Friday 8 March 2013

PERANCANGAN DAN PENGUNAAN ALAT UKUR LISTRIK



BAB I

PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Sebelum mempelajari lebih jauh tentang elektronika sebaiknya kita mengenal alat ukur yang biasa digunakan dalam pengukuran,diantaranya adalah multimeter dan osiloskop.
Multimeter adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur arus, tegangan, dan tahanan. Selain itu, dapat pula digunakan untuk mengukur daya suatu penguat.
Osiloskop digunakan untuk melihat bentuk sinyal yang sedang diamati. Dengan osiloskop maka kita dapat mengetahui berapa frekuensi, periode, dan tegangan dari sinyal. Dengan sedikit penyetelan kita juga bisa mengetahui beda fasa antara sinyal masukan dan sinyal keluaran. Osiloskop terdiri dari dua bagian utama yaitu display dan panel kontrol. Display menyerupai tampilan layar televisi hanya saja tidak berwarna-warni dan berfungsi sebagai tempat sinyal uji ditampilkan. Pada layar ini terdapat garis-garis melintang secara vertikal dan horizontal yang membentuk kotak-kotak dan disebut div. Arah horizonal mewakil sumbu waktu dan garis vertikal mewakli sumbu tegangan. Panel kontrol berisi tombol-tombol yang bisa digunakan untuk menyesuaikan tampilan dilayar. Pada umumnya osiloskop terdiri dari dua kanal yang bisa digunakan untuk melihat dua sinyal yang berlainan, sebagai contoh kanal satu untuk melihat sinyal masukan dan kanal dua untuk melihat sinyal keluaran. Sebelum osiloskop bisa dipakai untuk melihat sinyal maka osiloskop perlu distel dulu agar tidak terjadi kesalahan fatal pada saat pengukuran.


1.2 Tujuan
1.      Untuk menghitung nilai hambatan resistor secara teori dan praktek
2.      Untuk mengetahui fungsi dari osiloskop
3.      Untuk mengetahui cara mengkalibrasi osiloskop
4.      Untuk mengetahui pengaruh resistor terhadap LED
5.      Untuk mengetahui cara mengkalibrasi multimeter
6.      Untuk mengetahui baik-buruknya multimeter dan osiloskop yang digunakan







