yang menyebar ke semua arah. Jadi gelombang yang datang dibelokkan oleh celah. Apa yang terjadi jika suatu gelombang lurus datang pada suatu celah dengan lebar yang lebih besar daripada panjang gelombang. Dapat anda bandingkan lebar celah dengan jarak antara dua garis terang, yang tidak lain adalah panjang gelombang. Jika celah dipersempit maka gelombang oleh celah makin kelihatan, dan jika celah terus dipersempit sehingga lebar celah sama dengan panjang gelombang, kita dapatkan panjang gelombang lingkaran yang menyebar ke semua arah akan keluar dari celah.
            Kita dapat menjelaskan terjadinya difraksi dengan menggunakan teori Huygens tentang penjalaran gelombang. Teori Huygens menyatakan bahwa setiap titik pada permukaan gelombang dapat dianggap sebagai sumber gelombang yang mengeluarkan suatu gelombang lingkaran. Gelombang lingkaran yang keluar dari titik-titik pada muka gelombang ini disebut gelombang sekunder. Garis singgung pada permukaan gelombang sekunder pada suatu saat akan memberikan muka gelombang yang baru. Makin lebar celahnya, muka gelombnag yang keluar dari celah makin mirip dengan garis lurus sehingga sinar-sinar gelombang yang mempunyai arah tegaklurus terhadap muka gelombang akan tidak banyak mengalami pembelokan. Sebaliknya jika celahnya sempit maka muka gelombang yang ditarik sebagai garis singgung pada gelombang-gelombang sekunder yang berasal dari celah mulai menyimpang dari garis lurus, sehingga sinar-sinar gelombangnya, yaitu arah jalar gelombang akan mengalami pembelokan yang lebih besar. Gelombang bunyi mempunyai panjang gelombang dalam orde meter; tidak heran kalau gelombang bunyi mengalami difraksi yang parah, sebab berbagai penghalang seperti jendela dan pintu mempunyai ukuran dalam orde panjang gelombang.
            Sebaliknya kita jarang melihat peristiwa difraksi cahaya dalam kehidupan sehari-hari, sebab panjang gelombang cahaya adalah orde 10−4 mm, sehingga penghalang yang dijumpai sehari-hari selalu jauh lebih besar dibanding dengan panjang gelombang. Sesuai dengan teori Huygens, kita dapat memandang difraksi sebagai interferensi sederet sumber titik yang memenuhi lebar celah. Kita dapat menurunkan diagram fasor untuk N buah celah. Sebagai ganti celah-celah kita gunakan titik pada muka gelombang dalam celah tunggal yang kita selidiki. Hal ini dapat kita lakukan, sebab menurut Teori Huygens yang berlaku sebagai sumber gelombang sekunder yang keluar dari celah.
            Jika celah yang kita pergunakan berbentuk lingkaran, maka persoalannya tidaklah sederhana. Kita harus menjumlahkan gelombang yang berasal dari setiap titik dalam lubang. Untuk lubang berdimensi dua sukar untuk menggunakan diagram vektor, akan tetapi kita harus mempergunakan integral yang sulit. Hasilnya ternyata tidak jauh berbeda dengan difraksi oleh suatu celah. Jika suatu lubang berbentuk lingkaran dengan garis tengah d disinari dengan gelombang cahaya, maka minimum pertama intensitas difraksi akan terjadi pada arah θ, dimana
            Sin θ = 1,22 λ/d.................................................................................................(2.2)
            Bayangan yang terjadi pada layar akan berbentuk lingkaran-lingkaran konsentrik (dengan pusat yang sama); lingkaran gelap dan terang silih berganti. Lingkaran gelap yang pertama tidak lain adalah minimum pertama pada distribusi intensitas difraksi. Intensitas  lingkaran terang selanjutnya jauh lebih kecil daripada intensitas maksimum yang ditengah (sentral). Lingkaran-lingkaran ini disebut lingkaran Airy, karena Airy adalah orang yang pertama memecahkan persoalan difraksi oleh lubang berbentuk lingkaran. Kita akan menggunakan hasil ini kemudian untuk menentukan daya pisah alat optik. Pembahasan kita tentang difraksi tidak hanya berlaku untuk semua gelombang. Suatu antena pemancar gelombang mikro (microwaves) yang mempunyai penampang berbentuk lingkaran dapat dianggap sebagai suatu lubang, dan gelombang mikro yang keluar akan mengalami difraksi. Bedanya  dengan  gelombang  cahaya  hanya  terletak  pada  ukuran yang dipakai. Untuk
gelombang mikro panjang gelombangnya kira-kira 10 cm, dan antena atau garis tengah lubang yang dipakai berukuran 1 sampai 100 m.
            Misalkan distribusi intensitas cahaya pada layar jika tidak terjadi difraksi dinyatakan oleh suatu fungsi fint (θ). Bagaimana caranya kita masukkan pengaruh difraksi oleh lebar celah? Misalkan lebar tiap celah adalah b dan jarak antara dua celah yang berdekatan dinyatakan oleh d, seperti yang ditunjukkan pada Gb. 2.2
Gambar 2.2 setiap gelombang yang melalui celah dengan lebar b mengalami difraksi
            Karena gelombang-gelombang yang melalui celah mengalami difraksi, maka amplitudo gelombang yang melalui celah dengan lebar b, dan menjalar arah θ dengan normal dari kisi, menjadi
            ........................................................................................................................(2.3)
            dengan β = k b sin θ dan k adalah bilangan gelombang. Akibatnya distribusi intensitas pada layar jika terjadi difraksi oleh celah dengan lebar b dinyatakan oleh
            I (θ) =  x fint (θ)...........................................................................................(2.4)
            Jadi distribusi intensitas pada layar merupakan hasil kali distribusi intensitas difraksi dengan distribusi intensitas karena interferensi N celah.                                 ( Sutrisno ; 1984)
