Friday 8 March 2013

PENGUAT DAN TROUBLE SHOTING



BAB I

PENDAHULUAN


1.1    Latarbelakang
Sebelum melakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur,sebaiknya diketahui dahulu mengenai hal-hal yang dapat diukur menggunakan alat ukur listrik seperti arus,tegangan dan hambatan.   
Banyak sekali komponen-komponen elektronika seperti resistor, transistor, diode, kapasitor, induktor, LED, dan lain sebagainya. Untuk penentuan apakah suatu komponen benar-benar baik dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya dapat menggunakan alat ukur listrik seperti avometer, multimeter dan lain-lain. Namun besar dan kemampuan komponen biasanya tertulis pada badan komponen itu sendiri. Jika kita ingin menggunakan suatu komponen elektronika maka kita harus terlebih dulu mengetahui batas kemampuan suatu komponen elektronika tersebut. Sehingga kemungkinan terjadi kesalahan dan kerusakan sangat kecil.

1.2    Tujuan
1.      Untuk mengenal komponen aktif dan pasif
2.      Untuk menentukan baik buruknya kapasitor, resistor, dan transistor yang digunakan dalam percobaan
3.      Untuk mengetahui cara menentukan kaki transistor menggunakan multimeter
4.      Untuk mengetahui fungsi dasar dari kapasitor, resistor, dan transistor
5.      Untuk mengetahui cara mengukur hambatan resistor menggunakan multimeter














