JURNAL
PRAKTIKUM
LABORATORIUM
FISIKA MODERN
NAMA : RINTO
PANGARIBUAN
NIM : 110801050
KELOMPOK : VI A
JUDUL
PERCOBAAN : RADIASI INFRA MERAH
TANGGAL
PERCOBAAN : 5 OKTOBER 2012
ASISTEN : HELEN M MANURUNG
DEPARTEMEN
FISIKA
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
SUMSTERA UTARA
MEDAN
2012
KATA
PENGANTAR
Segala puji dan
syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, dimana Dia masih memberi
kesempatan untuk mengerjakan praktikum RADIASI INFRA RED. Selain itu terima
kasih juga buat asisten yang telah membimbing selama praktikum dan sekaligus
mengajari saya membuat laporan praktikum ini, dan tak lupa saya ucapkan terima
kasih buat teman-teman satu kelompok yang telah ikut bekerja sama dalam
praktikum dan pada penulisan laporan ini.
Laporan
ini merupakan hasil laporan dari praktikum radiasi infra red,yang telah
dilakukan di laboratorium fisika modern F-MIPA USU. Yang didalamnya disusun
mulai dari teori hingga pembahasan beserta analisa.
Dalam
menulis laporan ini saya mengharapkan laporan ini akan banyak berguna buat
membantu praktikan- praktikan yang hendak membuat percobaan yang sama.
Saya
menyadari masih banyak kekurangan yang dibuat dalam menyusun laporan ini, untuk
itu penulis selalu terbuka dengan saran saran yang bersifat membangun dan
membantu perbaikan laporan ini.
Akhirnya
penulis terima kasih kepada semua pihak yang telah turut membantu dalam
mengerjakan praktikum sekaligus dalam menulis laporan iini.
Medan,11 Oktober 2012
Penulis,
Rinto pangaribuan
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Radiasi
adalah setiap proses dimana energi bergerak melalui media atau ruang yang
akhirnya akan diserap oleh benda lain. Sedangkan yang
dimaksud dengan infra merah (infra red) ialah sinar elektromagnet yang
panjang gelombangnya lebih daripada cahaya nampak yaitu di antara 700 nm dan 1
mm. Sinar infra merah merupakan cahaya yang tidak tampak. Jika dilihat dengan
dengan spektroskop cahaya maka radiasi cahaya infra merah akan nampak pada
spectrum elektromagnet dengan panjang gelombang di atas panjang gelombang
cahaya merah. Dengan panjang gelombang ini maka cahaya infra merah ini akan
tidak tampak oleh mata namun radiasi panas yang ditimbulkannya masih terasa/dideteksi.
Kita memanfaatkan detektor infra red padasetiap benda yang dipancarkan infra red
akan memantulkan dan atau nyerap infra red sehingga detektor menangkap panjang
gelombang yang berbeda sesuai suhu yang dikeluarkan benda.Karena sumber utama
sinar infra red merupakan radiasi termal ataupun radiasi panas, setiap benda
memiliki suhu panas tertentu bahkan yang kita kira tidak cukup panas untuk
meradiasikan cahaya tampak dapat mengeluarkan energi dan terlihat pada infrared.
Semakin panas sesuatu semakin dapat dia meradiasikan radiasi infrared.
Inilah yang menjadi dasar pendeteksian suhu badan manusia
dan pendeteksian sensor untuk mengidentifikasikan orang yang terserang firus
flu burung atau flu babi di bandara-bandara internasional.
Oleh karena banyaknya kegunaan infra merah sehingga perlu
dipelajari lebih banyak untuk mengembankan nya.
A. Tujuan Praktikum
1. Untuk menentukan energi yang dibutuhkan pada lampu
reflaktor dengan beberapa tabung.
2. Untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap kalor.
3. Untuk mengetahui hubungan panjang gelombang dengan
energi.
BAB II
DASAR
TEORI
Sinar x dapat terbentuk apabila
zarah ringan bermuatan, misalnya elektron,oleh pengaruh gaya inti atom bahan
mengalami perlambatan. Sinar –X yang tidak lain adalah gelombang listrik
magnet, yang terbentuk melalui proses ini disebut sinar-X bremsstrahlung.Sinar
–X yang terbentuk dengan cara demikain memnpunyai energi paling tinggi sama
dengan energy zarah bermuatan pada waktu terjadinya perlambatan. Andaikan mula
mula ada seberkas elektron bergerak masuk kedalam bahan dengan energy kinetic
sama,elektron mungkin saja berinteraksi dengan atom bahan itu pada saat dan
tempat yang berbeda beda. Karena itu berkas elektron selanjutnya biasanya
terdiri dari elektron yang mempunyai energy kinetic berbedabeda. Ketika pada
suatu saat terjadi pelambatan dan menimbulkan sinar –X,sinar –X yang terjadi
umumnya mempunyai energy yang berbedabeda sesuai dengan energi kinetic elektron
pada saat terbentuknya sinar –X dan juga tergantung pada arah pancarannya.
