BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latarbelakang
Sebelum melakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur,sebaiknya
diketahui dahulu mengenai hal-hal yang dapat diukur menggunakan alat ukur
listrik seperti arus,tegangan dan hambatan.
Banyak sekali komponen-komponen elektronika seperti
resistor, transistor, diode, kapasitor, induktor, LED, dan lain sebagainya.
Untuk penentuan apakah suatu komponen benar-benar baik dapat dilakukan dengan
berbagai cara. Misalnya dapat menggunakan alat ukur listrik seperti avometer,
multimeter dan lain-lain. Namun besar dan kemampuan komponen biasanya tertulis
pada badan komponen itu sendiri. Jika kita ingin menggunakan suatu komponen
elektronika maka kita harus terlebih dulu mengetahui batas kemampuan suatu
komponen elektronika tersebut. Sehingga kemungkinan terjadi kesalahan dan
kerusakan sangat kecil.
1.2 Tujuan
1.
Untuk
mengenal komponen aktif dan pasif
2.
Untuk
menentukan baik buruknya kapasitor, resistor, dan transistor yang digunakan
dalam percobaan
3.
Untuk
mengetahui cara menentukan kaki transistor menggunakan multimeter
4.
Untuk
mengetahui fungsi dasar dari kapasitor, resistor, dan transistor
5.
Untuk
mengetahui cara mengukur hambatan resistor menggunakan multimeter
BAB II
DASAR TEORI
Ketika resistor dua atau lebih yang terhubung secara
paralel. Perbedaan potensial yang sama diterapkan di semua dari mereka. Seperti
yang akan kita temukan, arus yang melewati resistor setiap inversally sebanding
dengan resistensi, semakin sedikit perlawanan, semakin banyak saat ini.
Mari kita
mempertimbangkan R1, R2, dan R3. Yang terhubung secara paralel. Arus total saya
pikir set sama dengan jumlah arus melalui resistor yang terpisah, sehingga
I = I1 + I2 + I3,V
Perbedaan potensial adalah sama, di semua resistor, dan dengan menerapkan hukum
ohm untuk masing-masing pada gilirannya kita menemukan bahwa
I1 =
.................................................................................................(
2.3)
I2 =
...................................................
.. ............................................. (2.4)
I3 =
.....................................................................................................(2.5)
Semakin kecil perlawanan, semakin
besar proporsi arus total mengalir melalui itu. Arus total yang mengalir
melalui set tiga resistor diberikan dalam hal R setara perlawanan mereka
dengan:
I =
........................................................................................................(2.6)
Oleh karena itu kita harus membuat I
I = I1 + I2 + I3
=
+
+
Langkah terakhir adalah untuk membagi melalui oleh V, yang menghasilkan
=
+
+
Secara umum, kebalikan dari perlawanan setara dengan
resistor set terhubung secara paralel adalah sama dengan jumlah dari recipprocals
dari perlawanan individu.( Arthur Beiser, 1986)
Sebuah ohmmeter
digunakan untuk mengukur sebuah tahanan di dalam rangkaian listrik atau tahanan
yang merupakan komponen dalam rangkaian tersebut. Pada ohmmeter ini tersedia
sejumlah tegangan dan tahanan yang nilainya telah diketahui. Komponen tahanan
atau rangkaian yang sedang dalam pengukuran, dapat diukur dengan cara
dibandingkan. Penggunaan
ohmmeter ini tidak pernah menggunakan sumber tegangan dari rangkaian yang
diukur itu sampai dilepaskan (diputuskan).
Pada
rangkaian yang akan diuji atau diukur, perlu dilengkapi sumber tegangan yang
tetap, walaupun pada ohm meternya sendiri sudah dilengkapi dengan sumber
tegangan. Pada umumnya, ohmmeter ini dapat dihubungkan dalam dua bentuk
sambungan, yaitu ohm meter dengan sambungan seri dan ohmmeter dengan sambungan
paralel. Salah satu cara untuk melengkapi rangkaian adalah memperpendek kawat
pengujian bersamaan (dihubungkan antara yang satu dengan yang lainya).