BAB II

DASAR TEORI

Ketika resistor dua atau lebih yang terhubung secara paralel. Perbedaan potensial yang sama diterapkan di semua dari mereka. Seperti yang akan kita temukan, arus yang melewati resistor setiap inversally sebanding dengan resistensi, semakin sedikit perlawanan, semakin banyak saat ini.
Mari kita mempertimbangkan R1, R2, dan R3. Yang terhubung secara paralel. Arus total saya pikir set sama dengan jumlah arus melalui resistor yang terpisah, sehingga
I = I1 + I2 + I3,V Perbedaan potensial adalah sama, di semua resistor, dan dengan menerapkan hukum ohm untuk masing-masing pada gilirannya kita menemukan bahwa
                           I1 =  .................................................................................................( 2.3)       
               I2 =  ................................................... .. ............................................. (2.4)
                I3 =  .....................................................................................................(2.5)
            Semakin kecil perlawanan, semakin besar proporsi arus total mengalir melalui itu. Arus total yang mengalir melalui set tiga resistor diberikan dalam hal R setara perlawanan mereka dengan:
                            I =  ........................................................................................................(2.6)
Oleh karena itu kita harus membuat I
   I = I1 + I2 + I3
                = +  +
Langkah terakhir adalah untuk membagi melalui oleh V, yang menghasilkan
                             =  +  +
Secara umum, kebalikan dari perlawanan setara dengan resistor set terhubung secara paralel adalah sama dengan jumlah dari recipprocals dari perlawanan individu.( Arthur Beiser, 1986)
       Sebuah ohmmeter digunakan untuk mengukur sebuah tahanan di dalam rangkaian listrik atau tahanan yang merupakan komponen dalam rangkaian tersebut. Pada ohmmeter ini tersedia sejumlah tegangan dan tahanan yang nilainya telah diketahui. Komponen tahanan atau rangkaian yang sedang dalam pengukuran, dapat diukur dengan cara dibandingkan. Penggunaan ohmmeter ini tidak pernah menggunakan sumber tegangan dari rangkaian yang diukur itu sampai dilepaskan (diputuskan).
       Pada rangkaian yang akan diuji atau diukur, perlu dilengkapi sumber tegangan yang tetap, walaupun pada ohm meternya sendiri sudah dilengkapi dengan sumber tegangan. Pada umumnya, ohmmeter ini dapat dihubungkan dalam dua bentuk sambungan, yaitu ohm meter dengan sambungan seri dan ohmmeter dengan sambungan paralel. Salah satu cara untuk melengkapi rangkaian adalah memperpendek kawat pengujian bersamaan (dihubungkan antara yang satu dengan yang lainya). Baterai E sebagai sumber tegangan dan R adalah tahanan dengan nilai yang tetap.
            Tahanan ini hanya mampu mengalirkan sejumlah kawat arus untuk menggerakkan jarum dari meter ke posisi skala penuh sedangkan tahanan yang lain merupakan suatu tahanan variabel yang dapat mengatur besarnya jumlah tahan di dalam meter itu sendiri.
       Ketika kawat penguji itu dihubungkan secara singkat, maka jarum dari meter itu akan menyimpang ke arah posisi skala penuh. Penunjukan skala penuh ini menunjukkan bahwa nilai harga tahanan itu sama dengan 0 ohm. Ini berarti tidak ada penambahan nilai tahanan (terkecuali tahanan dalam diri ohm-meter) itu telah dihubungkan ke dalam rangkaian.
       Jika kawat penguji itu dilepaskan dari hubungan singkat, maka jarum dari meter tadi tidak akan melakukan gerakan penunjukkan pada suatu harga atau tidak terhingga. Dengan menambahkan tahanan ke dalam rangkaian ohm-meter ini dapat menyebabkan turunya jumlah kuat arus. Turunya kuat arus di
yang mengalir ke dalam rangkaian. Jadi, jarum penunjuk tadi akan menyimpang kurang dari skala penuh.
       Pada umumnya sebuah ohm-meter ini mempunyai lebih dari satu batas ukur. Oleh karena itu, meter tersebut dibuat dengan skala dari  sampai tidak terhingga. Lain halnya pada beberapa tahanan tetap dengan nilai (harga) tahanan yang berbeda, sebagaimana yang dipasang dan digunakan pada angkaian ohm-meter secara paralel, pemakaian tahanan seperti ini dimaksudkan untuk mendapatkan penambahan daerah batas ukur.