Berkas sinar –X yang terbentuk ada yang berenergi rendah sekali sesuai dengan
energy elektron pada saat menimbulkan sinar –X itu,tetapi ada yang berenergi
hampir sama dengan energy kinetic elektron pada saat elektron masuk ke dalam
bahan. Di katakan berkas sinar –X yang terbentuk melalui proses ini mempunyai
spectrum energi nirfarik.
Sinar –X dapat
juga terbentuk dalam proses perpindahan elektron atom dari tingkat energy yang
lebih tinggi menuju tingkat energy yang lebih rendah, misalnya dalam proses
ikutan efek fotolistrik. Sinar –X yang terbentuk dengan cara seperti ini,
mempunyai energy sama dengan selisih energy antara dua tingkat energy yang
berkaitan. Karena energy ini khasuntuk setiap jenis atom, sinar yang terbentuk
dalam proses ini di sebutsinar –X karakteristik; kelompok sinar –X demikian
mempunyai energy farik. Sinar –X karakteristik yang timbul oleh perpindahannya
elelkton dari suatu energy menuju lintasan K,disebut sinar –X garis K,sedangkan
yang menuju kelitasan L disebut sinar –X garis L,dan seterusnya.
Sinar –X
bremsstrahlung dapat dihasilkan melelui pesawat sinar –X atau pemercepat jarak.
Pada dasranya bagian pesawat sinar –X terdiri dari 3 bagian utama,yaitu tabung
sinar –X sumber tegangan tinggi yang mencatu tegangan listrik pada kedua
elektroda dalam tabung sinar –X yang biasanya terbuat dari bahan tabung gelas
terdapat filament yang bertindak sebagai katode, dan sasaran yang bertindak
sebagai anode. Tabung pesawat sinar –X dibuat hampa udara agar elektron yang
berasal dari filament tidak terhalang oleh molekul udara dalam perjalanannya
menujuke anode.Filament yang dipanasi oleh arus listrik bertegangan rendah (If)
menjadi sumber elektron. Makin besararus filament If akan makin tinggi suhu
filamen,dan berakibat makin banyak elektron dilepaskan per satuan waktu.
Elektron yang dibebaskanoleh filament tertarikke anode oleh adanya
bedapotensial yang besar atau tegangan tinggi antara katoda dan anoda yang
dicatuoleh unit sumber tegangan tinggi (potensial katoda beberapa puluh hingga beberapa
ratus kV atau MV lebih rendah dibandingakan potensial anode); elektron ini menabrak
bahan sasaran yang umumnya bernomor atom dan bertitik cair tinggi (misalnya wolfram)
dan terjadilah proses bremsstrahlung. Khusus pada pemercepat zarah energy
tinggi beberapa elektron atau zarah yang di percepat dapat agak menyimpang dan menabrak
dinding sehingga menimbulkan bremsstrahlung pada dinding. Beda potensial atau tegangan
antara kedua elektroda menentukan energy maksimum sinar –X yang terbentuk sedangkan
fluks sinar –X bergantung pada jumlah elektron per satuan waktu yang sampai kebidang
anode; yang terakhir ini disebut arus tabung(It) yang sudah barang tentu bergantung
pada arus filament (If). Namun demikian dalam batas tertentu tegangan tabung juga
dapat mempengaruhi arus tabung. arus tabung dalam system pesawat sinar –X biasanya
hanya mempunyai tingkat besaran dalam mili ampere (mA), berbeda dengan arus
filament yang tingkatnya dalam ampere.
Spektrum
energi sinar –X pada pesawat sinar –X
biasanya muncul menunujukan adanya sinar –X karakteristik. Pesawat sinar –X
yang tidak di berikan tegangan tinggi, tidak memancarkan sinar –X. pesawat
sinar –X energy tinggi (sampai dengan tingkat megavolt) biasanya lebih dikenal
dengan nama pemercepat zarah. Dalam pesawat ini pemercepat elektron
dilaksanakan bertingkat tingkat sehingga pada waktu mencapai sasaran mempunyai
energy sangat tinggi,misalnya ada yang sampai tinggi 20 MV atau lebih. Energy
sinar –X yang dipancarkan sudah tentu juga sangat tinggi. Sinar –X yang
dipancarkan dari pesawat pemercepat zarah mempunyai energi yang lebih seragam
dibandingkan dengan yang dipancarkan melalui pesawt sinar –X energy rendah.
Sasaran pada pesawat pemercepat zarah biasanya sangat tipis. Karena ketika
mencapai sasaran elektron mempunyai energy yang sama,energi X yang dipancarkan
juga hamper sama selain itu arah sinarhampir seluruhnya kedepan.
Untuk
menjelaskan peristiwa atau proses yang berkaitan dengan atom digunakan berbagai
model atom. Atom dimodelkan antara lain sebagai system yang terdiri dari bagian
yang sangat mampat di bagian tengahnya yang disebut bagian inti dan sejumlah
elektron yang mengelilingi inti dalam lintasan masing masing. Inti atom terdiri
atas kumpulan proton, zarah dasar yang bermuatan positif, dan neutron, zarah
dasar serupa proton tetapi tidak bermuatan listrik.