Baterai E sebagai sumber tegangan dan R adalah tahanan dengan nilai yang tetap.
Tahanan
ini hanya mampu
mengalirkan sejumlah kawat arus untuk menggerakkan jarum dari meter ke posisi
skala penuh sedangkan tahanan yang lain merupakan suatu tahanan variabel yang
dapat mengatur besarnya jumlah tahan di dalam meter itu sendiri.
Ketika
kawat penguji itu dihubungkan secara singkat, maka jarum dari meter itu akan
menyimpang ke arah posisi skala penuh. Penunjukan skala penuh ini menunjukkan
bahwa nilai harga tahanan itu sama dengan 0 ohm. Ini berarti tidak ada
penambahan nilai tahanan (terkecuali tahanan dalam diri ohm-meter) itu telah
dihubungkan ke dalam rangkaian.
Jika kawat
penguji itu dilepaskan dari hubungan singkat, maka jarum dari meter tadi tidak
akan melakukan gerakan penunjukkan pada suatu harga atau tidak terhingga.
Dengan menambahkan tahanan ke dalam rangkaian ohm-meter ini dapat menyebabkan
turunya jumlah kuat arus. Turunya kuat arus
di
yang mengalir ke dalam rangkaian.
Jadi, jarum penunjuk tadi akan menyimpang kurang dari skala penuh.
Pada
umumnya sebuah ohm-meter ini mempunyai lebih dari satu batas ukur. Oleh karena
itu, meter tersebut dibuat dengan skala dari
sampai tidak terhingga. Lain halnya pada beberapa tahanan tetap dengan
nilai (harga) tahanan yang berbeda, sebagaimana yang dipasang dan digunakan
pada angkaian ohm-meter secara paralel, pemakaian tahanan seperti ini
dimaksudkan untuk mendapatkan penambahan daerah batas ukur.
Papan
skala yang digunakan dalam ohm-meter ini jauh berbeda dengan papan skala yang
digunakan pada am-meter dan volt-meter. Pada ohm-meter papan skalanya mempunyai
skala yang tidak linier. Oleh karena itu, pembagian skala ini menggambarkan
kenaikan harga tahanan dari harga yang kecil sampai dengan harga yang besar
atau harga tak terhingga pada akhir skala tersebut.
Setiap
pembagian 5 garis skala antara angka 0 dan 5 menggambarkan 1 ohm. Pembagian 5
garis skala antara 100 dan 150 adalah saling berdekatan, tetapi tidak setiap
garis skala menggambarkan 10 ohm. Untuk mendapatkan pembacaan yang lebih
teliti, melalui saklar pemilih ini kita atur, sehingga jarum menunjukkan daerah
tengah pelat skala. Pada umumnya
untuk mengukur sakelar pemilih batas ukur ditunjukkan dengan tanda tanda
seperti: R X 1; R X 10; R X 100; R X 1000;
R X 100000. Salah satu cara membaca tanda-tanda ini adalah: R X 1 = R X
1 (R kali 1); RX10 =R X 10 (R kali 10); R X 100 = R X 100 (R kali 100).
Untuk memperoleh harga nyata dari
pembacaan yaitu hasil dari pembacaan yaitu hasil pembacaan skala dikalikan
dengan angka kelipatan. Pada umumnya, ohmmeter
ini dapat dihubungkan dalam dua bentuk sambungan, yaitu ohm meter dengan
sambungan seri dan ohmmeter dengan sambungan paralel Sebagai contoh : saat arum menunjukkan pada skala
pembacaan A, B dan C yang semuanya menunjukkan harga dari sebuah tahanan 150 x
1000-150000 Ω atau 150000Ω (150 kΩ).Setiap saat batas ukur dari ohmmeter ini
dapat diubah dengan jalan kawat penguji itu harus dihubungkan secara singkat
dan secara bersama-sama. Ini untuk meyakinkan bahwa arum tadi benar-benar turun
ke angka nol (0). Jika tidak demikian, aturlah melalui knop pengatur 0 Ω.
