PERCOBAAN V
OSILOSKOP
I.
TUJUAN
1. Menerangkan
bagian bagian dan fungsi osiloskop serta mengetahui prinsip kerjanya
2. Untuk
menggunakan Osiloskop untuk mengukur tegangan dc dan ac ( frekuensi / periode
dan teganganpuncak – ke – puncak (Vpp)
3. Untuk
mengetahui apa manfaat dalam pemakaian osiloskop
II.
LANDASAN
TEORI
Sebuah batere mempertahankan beda
potensial tetap antara terminal-terminalnya. Bila terminal-terminal ini
dihubungkan pada hambatan, arus tunak dihasilkan, berarah dari terminal
potensial-tinggi melalui hambatan ke terminalpotensial-rendah. Karena arah arus adalah tetap, arus ini dinamakan arus
searah (AC). Sebuah
pembangkit daya menghasilkan potensial yang beralun sepanjang terminal. Potensial
melalui satu daur (siklus) osilasi penuh dalam waktu τ, yang dinamakan periode.
Lengkung potensial mempunyai bentuk gelombang sinus dan ditunjukankan oleh
persamaan :
V
= Vp sin
(2.1)
Arus I didalam sebuah
penghambat yang diletakkan sepanjang terminal pembangkit diberikan oleh hukum
ohm
I
=
=
Ip sin ( 2π
)
(2.2)
dengan :
Ip
=
(2.3)
Karena arus beralun
dengan waktu maka dinamakan arus rangga (ar). Arus bertukar tanda,
seperti juga potensial. Bila arus positif muatan mengalir dalam satu arah, dan
bila arus negatif, muatan mengalir dalam arah yang lain. Dengan menggunakan
persamaan (2.2) dan (2.3) Maka didapatkan,
P
= RI2 = R [ Ip sin (2πft)]2 = RIp2
sin2 (2πft) (2.4) Daya yang sebanding dengan kuat arus,
adalah selalu positif. Daya berubah antara nol dan RIp2 dua kali setiap daur,
atau 120 kali per detik, tetapi untuk kebanyakan maksud hanya rerata P yang
menjadi perhatian. Dapat ditunjukan bahwa :
P
= R (I2)r =
RIp2 (2.5)
Arus dan potensial apk
(akar putara kuadrat, rms) bermanfaat untuk mendefinisikan arus searah Irms
yang memberika lepasan daya yang sama seperti arus rangga. Yaitu, Irms
didefinisikan oleh persyaratan
RI2rms
= P = RI2 =
RIp2 (2.6)
Dan karenanya :
I2rms
= I2 =
Ip2 dan Irms =
=
Dari persamaan diatas,
dapat ditentukan bahwa
Vrms
=
=
(2.7)
Kita seringkali
mempunyai sebuah sumber tegangan elektrik bolak-balik yang tersedia dan kita ingin
menurunkan dari sumber tersebut, dengan
menggunakan alat elektronik, suatu perbedaan potensial yang konstan. Misalnya,
didalam perangkat televisi (television set), sistem penghasil bunyi, dan lain
sebagainya, maka masukan atau input listrik yang tersedia biasanya adalah sebuah
tegangan gerak elektrik bolak-balik, yang sering kali dinyatakan dengan 120 V
(=ɛrms) dan 60 Hz (=ω / 2π). Dari sini kita perlu menurunkan satu atau lebih perbedaan potensial yang
konstan ( 50 V, 300 V, 1500 V dan lain sebagainya) untuk mengoperasikan sistem
rangkaian (circuitry) alattersebut. Proses ini dinamakan pelurusan
(rectification) (secara harfiah,”membuat menjadi lurus”) dan alat-alat yang
memungkinkan hal tersebut dinamakan pelurus (rectifier).
Secara fisis, pelurus dapat merupakan alat zat padat
seni penghantar (semi conducting solit state device) atau dioda tabung vakum
(vacum tube diodes). Simobol untuk sebuah pelurus adalah dari kiri ke kanan
adalah arah “hantaran mudah” (easy conduction). Jika kita menghubungkan
sebuah osiloskop sinar katoda diantara kedua titik maka osiloskop tersebut akan
mempertunjukan bentuk gelombang (wave form) yang diperlihatkan disebelah kanan.