Di dalam alam
hamper semua unsure diketahui mempunyai lebih dari satu bentuk atom,satu dengan
yang lain berbeda jumlah kandungan nya neutron dalam intinya. Keluarga unsur
yang mempunyai jumlah proton (dan sendirinya juga jumlah elektron) sama,tetepi
dengan jumlah neutron yang berbeda, dinamakan isotop. Isotop suatu unsur
mempunyai suatu sifat kimia yang sama ,tetapi dengan dengan sifat kimia yang
berbeda. Sebagai contoh unsur unsure hidrogen mempunyai tiga isotop yaitu
hydrogen biasa,hidrogen berat atau detirium dan tritium. Ketiga inti isotop
hydrogen mempunyai satu elektron dan satu proton tetapi inti hydrogen berat
selain selain mempunyai proton satu juga mempunyai neutron. Radiasi nuklir
adalah tidak lain adalah jenis radiasi apabila melalui bahan padat,cair atua
gas dapat mengakibatkan terjadinya pegionan dalam bahan itu karena itu ddisebut
juga radiasi pengionan. Proses perubahan inti demikian dikenal sebagai proses
peluruhan radioaktif atau radioaktivasi. Isotop suatu unsur atau nuklida yang
berperilaku semacam ini disebut nuklida radio aktif atau radio nuklida. Jadi
radio aktivitas dapat diartikan sebagai proses perubahan inti secara spontan
yang menghasilkan unsure baru. Perubahan itu terlaksana melalui berbagai cara
antara lain dengan memancarkan zarah alfa (α), zarah beta (β), positron (β+)
dan penangkapan elektron atom sendirinya. Reaksi itu masing masing dapat atau
tidak disertai dengan pemancaran radiasi gamma (γ).
Barbagai kegitan
melibatkan peralatan atau perlengkapan yang menggunakan zat radioaktif. Alat
atau perlengkapan semacam itu dapat dipandang sebagai sumber radiasi. Sebagai
contoh missal kamera gamma dalam kegiatan radiografi industry menggunakan
iridium -192, atau saesium -137 atau kolbat -60; system pengendalian kilang
minyak atau pabrik semen; system pengawasan mutu (ketebalan,kapadatan) pada
pabrik baja,pabrik rokok kertas; dan pabrik pengemasan obat ada yang menggunakan
zat radioaktif pemancar gamma.
Radio aktivitas
dan sifat radioaktif inti sepenuhnya hanya ditentukan oleh keadaan inti, dan
tidak tergantung pada keadaan kimia maupun fisika unsurnya. Karena itu sifat
radio aktif zat unsure tidak dapat diubah dengan cara apapun, dan merupakan
sifat khas unsure radio aktif itu. Proses perubahan radio aktif tergantung pada
dua factor yaitu: induk terlalu tinggi atau terlalu rendah, dan pada hubungan
massa energi induk,inti turunan, dan radiasi yang dipancarkan.
(Surwarno.Wiryosimin ,1995)
Spektroskopi infra merah telah melewati
fase beberapa menarik menyusul realisasi awal itu adalah aplikasi komersial.
Ini terjadi pada tahun 1940 ini terutama untuk analisyc dari fraksi minyak bumi
diikuti oleh aplikasi yang lebih umum untuk analisis kimia dan industri
manufaktur dan di tempat lain. Selama tahun 1950-an berbagai instrumen
komersial dipasarkan dan banyak yang masih dalam pelayanan. Oleh karena itu
layak mengambil cerita
dengan generasi
instrumen. Bahan prisma
yang paling populer digunakan dalam desain spektrometer untuk pekerjaan rutin
adalah NaCl, yang transparan terhadap radiasi infra merah troughout kisaran
650-4000 cm-1. Anda akan ingat bahwa dispersi prisma tergantung pada perubahan
di dalamnya adalah indeks bias sebagai frekuensi perubahan radiatin. LiF
memiliki sifat dispersi lebih menguntungkan daripada NaCl pada wavenumbers
tinggi tetapi tidak transparan bawah sekitar 1000 cm-1.it dipotong dari
1000cm-1. Dalam rangka memperluas jangkauan operasi bawah 650 cm-spektrometer
yang dirancang yang digunakan KBr dan CsI.Bahan-bahan yang transparan untuk 400 dan 200 cm-1
masing-masing. Popularitas
instrumen prisma terjatuh pada akhir 1960-an, ketika meningkatkan teknologi
konstruksi kisi kisi-kisi memungkinkan murah berkualitas baik akan diproduksi.
Kisi-kisi Instrumentsemploying sebagai unsur dispersif memiliki keuntungan dari
resolusi superior, oftenover rentang frekuensi yang luas. Prisma bisa,
bagaimanapun, memiliki keuntungan dari melewati energi lebih banyak dari batas yang ditentukan.