BAB II

DASAR TEORI
                                                                                                                                         
       Sebuah ohmmeter digunakan untuk mengukur sebuah tahanan di dalam rangkaian listrik atau tahanan yang merupakan komponen dalam rangkaian tersebut. Pada ohmmeter ini tersedia sejumlah tegangan dan tahanan yang nilainya telah diketahui. Komponen tahanan atau rangkaian yang sedang dalam pengukuran, dapat diukur dengan cara dibandingkan. Penggunaan ohmmeter ini tidak pernah menggunakan sumber tegangan dari rangkaian yang diukur itu sampai dilepaskan (diputuskan).
       Pada rangkaian yang akan diuji atau diukur, perlu dilengkapi sumber tegangan yang tetap, walaupun pada ohm meternya sendiri sudah dilengkapi dengan sumber tegangan. Pada umumnya, ohmmeter ini dapat dihubungkan dalam dua bentuk sambungan, yaitu ohm meter dengan sambungan seri dan ohmmeter dengan sambungan paralel. Salah satu cara untuk melengkapi rangkaian adalah memperpendek kawat pengujian bersamaan (dihubungkan antara yang satu dengan yang lainya). Baterai E sebagai sumber tegangan dan R adalah tahanan dengan nilai yang tetap.
            Tahanan ini hanya mampu mengalirkan sejumlah kawat arus untuk menggerakkan jarum dari meter ke posisi skala penuh sedangkan tahanan yang lain merupakan suatu tahanan variabel yang dapat mengatur besarnya jumlah tahan di dalam meter itu sendiri.
       Pada umumnya sebuah ohm-meter ini mempunyai lebih dari satu batas ukur. Oleh karena itu, meter tersebut dibuat dengan skala dari  sampai tidak terhingga. Lain halnya pada beberapa tahanan tetap dengan nilai (harga) tahanan yang berbeda, sebagaimana yang dipasang dan digunakan pada angkaian ohm-meter secara paralel, pemakaian tahanan seperti ini dimaksudkan untuk mendapatkan penambahan daerah batas ukur.
       Papan skala yang digunakan dalam ohm-meter ini jauh berbeda dengan papan skala yang digunakan pada am-meter dan volt-meter. Pada ohm-meter papan skalanya mempunyai skala yang tidak linier. Oleh karena itu, pembagian skala ini menggambarkan kenaikan harga tahanan dari harga yang kecil sampai dengan harga yang besar atau harga tak terhingga pada akhir skala tersebut.
       Setiap pembagian 5 garis skala antara angka 0 dan 5 menggambarkan 1 ohm. Pembagian 5 garis skala antara 100 dan 150 adalah saling berdekatan, tetapi tidak setiap garis skala menggambarkan 10 ohm. Untuk mendapatkan pembacaan yang lebih teliti, melalui saklar pemilih ini kita atur, sehingga jarum menunjukkan daerah tengah pelat skala. Pada umumnya untuk mengukur sakelar pemilih batas ukur ditunjukkan dengan tanda tanda seperti: R X 1; R X 10;  R X 100;  R X 1000;  R X 100000. Salah satu cara membaca tanda-tanda ini adalah: R X 1 = R X 1 (R kali 1); RX10 =R X 10 (R kali 10); R X 100 = R X 100 (R kali 100).Untuk memperoleh harga nyata dari pembacaan yaitu hasil dari pembacaan yaitu hasil pembacaan skala dikalikan dengan angka kelipatan. Pada umumnya, ohmmeter ini dapat dihubungkan dalam dua bentuk sambungan, yaitu ohm meter dengan sambungan seri dan ohmmeter dengan sambungan paralel Sebagai contoh : saat arum menunjukkan pada skala pembacaan A, B dan C yang semuanya menunjukkan harga dari sebuah tahanan 150 x 1000-150000 Ω atau 150000Ω (150 kΩ).
       Setiap saat batas ukur dari ohmmeter ini dapat diubah dengan jalan kawat penguji itu harus dihubungkan secara singkat dan secara bersama-sama. Ini untuk meyakinkan bahwa arum tadi benar-benar turun ke angka nol (0). Jika tidak demikian, aturlah melalui knop pengatur 0 Ω.
       Selain jenis ohm-meter di atas, ada lagi bentuk (type) ohm-meter yang lainya itu ohm-meter paralel atau ohm-meter shunt. Beberapa elektron ditangkap oleh lubang pada dasar, dan dasar menjadi cendurung menarik . Pada umumnya sebuah ohm-meter ini mempunyai lebih dari satu batas ukur. Ohm-meter jenis ini digunakan untuk pengukuran yang memerlukan ketelitian yang tinggi dalam mengukur tahanan yang nilai harganya sangat rendah (kecil). Besarnya tahanan yang diukur kadang-kadang berkisar beberapa ratus ohm. Ohm-meter yang berjenis sambungan paralel (shunt) ini banyak digunakan dalam laboratorium, dimana ketelitian ini sangat diperlukan.
       Papan skala yang terdapat atau yang dipasang pada ohm-meter paralel ini adalh terbalik dengan papan skala yang dipasang pada ohm-meter seri. Pada Ohm-meter shunt (paralel) garis skala untuk angka 0 terletak disebelah kiri skala dan harga maksimum terletak disebelah kanan. Harga terbesar dari tahan ini dapat diukur dengan skala ini yaitu 10 ohm. Sejak tipe ohm-meter shunt ini hanya mempunyai satu skala angka skala (skala tahanan dengan nilai rendah), maka pembacaanya dapat diperoleh secara langsung dari skala yang terterap ada alat ukur tersebut.                                                                     (Suryatmo,2000)                                                                         