Selain jenis ohm-meter di atas, ada lagi
bentuk (type) ohm-meter yang lainya itu ohm-meter paralel atau ohm-meter shunt.
Beberapa elektron ditangkap oleh lubang pada dasar,
dan dasar menjadi cendurung menarik .
Pada umumnya sebuah ohm-meter ini mempunyai lebih
dari satu batas ukur. Ohm-meter jenis ini
digunakan untuk pengukuran yang memerlukan ketelitian yang tinggi dalam
mengukur tahanan yang nilai harganya sangat rendah (kecil). Besarnya tahanan
yang diukur kadang-kadang berkisar beberapa ratus ohm. Ohm-meter yang berjenis
sambungan paralel (shunt) ini banyak digunakan dalam laboratorium, dimana
ketelitian ini sangat diperlukan.
Papan skala yang terdapat atau yang
dipasang pada ohm-meter paralel ini adalh terbalik dengan papan skala yang
dipasang pada ohm-meter seri. Pada Ohm-meter shunt (paralel) garis skala untuk
angka 0 terletak disebelah kiri skala dan harga maksimum terletak disebelah
kanan. Harga terbesar dari tahan ini dapat diukur dengan skala ini yaitu 10
ohm. Sejak tipe ohm-meter shunt ini hanya mempunyai satu skala angka skala
(skala tahanan dengan nilai rendah), maka pembacaanya dapat diperoleh secara
langsung dari skala yang tertera pada alat ukur tersebut. (Suryatmo,2000)
Kalau terdapat rangkaian yang kompleks,
resistor pengganti untuk seluruh rangkaian bisa dicari dengan membagi rangkaian
itu kedalam bagian-bagian rangkaian yang merupakan rangkaian paralel dan
rangkaian seri, dan resistor pengganti dihitung langkah demi langkah. Kita
telah mengenal suatu sumber voltase yang tidak ideal, berarti voltasenya tidak
konstan. Voltase akan turun ketika arus output naik. Sumber-sumber voltase yang
sebenarnya ada biasanya bukan sumber voltase ideal, dimana voltase konstan dan
sama sekali tidak tergantung dari besar arus yang mengalir. Kalau ada sumber
voltase yang ideal, maka jika output dari sumber voltase itu dihubungkan dengan
sebuah resistor dengan resistivitas R, arus yang mengalir akan ditentukan
dengan hukum Ohm.
Ketika resistivitas R mendekati nol, arus
akan mendekati tak berhingga dan daya yang dikeluarkan dari sumber voltase
tersebut akan menjadi tak berhingga juga. Tetapi arus dan daya tidak mungkin
menjadi tak berhingga. Pada sumber tegangan, voltase akan turun kalau sumber
dibebani dengan arus. Situasi ini selalu bisa digambarkan dengan dua rangkaian.
Memang jelas bahwa voltase output tidak mungkin negatif sehingga arus output
terbatas sampai arus maksimal Imax dimana Vouy=0. Arus maksimal ini akan
mengalir kalau terminal dari sumber tegangan dihubungkan singkat. Hubungan antara
voltase dan arus ouput dengan dua titik adalah linier. Satu ujung terdapat pada
arus nol yang mana voltase output maksimal dan sebesar Vo atau voltase tanpa
beban Vtb. Titik ujung kedua terdapat pada hubungan singkat dimana voltase
output dari sumber tegangan menjadi nol . Rangkaian
pertama dijelaskan dengan teorema Thevenin. Mengenai sifat dari luar (sifat
output) setiap jaringan linier dengan resistor-resistor dan sumber-sumber
energi bisa digantikan dengan rangkaian seri dari suatu sumber voltase ideal dan
satu resistor dalam. Besar voltase Vo dari sumber voltase sama dengan voltase
pada output Vtb ketika rangkaian terbuka, berarti ketika tidak ada sambungan
pada output dan tidak ada arus yang mengalir dari sumber tegangan. Resistivitas
Rdalam dan resistor Rdalam sebesar perbandingan antara voltase Vtb dan arus
hubung singkat I yang mengalir ketika output dihubungkan.