(W.O.George ,1987)
Kurang dari 200
tahun yang lalu keberadaan infrared menjadi bagian dari spektrum
elektromagnetik bahkan tidak dicurigai. Makna asli dari spektrum infrared, atau
hanya ‘infrared‘ seperti yang sering disebut, sebagai bentuk radiasi panas
mungkin kurang jelas hari ini daripada pada waktu penemuannya oleh Herschel
pada tahun 1800.Penemuan ini dibuat secara tidak sengaja saat mencari bahan
optik baru. Sir William Herschel-Royal Astronom kepada Raja George III dari
Inggris, dan sudah terkenal dengan penemuan planet Uranus-sedang mencari bahan
penyaring optik untuk mengurangi kecerahan gambar matahari dalam tata surya
teleskop selama pengamatan. Sementara pengujian sampel berbeda dari kaca
berwarna yang memberikan kecerahan pengurangan serupa ia tertarik untuk
menemukan bahwa beberapa sampel berlalu sangat sedikit panas matahari,
sementara yang lain berlalu begitu banyak panas yang ia mengambil risiko kerusakan
mata setelah beberapa detik ‘pengamatan. Herschel segera yakin akan perlunya
mendirikan percobaan sistematis, dengan tujuan mencari satu bahan yang akan
memberikan pengurangan yang diinginkan kecerahan serta pengurangan maksimum
panas.
Ia
mulai percobaan dengan benar-benar mengulangi percobaan prisma Newton, tetapi
mencari efek pemanasan daripada distribusi visual intensitas dalam spektrum.
Dia pertama kali hitam bola lampu merkuri yang sensitif dalam kaca termometer
dengan tinta, dan dengan ini sebagai detektor radiasi, ia mulai menguji efek pemanasan
dari berbagai warna spektrum yang terbentuk di atas meja dengan sinar matahari
yang lewat melalui kaca prisma.Termometer lain, ditempatkan di luar sinar matahari,
menjabat sebagai kontrol.Sebagai termometer menghitam itu bergerak perlahan di
sepanjang spektrum warna, suhu bacaanmenunjukkan peningkatan yang stabil dari
ungu ujung ke ujung merah. Ini tidak sama sekali tak terduga, karena peneliti
Italia, Landriani, dalam percobaan serupa pada tahun 1777 telah melihat efek
yang sama. Saat itu Herschel Namun, yang pertama mengakui bahwa harus ada suatu
titik di mana efek pemanasan mencapai maksimum, dan pengukuran mereka terbatas
pada bagian yang kelihatan dari spectrum gagal untuk menemukan titik ini.Memindahkan
termometer ke dalam kawasan gelap di luar ujung merah spektrum, Herschel
menegaskan bahwapemanasan terus meningkat. Titik maksimum, ketika ia menemukan
itu, terletak jauh melampaui akhir merah-dalam apa yang dikenal saat ini
sebagai “panjang gelombang infra merah ‘.Ketika Herschel mengungkapkan penemuannya,
ia disebut baru ini bagian dari spektrum elektromagnetik sebagai
‘thermometrical spektrum’. Radiasi itu sendiri ia kadang-kadang disebut sebagai
‘panas gelap’, atau hanya ’sinar tak kasat mata’. Ironisnya, dan bertentangan
dengan pendapat populer, bukan Herschel yang berasal dari istilah ‘inframerah’.
Kata hanya mulai muncul di media cetak sekitar 75 tahun kemudian, dan itu masih
tidak jelas siapa yang harus menerima kredit sebagai originator. Herschel
penggunaan kaca di prisma-nya percobaan asli menyebabkan beberapa kontroversi
awal dengan orang-orang sezamannya tentang keberadaan aktual panjang gelombang
inframerah.
Berbeda penyidik, dalam upaya untuk
mengkonfirmasi pekerjaannya, menggunakan berbagai jenis kaca tanpa pandang
bulu, memiliki transparansi yang berbeda dalam inframerah. Melalui eksperimen
di kemudian hari, Herschel menyadari terbatasnya transparansi kaca yang
baru-ditemukan radiasi termal, dan ia terpaksa menyimpulkan bahwa optik untuk
inframerah mungkin akan dikutuk dengan penggunaan elemen-elemen reflektif
secara eksklusif (yaitu pesawat dan cermin lengkung ). Untungnya, hal ini
terbukti benar hanya sampai 1830, ketika penyelidik Italia, Melloni, membuat
penemuan besar bahwa batu alami garam (NaCl)-yang cukup besar tersedia dalam
kristal alam untuk dibuat menjadi lensa dan prisma-adalah sangat transparan
dengan inframerah. Hasilnya adalah garam batu menjadi bahan utama optik
inframerah, dan tetap demikian selama seratus tahun, sampai seni yang tumbuh
adalah kristal sintetis menguasai di tahun 1930-an.Termometer, sebagai detektor
radiasi, tetap tak tertandingi hingga 1829, tahun Nobili menemukan termokopel.
(Herschel termometer sendiri bisa dibaca menjadi 0,2 ° C (0,036 ° F), dan
kemudian model yang dapat dibaca untuk 0,05 ° C (0.09 ° F)). Lalu sebuah
terobosan terjadi; Melloni menghubungkan sejumlah termokopel secara seri untuk
membentuk thermopile pertama. Perangkat baru ini sekurang-kurangnya 40 kali
lebih sensitif sebagai yang terbaik dari hari termometer untuk mendeteksi
radiasi panas-mampu mendeteksi panas dari satu orang yang berdiri tiga meter
jauhnya.Seorang ilmuwan Inggris, Sir James Dewar, pertama kali memperkenalkan
penggunaan gas cair sebagai agen pendingin (seperti nitrogen cair dengan suhu
-196 ° C (-320,8 ° F)) dalam penelitian suhu rendah. Pada 1892 ia menciptakan
sebuah wadah isolasi vakum unik yang dimungkinkan untuk menyimpan gas cair
untuk seluruh hari.