       Kalau rangkaian terdiri dari dua resistor, maka resistivitas differensial sama dengan resistivitas. Kalau salah satu komponen bukan resistor, tetapi komponen yang lain (misalnya dioda atau dioda zener), makabukan resistivitasnya, tetapi resistivitas differensialnya yang dipakai untuk menentukan sifat output dari rangkaian tersebut. Dari pengertian bahwa sebenarnya resistivitas differensial yang menentukan sifat keluaran, maka dengan mudah bisa dimengerti bahwa resistivitas output (resistivitas keluaran) Ro dibentuk oleh rangkaian paralel dari dua resistor R1 dan R2.
       Sumber voltase dianggapa sebagai sumber voltase yang sempurna. Untuk mengerti apa yang terjadi kalau arus atau voltase output berubah sedikit , sumbernvoltase bisa diganti dengan resitor yang memiliki resistivitas nol, yang berarti kaki sumber voltase disambungkan secara langsung. Rangkaian ekuivalen untuk arus bolak-balik karena dengan voltase/arus campur pada outputnya (misalnya terdapat voltase asli V2 dan tambahan voltase bolak – balik) rangkaian ekuivalen ini menggambarkan sifat-sifat dari bagian voltase bolak-balik. Dalam rangkaian ekuivalen untuk arus bolak-balik memang langsung jelas bahwa rangkaian paralel dua resistor R1 dan R2 menentukan perubahan voltase output ketika terdapat perubahan srus pada output dari rangkaian pembagi tegangan ini. Resistivitas yang merupakan resistivitas pengganti dari rangkaian paralel R1 dan R2 disebut resistivitas otuput dari sumber tegangan. Kalau terdapat rangkaian yang kompleks, resistor pengganti untuk seluruh rangkaian bisa dicari dengan membagi rangkaian itu kedalam bagian-bagian rangkaian yang merupakan rangkaian paralel dan rangkaian seri, dan resistor pengganti dihitung langkah demi langkah. Kita telah mengenal suatu sumber voltase yang tidak ideal, berarti voltasenya tidak konstan. Voltase akan turun ketika arus output naik. Sumber-sumber voltase yang sebenarnya ada biasanya bukan sumber voltase ideal, dimana voltase konstan dan sama sekali tidak tergantung dari besar arus yang mengalir. Kalau ada sumber voltase yang ideal, maka jika output dari sumber voltase itu dihubungkan dengan sebuah resistor dengan resistivitas R, arus yang mengalir akan ditentukan dengan hukum Ohm.
       Ketika resistivitas R mendekati nol, arus akan mendekati tak berhingga dan daya yang dikeluarkan dari sumber voltase tersebut akan menjadi tak berhingga juga. Tetapi arus dan daya tidak mungkin menjadi tak berhingga. Pada sumber tegangan, voltase akan turun kalau sumber dibebani dengan arus. Situasi ini selalu bisa digambarkan dengan dua rangkaian. Memang jelas bahwa voltase output tidak mungkin negatif sehingga arus output terbatas sampai arus maksimal Imax dimana Vouy=0. Arus maksimal ini akan mengalir kalau terminal dari sumber tegangan dihubungkan singkat. Hubungan antara voltase dan arus ouput dengan dua titik adalah linier. Satu ujung terdapat pada arus nol yang mana voltase output maksimal dan sebesar Vo atau voltase tanpa beban Vtb. Titik ujung kedua terdapat pada hubungan singkat dimana voltase output dari sumber tegangan menjadi nol .          Rangkaian pertama dijelaskan dengan teorema Thevenin. Mengenai sifat dari luar (sifat output) setiap jaringan linier dengan resistor-resistor dan sumber-sumber energi bisa digantikan dengan rangkaian seri dari suatu sumber voltase ideal dan satu resistor dalam. Besar voltase Vo dari sumber voltase sama dengan voltase pada output Vtb ketika rangkaian terbuka, berarti ketika tidak ada sambungan pada output dan tidak ada arus yang mengalir dari sumber tegangan. Resistivitas Rdalam dan resistor Rdalam sebesar perbandingan antara voltase Vtb dan arus hubung singkat I yang mengalir ketika output dihubungkan.
       Kalau suatu voltmeter memilki resistivitas dalam yang tak berhingga, maka tidak ada arus yang mengalir didalamnya. Ketika Voltmeter ini dipasang pada rangkaian, rangkaian itu sama sekali tidak dipengaruhioleh voltmeter. Voltmeter dengan resistivitas dalam yang tak berhingga  akan kitasebut sebagai voltmeter ideal.
