BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebelum
mempelajari lebih jauh tentang elektronika sebaiknya kita mengenal alat ukur
yang biasa digunakan dalam pengukuran,diantaranya adalah multimeter dan
osiloskop.
Multimeter adalah alat yang dapat digunakan untuk
mengukur arus, tegangan, dan tahanan. Selain itu, dapat pula digunakan untuk
mengukur daya suatu penguat.
Osiloskop digunakan untuk melihat bentuk sinyal yang
sedang diamati. Dengan osiloskop maka kita dapat mengetahui berapa frekuensi,
periode, dan tegangan dari sinyal. Dengan sedikit penyetelan kita juga bisa
mengetahui beda fasa antara sinyal masukan dan sinyal keluaran. Osiloskop terdiri
dari dua bagian utama yaitu display dan panel kontrol. Display menyerupai
tampilan layar televisi hanya saja tidak berwarna-warni dan berfungsi sebagai
tempat sinyal uji ditampilkan. Pada layar ini terdapat garis-garis melintang
secara vertikal dan horizontal yang membentuk kotak-kotak dan disebut div. Arah
horizonal mewakil sumbu waktu dan garis vertikal mewakli sumbu tegangan. Panel
kontrol berisi tombol-tombol yang bisa digunakan untuk menyesuaikan tampilan
dilayar. Pada umumnya osiloskop terdiri dari dua kanal yang bisa digunakan
untuk melihat dua sinyal yang berlainan, sebagai contoh kanal satu untuk
melihat sinyal masukan dan kanal dua untuk melihat sinyal keluaran. Sebelum osiloskop
bisa dipakai untuk melihat sinyal maka osiloskop perlu distel dulu agar tidak
terjadi kesalahan fatal pada saat pengukuran.
1.2 Tujuan
1.
Untuk
menghitung nilai hambatan resistor secara teori dan praktek
2.
Untuk
mengetahui fungsi dari osiloskop
3.
Untuk
mengetahui cara mengkalibrasi osiloskop
4.
Untuk
mengetahui pengaruh resistor terhadap LED
5.
Untuk
mengetahui cara mengkalibrasi multimeter
6.
Untuk
mengetahui baik-buruknya multimeter dan osiloskop yang digunakan
BAB II
DASAR TEORI
Sebuah ohmmeter
digunakan untuk mengukur sebuah tahanan di dalam rangkaian listrik atau tahanan
yang merupakan komponen dalam rangkaian tersebut. Pada ohmmeter ini tersedia
sejumlah tegangan dan tahanan yang nilainya telah diketahui. Komponen tahanan
atau rangkaian yang sedang dalam pengukuran, dapat diukur dengan cara
dibandingkan. Penggunaan
ohmmeter ini tidak pernah menggunakan sumber tegangan dari rangkaian yang
diukur itu sampai dilepaskan (diputuskan).
Pada
rangkaian yang akan diuji atau diukur, perlu dilengkapi sumber tegangan yang
tetap, walaupun pada ohm meternya sendiri sudah dilengkapi dengan sumber
tegangan. Pada umumnya, ohmmeter ini dapat dihubungkan dalam dua bentuk
sambungan, yaitu ohm meter dengan sambungan seri dan ohmmeter dengan sambungan
paralel. Salah satu cara untuk melengkapi rangkaian adalah memperpendek kawat
pengujian bersamaan (dihubungkan
antara yang satu dengan yang lainya). Baterai E sebagai sumber tegangan dan R
adalah tahanan dengan nilai yang tetap.
Tahanan
ini hanya mampu
mengalirkan sejumlah kawat arus untuk menggerakkan jarum dari meter ke posisi
skala penuh sedangkan tahanan yang lain merupakan suatu tahanan variabel yang
dapat mengatur besarnya jumlah tahan di dalam meter itu sendiri.
Pada
umumnya sebuah ohm-meter ini mempunyai lebih dari satu batas ukur. Oleh karena
itu, meter tersebut dibuat dengan skala dari
sampai tidak terhingga. Lain halnya pada beberapa tahanan tetap dengan
nilai (harga) tahanan yang berbeda, sebagaimana yang dipasang dan digunakan
pada angkaian ohm-meter secara paralel, pemakaian tahanan seperti ini dimaksudkan
untuk mendapatkan penambahan daerah batas ukur.
Papan
skala yang digunakan dalam ohm-meter ini jauh berbeda dengan papan skala yang
digunakan pada am-meter dan volt-meter. Pada ohm-meter papan skalanya mempunyai
skala yang tidak linier. Oleh karena itu, pembagian skala ini menggambarkan
kenaikan harga tahanan dari harga yang kecil sampai dengan harga yang besar
atau harga tak terhingga pada akhir skala tersebut.