       Papan skala yang digunakan dalam ohm-meter ini jauh berbeda dengan papan skala yang digunakan pada am-meter dan volt-meter. Pada ohm-meter papan skalanya mempunyai skala yang tidak linier. Oleh karena itu, pembagian skala ini menggambarkan kenaikan harga tahanan dari harga yang kecil sampai dengan harga yang besar atau harga tak terhingga pada akhir skala tersebut.
       Setiap pembagian 5 garis skala antara angka 0 dan 5 menggambarkan 1 ohm. Pembagian 5 garis skala antara 100 dan 150 adalah saling berdekatan, tetapi tidak setiap garis skala menggambarkan 10 ohm. Untuk mendapatkan pembacaan yang lebih teliti, melalui saklar pemilih ini kita atur, sehingga jarum menunjukkan daerah tengah pelat skala. Pada umumnya untuk mengukur sakelar pemilih batas ukur ditunjukkan dengan tanda tanda seperti: R X 1; R X 10;  R X 100;  R X 1000;  R X 100000. Salah satu cara membaca tanda-tanda ini adalah: R X 1 = R X 1 (R kali 1); RX10 =R X 10 (R kali 10); R X 100 = R X 100 (R kali 100).
       Untuk memperoleh harga nyata dari pembacaan yaitu hasil dari pembacaan yaitu hasil pembacaan skala dikalikan dengan angka kelipatan. Pada umumnya, ohmmeter ini dapat dihubungkan dalam dua bentuk sambungan, yaitu ohm meter dengan sambungan seri dan ohmmeter dengan sambungan paralel Sebagai contoh : saat arum menunjukkan pada skala pembacaan A, B dan C yang semuanya menunjukkan harga dari sebuah tahanan 150 x 1000-150000 Ω atau 150000Ω (150 kΩ).Setiap saat batas ukur dari ohmmeter ini dapat diubah dengan jalan kawat penguji itu harus dihubungkan secara singkat dan secara bersama-sama. Ini untuk meyakinkan bahwa arum tadi benar-benar turun ke angka nol (0). Jika tidak demikian, aturlah melalui knop pengatur 0 Ω.
       Selain jenis ohm-meter di atas, ada lagi bentuk (type) ohm-meter yang lainya itu ohm-meter paralel atau ohm-meter shunt. Beberapa elektron ditangkap oleh lubang pada dasar, dan dasar menjadi cendurung menarik . Pada umumnya sebuah ohm-meter ini mempunyai lebih dari satu batas ukur. Ohm-meter jenis ini digunakan untuk pengukuran yang memerlukan ketelitian yang tinggi dalam mengukur tahanan yang nilai harganya sangat rendah (kecil). Besarnya tahanan yang diukur kadang-kadang berkisar beberapa ratus ohm. Ohm-meter yang berjenis sambungan paralel (shunt) ini banyak digunakan dalam laboratorium, dimana ketelitian ini sangat diperlukan.
       Papan skala yang terdapat atau yang dipasang pada ohm-meter paralel ini adalh terbalik dengan papan skala yang dipasang pada ohm-meter seri. Pada Ohm-meter shunt (paralel) garis skala untuk angka 0 terletak disebelah kiri skala dan harga maksimum terletak disebelah kanan. Harga terbesar dari tahan ini dapat diukur dengan skala ini yaitu 10 ohm. Sejak tipe ohm-meter shunt ini hanya mempunyai satu skala angka skala (skala tahanan dengan nilai rendah), maka pembacaanya dapat diperoleh secara langsung dari skala yang tertera pada alat ukur tersebut.                                                                          (Suryatmo,2000)
       Kalau terdapat rangkaian yang kompleks, resistor pengganti untuk seluruh rangkaian bisa dicari dengan membagi rangkaian itu kedalam bagian-bagian rangkaian yang merupakan rangkaian paralel dan rangkaian seri, dan resistor pengganti dihitung langkah demi langkah. Kita telah mengenal suatu sumber voltase yang tidak ideal, berarti voltasenya tidak konstan. Voltase akan turun ketika arus output naik. Sumber-sumber voltase yang sebenarnya ada biasanya bukan sumber voltase ideal, dimana voltase konstan dan sama sekali tidak tergantung dari besar arus yang mengalir. Kalau ada sumber voltase yang ideal, maka jika output dari sumber voltase itu dihubungkan dengan sebuah resistor dengan resistivitas R, arus yang mengalir akan ditentukan dengan hukum Ohm.