Rangkaian kedua dijelaskan dengan teorema
Norton. Mengenai sifat dari luar (sifat output) setiap jaringan linier dengan
resistor-resitor dan sumber-sumber energi bisa digantikan dengan rangkaian
paralel dari satu sumber arus yang ideal dan sartu resistor Rdalam. Besar arus
Io dari sumber arus sama besar dengan arus Ihs yang mengalir dari output ketika
output dihubung-singkat. Resistivitas Rdalam dari resistor Rdalam sebesar
perbandingan dari voltase Vtb yang terdapat kalau rangkaian terbuka, berarti
tidak ada sambungan pada output dan tidak ada arus yang mengalir dari sumber
tegangan dan arus hubung singkat Ihs. Hanya sifat outputnya yang ssma dengan
rangkaian asli.
Setiap
rangkaian elektronika yang memilki suatu masukan seperti misalnya suatu
amplifier atau alat ukur, ketika terdapat volume pada masukan maka, akan ada
arus yang mengalir ke dalam masukan tersebut. Biasanya besar dari arus yang
mengalir bisa dimengerti dengan rangkaian ekuivalen untuk masukan
yang mana antara dua sambungan masukam terdapat satu resistor Ri
dengan resistivitas Rt yang disebut dengan resistivitas masukan.
Umumnya
besar resistivitas masukan R bisa dilihat dari skema rangkaian, tetapi kadang –
kadang (kususnya kalau skema rangkaian tidak diketahui) resistivitas rangkaian
perlu diukur. Untuk mengukur resistivitas masukan, suatu voltase bisa dipakai
pada masukan dan hubungan antara arus dan voltase diukur. Cara pengukuran ini
sama dengan cara mengukur sifat dari komponen. Rangkaian ini hanya merupakan
suatu contoh, ada juga beberapa rangkaian lain yang bisa digunakan mengukur
resistivitas masukan suatu komponen
elektronika.
Kalau
kita mengukur arus dalam suatu rangkaian, maka sambungan dimana arus mau diukur
dibuka dan amperemeter dirangkai secara seri didalam sambungan itu. Kalau mau
mengukur voltase dalam suatu rangkaia, maka voltase dirangkai secara paralel
pada dua titik dimana voltase mau diukur. Alat ukur yang ideal tidak akan
mempengaruhi rangkaian yang diukur. Kalau seandainya amperemeter memilki
resistivitas dalam nol, Maka arus bisa
mengalir dalam amperemeter dan bisa diukur tanpa adanya voltase pada
amperemeter. Berarti sama sekali tidak ada perbedaan dalam rangkaian ketika
ampermeter dipasang atau tidak dipasang. Amperemeter dengan resistivitas dalam
nol disebut amperemeter ideal. Tetapi amperemeter ideal tidak ada.
Setiap
ampermeter memilki resistivitas dalam yang lebih besar dari nol. Sebab itu,
ketika arus mengalir dalam amperemeter, akan ada voltase pada amperemeter dan
voltase itu akan mempengarui rangkaian aslinya. Kalau voltase itu cukup kecil
(dibandingkan dengan voltase lain yang terdapat dalam rangkaian), voltase itu
bisa diabaikan, tetapi kalau besar voltase dalam amperemeter hampir sebesar atau bahkan lebih
besar daripada voltaase lain dalam rangkaian, pengaruh dari ampermeter kepada
rangkaian akan besar. Ampermeter yang ada mempunyasi sifat dimana suatu
ampermeter ideal dirangkai secara seri dengan resistor dalam.
Situasi
dengan voltmeter sebagai berikut. Kalau suatu voltmeter memilki resistivitas
dalam yang tak berhingga, maka tidak ada arus yang mengalir didalamnya. Ketika
Voltmeter ini dipasang pada rangkaian, rangkaian itu sama sekali tidak
dipengaruhioleh voltmeter. Voltmeter dengan resistivitas dalam yang tak
berhingga akan kitasebut sebagai
voltmeter ideal.