Perhatikan bahwa Vbc = 0 didalam kasus ini, dengan bagian tengahan
yang positif dari gelombang sinus persis menghilangkan bagian tengahan yang
negatifnya. Tidak ada pelurusan yang terjadi yang merupakan hal yang tak
mengherankan karena tidak ada pelurus
(rectifier) didalam rangkaian tersebut. Rangkaian penyaring
tersebut mengandung sebuah induktor ideal L [yakni, induktor yang tidak
mempunyai sifat hambat (resistif atau sifat kapasitif) dan sebuah kapasitor
ideal C (yakni, kapasitor yang tidak mempunyai sifat resistif atau sifat
induktif). Masukan (input) Vin kepada penyaring boleh yang tetap
atau yang berisolasio secara sinus. Untuk menyelidiki sifat penyaring maka kita
akan meninjau kedua-duanya kasus ini secara terpisah.
Vmasuk =
sebuah konstanta maka kita melihat bahwa
Vkeluar = Vmasuk
= konstanta yang sama
Baik L maupun C tidak
mempunyai suatu efek (pengaruh). Ternyata L dapat diganti dengan sebuah kawat
lurus (dipendekkan) dan C dipindahkan dari (dipotong dari) rangkaian tersebut,
tanpa ada efek yang terlihat pada Vkeluar. Akan
tetapi, untuk sebuah masukkan AC, situasinya agak berlainan. Darti semula kita
mengganggap bahwa kedua-dua L dan C adalah “besar” sehingga Xl (=ωL)
>>Xc (=1 / ωC). Jika ω dan C adalah cukup besar, Xc
0
dan kapasitorbertindaksebagai sebuah rangkaian pendek yang sebenarnya
untuk komponen-komponen AC, walaupun
kapasitor tersebut tidak mempunyai efek pada komponen DC. Anggaplah :
Vmasuk
= Vmasuk , m sin
ωt (2.8)
Untuk arus maka kita
dapat menaruh
i=
im sin (ωt + φ) (2.9)
dengan R = 0 dan εm
digantikan oleh Vmasuk, m
, kita memperoleh
i=
sin (ωt + φ) (2.10)
Karena kita telah
menganggap bahwa XL>>XC maka kita dapat menuliskan
ini sebagai
i
sin (ωt + φ) (2.11)
Untuk mencari sudut
fasa φ maka kita beralih ke persamaan berikut :
tan
φ =
(2.12)
Dengan XL>>XC
dan R
maka kita memperoleh tan φ
+
. (Halliday, David. 1978) Dengan multimeter kita
dapat mengukur arus dan tegangan bolak – balik dengan gelombang sinus.Nilai
yang ditunjuk oleh multimeter adalah harga efektif.Tetapi jika kita mengukur tegangan
dan arus dengan frekuensi diatas 20 KHz atau tidak bergelombang sinus maka
multimeter tidak cocok.Untuk kondisi seperti ini dapat digunakan
osiloskop.Berlawanan dengan multimeterpada osiloskop bentuk gelombang dapat
dengan mudah terlihat. Sebelum kita mulai mengukur dengan osiloskop kita harus
mengetahui tombol – tombol pada alat itu.
No
|
Nama
Tombol
|
Fungsi
|
1
|
Power
on / off
|
untuk
menghidupkan osiloskop. apabila saklar pada posisi on maka lampu pilot akan
menyala. Setelah sepuluh detik terlihat garis
horizontal atau titik pada CRT.
|
2
|
Illum
|
untuk
mengukur iluminasi /pencahayaan skala pada layar CRT
|
3
|
Intensity
|
Untuk mengatur terangnya bentuk gelombang
pada CRT, jika tombol ini dipitar ke
arah jarum jam maka bentuk gelombang semakin terang.
|
4
|
Fokus
|
apabila
tombol ini diputar maka tebal garis horizontal atau ukuran bintik berubah, dengan tombol
ini dibuat garis horizontal sesempit mungkin atau bintik sekecil mungkin.
|
5
|
Kalibrator
|
merupakan
terminal keluaran gelombang persegi yang terkalibrasi dengan frekuensi
sekitar 100 Hz.
|
6
|
CH1
/CH2
|
merupakan
terminal masukan untuk sinyal yang diamati. Beberapa sinkrotos memiliki prop
pengetes sebagai terminal masukan tambahan. Apabila prop ini digunakan maka
tegangan sinyal yang keluar pada sinkroskop menurun 1/10 kali
|
7
|
Posisi
Vertikal
|
Garis
horizontal atau bintik pada CRT dapat digerakan pada vertikal dengan tombol
ini.
|
8
|
Pull
CH2 Inv
|
jika
tombol ini ditarik polaritas CH2 akan berubah
|
9
|
Volt/cm
|
Saklar pengukur sensitivitas vertikal adalah
peredam yang terletak pada masukan penguat
vertikal. Apabila tombol variabel dipuyar ke kana sampai maksimum maka
skala pada layar menunjukan besarnya tegangan dalam Volt/cm.
|
10
|
Variabel
|
Untuk
mengatur halus sensitivitas vertikal, tombol ini dapat menyetel secara
halus sensitivitas penguat vertikal.