The Common (botol termos), digunakan untuk
menyimpan minuman panas dan dingin, adalah berdasarkan penemuannya.Antara tahun
1900 dan 1920, penemu dunia ‘menemukan’ inframerah. Banyak paten dikeluarkan
untuk perangkat untuk mendeteksi personel, artileri, pesawat terbang, kapal-dan
bahkan gunung es. Sistem operasi pertama, dalam pengertian modern, mulai dikembangkan
selama perang 1914-18, ketika kedua belah pihak program-program penelitian yang
ditujukan untuk eksploitasi militer inframerah. Program-program ini termasuk
sistem eksperimental untuk musuh intrusi / deteksi, suhu remote sensing, aman
komunikasi, dan ‘terbang torpedo’ bimbingan. Sistem pencarian inframerah diuji
selama periode ini mampu mendeteksi pesawat yang mendekat pada jarak 1,5 km
(0,94 mil), atau orang lebih dari 300 meter (984 ft) jauhnya.Sistem yang paling
peka sampai dengan saat ini semua didasarkan pada bolometer variasi ide, tetapi
periode antara dua perang melihat perkembangan dua detektor inframerah baru
yang revolusioner: converter gambar dan detektor foton. Pada awalnya, gambar
konverter menerima perhatian terbesar oleh militer, karena memungkinkan seorang
pengamat untuk pertama kalinya dalam sejarah yang secara harfiah ‘melihat dalam
gelap’. Namun, kepekaan konverter gambar terbatas pada panjang gelombang
inframerah dekat, dan yang paling menarik sasaran militer (prajurit musuh yaitu)
harus diterangi sinar inframerah pencarian. Karena ini melibatkan risiko
berikan pengamat posisi ke-dilengkapi sama musuh pengamat, dapat dimengerti
bahwa kepentingan militer dalam konverter gambar akhirnya memudar.
Militer taktis kerugian dari apa yang disebut ‘aktif’ (yaitu pencarian dilengkapi beam) thermal imaging sistemdorongan yang diberikan setelah 1.939-45 perang untuk militer rahasia luas inframerah-program penelitian kekemungkinan mengembangkan ‘pasif’ (tidak ada berkas pencarian) sistem di sangat sensitif detektor foton. Selama periode ini, peraturan kerahasiaan militer benar-benar mencegah pengungkapan status teknologi pencitraan inframerah. Rahasia ini hanya mulai terangkat di tengah 1950-an, dan sejak itu perangkat thermalimaging memadai akhirnya mulai tersedia bagi sipil sains dan industri.
Militer taktis kerugian dari apa yang disebut ‘aktif’ (yaitu pencarian dilengkapi beam) thermal imaging sistemdorongan yang diberikan setelah 1.939-45 perang untuk militer rahasia luas inframerah-program penelitian kekemungkinan mengembangkan ‘pasif’ (tidak ada berkas pencarian) sistem di sangat sensitif detektor foton. Selama periode ini, peraturan kerahasiaan militer benar-benar mencegah pengungkapan status teknologi pencitraan inframerah. Rahasia ini hanya mulai terangkat di tengah 1950-an, dan sejak itu perangkat thermalimaging memadai akhirnya mulai tersedia bagi sipil sains dan industri.
(http://indofisika.blogspot.com/2009/10/sejarah-infra-merah.html)
Banyak usaha
yang dibuat untuk menurunkan kurva radiasi benda hitam dengan menggunakan teori
elektromagnetik klasik, tetapi semua uasaha itu gagal. Yang paling mashyur
diantaranya, yang dinamakan hukum Rayleigh-Jeans, adalah betul pada panjang
gelombang yang besar, tetapi pada panjang gelombang yang pendek, daya yang
dipancarkan yang dihitung secara teoritis akan menjadi tak berhingga. Kegagalan
ini disebut sebagai malapetaka ultraungu ( panjang gelombang pendek ). Radiasi
elektromagnetik di dalam sebuah rongga dapat di pandang sebagai radiasi yang
dihasilkan osilator ato di dalam dinding-dinding rongga. Osilator ini menyerap dan memancarkan
radiasi yang frekuensinya banyak macamnya. Kecepatan pada mana radiasi dengan
frekuensi f tertentu meninggakan rongga itu ternyata sebanding dengan f2
kali energy rata-rata sebuah osilator yang frekuensinya adalah f. jadi,
perhitungan tersebut menjadi pencarian energy sebuah osilator. Untuk memahami
hasil klasik untuk energy rata-rata dari osilator, kita mengingatkan kembali
pembicaraan mengenai energy kinetic rata-rata dari bab sepuluh. Kita mendapatkan
bahwa di dalam suatu gas ideal yang temperaturnya T1 energi
kinetic kbT/2 untuk
masing-masing ketiga arah tersebut. Demikian juga, untuk sebuah osilator
harmonic, energy kinetic rata-rata dan energy potensial rata-rata masing-masing
ternyata adalah kbT, yang tidak bergantung dari frekuensi.