       Ketika resistivitas R mendekati nol, arus akan mendekati tak berhingga dan daya yang dikeluarkan dari sumber voltase tersebut akan menjadi tak berhingga juga. Tetapi arus dan daya tidak mungkin menjadi tak berhingga. Pada sumber tegangan, voltase akan turun kalau sumber dibebani dengan arus. Situasi ini selalu bisa digambarkan dengan dua rangkaian. Memang jelas bahwa voltase output tidak mungkin negatif sehingga arus output terbatas sampai arus maksimal Imax dimana Vouy=0. Arus maksimal ini akan mengalir kalau terminal dari sumber tegangan dihubungkan singkat. Hubungan antara voltase dan arus ouput dengan dua titik adalah linier. Satu ujung terdapat pada arus nol yang mana voltase output maksimal dan sebesar Vo atau voltase tanpa beban Vtb. Titik ujung kedua terdapat pada hubungan singkat dimana voltase output dari sumber tegangan menjadi nol .          Rangkaian pertama dijelaskan dengan teorema Thevenin. Mengenai sifat dari luar (sifat output) setiap jaringan linier dengan resistor-resistor dan sumber-sumber energi bisa digantikan dengan rangkaian seri dari suatu sumber voltase ideal dan satu resistor dalam. Besar voltase Vo dari sumber voltase sama dengan voltase pada output Vtb ketika rangkaian terbuka, berarti ketika tidak ada sambungan pada output dan tidak ada arus yang mengalir dari sumber tegangan. Resistivitas Rdalam dan resistor Rdalam sebesar perbandingan antara voltase Vtb dan arus hubung singkat I yang mengalir ketika output dihubungkan.
       Rangkaian kedua dijelaskan dengan teorema Norton. Mengenai sifat dari luar (sifat output) setiap jaringan linier dengan resistor-resitor dan sumber-sumber energi bisa digantikan dengan rangkaian paralel dari satu sumber arus yang ideal dan sartu resistor Rdalam. Besar arus Io dari sumber arus sama besar dengan arus Ihs yang mengalir dari output ketika output dihubung-singkat. Resistivitas Rdalam dari resistor Rdalam sebesar perbandingan dari voltase Vtb yang terdapat kalau rangkaian terbuka, berarti tidak ada sambungan pada output dan tidak ada arus yang mengalir dari sumber tegangan dan arus hubung singkat Ihs. Hanya sifat outputnya yang ssma dengan rangkaian asli.
       Setiap rangkaian elektronika yang memilki suatu masukan seperti misalnya suatu amplifier atau alat ukur, ketika terdapat volume pada masukan maka, akan ada arus yang mengalir ke dalam masukan tersebut. Biasanya besar dari arus yang mengalir bisa dimengerti dengan rangkaian ekuivalen untuk masukan yang mana antara dua sambungan masukam terdapat satu resistor Ri dengan resistivitas Rt yang disebut dengan resistivitas masukan.
       Umumnya besar resistivitas masukan R bisa dilihat dari skema rangkaian, tetapi kadang – kadang (kususnya kalau skema rangkaian tidak diketahui) resistivitas rangkaian perlu diukur. Untuk mengukur resistivitas masukan, suatu voltase bisa dipakai pada masukan dan hubungan antara arus dan voltase diukur. Cara pengukuran ini sama dengan cara mengukur sifat dari komponen. Rangkaian ini hanya merupakan suatu contoh, ada juga beberapa rangkaian lain yang bisa digunakan mengukur resistivitas masukan suatu komponen elektronika.
       Kalau kita mengukur arus dalam suatu rangkaian, maka sambungan dimana arus mau diukur dibuka dan amperemeter dirangkai secara seri didalam sambungan itu. Kalau mau mengukur voltase dalam suatu rangkaia, maka voltase dirangkai secara paralel pada dua titik dimana voltase mau diukur. Alat ukur yang ideal tidak akan mempengaruhi rangkaian yang diukur. Kalau seandainya amperemeter memilki resistivitas dalam nol, Maka arus bisa  mengalir dalam amperemeter dan bisa diukur tanpa adanya voltase pada amperemeter. Berarti sama sekali tidak ada perbedaan dalam rangkaian ketika ampermeter dipasang atau tidak dipasang. Amperemeter dengan resistivitas dalam nol disebut amperemeter ideal. Tetapi amperemeter ideal tidak ada.
       Setiap ampermeter memilki resistivitas dalam yang lebih besar dari nol. Sebab itu, ketika arus mengalir dalam amperemeter, akan ada voltase pada amperemeter dan voltase itu akan mempengarui rangkaian aslinya. Kalau voltase itu cukup kecil (dibandingkan dengan voltase lain yang terdapat dalam rangkaian), voltase itu bisa diabaikan, tetapi kalau besar voltase dalam amperemeter hampir sebesar atau bahkan lebih besar daripada voltaase lain dalam rangkaian, pengaruh dari ampermeter    kepada rangkaian akan besar. Ampermeter yang ada mempunyasi sifat dimana suatu ampermeter ideal dirangkai secara seri dengan resistor dalam.