Setiap
pembagian 5 garis skala antara angka 0 dan 5 menggambarkan 1 ohm. Pembagian 5
garis skala antara 100 dan 150 adalah saling berdekatan, tetapi tidak setiap
garis skala menggambarkan 10 ohm. Untuk mendapatkan pembacaan yang lebih
teliti, melalui saklar pemilih ini kita atur, sehingga jarum menunjukkan daerah
tengah pelat skala. Pada umumnya
untuk mengukur sakelar pemilih batas ukur ditunjukkan dengan tanda tanda
seperti: R X 1; R X 10; R X 100; R X 1000;
R X 100000. Salah satu cara membaca tanda-tanda ini adalah: R X 1 = R X
1 (R kali 1); RX10 =R X 10 (R kali 10); R X 100 = R X 100 (R kali 100).Untuk
memperoleh harga nyata dari pembacaan yaitu hasil dari pembacaan yaitu hasil
pembacaan skala dikalikan dengan angka kelipatan. Pada
umumnya, ohmmeter ini dapat dihubungkan dalam dua bentuk sambungan, yaitu ohm
meter dengan sambungan seri dan ohmmeter dengan sambungan paralel Sebagai contoh : saat arum menunjukkan pada skala
pembacaan A, B dan C yang semuanya menunjukkan harga dari sebuah tahanan 150 x
1000-150000 Ω atau 150000Ω (150 kΩ).
Setiap saat batas ukur dari ohmmeter ini
dapat diubah dengan jalan kawat penguji itu harus dihubungkan secara singkat
dan secara bersama-sama. Ini untuk meyakinkan bahwa arum tadi benar-benar turun
ke angka nol (0). Jika tidak demikian, aturlah melalui knop pengatur 0 Ω.
Selain jenis ohm-meter di atas, ada lagi
bentuk (type) ohm-meter yang lainya itu ohm-meter paralel atau ohm-meter shunt.
Beberapa elektron ditangkap oleh lubang pada dasar,
dan dasar menjadi cendurung menarik .
Pada umumnya sebuah ohm-meter ini mempunyai lebih
dari satu batas ukur. Ohm-meter jenis ini
digunakan untuk pengukuran yang memerlukan ketelitian yang tinggi dalam
mengukur tahanan yang nilai harganya sangat rendah (kecil). Besarnya tahanan
yang diukur kadang-kadang berkisar beberapa ratus ohm. Ohm-meter yang berjenis
sambungan paralel (shunt) ini banyak digunakan dalam laboratorium, dimana
ketelitian ini sangat diperlukan.
Papan skala yang terdapat atau yang
dipasang pada ohm-meter paralel ini adalh terbalik dengan papan skala yang
dipasang pada ohm-meter seri. Pada Ohm-meter shunt (paralel) garis skala untuk
angka 0 terletak disebelah kiri skala dan harga maksimum terletak disebelah
kanan. Harga terbesar dari tahan ini dapat diukur dengan skala ini yaitu 10
ohm. Sejak tipe ohm-meter shunt ini hanya mempunyai satu skala angka skala
(skala tahanan dengan nilai rendah), maka pembacaanya dapat diperoleh secara
langsung dari skala yang terterap ada alat ukur tersebut. (Suryatmo,2000)
Kalau rangkaian
terdiri dari dua resistor, maka resistivitas differensial sama dengan
resistivitas. Kalau salah satu komponen bukan resistor, tetapi komponen yang
lain (misalnya dioda atau dioda zener), makabukan resistivitasnya, tetapi
resistivitas differensialnya yang dipakai untuk menentukan sifat output dari
rangkaian tersebut. Dari pengertian bahwa sebenarnya resistivitas differensial
yang menentukan sifat keluaran, maka dengan mudah bisa dimengerti bahwa
resistivitas output (resistivitas keluaran) Ro dibentuk oleh rangkaian paralel
dari dua resistor R1 dan R2.