Voltmeter ideal
jelas tidak ada, tetapi setiap voltmeter memilki resistivitas dalam yang
berhingga. Makan ada arus dalam voltmeter dan arus itu akan mempengaruhi
rangkaian yang diukur. Kalau arus ini cukup kecil dibandingkan dengan aru-arus
lain dalam rangkaian, arus dalam voltmeter bisa diabaiakan, tetapi kalau
arus-arus lain dalam rangkaian kira-kira sama atau bahkan lebih kecil daripada
arus dalam voltmeter, maka arus dalam voltmeter bisa mempengaruhi kerja dari
rangkaian asli secara drastis. voltmeter yang ada dirangkai parallel dengan resistor atau hambatan dalam.
Untuk saat ini melalui satu diode
hanyalah menerapkan kalau tegangan listrik bukan terlalu tinggi. Sangat kecil
aliran saat ini melalui diode di kebalikan rendah voltaged (tegangan). Tapi kalau tegangan listrik terbalik
dibuat cukup besar, diode menindaki sebagai meskipun demikian ini sedang
memecah. Kebalikan tinggi membiaskan elektron lantaran dirobek lepaskan dari
atom induk teh beri kisi. Lebih dari itu, dipercepat oleh tegangan tinggi,
membebaskan elektron membentur atom lain dan statis bebas lebih elektron.
Lantaran aksi ini satu runtuhan beban untuk mengalir melalui kristal. Tegangan
listrik darimana gangguan ini terjadi ditentukan oleh konstruksi dan materi
dari diode.diodes dengan gangguan tegangan listrik beberapa volt naik dapat
dibeli. Diode ini dipanggil Diode Zener, setelah orang yang pertama menjelaskan landasan perilaku
mereka.
Ada banyak
aplikasi di elektronik yang
memerlukan sinyal elektris untuk
memperkuat kualitas suara. Antara lain, pada salah satu radio dimana suara yang masuk dengan kwalitas rendahmdari
antena diperkuat hingga mampu tedengar keras
dengan pengeras suara pemandu. Didalam aplikasi-aplikasi seperti
ini, alat lebih yang lebih rumit
jika dibandingkan dengan diode akan diperlukan. Biar kita
mengetahui mempelajari apa salah satu
kegunaan dari transistor dan bagaimana ini biasanya
memperkuat suara satu sinyal-sinyal
elektrik.
Satu transistor terdiri dari satu lapisan
dari p materi jenis diselipkan
di antara dua lapisan dari n materi jenis (satu n-p-n
transistor). Ini dua jenis diperlihatkan. Jalannya mereka diwakili pada satu
diagram sirkuit diperlihatkan di bawah masing-masing jenis. Perhatikan arah
berbeda dari panah pada emiter di kedua-duanya kasus. Pertunjukan panah arah
arus konvensional thnale melalui alat di operasi normal. Kita juga harus perlu
mengetahui itu daerah emiter dan alat pengumpul adalah jauh lebih sangat tinggi
obati dibandingkan adalah daerah dasar.
Biar kita mempertimbangkan n p n
transistor. Kalau kamu mencek muatan kutub baterai, kamu akan melihat simpang
tiga itu 1 adalah maju terbias, sementara 2 adalah terbias yang terbalik.
Aliran saat ini siap melalui simpang tiga 1, tapi hanyalah dengan kesulitan
hebat melalui simpang tiga. oleh sebab itu, anjlok tegangan ke seberang 1, Ve.