       Situasi dengan voltmeter sebagai berikut. Kalau suatu voltmeter memilki resistivitas dalam yang tak berhingga, maka tidak ada arus yang mengalir didalamnya. Ketika Voltmeter ini dipasang pada rangkaian, rangkaian itu sama sekali tidak dipengaruhioleh voltmeter. Voltmeter dengan resistivitas dalam yang tak berhingga  akan kitasebut sebagai voltmeter ideal.
       Voltmeter ideal jelas tidak ada, tetapi setiap voltmeter memilki resistivitas dalam yang berhingga. Makan ada arus dalam voltmeter dan arus itu akan mempengaruhi rangkaian yang diukur. Kalau arus ini cukup kecil dibandingkan dengan aru-arus lain dalam rangkaian, arus dalam voltmeter bisa diabaiakan, tetapi kalau arus-arus lain dalam rangkaian kira-kira sama atau bahkan lebih kecil daripada arus dalam voltmeter, maka arus dalam voltmeter bisa mempengaruhi kerja dari rangkaian asli secara drastis. voltmeter yang ada dirangkai parallel dengan resistor atau hambatan dalam.
       Untuk saat ini melalui satu diode hanyalah menerapkan kalau tegangan listrik bukan terlalu tinggi. Sangat kecil aliran saat ini melalui diode di kebalikan rendah voltaged (tegangan). Tapi kalau tegangan listrik terbalik dibuat cukup besar, diode menindaki sebagai meskipun demikian ini sedang memecah. Kebalikan tinggi membiaskan elektron lantaran dirobek lepaskan dari atom induk teh beri kisi. Lebih dari itu, dipercepat oleh tegangan tinggi, membebaskan elektron membentur atom lain dan statis bebas lebih elektron. Lantaran aksi ini satu runtuhan beban untuk mengalir melalui kristal. Tegangan listrik darimana gangguan ini terjadi ditentukan oleh konstruksi dan materi dari diode.diodes dengan gangguan tegangan listrik beberapa volt naik dapat dibeli. Diode ini dipanggil Diode Zener, setelah orang yang pertama menjelaskan landasan perilaku mereka.
       Ada banyak aplikasi di elektronik yang memerlukan sinyal elektris untuk memperkuat kualitas suara. Antara lain, pada salah satu radio dimana suara yang masuk dengan kwalitas rendahmdari antena diperkuat hingga mampu tedengar keras dengan pengeras suara pemandu. Didalam aplikasi-aplikasi seperti ini, alat lebih yang lebih rumit jika dibandingkan dengan diode akan diperlukan. Biar kita mengetahui mempelajari apa salah satu kegunaan dari transistor dan bagaimana ini biasanya memperkuat suara satu sinyal-sinyal elektrik.
       Satu transistor terdiri dari satu lapisan dari p materi jenis diselipkan di antara dua lapisan dari n materi jenis (satu n-p-n transistor). Ini dua jenis diperlihatkan. Jalannya mereka diwakili pada satu diagram sirkuit diperlihatkan di bawah masing-masing jenis. Perhatikan arah berbeda dari panah pada emiter di kedua-duanya kasus. Pertunjukan panah arah arus konvensional thnale melalui alat di operasi normal. Kita juga harus perlu mengetahui itu daerah emiter dan alat pengumpul adalah jauh lebih sangat tinggi obati dibandingkan adalah daerah dasar.
       Biar kita mempertimbangkan n p n transistor. Kalau kamu mencek muatan kutub baterai, kamu akan melihat simpang tiga itu 1 adalah maju terbias, sementara 2 adalah terbias yang terbalik. Aliran saat ini siap melalui simpang tiga 1, tapi hanyalah dengan kesulitan hebat melalui simpang tiga. oleh sebab itu, anjlok tegangan ke seberang 1, Ve.
       Satu elektron yang masuk kedalam emiter dari dawai terlampir menggerakkan dengan bebas melalui n materi jenis dari emiter. Ini dengan mudah menyeberangi melalui simpang tiga maju terbias pada 1. Saat ini melaksanakan perjalanan melalui p dasar jenis, elctron mungkin menghadapi satu lubang dan kombinasi dengan. Tapi akibat ini dipertahankan ke sedikitnya oleh dua berarti. Dasar dengan enteng obati dan oleh karenanya kandung sedikit lubang. Sebagai tambahan, dasar adalah tipis sangat jarak dari satu ke dua adalah kecil.                                                                           (Bueche Frederick,1997)