Dengan tombol ini didapatkan ukuran bentuk gelombang yang sesuai untuk
diamati
|
11
|
Pull
× 10
|
jika
tombol variabel ditarik maka
sensitivitas vertikal akan naik 10 kali
|
12
|
AC
GND DC
|
Untuk
memilih sinyal masukan. Sakler ini memilih agar komponen DC dihentikan (AC)
atau diteruskan (DC). Posisi GND untuk mengatur garis boll pada CRT.
|
Mengukur tegangan DC
yaitu : Tegangan DC masuk pada terminal CH1 (CH2).Sakelar
pemilih AC GND DC ke posisi GND. Sekarang garis horizontal menunjuk 0 V. Tarik
garis itu ke tengah layar atau ke posisi yang mudah untuk mengukur.Setelah itu,
sakelar pemilih kembali ke posisi DC.Sakelar time IV ke daerah ms/cm. turunkan
saklar V/cm sampai jarak membelok kita dapat membaca harga tegangan DC.
Gambar 2.1 rangkaian
untuk mengukur tegangan DC
Tegangan
DC = Jarak membelok dalam cm × posisi sakelar V/cm.Tegangan AC masuk pada
terminal CH1.Saklar pemilih AC GND DC posisi.Putar saklar time
sampai minimum 1 periode yang digambarkan ada layar.turunkan saklar V/cm dan
jarak membelok kita dapat membaca harga tegangan Vpp dan Vmax
Gambar 2.2 gelombang yang dihasilkan
Tegangan
AC Vpp / Vmax = Jarak membelok dalam cm × posisi saklar V/cm Mengukur Frekuensi menyelesaikan osiloskop
seperti mengukur tegangan AC. Dengan panjang periode pada layar dan posisi
saklar time kita dapat menghitung waktu untuk 1 periode. Dengan hasil itu kita
dapat menghitung frekuensi.Waktu
1 periode = panjang 1 periode cm × posisi saklar time ms/cm
Mengukur
Arus DC/AC
Dengan osiloskop kita
dapat mengukur arus secara langsung.Untuk maksud itu kita dapat memasang satu
tahanan dengan nilai yang kecil (misalnya 1 ohm).Dengan satu tegangan pada
tahanan dan dengan hokum ohm kita dapat secara langsung untuk menghitung
arusnya.
Gambar 2.3 mengukur arus dengan hambatan
(Daryanto,2000)
Pada
umumnya instrument seperti AVO dan DMMs sesuai untuk mencatat arus searah yang
tetap atas tegangan 2 arah yang sinusoidal. Banyak bentuk gelombang berlainan
yang ditemukan dalam sirkuit elektronik seperti output rectifier, deret pulsa,
gelombang siku-siku dan segitiga, serta bentuk gelombang thyristor. Penunjukan
yang diperoleh dengan memakai instrument konvensional kurang peka. Untuk itulah
dicari metode pengukuran yang lain.
CRO (cathode ray
oscilloscope) ternyata menutupi kekurangan tadi dengan memperlihatkan gambar
variabel pada layar. Seberkas sinar elektron, yang dihasilkan dari katoda
tabung, diarahkan ke layar fosfor yang akan berpencar kalau terkena sinar
elektron, sehingga tempat itu terlihat. Berkas sinar dan tempat yang terkena
sinar dibelokkan secara horizontal dengan kecepatan yang konstan oleh sebuah
tegangan yang dihasilkan dalam sirkuit yang memakai dasar waktu tadi, dan
secara vertical oleh tegangan sinyal dating. Impedansi yang dihasilkan oleh
instrument itu dapat dikatakan konstan; biasanya 1 MΩ. Kontrol dalam jumlah
banyak yang tampak di bagian depan osiloskop hanya dimaksudkan untuk memenuhi
keperluan diatas. Jangan bingung karena deret kontrol yang ada; pakailah satu
persatu. Kontrol itu dapat dipecah menjadi 3 kelompok: kontrol cahaya, kontrol
penyimpangan X, dan kontrol penyimpangan Y. Fungsi berbagai kontrol dapat
diuraikan seperti berikut :
1.
Layar. Biasanya dibagi kedalam kotak-kotak bujur sangkar bersisi 1 cm dengan sumbu
utama yang terbagi dalam skala ukuran 2 mm.