Sebaliknya, menurut eksprimen maka hasil itu adalah betul pada frekuensi rendah
atau panjang gelombang yang besar. Jadi, rumus klasik untuk energy rata-rata
dari sebuah osilator ternyata adalah betul pada frekuensi rendah.
( Joseph.W.Kane ,1938 )
BAB
III
METEDOLOGI
PERCOBAAN
3.1. Prosedur Percobaan
3.1.1.
Tanpa tapis.
Pada tabung yang dipolis
1.
Disiapkan peralatan.
2.
Di masukkan es batu ke
dalam air.
3.
Diisi tabung yang
dipolis dengan air es sebanyak 100 ml.
4.
Diukur suhu air es dan
dicatat.
5.
Diukur suhu ruangan dan
dicatat.
6.
Ditutup tabung dengan
isolator dengan lobang celah.
7.
Diletakkan thermometer
kedalam tabung untuk mengukur suhunya.
8.
Diletakkan tabung
sejauh 15 cm dari lampu pijar.
9.
Secara bersamaan
dihidupkan lampu pijar dan juga stop watch
10.
Dicatat kenaikan suhu
yang ada didalam tabung setiap 3 (tiga) menit sampai waktu 9 menit.
Pada tabung yang dihitamkan
1.
Diulangi langkah 3
sampai 10 dengan mengganti tabung yang dipolis dengan yang dihitamkan.
3.1.2.
Pada Tapis Merah
Pada tabung yang dipolis
1.
Diisi tabung yang
dipolis dengan air es sebanyak 100 ml.
2.
Diukur suhu air es dan
dicatat.
3.
Diukur suhu ruangan dan
dicatat.
4.
Ditutup tabung dengan
isolator dengan lobang celah.
5.
Diletakkan thermometer kedalam
tabung untuk mengukur suhunya.
6.
Diletakkan tabung
sejauh 15 cm dari lampu pijar.
7.
Diletakkan tapis merah
diantara lampu pijar dan tabung yang dipolis.
8.
Secara bersamaan
dihidupkan lampu pijar dan juga stop watch
9.
Dicatat kenaikan suhu
yang ada didalam tabung setiap 3 (tiga) menit sampai waktu 9 menit.
Pada tabung yang dihitamkan.
1.
Diisi tabung yang
dihitamkan dengan air 100 ml.
2.
Diukur suhu air es dan
dicatat.
3.
Diukur suhu ruangan dan
dicatat.
4.
Ditutup tabung dengan
isolator dengan lobang celah.
5.
Diletakkan thermometer
kedalam tabung untuk mengukur suhunya.
6.
Diletakkan tabung
sejauh 15 cm dari lampu pijar.
7.
Diletakkan tapis merah
diantara lampu pijar dan tabung yang dipolis.
8.
Secara bersamaan
dihidupkan lampu pijar dan juga stop watch
9.
Dicatat kenaikan suhu
yang ada didalam tabung setiap 3 (tiga) menit sampai waktu 9 menit.
3.1.3.
Pada Tapis Biru
Pada tabung yang dipolis
1.
Diisi tabung yang
dipolis dengan air es sebanyak 100 ml.
2.
Diukur suhu air es dan
dicatat.
3.
Diukur suhu ruangan dan
dicatat.
4.
Ditutup tabung dengan
isolator dengan lobang celah.
5.
Diletakkan thermometer
kedalam tabung untuk mengukur suhunya.
6.
Diletakkan tabung
sejauh 15 cm dari lampu pijar.
7.
Diletakkan tapis biru
diantara lampu pijar dan tabung yang dipolis.
8.
Secara bersamaan
dihidupkan lampu pijar dan juga stop watch
9.
Dicatat kenaikan suhu
yang ada didalam tabung setiap 3 (tiga) menit sampai waktu 9 menit.
Pada tabung yang dihitamkan.
1.
Diisi tabung yang dihitamkan dengan air es
sebanyak 100 ml.
2.
Diukur suhu air es dan
dicatat.
3.
Diukur suhu ruangan dan
dicatat.
4.
Ditutup tabung dengan
isolator dengan lobang celah.
5.
Diletakkan thermometer
kedalam tabung untuk mengukur suhunya.
6.
Diletakkan tabung
sejauh 15 cm dari lampu pijar.
7.
Diletakkan tapis biru
diantara lampu pijar dan tabung yang dipolis.
8.
Secara bersamaan
dihidupkan lampu pijar dan juga stop watch
9.
Dicatat kenaikan suhu
yang ada didalam tabung setiap 3 (tiga) menit sampai waktu 9 menit.