Satu
elektron yang masuk kedalam
emiter dari dawai terlampir menggerakkan dengan bebas melalui n materi jenis
dari emiter. Ini dengan mudah menyeberangi melalui simpang tiga maju terbias
pada 1. Saat ini melaksanakan perjalanan melalui p dasar jenis, elctron mungkin
menghadapi satu lubang dan kombinasi dengan. Tapi akibat ini dipertahankan ke
sedikitnya oleh dua berarti. Dasar dengan enteng obati dan oleh karenanya
kandung sedikit lubang. Sebagai tambahan, dasar adalah tipis sangat jarak dari satu ke dua adalah kecil. (Bueche Frederick,1997)
BAB III
METODOLOGI
PERCOBAAN
3.1
Peralatan dan Komponen
3.1.1
Peralatan dan Fungsi
1. Multimeter digital ( AVO meter)
Fungsi :
untuk mengukur hambatan resistor
2. Multimeter digital (volt meter)
Fungsi :
berfungsi untuk mengukur tegangan yang dikelarkan PSA
3. Multimeter digital (ohm meter)
Fungsi : untuk
megukur besar hambatan resistor
4. PSA adjust
Fungsi : sebagai sumber
tegangan
5. Kabel
Fungsi : untuk
menghubungkan peralatan dan komponen dan peralatan dengan peralatan
6. Protoboard
Fungsi : sebagai tempat
untuk merangkai sebuah rangkaian sederhana
3.1.2 Komponen dan Fungsi
1. LED
Fungsi :
sebagai indikator untuk melihat arus yang keluar
2. Resistor
Fungsi : sebagai hambatan
dan untuk mengurangi arus yang masuk sehingga stabil
3. Dioda
Fungsi : sebagai penyearah
arus
3.2
Prosedur Percobaan
3.2.1 Untuk Resistor
1. Dipersiapkan peralatan dan komponen
2. Dihitung nilai resistor (8 resistor) secara teori
3. Dicatat hasilnya
4. Dikalibrasi multimeter, untuk kalibrasi
multimeter,kabel merah dan hitam dihubungkan langsung, kemudian tetapkan jarum
penunjuk pada nol Ohm dengan cara memutar Ohm adjustment
5. Diarahkan tombol putar pada multimeter kearah Ohm
6. Dihubungkan kutub positiv dan negativ pada kaki
resistor
7. Dilihat display angka yang di input pada layar
multimeter digital
8. Dicatat hasilnya
9. Dibandingkan nilai yang diperoleh secara praktek dengan secara teori
10.Diulangi prosedur 4-9 untuk nilai resistor 1500
Ohm,1800 Ohm, 2200 Ohm,3300 Ohm, 4700
Ohm,18.000Ohm,100.000Ohm
3.2.2 Untuk Dioda
1. Disiapkan peralatan yang akan digunakan
2. Dihubungkan probe merah ke kaki anoda
3. Dihubungkan probe hitam ke kaki anoda
4. Diamati apakah jarum bergerak atau tidak,jika jarum
bergerak berarti dioda dalam keadaan baik.
5. Dicatat hasilnya
6. Dikembalikan peralatan dan komponen yang telah
digunakan
3.2.3 Untuk LED
1. Dipersiapkan peralatan yang akan digunakan
2. Dihubungkan kaki-kaki LED kekutub positiv dan negativ
pada PSA
3. Divariasikan dengan resistor untuk menghambat arus
yang masuk dari PSA agar tidak lansung
mengalir ke LED
4. Dihubungkan PSA ke sumber PLN
5. Diatur tegangan 5 Volt pada PSA
6. Divariasikan tegangan,jika tegangan yang dimaksud
masih sesuai dengan tegangan LED maka LED akan menyala, namun jika tegangan
yang dimasukkan lebih ,LED akan redup dan lama kelamaan akan mati
DAFTAR PUSTAKA
Beiser A. 1986. “Physics”. Fourth Edision.
Addison Wesley Publissing Company, Amerika.
Pages :
456-459
Bueche, Frederick.1997.”Technical Physics”. Edisi ketiga.New York.Harper & Row.
Pages :
688-692
Suryatmo,F.2000.”Teknik
Pengukuran Listrik Dan Elektronika”.Bandung.Bumi Aksara.