       Rangkaian kedua dijelaskan dengan teorema Norton. Mengenai sifat dari luar (sifat output) setiap jaringan linier dengan resistor-resitor dan sumber-sumber energi bisa digantikan dengan rangkaian paralel dari satu sumber arus yang ideal dan sartu resistor Rdalam. Besar arus Io dari sumber arus sama besar dengan arus Ihs yang mengalir dari output ketika output dihubung-singkat. Resistivitas Rdalam dari resistor Rdalam sebesar perbandingan dari voltase Vtb yang terdapat kalau rangkaian terbuka, berarti tidak ada sambungan pada output dan tidak ada arus yang mengalir dari sumber tegangan dan arus hubung singkat Ihs. Hanya sifat outputnya yang ssma dengan rangkaian asli. Cara pengukuran ini sama dengan cara mengukur sifat dari komponen. Rangkaian ini hanya merupakan suatu contoh, ada juga beberapa rangkaian lain yang bisa digunakan mengukur resistivitas masukan suatu komponen elektronika.
       Kalau kita mengukur arus dalam suatu rangkaian, maka sambungan dimana arus mau diukur dibuka dan amperemeter dirangkai secara seri didalam sambungan itu. Kalau mau mengukur voltase dalam suatu rangkaia, maka voltase dirangkai secara paralel pada dua titik dimana voltase mau diukur. Alat ukur yang ideal tidak akan mempengaruhi rangkaian yang diukur. Kalau seandainya amperemeter memilki resistivitas dalam nol, Maka arus bisa  mengalir dalam amperemeter dan bisa diukur tanpa adanya voltase pada amperemeter. Berarti sama sekali tidak ada perbedaan dalam rangkaian ketika ampermeter dipasang atau tidak dipasang. Amperemeter dengan resistivitas dalam nol disebut amperemeter ideal. Tetapi amperemeter ideal tidak ada.
       Setiap ampermeter memilki resistivitas dalam yang lebih besar dari nol. Sebab itu, ketika arus mengalir dalam amperemeter, akan ada voltase pada amperemeter dan voltase itu akan mempengarui rangkaian aslinya. Kalau voltase itu cukup kecil (dibandingkan dengan voltase lain yang terdapat dalam rangkaian), voltase itu bisa diabaikan, tetapi kalau besar voltase dalam amperemeter hampir sebesar atau bahkan lebih besar daripada voltaase lain dalam rangkaian, pengaruh dari ampermeter    kepada rangkaian akan besar. Ampermeter yang ada mempunyasi sifat dimana suatu ampermeter ideal dirangkai secara seri dengan resistor dalam.
       Situasi dengan voltmeter sebagai berikut. Kalau suatu voltmeter memilki resistivitas dalam yang tak berhingga, maka tidak ada arus yang mengalir didalamnya. Ketika Voltmeter ini dipasang pada rangkaian, rangkaian itu sama sekali tidak dipengaruhioleh voltmeter. Voltmeter dengan resistivitas dalam yang tak berhingga  akan kitasebut sebagai voltmeter ideal.
       Voltmeter ideal jelas tidak ada, tetapi setiap voltmeter memilki resistivitas dalam yang berhingga. Makan ada arus dalam voltmeter dan arus itu akan mempengaruhi rangkaian yang diukur. tetapi kalau arus-arus lain dalam rangkaian kira-kira sama atau bahkan lebih kecil daripada arus dalam voltmeter, maka arus dalam voltmeter bisa mempengaruhi kerja dari rangkaian asli secara drastis. voltmeter yang ada dirangkai parallel dengan resistor atau hambatan dalam.                                                        (Richard Blocher, 2004)
            Ketika resistor dua atau lebih yang terhubung secara paralel. Perbedaan potensial yang sama diterapkan di semua dari mereka. Seperti yang akan kita temukan, arus yang melewati resistor setiap inversally sebanding dengan resistensi, semakin sedikit perlawanan, semakin banyak saat ini.
Mari kita mempertimbangkan R1, R2, dan R3. Yang terhubung secara paralel. Arus total saya pikir set sama dengan jumlah arus melalui resistor yang terpisah, sehingga
I = I1 + I2 + I3,V Perbedaan potensial adalah sama, di semua resistor, dan dengan menerapkan hukum ohm untuk masing-masing pada gilirannya kita menemukan bahwa
                                                   I1 =                                                                  (2.3)
                                       I2 =                                                                                                    (2.4)
                                       I3 =                                                                                                     (2.5)
            Semakin kecil perlawanan, semakin besar proporsi arus total mengalir melalui itu. Arus total yang mengalir melalui set tiga resistor diberikan dalam hal R setara perlawanan mereka dengan:
                                                      I =                                                                                                      (2.6)
Secara umum, kebalikan dari perlawanan setara dengan resistor set terhubung secara paralel adalah sama dengan jumlah dari recipprocals dari perlawanan individu akan di dapat. ( Arthur Beiser, 1986)