Sumber voltase dianggapa sebagai sumber
voltase yang sempurna. Untuk mengerti apa yang terjadi kalau arus atau voltase
output berubah sedikit , sumbernvoltase bisa diganti dengan resitor yang
memiliki resistivitas nol, yang berarti kaki sumber voltase disambungkan secara
langsung. Rangkaian ekuivalen untuk arus bolak-balik karena dengan voltase/arus
campur pada outputnya (misalnya terdapat voltase asli V2 dan tambahan voltase
bolak – balik) rangkaian ekuivalen ini menggambarkan sifat-sifat dari bagian
voltase bolak-balik. Dalam rangkaian ekuivalen untuk arus bolak-balik memang
langsung jelas bahwa rangkaian paralel dua resistor R1 dan R2 menentukan
perubahan voltase output ketika terdapat perubahan srus pada output dari
rangkaian pembagi tegangan ini. Resistivitas yang merupakan resistivitas
pengganti dari rangkaian paralel R1 dan R2 disebut resistivitas otuput dari
sumber tegangan. Kalau terdapat rangkaian yang kompleks, resistor pengganti untuk
seluruh rangkaian bisa dicari dengan membagi rangkaian itu kedalam
bagian-bagian rangkaian yang merupakan rangkaian paralel dan rangkaian seri,
dan resistor pengganti dihitung langkah demi langkah. Kita telah mengenal suatu
sumber voltase yang tidak ideal, berarti voltasenya tidak konstan. Voltase akan
turun ketika arus output naik. Sumber-sumber voltase yang sebenarnya ada
biasanya bukan sumber voltase ideal, dimana voltase konstan dan sama sekali
tidak tergantung dari besar arus yang mengalir. Kalau ada sumber voltase yang
ideal, maka jika output dari sumber voltase itu dihubungkan dengan sebuah
resistor dengan resistivitas R, arus yang mengalir akan ditentukan dengan hukum
Ohm.
Ketika resistivitas R mendekati nol, arus
akan mendekati tak berhingga dan daya yang dikeluarkan dari sumber voltase
tersebut akan menjadi tak berhingga juga. Tetapi arus dan daya tidak mungkin
menjadi tak berhingga. Pada sumber tegangan, voltase akan turun kalau sumber
dibebani dengan arus. Situasi ini selalu bisa digambarkan dengan dua rangkaian.
Memang jelas bahwa voltase output tidak mungkin negatif sehingga arus output
terbatas sampai arus maksimal Imax dimana Vouy=0. Arus maksimal ini akan
mengalir kalau terminal dari sumber tegangan dihubungkan singkat. Hubungan
antara voltase dan arus ouput dengan dua titik adalah linier. Satu ujung
terdapat pada arus nol yang mana voltase output maksimal dan sebesar Vo atau
voltase tanpa beban Vtb. Titik ujung kedua terdapat pada hubungan singkat
dimana voltase output dari sumber tegangan menjadi nol . Rangkaian pertama dijelaskan dengan teorema Thevenin.
Mengenai sifat dari luar (sifat output) setiap jaringan linier dengan
resistor-resistor dan sumber-sumber energi bisa digantikan dengan rangkaian
seri dari suatu sumber voltase ideal dan satu resistor dalam. Besar voltase Vo
dari sumber voltase sama dengan voltase pada output Vtb ketika rangkaian
terbuka, berarti ketika tidak ada sambungan pada output dan tidak ada arus yang
mengalir dari sumber tegangan. Resistivitas Rdalam dan resistor Rdalam sebesar
perbandingan antara voltase Vtb dan arus hubung singkat I yang mengalir ketika
output dihubungkan.
Kalau suatu
voltmeter memilki resistivitas dalam yang tak berhingga, maka tidak ada arus
yang mengalir didalamnya. Ketika Voltmeter ini dipasang pada rangkaian,
rangkaian itu sama sekali tidak dipengaruhioleh voltmeter. Voltmeter dengan
resistivitas dalam yang tak berhingga
akan kitasebut sebagai voltmeter ideal.
Rangkaian kedua dijelaskan dengan teorema
Norton. Mengenai sifat dari luar (sifat output) setiap jaringan linier dengan
resistor-resitor dan sumber-sumber energi bisa digantikan dengan rangkaian
paralel dari satu sumber arus yang ideal dan sartu resistor Rdalam. Besar arus
Io dari sumber arus sama besar dengan arus Ihs yang mengalir dari output ketika
output dihubung-singkat. Resistivitas Rdalam dari resistor Rdalam sebesar
perbandingan dari voltase Vtb yang terdapat kalau rangkaian terbuka, berarti
tidak ada sambungan pada output dan tidak ada arus yang mengalir dari sumber
tegangan dan arus hubung singkat Ihs. Hanya sifat outputnya yang ssma dengan
rangkaian asli. Cara pengukuran ini sama dengan
cara mengukur sifat dari komponen. Rangkaian ini hanya merupakan suatu contoh,
ada juga beberapa rangkaian lain yang bisa digunakan mengukur resistivitas
masukan suatu komponen elektronika.