Halaman
: 57-63
Medan, 17 November 2012
ASSISTEN, PRAKTIKAN,
(
MAISYARAH YUNIAR ) ( RINTO PANGARIBUAN )
BAB
IV
ANALISA
DATA
4.1 GAMBAR PERCOBAAN
4.1.1 UNTUK
RESISTOR
4.1.2 UNTUK DIODA
4.1.3 UNTUK LED
4.3 ANALISA DATA
1. Menghitung nilai resistor yang sesuai
dengan tegangan
RT
=
dimana : Vs = 1s/d10
-
RT =
= -50
-
RT =
= 0
-
RT =
= 50
-
RT =
= 100
-
RT =
= 150
-
RT =
= 200
-
RT =
= 250
-
RT =
= 300
-
RT =
= 350
-
RT =
= 400
2. Menghitung
ralat dari tiap resistor
%Ralat
=
x 100%
-
Untuk R= 1800
%Ralat =
x 100%
=
x 100%
= 0,00027%
-
Untuk R= 1500
%Ralat =
x 100%
=
x 100%
= 0%
-
Untuk R= 3300
%Ralat =
x 100%
=
x 100%
= 0,00006%
-
Untuk R= 4700
%Ralat =
x 100%
=
x 100%
= 0,00002%
-
Untuk R= 12k
%Ralat =
x 100%
=
x 100%
= 0,00008%
-
Untuk R= 18k
%Ralat =
x 100%
=
x 100%
= 0,0002%
-
Untuk R= 100
%Ralat =
x 100%
=
x 100%
= 0,00042%
3. Membuat
grafik V – vs – R
Slope =
=
=
= 0,02
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Komponen
aktif adalah komponen yang pada pengoperasiannya membutuhkan sumber tenaga/
daya. Komponen aktif dalamp percobaan ini adalah transistor. Sedangkan,
komponen pasif adalah komponen yang pada pengoperasiannya tidak membutuhkan
sumber tenaga/daya. Komponen pasif dalam percobaan ini adalah kapasitor dan
resistor.
2. Dari
hasil percobaan, kapasitor berada dalam keadaan buruk, sedangkan transistor dan
resistor dalm keadaan baik.
3. Setelah
diuji multimeter, Kaki-kaki transistor :
-
Dinyatakan sebagai kaki
basis jika setelah dihubungkan kabel hitam dan kabel merah dan jarum multimeter tidak bergerak.
-
Dinyatakan sebagai kaki
kolektor jika setelah dihubungkan kabel hitam dan kabel merah dan jarum
multimeter bergerak .
-
Dinyatakan sebagai kaki
emitter jika setelah dihubungkan kabel hitam dan kabel merah dan jarum
multimeter bergerak, namun bergerak lebih jauh.
4. Fungsi dasar dari komponen tersebut adalah
-
Transistor berfungsi
sebagai penguat pada rangkaian
-
Resistor berfungsi
sebagai tahanan dalam rangkaian
-
Kapasitor berfungsi
untuk menyimpan muatan listrik dalam bentuk medan listrik
5. Cara
menentukan hambatan resistor dengan menggunakan multimeter adalah dengan
menyetel multimeter ke ohmmeter dan menguhubungkan kabel positif dan kabel
negatif ke resistor.
5.2 Saran
1.
Sebaiknya praktikan teliti dalam membaca skala AVOMETER
2.
Sebaiknya praktikan mengenal komponen komponen yang
digunakan.
3.
Sebaiknya praktikan mengetahui cara menggunakan alat
Avometer.
Nama : Rinto
NIM : 110801050
Judul :
Komponen dan Testing
Asisten : Maisyarah Yuniar
1. Tuliskan
nilai dari resistor warna:
a. hijau-ungu-orange
b. merah-merah-merah-emas
c. hijau-hitam-violet
Jawab:
a. 57.103
b. 22.102±5%
c. 50.107
2. Sebutkan
cara menentukan kaki transisitor.
Jawab:
1. Dengan
menggunakan multimeter analog atau digital
2. Dengan
menggunakan datasheet
3. Sebutkan
nilai kapasitor berikut:
a. 104
b. 220
c. 20
d. 331
Jawab:
a. 10.104
= 105 pF
b. 22.100
= 22 pF
c. 2.100
= 2 pF
d. 33.101
= 330 pF
MAAF GAN KLO ADA SALAH2 SOALNYA TANGAN UDAH MULAI CAPEK NGETIKNYA
No comments:
Post a Comment