            Alat yang bermanfaat untuk mengukur panjang gelombang cahaya ialah kisi difraksi, yang terdiri atas sejumlah besar garis atau celah yang berjarak sama dengan permukaan datar. Kisi demikian dapat dibuat dengan memotong alur-alur sejarak dan berjarak sama pada kaca atau plat logam dengan mesin penggaris presisi. Dengan kisi pantul, cahaya dipantulkan dari punggung di antara garis. Piringan hitam memperl sedikit sifat kisi pantul. Pada kisi tembus, cahaya lewat melalui celah bening di antara garis. Kisi plastik murah dengan 10.000 atau lebih celah per sentimeter adalah hal yang lazim. Jarak antara celah dalam kisi dengan 10.000 celah per sentimeter ialah d = (1 cm)/10.000 = 10−4 cm.
            Perhatikan panjang gelombang  cahaya datar yang datang secara normal pada kisi tembus dan anggap bahwa lebar setiap celah sangat kecil sehingga setiap celah menghasilkan berkas yang terdifraksi meluas. Pola interferensi yang dihasilkan pada layar yang jauh dari kisi tersebut ialah pola akibat banyak sumber cahaya yang berjarak sama. Maksima interferensi berada pada sudut θ yang diberikan oleh
            d sin θ = mλ   m = 0, 1, 2, . . . ...............................................................................(2.5)
            Dengan m disebut bilangan orde. Kedudukan maksimum interferensi tidak tergantung pada jumlah sumbernya, tetapi lebih banyak sumber yang ada, semakin tajam dan semkin besar intensitas maksimum yang akan terjadi. Spektroskop biasa, yang menggunakan kisi difraksi untuk menganalisis cahaya dari sumber seperti tabung gas, misalnya uap helium atau natrium. Atom-atom gas tersebut dieksitasi oleh penembakan dengan elektron yang dipercepat  oleh tegangan tinggi dalam tabungnya. Cahaya yang dipancarkan oleh sumber demikian tidak terdiri atas spektrum yang kontinu. Alih-alih spektrum tersebut hanya terdiri atas panjang gelombang tertentu yang merupakan karakteristik atom dalam sumber tersebut. Cahaya dari sumbernya lewat melalui celah kolimasi sempit dan dibuat sejajar oleh lensa. Cahaya sejajar dari lensa datang pada kisi. Alih-alih jauh pada layar yang jauh jaraknya, cahaya sejajar dari kisi tersebut difokuskan oleh teleskop dan dipandang oleh mata. Teleskopnya dipasang pada rangka-putar yang dikalibrasi sehingga sudut θ dapat diukur. Dalam arah ke depan (θ = 0), maksimum tengah untuk semua panjang gelombang terlihat. Jika cahaya dengan panjang gelombang tertentu λ dipancarkan oleh sumbernya, maksimum interferensi pertama dilihat pada sudut θ yang diberikan oleh persamaan 2.5 dengan m = 1. Setiap panjang gelombang yang dipancarkan oleh sumbernya akan menghasilkan bayangan yang terpisah celah pengkolimasi dalam spektroskop yang disebut garis spektrum. Seberkas garis yang bersesuaian dengan m = 1 disebut spektrum orde pertama. Spektrum orde kedua bersesuaian dengan m = 2  untuk setiap panjang gelombang. Orde yang lebih tinggi dapat dilihat jika sudut θ yang diberikan persamaan 2.5 lebih kecil 90o. Tergantung pada panjang gelombang dan jarak pisah celah dalam kisinya, orde tersebut dapat bercampur; dengan kata lain, garis orde ketiga untuk satu panjang gelombang lain. Jika karak pisah celah dalam kisinya diketahui, panjang gelombang yang dipancarkanoleh sumbernya dapat ditentukan sudut θ.
            Ciri penting spektroskop ialah kemampuannya untuk mengukur cahay dua panjang gelombang hampir sama, λ1 dan λ2. Misalnya, dua garis kuning utama dalam spektrum natrium memiliki panjang gelombang 589,00 dan 589,99 nm, yang dapat diilihat sebagai dua panajng gelombang yang terpisah jika maksima interferensinya tidak tumpang tindih.Sesuai kriteria Rayleigh untuk resolusi (pemisahan), panjang gelombang ini diuraikan (dipisahkan) jika pemisahan sudut maksima interferensinya lebih besar daripada pemisahan sudut antara satu maksimum interferensinya dan minimum interferensi dan minimum interferensi pertama pada kedua sisinya. Daya penguraian kisi difraksi didefinisikan sebagai λ/ |Δλ| dengan |Δλ| merupakan perbedaan terkecil antara dua panjang gelombang yang berdekatan, yang masing-masing kira-kira sama dengan λ, yang dapat diuraikan. Kekuatan penguraian sebanding dengan jumlah celah diterangi karena semakin banyak celah yang diterangi akan semakin tajam maksima interferensinya. Kekuatan penguraiana R dapat ditunjukkan sama dengan
            R =  = mN.............................................................................................................(2.6)
            dengan N merupakan jumlah celah dan m bilangan orde.          ( Paul A. Tipler ; 1996)
            Kisi difraksi (sebenarnya interferensi kisi, tetapi dinamakan lain) terdiri dari ribuan celah yang sama. Kisi difraksi sangat berguna untuk menganalisa cahaya dan untuk mendapatkan panjang gelombang yang murni. Sewaktu cahaya monokromatik di lewatkan pada kisi dan diproyeksikan ke layar, susunan interferensi di amati sama dengan eksperimen celah ganda. Untuk celah ganda, interferensi konstruktif yang kuat akan muncul ketika perbedaan panjang antara celah yang berdekatan adalah kelipatan dari panjang gelombang. Jika d adalah panjang celah,
            dsinθ = mλ,  m=0, 1, 2, 3,. . .,n Kisi difraksi maksima......................................(2.7)
            m adalah orde dri kisi difraksi maksima.                           ( Michael E.Browne ; 2000 )
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN