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Peralatan dan Komponen
3.1.1. Peralatan dan Fungsi
1.    Multimeter Digital
Fungsi: untuk mengukur besar hambatan dan tegangan
2.    Protoboard
Fungsi: sebagai tempat untuk merangkai rangkaian sementara
3.    Osiloskop
Fungsi:
-       Untuk mengukur besar tegangan listrik
-       Untuk mengukur frekuensi sinyal
-       Untuk membedakan arus DC dan arus AC
-       Untuk mengecek noise pada suatu rangkaian
4.    PSA Adjust
Fungsi: sebagai sumber tegangan DC
5.    Penjepit Buaya
Fungsi: sebagai penghubung antara komponen dengan peralatan
3.1.2. Komponen dan Fungsi
1.    Resistor (3K3 Ω , 22K Ω, 18K Ω , 10K Ω, dan 270 Ω)
 Fungsi: sebagai hambatan atau komponen yang akan diukur nilai hambatannya
2.    Dioda pemancar cahaya
Fungsi: sebagai indikator adanya arus yang lewat atau masuk pada rangkaian

3.2. Prosedur Percobaan
3.2.1. Mengukur nilai tahanan resistor dengan multimeter
1.         Disiapkan peralatan dan komponen yang akan digunakan
2.         Dihitung besar hambatan-hambatan 5 buah resistor secara teori
3.         Dicatat hasilnya
4.         Dikalibarsi multimeter, untuk mengkalibrasi multimeter, kabel merah dan hitam dihubungkan langsung, kemudian tepatkan jarum penunjuk pada  Ohm dengan cara memutar Ohm adjustment
5.         Dirangkai gambar komponen seperti gambar dibawah
6.         Diarahkan tombol putar pada multimeter ke arah ohm (Ω)
7.         Dihubungkan kutub positif dan kutub negatif pada kaki resistor
8.         Dilihat display angka yang ditampilkan pada layar multimeter digital
9.         Dicatat hasilnya
10.     Dibandingkan nilai yang diperoleh secara praktek dengan nilai secara teori
11.     Diulangi prosedur no 4 sampai no 10 untuk nilai resistor yang lain
3.2.2. Menghitung nilai tegangan di LED dan di Resistor
1.      Disiapkan peralatan dan komponen yang akan digunakan
2.      Dirangkai rangkaian seperti gambar dibawah ini
3.      Dihubungkan PSA ke sumber tegangan PLN
4.      Dihidupkan PSA
5.      Disetel tegangan pada PSA sampai bernilai 5 volt
6.      Dihubungkan Resistor dengan multimeter untuk dicari nilai tegangannya
7.      Dicatat hasilnya
8.      Dihubungkan LED dengan multimeter untuk dicari nilai tegangannya
9.      Dicatat hasilnya
3.3.3 Mengkalibrasi Osiloskop
1.    Dihidupkan Osiloskop
2.    Dihubungkan kabel koaksial ke CH1
3.    Dihubungkan kabel koaksial ke 2Vp-p
4.    Diatur posisi vertikal dan horizontal
5.    Diatur nilai volt/Div ke 2V
6.    Jila gelombang yang ditambilkan sebesar 1 kotak, maka osiloskop berhasil dikalibrasi































BAB IV

ANALISA DATA

4.1  Gambar Percobaan

4.1.1 Menghitung nilai tahanan resistor
4.1.2        Menghitung Pembagian tegangan di LED dan di Resistor

4.1.3        Mengkalibrasi Osiloskop























4.2  Data Percobaan

Kode Warna Resistor
Ωt
Ωp
orange, orange, merah, dan emas
3300
3200
merah, merah, orange, dan emas
22K
19K6
coklat, abu-abu, orange, dan emas
18K
17K5
coklat, hitam, orange, dan emas
10K
9K4
merah, ungu,cokalt, dan emas
270
267

Vin
Vled
Vresistor
5 V
1,73 V
3,27 V
















                                                                                                                       Medan, 24 November 2012
                   Asisten,                                                                                                   Praktikan,


      (Emy Alemmita Tarigan)                                                                                       (Rintho)




4.3  Analisa Data

1.      Menghitung persen ralat setiap resistor.
%Ralat =  
a.       orange, orange, merah, dan emas
%Ralat =  = 3,03%
b.      merah, merah, orange, dan emas
%Ralat =  = 10,91%
c.       coklat, abu-abu, orange, dan emas
%Ralat =   = 2,78%
d.      coklat, hitam, orange, dan emas
%Ralat =  = 6%
e.       merah, ungu,cokalt, dan emas
%Ralat =  = 1,11%
2.      Menghitung kuat arus
-          Kuat arus yang resistor
I  = 0,149 mA
-          Kuat arus yang LED
I  = 0,07867 mA
3.      Jelaskan bagaimana memproses kalibarsi osiloskop
-          Dihidupkan Osiloskop
-          Dihubungkan kabel koaksial ke CH1
-          Dihubungkan kabel koaksial ke 2Vp-p
-          Diatur posisi vertikal dan horizontal
-          Diatur nilai volt/Div ke 2V
-          Jila gelombang yang ditambilkan sebesar 1 kotak, maka osiloskop berhasil dikalibrasi dan berada dalam kondisi yang baik







BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1  Kesimpulan
1.      Dari hasil percobaan diperoleh
Kode Warna Resistor
Ωt
Ωp
orange, orange, merah, dan emas
3300
3200
merah, merah, orange, dan emas
22K
19K6
coklat, abu-abu, orange, dan emas
18K
17K5
coklat, hitam, orange, dan emas
10K
9K4
merah, ungu,cokalt, dan emas
270
267
2.      Osiloskop berfungsi untuk melihat sinyal dalam bentuk gelombang yang masuk serta dapat menentukan besar tegangan, frekuensi,dan perioda yang masuk pada osiloskop.
3.      Cara mengkalibrasi osiloskop adalah sebagai berikut:
-          Dihidupkan Osiloskop
-          Dihubungkan kabel koaksial ke CH1
-          Dihubungkan kabel koaksial ke 2Vp-p
-          Diatur posisi vertikal dan horizontal
-          Diatur nilai volt/Div ke 2V
-          Jila gelombang yang ditambilkan sebesar 1 kotak, maka osiloskop berhasil dikalibrasi
4.      Pada pengujian LED dibutuhkan suatu resistor yang digunakan untuk menghambat arus yang masuk dari sumber tegangan agar tidak langsung megalir ke LED, agar LED tidak mengalami kerusakan (putus).
5.      Cara mengkalibrasi multimeter adalah
-          Dihidupkan multimeter
-          disetel jarum ke bagian pengukuran ohm(ohmmeter)
-          disatukan kabel positif dan kabel negatif, jika tampilan display pada multimeter menunjukkan nilai nol, maka multimeter berhasil di kalibrasi dan berada dalam kondisi yang baik
6.      Setelah di kalibrasi dalam percobaan, osiloskop dan multimeter berada dalam kondisi baik.
5.2 Saran
1.      Praktikan sebaiknya mengkalibrasi mulitmeter terlebih dahulu sebelum percobaan
2.      Praktikan sebaiknya tidak lupa memasang resistor sebagai hambatan agar LED tidak rusak
3.      Praktikan sebaiknya teliti dalam memilih nilai tegangan 5 volt di PSA
4.      Praktikan sebaiknya tidak lupa mencatat hambatan resistor yang digunakan bersama LED



DAFTAR PUSTAKA

Beiser A. 1986. " Physics. Fourth Edision. Addison Wesley Publissing Company, Amerika.
           Pages : 456-459
Bueche, Frederick. 1997.”Technical Physics”. Edisi ketiga.New York.Harper & Row.
            Pages: 691-692
Suryatmo,F. 2000.”Teknik Pengukuran Listrik dan Elektronika”. Bandung.Bumi Aksara.
            Halaman : 57-63


















                                                                                                            Medan, 17 November 2012
            Asisten,                                                                                   Praktikan,



            (Emy Alemmita Tarigan)                                                        (Rinto Pangaribuan)                                                                                                                                       
                                                                                                           


Naman             : Rinto Pangaribuan
Nim                 :110801050
Nilai                :50

RESPONSI
1.  Sebutkan fungsi ohmmeter,voltmeter dan watt meter
    Jb:   - ohm meter fungsinya untuk mengukur hambatan (resistansi)
            -volt meter fungsinya untuk mengukur tegangan
            -watt meter fungsinya untuk mengukur daya
2. Jenis kapasitor berdasarkan kutub?
    Jb:   - kapasitor polar
            -kapasitor non polar
3. Penyusun resistor lapisan karbon?
Jb: resistor lapisan karbon tersusun dari satu batang kaca atau keramik yang dilapisi campuran   karbonyang selanjutnya dilapisi dengan lapisan bukan penghantar dari keramik.






