Kalau
kita mengukur arus dalam suatu rangkaian, maka sambungan dimana arus mau diukur
dibuka dan amperemeter dirangkai secara seri didalam sambungan itu. Kalau mau
mengukur voltase dalam suatu rangkaia, maka voltase dirangkai secara paralel
pada dua titik dimana voltase mau diukur. Alat ukur yang ideal tidak akan
mempengaruhi rangkaian yang diukur. Kalau seandainya amperemeter memilki
resistivitas dalam nol, Maka arus bisa
mengalir dalam amperemeter dan bisa diukur tanpa adanya voltase pada
amperemeter. Berarti sama sekali tidak ada perbedaan dalam rangkaian ketika
ampermeter dipasang atau tidak dipasang. Amperemeter dengan resistivitas dalam
nol disebut amperemeter ideal. Tetapi amperemeter ideal tidak ada.
Setiap
ampermeter memilki resistivitas dalam yang lebih besar dari nol. Sebab itu,
ketika arus mengalir dalam amperemeter, akan ada voltase pada amperemeter dan
voltase itu akan mempengarui rangkaian aslinya. Kalau voltase itu cukup kecil
(dibandingkan dengan voltase lain yang terdapat dalam rangkaian), voltase itu
bisa diabaikan, tetapi kalau besar voltase dalam amperemeter hampir sebesar atau bahkan lebih
besar daripada voltaase lain dalam rangkaian, pengaruh dari ampermeter kepada
rangkaian akan besar. Ampermeter yang ada mempunyasi sifat dimana suatu
ampermeter ideal dirangkai secara seri dengan resistor dalam.
Situasi
dengan voltmeter sebagai berikut. Kalau suatu voltmeter memilki resistivitas
dalam yang tak berhingga, maka tidak ada arus yang mengalir didalamnya. Ketika
Voltmeter ini dipasang pada rangkaian, rangkaian itu sama sekali tidak
dipengaruhioleh voltmeter. Voltmeter dengan resistivitas dalam yang tak berhingga akan kitasebut sebagai voltmeter ideal.
Voltmeter ideal
jelas tidak ada, tetapi setiap voltmeter memilki resistivitas dalam yang
berhingga. Makan ada arus dalam voltmeter dan arus itu akan mempengaruhi
rangkaian yang diukur. tetapi kalau arus-arus lain dalam rangkaian kira-kira
sama atau bahkan lebih kecil daripada arus dalam voltmeter, maka arus dalam
voltmeter bisa mempengaruhi kerja dari rangkaian asli secara drastis. voltmeter
yang ada dirangkai parallel dengan
resistor atau hambatan dalam. (Richard Blocher, 2004)
Ketika
resistor dua atau lebih yang terhubung secara paralel. Perbedaan potensial yang
sama diterapkan di semua dari mereka. Seperti yang akan kita temukan, arus yang
melewati resistor setiap inversally sebanding dengan resistensi, semakin
sedikit perlawanan, semakin banyak saat ini.
Mari kita
mempertimbangkan R1, R2, dan R3. Yang terhubung secara paralel. Arus total saya
pikir set sama dengan jumlah arus melalui resistor yang terpisah, sehingga
I = I1 + I2 + I3,V Perbedaan
potensial adalah sama, di semua resistor, dan dengan menerapkan hukum ohm untuk
masing-masing pada gilirannya kita menemukan bahwa
I1 =
(2.3)
I2 =
(2.4)
I3 =
(2.5)
Semakin kecil perlawanan, semakin
besar proporsi arus total mengalir melalui itu. Arus total yang mengalir
melalui set tiga resistor diberikan dalam hal R setara perlawanan mereka
dengan:
I =
(2.6)
Secara umum, kebalikan dari perlawanan setara dengan
resistor set terhubung secara paralel adalah sama dengan jumlah dari recipprocals
dari perlawanan individu akan di dapat. ( Arthur Beiser, 1986)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1.
Peralatan dan Komponen
3.1.1. Peralatan dan Fungsi
1.
Multimeter Digital
Fungsi:
untuk mengukur besar hambatan dan
tegangan
2.
Protoboard
Fungsi: sebagai
tempat untuk merangkai rangkaian sementara
3.
Osiloskop
Fungsi:
-
Untuk mengukur besar tegangan listrik
-
Untuk mengukur frekuensi sinyal
-
Untuk membedakan arus DC dan arus AC
-
Untuk mengecek noise pada suatu rangkaian
4.
PSA Adjust
Fungsi: sebagai sumber tegangan DC
5.
Penjepit Buaya
Fungsi: sebagai penghubung antara komponen dengan peralatan
3.1.2.
Komponen dan Fungsi
1.
Resistor (3K3 Ω , 22K Ω, 18K Ω , 10K
Ω, dan 270 Ω)
Fungsi: sebagai hambatan atau
komponen yang akan diukur nilai hambatannya
2.