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN


3.1 Peralatan dan Komponen
3.1.1 Peralatan dan Fungsi
1. Multimeter digital ( AVO meter)
Fungsi             : untuk mengukur hambatan resistor
2. Multimeter digital (volt meter)
Fungsi                         : berfungsi untuk mengukur tegangan yang dikelarkan PSA
3. Multimeter digital (ohm meter)
Fungsi                         : untuk megukur besar hambatan resistor
4. PSA adjust
Fungsi             : sebagai sumber tegangan
5. Kabel
Fungsi             : untuk menghubungkan peralatan dan komponen dan peralatan dengan peralatan
6. Protoboard
Fungsi             : sebagai tempat untuk merangkai sebuah rangkaian sederhana

3.1.2 Komponen dan Fungsi
1. LED
Fungsi                         : sebagai indikator untuk melihat arus yang keluar
2. Resistor
Fungsi             : sebagai hambatan dan untuk mengurangi arus yang masuk sehingga stabil
3. Dioda
Fungsi             : sebagai penyearah arus

3.2 Prosedur Percobaan
3.2.1 Untuk Resistor
1. Dipersiapkan peralatan dan komponen
2. Dihitung nilai resistor (8 resistor) secara teori
3. Dicatat hasilnya
4. Dikalibrasi multimeter, untuk kalibrasi multimeter,kabel merah dan hitam dihubungkan langsung, kemudian tetapkan jarum penunjuk pada nol Ohm dengan cara memutar Ohm adjustment
5. Diarahkan tombol putar pada multimeter kearah Ohm
6. Dihubungkan kutub positiv dan negativ pada kaki resistor
7. Dilihat display angka yang di input pada layar multimeter digital
8. Dicatat hasilnya
9. Dibandingkan nilai yang diperoleh secara praktek  dengan secara teori
10.Diulangi prosedur 4-9 untuk nilai resistor 1500 Ohm,1800 Ohm, 2200 Ohm,3300 Ohm, 4700  Ohm,18.000Ohm,100.000Ohm

3.2.2 Untuk Dioda
1. Disiapkan peralatan yang akan digunakan
2. Dihubungkan probe merah ke kaki anoda
3. Dihubungkan probe hitam ke kaki anoda
4. Diamati apakah jarum bergerak atau tidak,jika jarum bergerak berarti dioda dalam keadaan baik.
5. Dicatat hasilnya
6. Dikembalikan peralatan dan komponen yang telah digunakan

3.2.3 Untuk LED
1. Dipersiapkan peralatan yang akan digunakan
2. Dihubungkan kaki-kaki LED kekutub positiv dan negativ pada PSA
3. Divariasikan dengan resistor untuk menghambat arus yang masuk dari PSA agar tidak lansung  mengalir ke LED
4. Dihubungkan PSA ke sumber PLN
5. Diatur tegangan 5 Volt pada PSA
6. Divariasikan tegangan,jika tegangan yang dimaksud masih sesuai dengan tegangan LED maka LED akan menyala, namun jika tegangan yang dimasukkan lebih ,LED akan redup dan lama kelamaan akan mati













DAFTAR PUSTAKA

Beiser A. 1986. Physics”. Fourth Edision. Addison Wesley Publissing Company, Amerika.
            Pages : 456-459
Bueche, Frederick.1997.”Technical Physics”. Edisi ketiga.New York.Harper & Row.
            Pages : 688-692
Suryatmo,F.2000.”Teknik Pengukuran Listrik Dan Elektronika”.Bandung.Bumi Aksara.
           Halaman : 57-63


















                                                                                                                Medan, 17 November 2012
            ASSISTEN,                                                                                PRAKTIKAN,





   (  MAISYARAH YUNIAR  )                                                          ( RINTO PANGARIBUAN )