TUGAS AKHIR
Pengukuran Dengan Avometer dan Osiloskop

Nama               :  Rintho
NIM                : 110801050
1).        Jelaskan jenis – jenis dari resistor, kapsitor, transistor, dan diode serta symbol dan fungsinya!
Jawab :
a.    Resistor Fungsinyasebagai hambatan penghambat aruslistrik. Resistor terbagi menjadi dua yaitu resistor tetap (Fixed Resistor ) dan resistor tidak tetap (Variable Resistor).
Lambang (symbol) 
·         Resistor tetap (Fixed Resistor ) resistansinya tidak dapat diubah–ubah. Macam-macam resistor tetap
1.  Resistor Kawat
Resistor kawat ini biasanya banyak dipergunakan dalam rangkaian power karena memiliki resistansi yang tinggi dan tahan terhadap panas yang tinggi
2.       Resistor Resistor Batang Karbon (Arang)
Resistor ini dibuat dari bahan karbon kasar yang diberi lilitan kawat yang kemudian diberi tanda dengan kode warna berbentuk gelang dan pembacaannya dapat dilihat pada table kode warna.
3.       Resistor Keramik atau Porselin
Jenis resistor ini telah  banyak digunakan dalam rangkaian elektronika saat ini karena bentuk fisiknya kecil dan memiliki resistansi yang tinggi
4.       Resistor Film Karbon
Resistor film karbon in iadalah resistor hasil pengembangan dari resistor batang karbon. Sejalan dengan perkembangan teknologi, para produsen komponen elektronika telah memunculkan jenis resistor yang dibuat dari bahan karbon dan dilapisi dengan bahan film yang berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar.
5.       Resistor Film Metal
Resistor tahan terhadap perubahan temperatur. Resistor ini juga memiliki tingkat kepresisian yang tinggi karena nilai toleransi yang tercantum pada resistor ini sangatlah kecil, biasanya sekitar 1% atau 5%.
·         Resistor tidak tetap yaitu
1.      Potensiometer
Potensiometer merupakan variable resistor yang paling sering digunakan. Padaumumnya, potensiometer terbuat dari kawat atau karbon
2.      Potensiometer Geser
Potensiometer geser merupakan kembaran dari potensiometer yang telah dibahas di atas. Perbedaannya adalah cara mengubah nilai resistansinya
3.      Trimpot
Trimpot adalah kependekan dari Tripotensiometer. Sifat dan karakteristik dari trimpot tidak jauh beda dengan potensiometer. Hanya saja, trimpot ini memiliki ukuran yang jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan potensiometer
4.      NTC dan PTC
NTC (Negative Temperature Coefficient) dan PTC (Positive Temperature Coefficient) merupakan resistor yang nilai resistansinya berubah jika terjadi perubahan temperatur di sekelilingnya
5.      LDR
LDR (Light Dependent Resistor) merupakan resistor yang nilai resistansinya berubah jika terjadi perubahan intensitas cahaya di daerah sekelilingnya.
b.        kapasisitor
Fungsinya Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik
·         Kapasitor Tetap adalah kapasitor yang memiliki kapasitansi tetap dan tidak dapat diubah-ubah. Pada kategori kapasitor tetap, terdapat 2 jenis kapasitor yang dapat dibedakan berdasarkan polaritas elektrodanya
1.      Kapasitor Polar Kelompok kapasitor electrolytic terdiri darikapasitor-kapasitor yang bahan dielektriknya adalah lapisan metal-oksida
2.      Kapasitor Non-Polar
jenis-jenis kapasitor, kapasitor tetap, kapasitor variabel, kapasitor polar, kapasitor non polar, dielektrik kapasitor, electrolit kapasitor, pengertian kapasitor tetap, definisi kapasitor variabel, fungsi kapasitor variabel, contoh kapasitor polar, fungsi kapasitor tetap, kapasitas kapasitor variable. Kapasitor non polar adalah kelompok kapasitor yang dibuat dengan bahan dielektrik dari keramik, film dan mika. Keramik dan mika adalah bahan yang popular serta murah untuk membuat kapasitor yang kapasitansinya kecil.
·         Kapasitor Tidak Tetap / Kapasitor Variabel Kapasitor tidak tetap atau kapasitor variable adalah kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat diubah atau kapasitansinya dapat diatur sesuai keinginan dengan batas maksimal sesuai yang terterap ad akapasitor tersebut
SIMBOL
c.         Transisitor

·  Transistor Bipolar (dwikutub)
Fungsi transistor bipolar ini adalah sebagai pengatur arus listrik (regulator aru slistrik), dengan kata lain transistor dapat membatasi arus yang mengalir dari Kolektor ke Emiter atau sebaliknya (tergantung jenis transistor, PNP atau NPN)
1.       transistor PNP

2.       dan transistor NPN.