Dioda pemancar cahaya
Fungsi: sebagai
indikator adanya arus yang lewat atau masuk pada rangkaian
3.2. Prosedur
Percobaan
3.2.1.
Mengukur
nilai tahanan resistor dengan multimeter
1.
Disiapkan peralatan
dan komponen yang akan digunakan
2.
Dihitung besar
hambatan-hambatan 5 buah resistor secara teori
3.
Dicatat hasilnya
4.
Dikalibarsi multimeter,
untuk mengkalibrasi multimeter, kabel merah dan hitam dihubungkan langsung,
kemudian tepatkan jarum penunjuk pada Ohm dengan cara memutar Ohm adjustment
5.
Dirangkai gambar
komponen seperti gambar dibawah
6.
Diarahkan
tombol putar pada multimeter ke arah ohm (Ω)
7.
Dihubungkan
kutub positif dan kutub negatif pada kaki resistor
8.
Dilihat display angka
yang ditampilkan pada layar multimeter digital
9.
Dicatat hasilnya
10.
Dibandingkan
nilai yang diperoleh secara praktek dengan nilai secara teori
11.
Diulangi
prosedur no 4 sampai no 10 untuk nilai resistor yang lain
3.2.2.
Menghitung
nilai tegangan di LED dan di Resistor
1. Disiapkan
peralatan dan komponen yang akan digunakan
2. Dirangkai
rangkaian seperti gambar dibawah ini
3. Dihubungkan
PSA ke sumber tegangan PLN
4. Dihidupkan
PSA
5. Disetel
tegangan pada PSA sampai bernilai 5 volt
6. Dihubungkan
Resistor dengan multimeter untuk dicari nilai tegangannya
7. Dicatat
hasilnya
8. Dihubungkan
LED dengan multimeter untuk dicari nilai tegangannya
9. Dicatat
hasilnya
3.3.3 Mengkalibrasi Osiloskop
1. Dihidupkan
Osiloskop
2. Dihubungkan
kabel koaksial ke CH1
3. Dihubungkan
kabel koaksial ke 2Vp-p
4. Diatur
posisi vertikal dan horizontal
5. Diatur
nilai volt/Div ke 2V
6. Jila
gelombang yang ditambilkan sebesar 1 kotak, maka osiloskop berhasil dikalibrasi
BAB IV
ANALISA DATA
4.1 Gambar Percobaan
4.1.1 Menghitung
nilai tahanan resistor
4.1.2
Menghitung
Pembagian tegangan di LED dan di Resistor
4.1.3
Mengkalibrasi
Osiloskop
4.2 Data
Percobaan
Kode Warna Resistor
|
Ωt
|
Ωp
|
orange, orange, merah, dan emas
|
3300
|
3200
|
merah, merah, orange, dan emas
|
22K
|
19K6
|
coklat, abu-abu, orange, dan emas
|
18K
|
17K5
|
coklat, hitam, orange, dan emas
|
10K
|
9K4
|
merah, ungu,cokalt, dan emas
|
270
|
267
|
Vin
|
Vled
|
Vresistor
|
5
V
|
1,73
V
|
3,27
V
|
Medan, 24 November 2012
Asisten,
Praktikan,
(Emy Alemmita Tarigan)
(Rintho)
4.3 Analisa Data
1. Menghitung
persen ralat setiap resistor.
%Ralat =
a. orange,
orange, merah, dan emas
%Ralat =
= 3,03%
b. merah,
merah, orange, dan emas
%Ralat =
= 10,91%
c. coklat,
abu-abu, orange, dan emas
%Ralat =
= 2,78%
d. coklat,
hitam, orange, dan emas
%Ralat =
= 6%
e. merah,
ungu,cokalt, dan emas
%Ralat =
= 1,11%
2. Menghitung
kuat arus
-
Kuat arus yang resistor
I
= 0,149 mA
-
Kuat arus yang LED
I
= 0,07867 mA
3. Jelaskan
bagaimana memproses kalibarsi osiloskop
-
Dihidupkan Osiloskop
-
Dihubungkan kabel
koaksial ke CH1
-
Dihubungkan kabel
koaksial ke 2Vp-p
-
Diatur posisi vertikal
dan horizontal
-
Diatur nilai volt/Div
ke 2V
-
Jila gelombang yang
ditambilkan sebesar 1 kotak, maka osiloskop berhasil dikalibrasi dan berada
dalam kondisi yang baik
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Dari
hasil percobaan diperoleh
Kode Warna Resistor
|
Ωt
|
Ωp
|
orange, orange, merah, dan emas
|
3300
|
3200
|
merah, merah, orange, dan emas
|
22K
|
19K6
|
coklat, abu-abu, orange, dan emas
|
18K
|
17K5
|
coklat, hitam, orange, dan emas
|
10K
|
9K4
|
merah, ungu,cokalt, dan emas
|
270
|
267
|
2. Osiloskop
berfungsi untuk melihat sinyal dalam bentuk gelombang yang masuk serta dapat
menentukan besar tegangan, frekuensi,dan perioda yang masuk pada osiloskop.