3.1 Prosedur percobaan

1.      Disiapkan semua peralatan yang akan digunakan.
2.      Diletakkan lampu Cd pada tabung lampu.
3.      Diletakkan tabung lampu pada statif.
4.      Dihidupkan induktor Ruhmkorf.
5.      Dihidupkan lampu Cd dan dibiarkan sampai menyala penuh.
6.      Dicari θ standart tanpa kisi yaitu dengan mengatur posisi teropong tepat lurus dengan kolimator dan bayangan celah berhimpit pada garis teropong.
7.      Dicatat θ standart dari skala.
8.      Diletakkan kisi 600 lines/cm pada meja kisi.
9.      Dicari spektrum warna pertama pada spektrometer dengan menggeser ke kiri-kanan teropong.
10.  Dilihat sudut yang dibentuk skala.
11.  Dicatat θkiri dan θkanan.
12.  diulang prosedur diatas sampai ditemukan warna ungu, kuning, dan hijau.
13.  Disusun peralatan pada tempatnya setelah percobaan selesai.

3.2 Peralatan dan fungsi

1.      Spektrometer  
Fungsi: untuk menganalisa spektrum warna dan menentukan sudut deviasi θ
Bagian-bagiannya:
-          Kolimator
Fungsi: untuk memfokuskan berkas cahaya dari sumber sehingga sejajar dengan sumber cahaya
-          Teropong
Fungsi: untuk melihat spektrum warna yang terjadi
-          Meja kisi
Fungsi: sebagai tempat untuk meletakkan kisi
-          Skala
Fungsi : untuk membaca besar sudut θkiri, θstandart, dan θ­kanan yang terbentuk.
2.      Induktor Ruhmkorf
 Fungsi: sebagai sumber tegangan.
3.      Lampu Cd
 Fungsi: sebagai sumber cahaya.
4.      Kisi (600 Lines/cm)
 Fungsi: sebagi alat untuk menguraikan cahaya menjadi spektrum warna.
5.      Statif
Fungsi: untuk menyangga lampu.
6.      Kabel
Fungsi: untuk menghubungkan arus PLN ke induktor Ruhmkorf






















BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS


4.1 Data Percobaan

Kisi = 600 lines/mm
θstandart = 216,3o
Warna
θkiri
θkanan
Ungu
48,30o
29,30o
Kuning
44,30o
32,67o
Hijau
40,30o
32,30o























                                                                                                         Medan, 19 Oktober 2012
        Asisten,                                                                                                 Praktikan,


Sofia Novita, S.Si                                                                                           (RINTO)
4.2  Analisa data

Kisi = 600 lines/mm
1.    Mencari nilai d dari percobaan
d =
d =  = 1,667 x 10-6 m
2.    Mencari nilai θ dari percobaan
θ =
ungu =  = 38,8o
kuning =  = 38,485o
hijau =  = 36,3o
3.    Mencari λpraktek
λpraktek =  dimana n = 1
ungu =  = 3,48 x 10-7 m
kuning =  = 5,19 x 10-7 m
hijau =  = 4,93 x 10-7 m
4.    Mencari % ralat untuk masing-masing kisi
%ralat =  x 100%
-% ralatungu =  x 100% = 13%
-% ralatkuning =  x 100% = 13,5%
-% ralathijau =  x 100% = 1,4%
5.    Mencari ft untuk setiap lampu
f=
-          Lampu Na = (5,016 x 10-7 m )
                     f =
                       = 5,98 x 1014 Hz
-          Lampu Hg = (4,916 x 10-7 m )
                     f  =
      = 6,1 X 1014 Hz
-          Lampu Cd = (3,915 x 10-7 m )
              f  =
                             = 7,66 x 1014 Hz
6.      Menghitung nilai Energi
Ep = ht x fp  dimana ht = 6,63 x 10-34
-            Ep ungu = 6,63 x 10-34 x 8,62 x 1014 = 5,72 x 10-19 J
-            Ep kuning = 6,63 x 10-34 x 5,78 x 1014 = 3,83 x 10-19 J
-            Ep hijau = 6,63 x 10-34 x 6,09 x 1014 = 4,04 x 10-19 J
7.        Menghitung konstanta plank secara praktek
hp =
-          hp ungu  =
-          hp kuning  =
-          hp hijau =
8.        Menghitung % Ralat dari konstanta plank secara praktek
% Ralat =  x100%
-          % Ralatungu  =  
-          % Ralatkuning  =  
-          % Ralathijau =











BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN


5.1    Kesimpulan

1.      Dari percobaan diperoleh harga konstanta Planck untuk masing-masing spektrum warna yang tampak mendekati konstanta Planck secara teori yaitu 6,63 x 10-34 Js.
2.      Panjang gelombang dari masing – masing spektrum warna yang tampak dalam percobaan, yaitu ungu, hijau, dan kuning. Dimana panjang gelombang terbesar adalah warna kuning dan panjang gelombang terkecil adalah warna ungu.
3.      Dari hasil percobaan diperoleh bahwa frekuensi untuk warna ungu lebih besar daripada warna hijau dan warna kuning. Hal ini sesuai dengan hasil analisa data panjang gelombang yang menunjukkan bahwa panjang gelombang warna ungu lebih kecil daripada warna hijau dan warna kuning karena panjang gelombang berbanding terbalik dengan frekuensi.
4.      Dari hasil percobaan diperoleh bahwa energi untuk warna ungu lebih besar daripada waran hijau dan warna kuning. Hal ini sesuai dengan hasil analisa data menunjukkan bahwa panjang gelombang warna ungu lebih kecil daripada warna hijau dan warna kuning karena panjang gelombang berbanding terbalik dengan energi.

5.2    Saran

1.      Praktikan diharapkan menguasai teori kisi difraksi
2.      Praktikan diharapkan mengetahui panjang gelombang spektrum cahaya sebelum percobaan
3.      Praktikan sebaiknya teliti dalam melihat nilai θ yang tertera










DAFTAR REFERENSI


Browne, Michael E. 2000. “PHYSICS FOR ENGINEERING AND SCIENCE”. Second Edition. Mc Graw Hill, New york.
             Page : 355.
           Halaman : 302-304.
Sutrisno. 1984. “FISIKA DASAR: “GELOMBANG DAN OPTIK”. Edisi Ketiga. Penerbit
          ITB
          Halaman : 98 – 103.
Tipler, Paul A. 2001. “FISIKA UNTUK SAINS DAN TEKNIK”. Edisi Ketiga. Erlangga,   Jakarta.
         Halaman : 565−566


















                                                                                                      Medan,19 Oktober 2012
         Asisten,                                                                                          Praktikan,


  Sofia Novita, S.Si                                                                                   (RINTO)

GAMBAR PERCOBAAN
SPEKTROMETER KISI




 









No comments:

Post a Comment

Total Pageviews