·         Transistor Efek Medan (FET – Field Effect Transistor)
jenis transistor yang juga memiliki 3 kaki terminal  yang masing-masing diberi nama Drain (D), Source (S), dan Gate (G). Cara kerja transistor ini adalah  mengendalikan aliran electron dari terminal Source ke Drain melalui tegangan yang diberikan pada terminal Gate.
·         Dioda
Berfungsi sebagai penyearah arus
1.      Dioda Pemancar Cahay aatau LED
Light Emmiting Dioda atau lebih dikenal dengan sebutan LED (light-emitting diode) adalah suatu semikonduktor yang memancarkan cahaya monokromatik.
2.      FotoDioda
FotoDioda adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya
Sebuah diode biasanya dianggap sebagai komponen yang menyalurkan listrik ke satu arah, namun Zener Dioda dibuat sedemikian rupa sehingga arus dapat mengalir ke arah yang berlawanan, jika tegangan yang diberikan melampaui batas tegangan rusak (breakdown voltage) atau teganganZener.
2).        Jelaskan secara singkat mengenai multimeter!
            jawab
Multimeter adalah kombinasi dari multi-range voltmeter DC, multi-range voltmeter AC, multi-range ammeter, dan multi-range ohmmeter. Analog un-diperkuat multimeter menggabungkan gerakan meter, rentang resistor dan switch. Untuk gerakan meter analog, DC tegangan diukur dengan resistor seri dihubungkan antara gerakan meter dan sirkuit yang sedang diuji. Satu set switch memungkinkan resistensi yang lebih besar untuk dimasukkan untuk rentang tegangan yang lebih tinggi. Produk dari arus defleksi skala penuh dasar gerakan, dan jumlah dari resistansi seri dan resistensi sendiri gerakan, memberikan tegangan skala penuh dari jangkauan. Sebagai contoh, sebuah gerakan meter yang diperlukan 1 milliamp untuk defleksi skala penuh, dengan resistansi internal dari 500 ohm, akan, pada kisaran 10-volt multimeter, memiliki 9.500 ohm resistansi seri.
Untuk saat ini berkisar analog, rendah resistansi shunts dihubungkan secara parallel dengan gerakan meter untuk mengalihkan sebagian arus sekitar kumparan. Sekali lagi untuk kasus hipotetis 1 mA, 500 ohm pergerakan pada kisaran 1 Ampere, resistansi shunt akan lebih 0,5 ohm.
            Pindah instrument koil merespon hanya untuk nilai rata-rata arus melalui mereka. Untuk mengukur arus bolak-balik, diode penyearah dimasukkan kedalam sirkuit sehingga nilai rata-rata saat ini adalah non-nol. Karena nilai rata-rata dan nilai akar-mean-square dari gelombang yang tidak perlu menjadi sama, sederhana penyearah-jenis sirkuit mungkin hanya akurat untuk bentuk gelombang sinusoidal. Bentuk gelombang lain memerlukan factor kalibrasi yang berbeda untuk berhubungan RMS dan nilai rata-rata. Karena rectifier praktis memiliki non-nol drop tegangan, akurasi dan sensitivitas miskin dengan nilai rendah.
            Untuk mengukur resistensi, sel kering kecil di dalam instrument melewati arus melalui perangkat yang diuji dan coil meter. Karena yang tersedia saat ini tergantung pada kondisi penyimpanan daya sel kering, multimeter biasanya memiliki penyesuaian untuk skala ohm kenol itu. Di sirkuit yang biasa ditemukan di analog multimeter, defleksi meteran berbanding terbalik dengan perlawanan, maka skala penuh adalah 0 ohm, dan resistensi yang tinggi sesuai dengan defleksi kecil. Skala ohm dikompresi, sehingga resolusi yang lebih baik pada nilai resistensi yang lebih rendah.
3). Jelaskan secara singkat mengenai osiloskop!
Jawab
Osiloskop adalah alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan bentuk sinyal listrik agar dapat dilihat dan dipelajari. Osiloskop dilengkapi dengan tabung sinar katode. Peranti pemancar electron
memproyeksikan sorotan electron kelayar tabung sinar katode. Sorotan elektron membekas pada layar. Suatu rangkaian khusus dalam osiloskop menyebabkan sorotan bergerak berulang-ulang dari kiri ke kanan. Pengulangan ini menyebabkan bentuk sinyal kontinyu sehingga dapat dipelajari.
Osiloskop untuk mengukur beda fase gelombang. Osiloskop biasanya digunakan untuk mengamati bentuk gelombang yang
Tepat dari sinyal listrik. Selain amplitude sinyal, osiloskop dapat menunjukkan distorsi,
Waktu antara dua peristiwa (seperti lebar pulsa, periode, atau waktu naik) dan waktu relative dari dua sinyal terkait.
Semua alat ukur elektronik bekerja berdasarkan sampel data, semakin tinggi sampel data,
Semakin akurat peralatan elektronik tersebut. Osiloskop, pada umumnya juga mempunyais ampel data yang sangat tinggi, oleh karena itu osiloskop merupakan alat ukur elektronik yang mahal. Jika sebuah osiloskop mempunyai sampel rate 10 Ks/s (10 kilo sample/second = 10.000 data per detik), maka alat ini akan melakukan pembacaan sebanyak 10.000 kali dalams edetik. Jika yang diukur adalah sebuah gelombang dengan frekuensi 2500 Hz, maka setiap sampel akan memuat data 1/4 dari sebuah gelombang penuh yang kemudian akan ditampilkan dalam layar dengan grafik skala XY.



DILARANG PLAGIAT GAN










No comments:

Post a Comment

Total Pageviews