3. Cara
mengkalibrasi osiloskop adalah sebagai berikut:
-
Dihidupkan Osiloskop
-
Dihubungkan kabel
koaksial ke CH1
-
Dihubungkan kabel
koaksial ke 2Vp-p
-
Diatur posisi vertikal
dan horizontal
-
Diatur nilai volt/Div
ke 2V
-
Jila gelombang yang ditambilkan
sebesar 1 kotak, maka osiloskop berhasil dikalibrasi
4. Pada
pengujian LED dibutuhkan suatu resistor yang digunakan untuk menghambat arus
yang masuk dari sumber tegangan agar tidak langsung megalir ke LED, agar LED
tidak mengalami kerusakan (putus).
5. Cara
mengkalibrasi multimeter adalah
-
Dihidupkan multimeter
-
disetel jarum ke bagian
pengukuran ohm(ohmmeter)
-
disatukan kabel positif
dan kabel negatif, jika tampilan display pada multimeter menunjukkan nilai nol,
maka multimeter berhasil di kalibrasi dan berada dalam kondisi yang baik
6. Setelah
di kalibrasi dalam percobaan, osiloskop dan multimeter berada dalam kondisi
baik.
5.2 Saran
1. Praktikan
sebaiknya mengkalibrasi mulitmeter terlebih dahulu sebelum percobaan
2. Praktikan
sebaiknya tidak lupa memasang resistor sebagai hambatan agar LED tidak rusak
3. Praktikan
sebaiknya teliti dalam memilih nilai tegangan 5 volt di PSA
4. Praktikan
sebaiknya tidak lupa mencatat hambatan resistor yang digunakan bersama LED
DAFTAR PUSTAKA
Beiser A. 1986. " Physics”. Fourth Edision.
Addison Wesley Publissing Company, Amerika.
Pages
: 456-459
Bueche, Frederick. 1997.”Technical Physics”. Edisi ketiga.New York.Harper & Row.
Pages: 691-692
Suryatmo,F. 2000.”Teknik
Pengukuran Listrik dan Elektronika”. Bandung.Bumi Aksara.
Halaman : 57-63
Medan, 17 November 2012
Asisten, Praktikan,
(Emy
Alemmita Tarigan) (Rinto Pangaribuan)
Naman :
Rinto Pangaribuan
Nim :110801050
Nilai :50
RESPONSI
1. Sebutkan fungsi ohmmeter,voltmeter dan watt
meter
Jb:
- ohm meter fungsinya untuk mengukur hambatan (resistansi)
-volt meter fungsinya untuk mengukur
tegangan
-watt meter fungsinya untuk mengukur
daya
2. Jenis
kapasitor berdasarkan kutub?
Jb:
- kapasitor polar
-kapasitor non polar
3.
Penyusun resistor lapisan karbon?
Jb: resistor lapisan karbon tersusun dari satu
batang kaca atau keramik yang dilapisi campuran karbonyang selanjutnya dilapisi dengan
lapisan bukan penghantar dari keramik.
TUGAS AKHIR
Pengukuran Dengan Avometer
dan Osiloskop
Nama :
Rintho
NIM : 110801050
1). Jelaskan
jenis – jenis dari resistor, kapsitor, transistor, dan diode serta symbol dan fungsinya!
Jawab
:
a. Resistor
Fungsinyasebagai hambatan penghambat aruslistrik. Resistor terbagi menjadi dua yaitu
resistor tetap (Fixed
Resistor
) dan resistor tidak tetap (Variable Resistor).
Lambang
(symbol)
·
Resistor tetap (Fixed Resistor ) resistansinya tidak
dapat diubah–ubah. Macam-macam resistor tetap
1. Resistor
Kawat
Resistor
kawat ini biasanya banyak dipergunakan dalam rangkaian power karena memiliki
resistansi yang tinggi dan tahan terhadap panas yang tinggi
2.
Resistor Resistor
Batang Karbon (Arang)
Resistor
ini dibuat dari bahan karbon kasar yang diberi lilitan kawat yang kemudian
diberi tanda dengan kode warna berbentuk gelang dan pembacaannya dapat dilihat
pada table kode warna.
3.