BAB IV

ANALISA DATA


4.1  GAMBAR PERCOBAAN
4.1.1 UNTUK RESISTOR
4.1.2 UNTUK DIODA  
4.1.3 UNTUK LED






















4.3    ANALISA DATA
  1.       Menghitung nilai resistor yang sesuai dengan tegangan
                        RT =                dimana : Vs = 1s/d10
-          RT =  = -50
-          RT =  = 0
-          RT =  = 50
-          RT =  = 100
-          RT =  = 150
-          RT =  = 200
-          RT =  = 250
-          RT =  = 300
-          RT =  = 350
-          RT =  = 400
2.         Menghitung ralat dari tiap resistor
                        %Ralat =  x 100%
-          Untuk R= 1800
%Ralat =  x 100%
             =  x 100%
             = 0,00027%
-          Untuk R= 1500
%Ralat =  x 100%
             =  x 100%
             = 0%
-          Untuk R= 3300
%Ralat =  x 100%
             =  x 100%
             = 0,00006%
-          Untuk R= 4700
%Ralat =  x 100%
             =  x 100%
             = 0,00002%
-          Untuk R= 12k
%Ralat =  x 100%
             =  x 100%
             = 0,00008%
-          Untuk R= 18k
%Ralat =  x 100%
             =  x 100%
             = 0,0002%
-          Untuk R= 100
%Ralat =  x 100%
             =  x 100%
             = 0,00042%
3.         Membuat grafik V – vs – R

Slope =
          =
          =  = 0,02





BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
1.      Komponen aktif adalah komponen yang pada pengoperasiannya membutuhkan sumber tenaga/ daya. Komponen aktif dalamp percobaan ini adalah transistor. Sedangkan, komponen pasif adalah komponen yang pada pengoperasiannya tidak membutuhkan sumber tenaga/daya. Komponen pasif dalam percobaan ini adalah kapasitor dan resistor.
2.      Dari hasil percobaan, kapasitor berada dalam keadaan buruk, sedangkan transistor dan resistor dalm keadaan baik.
3.      Setelah diuji multimeter, Kaki-kaki transistor :
-          Dinyatakan sebagai kaki basis jika setelah dihubungkan kabel hitam dan kabel merah dan  jarum multimeter tidak bergerak.
-          Dinyatakan sebagai kaki kolektor jika setelah dihubungkan kabel hitam dan kabel merah dan jarum multimeter bergerak .
-          Dinyatakan sebagai kaki emitter jika setelah dihubungkan kabel hitam dan kabel merah dan jarum multimeter bergerak, namun bergerak lebih jauh.
4.       Fungsi dasar dari komponen tersebut adalah
-          Transistor berfungsi sebagai penguat pada rangkaian
-          Resistor berfungsi sebagai tahanan dalam rangkaian
-          Kapasitor berfungsi untuk menyimpan muatan listrik dalam bentuk medan listrik
5.      Cara menentukan hambatan resistor dengan menggunakan multimeter adalah dengan menyetel multimeter ke ohmmeter dan menguhubungkan kabel positif dan kabel negatif ke resistor.

5.2 Saran
1.      Sebaiknya praktikan teliti dalam membaca skala AVOMETER
2.      Sebaiknya praktikan mengenal komponen komponen yang digunakan.
3.      Sebaiknya praktikan mengetahui cara menggunakan alat Avometer.






Nama : Rinto
NIM : 110801050                                                                                              
Judul  : Komponen dan Testing
Asisten : Maisyarah Yuniar


1.      Tuliskan nilai dari resistor warna:
a.       hijau-ungu-orange
b.      merah-merah-merah-emas
c.       hijau-hitam-violet
Jawab:
a.       57.103
b.      22.102±5%
c.       50.107

2.      Sebutkan cara menentukan kaki transisitor.
Jawab:
1.      Dengan menggunakan multimeter analog atau digital
2.      Dengan menggunakan datasheet

3.      Sebutkan nilai kapasitor berikut:
a.       104
b.      220
c.       20
d.      331
Jawab:
a.       10.104 = 105 pF
b.      22.100 = 22 pF
c.       2.100 = 2 pF
d.      33.101 = 330 pF



LISTRIK LAGI GAN,,,,,,,,,,,,



No comments:

Post a Comment

Total Pageviews