10. Dibersihkan peralatan dan dibereskan
3.2
Peralatan
Dan Fungsi
3.2.1 Peralatan
1. Thermometer (2buah)
Fungsi : untuk
mengukur suhu es batu
2. Lampu pijar 100 watt
Fungsi : sebagai
sumber radiasi
3. Tabung
yang dipoles
Fungsi : sebagai
tempat air es yang akan di ukur suhunya
4. Tabung yang dihitamkan
Fungsi : sebagai
tempat air es yang akan diukur suhunya
5. Tapis
merah dan biru
Fungsi : sebagai
sekat antara lampu dan tabung
6. Gelas
ukur
Fungsi : untuk
mengukur jumlah air
7. Penggaris
Fungsi : untuk
mengukur jarak tabung dengan lampu pijar
8. Stopwatch
(hp)
Fungsi : untuk
mengukur waktu
9. Serbet
Fungsi : untuk membersihkan
tabung yang dipakai
3.2.2.Bahan
1.
Es
Batu
Fungsi
:untuk menurunkan suhu
air yang diamati sehingga kenaikan suhunya lebih mudah di amati.
BAB IV
HASIL
PERCOBAAN DAN ANALISIS
4.1 Data
Percobaan
Volume air
= 100 ml Tkamar
= 300C
Jarak =
15 cm Tawal
= 170C
Tabel Tanpa Tapis
NO.
|
t ( menit )
|
Tabung yang
dipolis (0C)
|
Tabung yang
dihitamkan (0C)
|
1
|
3
|
18
|
16
|
2
|
6
|
21
|
21
|
3
|
9
|
23
|
24
|
Tabel Tapis Merah
NO.
|
t ( menit )
|
Tabung yang
dipolis (0C)
|
Tabung yang
dihitamkan (0C)
|
1
|
3
|
18
|
15
|
2
|
6
|
19
|
16
|
3
|
9
|
21
|
18
|
Suhu tabung yang dipolis (awal) = 170C
Suhu tabung yang dihitamkan (awal) = 140C
Tabel Tapis Biru
NO.
|
t ( menit )
|
Tabung yang
dipolis (0C)
|
Tabung yang
dihitamkan (0C)
|
1
|
3
|
17
|
19
|
2
|
6
|
19
|
20
|
3
|
9
|
20
|
21
|
Suhu tabung yang dipolis (awal) = 160C
Suhu tabung yang dihitamkan (awal) = 170C
Medan,
05 Oktober 2012
Asisten, Praktikan,
( Helen M. Manurung) (Rinto pangaribuan)
4.2
Grafik Percobaan
Tabel Tanpa Tapis
NO.
|
t ( menit )
|
Tabung yang
dipolis (0C)
|
Tabung yang
dihitamkan (0C)
|
1
|
3
|
18
|
16
|
2
|
6
|
21
|
21
|
3
|
9
|
23
|
24
|
Slope
=
=
=
0,83
Slope
=
=
=
1,33
Tabel Tapis Merah
NO.
|
t ( menit )
|
Tabung yang
dipolis (0C)
|
Tabung yang
dihitamkan (0C)
|
1
|
3
|
18
|
15
|
2
|
6
|
19
|
16
|
3
|
9
|
21
|
18
|
Slope
=
=
=
0,5
Slope
=
=
=
0,5
Tabel Tapis Biru
NO.
|
t ( menit )
|
Tabung yang
dipolis (0C)
|
Tabung yang
dihitamkan (0C)
|
1
|
3
|
17
|
19
|
2
|
6
|
19
|
20
|
3
|
9
|
20
|
21
|
Slope
=
=
=
0,5
Slope
=
=
=
0,33
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
1. Energi yang dibutuhkan
pada lampu reflaktor umumnya mengalami kenaikan ketika menggunakan tabung yang
dihitamkan. Hal ini disebabkan karena radiasi yang dipancarkan terhadap
permukaan benda hitam terjadi secara sempurna sehingga mengakibatkan kenaikan
suhu yang kemudian berpengaruh tehadap kenaikan energinya.
2. Dari persamaan :
Q
= m x c x ∆T
Maka
dapat disimpulkan bahwa kalor berbanding lurus dengan perubahan suhu. Sehingga
apabila suhu mengalami kenaikan maka kalor yang dihasilkan juga akan mengalami
kenaikan.
3. Hubungan
panjang gelombang dengan energi dapat ditunjukkan dari persamaan dibawah ini :
λ
=
Dari
persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa panjang gelombang berbanding lurus
dengan energi. Sehingga semakin besar energi maka panjang gelombang akan
bertambah panjang. Panjang gelombang juga dipengaruhi oleh ketetapan konstanta
planck dan ketetapan kecepatan cahaya.
5.2 Saran
1.Sebaiknya
praktikan sudah harus mengetahui prosedur percobaan, sebelum praktikum dimulai.
2.
Sebaiknya praktikan teliti dalam melihat suhu pada termometer.
3.
Sebaiknya praktikan menggunakan stopwatch harus benar-benar dimulai dari nol.
4.
Sebaiknya praktikan melakukan praktikum tidak terkena cahaya matahari langsung.
DAFTAR
REFRENSI
George. O . W. 1987. “INFRARED SPECTROSCOPY”. Great
britian Chichester. New York.
Halaman
: 69-71.
Keane. W . Joseph. 1938. “FIISIKA”. Edisi ke tiga.
Jhon Wiley & Sons, Newyork.
Halaman: 1222-1224.
Wiryosimin,suwarno.1995.”MENGENAL ASAS PROTEKSI
RADIASI”.ITB. Bandung.