Resistor Keramik atau Porselin
Jenis
resistor ini telah banyak digunakan dalam
rangkaian elektronika saat ini karena bentuk fisiknya kecil dan memiliki resistansi
yang tinggi
4.
Resistor Film Karbon
Resistor
film karbon in iadalah resistor hasil pengembangan dari resistor batang karbon.
Sejalan dengan perkembangan teknologi, para produsen komponen elektronika telah
memunculkan jenis resistor yang dibuat dari bahan karbon dan dilapisi dengan bahan
film yang berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar.
5.
Resistor Film Metal
Resistor
tahan terhadap perubahan temperatur. Resistor ini juga memiliki tingkat kepresisian
yang tinggi karena nilai toleransi yang tercantum pada resistor ini sangatlah kecil,
biasanya sekitar 1% atau 5%.
·
Resistor tidak tetap yaitu
1. Potensiometer
Potensiometer
merupakan variable resistor yang paling sering digunakan. Padaumumnya,
potensiometer terbuat dari kawat atau karbon
2. Potensiometer
Geser
Potensiometer
geser merupakan kembaran dari potensiometer yang telah dibahas di atas. Perbedaannya
adalah cara mengubah nilai resistansinya
3. Trimpot
Trimpot
adalah kependekan dari Tripotensiometer. Sifat dan karakteristik dari trimpot tidak
jauh beda dengan potensiometer. Hanya saja, trimpot ini memiliki ukuran yang
jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan potensiometer
4. NTC
dan PTC
NTC
(Negative Temperature Coefficient) dan PTC (Positive Temperature Coefficient)
merupakan resistor yang nilai resistansinya berubah jika terjadi perubahan temperatur
di sekelilingnya
5. LDR
LDR
(Light Dependent Resistor) merupakan resistor yang nilai resistansinya berubah jika
terjadi perubahan intensitas cahaya di daerah sekelilingnya.
b.
kapasisitor
Fungsinya
Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik
·
Kapasitor Tetap adalah kapasitor yang memiliki kapasitansi tetap
dan tidak dapat diubah-ubah. Pada kategori kapasitor tetap, terdapat 2 jenis kapasitor
yang dapat dibedakan berdasarkan polaritas elektrodanya
1. Kapasitor Polar Kelompok kapasitor electrolytic
terdiri darikapasitor-kapasitor yang bahan dielektriknya adalah lapisan
metal-oksida
2. Kapasitor Non-Polar
jenis-jenis kapasitor, kapasitor tetap,
kapasitor variabel, kapasitor polar, kapasitor non polar, dielektrik kapasitor,
electrolit kapasitor, pengertian kapasitor tetap, definisi kapasitor variabel, fungsi
kapasitor variabel, contoh kapasitor polar, fungsi kapasitor tetap, kapasitas kapasitor
variable. Kapasitor non polar adalah kelompok kapasitor yang dibuat dengan bahan
dielektrik dari keramik, film dan mika. Keramik dan mika adalah bahan yang popular
serta murah untuk membuat kapasitor yang kapasitansinya kecil.
·
Kapasitor Tidak Tetap / Kapasitor Variabel Kapasitor tidak tetap
atau kapasitor variable adalah kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat diubah
atau kapasitansinya dapat diatur sesuai keinginan dengan batas maksimal sesuai
yang terterap ad akapasitor tersebut
SIMBOL
c.
Transisitor
· Transistor
Bipolar (dwikutub)
Fungsi transistor bipolar ini adalah sebagai pengatur
arus listrik (regulator aru slistrik), dengan kata lain transistor dapat membatasi
arus yang mengalir dari Kolektor ke Emiter atau sebaliknya (tergantung jenis
transistor, PNP atau NPN)
1.
transistor PNP
2.
dan transistor NPN.
·
Transistor Efek Medan
(FET – Field Effect Transistor)
jenis transistor yang juga memiliki 3
kaki terminal yang masing-masing diberi nama Drain (D), Source (S),
dan Gate (G). Cara kerja transistor ini adalah mengendalikan
aliran electron dari terminal Source ke Drain melalui
tegangan yang diberikan pada terminal Gate.
·
Dioda
Berfungsi
sebagai penyearah arus
1. Dioda Pemancar Cahay aatau LED
Light
Emmiting Dioda atau lebih dikenal dengan sebutan LED (light-emitting diode)
adalah suatu semikonduktor yang memancarkan cahaya monokromatik.
2. FotoDioda
FotoDioda
adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi
cahaya
Sebuah diode biasanya dianggap sebagai komponen
yang menyalurkan listrik ke satu arah, namun Zener Dioda dibuat sedemikian rupa
sehingga arus dapat mengalir ke arah yang berlawanan, jika tegangan yang
diberikan melampaui batas tegangan rusak (breakdown voltage) atau teganganZener.