Halaman : 1-5.
Di akses pada 4 Oktober,
Jam 19.00 wib.
Medan,
05 Oktober 2012
Asisten, Praktikan,
(Helen M Manurung) (Rinto
Pangaribuan)
GAMBAR
PERCOBAAN
Nama : Rinto
pangaribuan
Nim :
110801050
Judul :
Radiasi infra merah
1. Apa
yang kamu ketahui tentang infra red?
Jawab:
Infra
merah adalah radiasi elektromagnetik yang membentuk spectrum elektromagnetik.
Radiasi infra red memiliki panjang gelombang sekitar 0,000075 sampai dengan
0,04. Sinar infra merah adalah sinar yang tidak tampak. Jika dilihat dengan
spektroskop cahaya maka radiasi infra merah akan tampak pada spectrum electromagnet
dengan panjang gelombang diatas panjang gelombang cahaya merah ini tidak akan tampak
oleh mata namun radiasi panas yang ditimbulkan akn terasa/dideteksi.
Infra merah mempunyai beberapa
kelebihan dalam proses pemanasan diantaranya adalah:
A. Efisiensi
tinngi. Pembangkit radiasi infra red dapat mengubah 85% energy input menjadi
radiasi dan di dapatkan hasil secara
akurat
B. Panas
yang di dapatka dengan cepat di transfer sehingga proses pemanasan berlangsung
lebih cepat
C. Dapat
dilakukan pengontrolan panjang gelombang secara teapat dll.
2. A.Sebutkan
hubungan antara besar energy dan panjang
gelombang.
Jawab:
E=
Maka
di dapatkan dari rumus di atas bahwa energy dengan panjang gelombang berbanding
terbalik.
B.peralatan
dan fungsi:
-Thermometer (2buah) :
untuk mengukur suhu es batu
-Lampu pijar 100
watt : sebagai
sumber radiasi
-Tabung yang
dipoles : sebagai tempat air
es yang akan di ukur suhunya
-Tabung yang
dihitamkan : sebagai tempat air es
yang akan diukur suhunya
-Tapis merah dan
biru : sebagai sekat antara
lampu dan tabung
-Gelas ukur : untuk mengukur
jumlah air
-Penggaris : untuk mengukur
jarak tabung dengan lampu pijar
-Stopwatch
(hp) : untuk mengukur
waktu
-Serbet : untuk
membersihkan tabung yang dipakai
3. Berapa
besar konstanta planck?
Jawab :
6,63
x 10-34Js
4. Apa
yang dimaksud dengan radiasi?
Jawab :
Radiasi adalah
setiap proses dimana energy bergerak melelui media atau ruang yang akhirnya
akan di serap oleh benda lain.
5. Apa
perbedaan inframerah dan bloetoeth?
Jawab :
-Transmisi Teknologi
Inframerah nirkabel menggunakan pulsa cahaya inframerah
untuk mengirimkan data dari satu perangkat ke perangkat lainnya. Pulsa ini
tidak terlihat dengan mata telanjang, tetapi dapat dideteksi oleh sensor pada
perangkat penerima. Bluetooth nirkabel menggunakan gelombang radio pada
frekuensi tertentu (2,4 GHz) untuk transmisi data dari perangkat ke perangkat.
Kedua Bluetooth dan inframerah mengkonsumsi daya jauh lebih sedikit daripada
teknologi nirkabel lainnya.
-Jarak
Rentang yang efektif untuk nirkabel
inframerah sangat pendek --- biasanya tidak lebih dari lima meter, dan sering
mendekati satu meter. Bluetooth memiliki jangkauan maksimum 10 meter, yang,
meskipun dua kali lipat dari inframerah, masih jauh lebih sedikit dibandingkan
dengan lainnya frekuensi radio teknologi nirkabel. Bluetooth menikmati
keuntungan yang jelas atas inframerah dalam jangkauan efektif, namun kedua
teknologi yang berguna hanya untuk komunikasi antara perangkat dalam jarak
relatif dekat satu sama lain.
-Kecepatan transmisi
Nirkabel inframerah mentransmisikan
data dalam kisaran antara 115 kilobit per detik dan 16 megabit per detik
(Mbps), tergantung pada perangkat. Bluetooth mentransmisikan data dengan
kecepatan antara satu dan tiga megabit per detik. Meskipun berbagai kecepatan
untuk perangkat inframerah jauh lebih besar daripada perangkat Bluetooth,
kecepatan efektif yang paling umum untuk kedua teknologi adalah sekitar 3 Mbps.
-Perangkat
lokasi
Karena menggunakan cahaya untuk transmisi data, inframerah
nirkabel memerlukan berhadapan langsung antara perangkat berkomunikasi.
Perangkat penerima juga harus diposisikan dalam kerucut yang relatif sempit
cakupan dalam hubungan dengan perangkat transmisi. Bluetooth, karena
penggunaannya gelombang radio daripada cahaya, tidak tunduk pada keterbatasan ini,
perangkat berkomunikasi dapat diposisikan di mana saja dalam jangkauan efektif
teknologi.
TOLONG KASIH COMENTT GAN
No comments:
Post a Comment