2). Jelaskan secara singkat mengenai
multimeter!
jawab
Multimeter
adalah kombinasi dari multi-range voltmeter DC, multi-range voltmeter AC, multi-range
ammeter, dan multi-range ohmmeter. Analog un-diperkuat multimeter menggabungkan
gerakan meter, rentang resistor dan switch. Untuk gerakan meter analog, DC
tegangan diukur dengan resistor seri dihubungkan antara gerakan meter dan sirkuit
yang sedang diuji. Satu set switch memungkinkan resistensi yang lebih besar untuk
dimasukkan untuk rentang tegangan yang lebih tinggi. Produk dari arus defleksi skala
penuh dasar gerakan, dan jumlah dari resistansi seri dan resistensi sendiri gerakan,
memberikan tegangan skala penuh dari jangkauan. Sebagai contoh, sebuah gerakan
meter yang diperlukan 1 milliamp untuk defleksi skala penuh, dengan resistansi
internal dari 500 ohm, akan, pada kisaran 10-volt multimeter, memiliki 9.500
ohm resistansi seri.
Untuk
saat ini berkisar analog, rendah resistansi shunts dihubungkan secara parallel dengan
gerakan meter untuk mengalihkan sebagian arus sekitar kumparan. Sekali lagi untuk
kasus hipotetis 1 mA, 500 ohm pergerakan pada kisaran 1 Ampere, resistansi
shunt akan lebih 0,5 ohm.
Pindah instrument koil merespon hanya
untuk nilai rata-rata arus melalui mereka. Untuk mengukur arus bolak-balik, diode
penyearah dimasukkan kedalam sirkuit sehingga nilai rata-rata saat ini adalah
non-nol. Karena nilai rata-rata dan nilai akar-mean-square dari gelombang yang
tidak perlu menjadi sama, sederhana penyearah-jenis sirkuit mungkin hanya akurat
untuk bentuk gelombang sinusoidal. Bentuk gelombang lain memerlukan factor kalibrasi
yang berbeda untuk berhubungan RMS dan nilai rata-rata. Karena rectifier
praktis memiliki non-nol drop tegangan, akurasi dan sensitivitas miskin dengan
nilai rendah.
Untuk mengukur resistensi, sel kering
kecil di dalam instrument melewati arus melalui perangkat yang diuji dan coil
meter. Karena yang tersedia saat ini tergantung pada kondisi penyimpanan daya sel
kering, multimeter biasanya memiliki penyesuaian untuk skala ohm kenol itu. Di
sirkuit yang biasa ditemukan di analog multimeter, defleksi meteran berbanding terbalik
dengan perlawanan, maka skala penuh adalah 0 ohm, dan resistensi yang tinggi sesuai
dengan defleksi kecil. Skala ohm dikompresi, sehingga resolusi yang lebih baik pada
nilai resistensi yang lebih rendah.
3).
Jelaskan secara singkat mengenai osiloskop!
Jawab
Osiloskop adalah alat ukur elektronika yang
berfungsi memproyeksikan bentuk sinyal listrik agar dapat dilihat dan dipelajari. Osiloskop dilengkapi dengan tabung sinar
katode. Peranti pemancar electron
memproyeksikan sorotan electron kelayar
tabung sinar katode. Sorotan elektron membekas pada layar. Suatu rangkaian khusus
dalam osiloskop menyebabkan sorotan bergerak berulang-ulang dari kiri ke kanan.
Pengulangan ini menyebabkan bentuk sinyal kontinyu sehingga dapat dipelajari.
Osiloskop untuk mengukur beda fase gelombang.
Osiloskop biasanya digunakan untuk mengamati bentuk gelombang yang
Waktu antara dua peristiwa (seperti lebar
pulsa, periode, atau waktu naik) dan waktu relative dari dua sinyal terkait.
Semakin akurat peralatan elektronik tersebut.
Osiloskop, pada umumnya juga mempunyais ampel data yang sangat tinggi, oleh karena
itu osiloskop merupakan alat ukur elektronik yang mahal. Jika sebuah osiloskop mempunyai
sampel rate 10 Ks/s (10 kilo sample/second = 10.000 data per detik), maka alat ini
akan melakukan pembacaan sebanyak 10.000 kali dalams edetik. Jika yang diukur adalah
sebuah gelombang dengan frekuensi 2500 Hz, maka setiap sampel akan memuat
data 1/4 dari sebuah gelombang penuh yang kemudian akan ditampilkan
dalam layar dengan grafik skala XY.
DILARANG PLAGIAT GAN
No comments:
Post a Comment