2. Penerangan skala. Kontrol
tahanan variabel sebuah lampu yang menerangi skala ukuran pada layar.
3. Saklar
penghidup daya. Sudah jelas, tapi coba periksa indikatornya. Tidak akan terarah
kalau indikator ini tidak menyala. Pengatur cahaya. Mengontrol intensitas
cahaya. Bagian ini dapat membuat cahaya tetap ada pada layar dalam keadaan
normal. Tetapi jangan terlalu lama mempertahankan gambar pada layar, sebab
dapat mengakibatkan terbakarnya fosfor pada
permukaan layar.
4. Fokus. Mengatur letak atau jalur
kurva sehingga tampak lebih jelas.
5. Astigmator. Kalau kontrol ini
ada, ia dapat membantu mengubah bentuk ellips ke bentuk lingkaran.
6. Pemindah Y. Menggerakkan seluruh
kurva dalam arah vertikal.
7. Pengatur Y. Memperkuat atau
memperlemah sinyal yang dating untuk memperoleh ukuran vertikal display yang
sesuai. Biasanya berbentuk saklar pengatur ukuran untuk berbagai posisi dalam
satuan volt persentimeter.
Penggunaan
generator sinyal (atau fungsi) sangat luas dalam pekerjaan elektronik untuk
memberikan bentuk gelombang yang telah diketahui, amplitude dan frekuensi ke dalam
suatu sirkuit sehingga dapat ditelusuri untuk menguji hasil kerja sirkuit
tersebut. Hampir semua generator fungsi mampu memproduksi bentuk gelombang
sinusoidal, siku-siku, segitiga, dan gigi gergaji pada frekuensi yang dapat
berubah-ubah secara kontinyu dari sekian hertz sampai beberapa megahertz.
Tambahan yang lain mungkin mencakup fasilitas penyapu layar, yang amat berguna
untuk menguji dan memperagakan respons frekuensi.
Para
pemakai alat ini dianjurkan mengecek pantangan-pantangan khusus dalam pengoperasian
yang ada dalam buku petunjuk, seperti besar tahanan muatan minimum(biasanya 50
ohm, sehingga tidak akan membebani generator secara berlebih-lebihan). Instrumen ini
memperoleh daya dan dihidupkan secara terpisah, karena itu, dapat digunakan
sendiri-sendiri. (Barry G, W. 2003)
Osiloskop adalah
alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan bentuk sinyal listrik agar
dapat dilihat dan dipelajari. Osiloskop dilengkapi dengan tabung sinar katode
Peranti pemancar elektron memproyeksikan sorotan elektron ke layar tabung sinar
katode. Sorotan elektron membekas pada layar. Suatu rangkaian khusus dalam
osiloskop menyebabkan sorotan bergerak berulang-ulang dari kiri ke kanan.
Pengulangan ini menyebabkan bentuk sinyal kontinyu sehingga dapat dipelajari.
Fungsi ossiloskop yaitu :
Untuk menyelidiki gejala yang
bersifat periodik.
Untuk melihat bentuk gelombang
kotak dari tegangan
Untuk menganalisis gelombang dan
fenomena lain dalam rangkaian elektronika
Dapat melihat amplitudo tegangan,
periode, frekuensi dari sinyal yang tidak diketahui
Untuk melihat harga-harga momen
tegangan dalam bentuk sinus maupun bukan sinus
Digunakan untuk menganalisa tingkah
laku besaran yang berubah-ubah terhadap waktu, yang ditampilkan pada layar. Mengetahui
beda fasa antara sinyal masukan dan sinyal keluaran.
Mengukur keadaan perubahan aliran
(phase) dari sinyal input. Mengukur Amlitudo Modulasi yang dihasilkan oleh
pemancar radio dan generator pembangkit
sinyal. Mengukur tegangan AC/DC dan menghitung frekuensi. Prinsip kerja
ossiloskop yaitu :
Komponen utama osiloskop adalah
tabung sinar katoda ( CRT ). Prinsip kerja tabung sinar katoda adalah sebagai
berikut: Elektron dipancarkan dari katoda akan menumbuk bidang gambar yang
dilapisi oleh zat yang bersifat flourecent. Bidang gambar ini berfungsi sebagai
anoda. Arah gerak elektron ini dapat dipengaruhi oleh medan listrik dan medan
magnetik. Umumnya osiloskop sinar katoda mengandung medan gaya listrik untuk
mempengaruhi gerak elektron kearah anoda. Medan listrik dihasilkan oleh lempeng
kapasitor yang dipasang secara vertikal, maka akan terbentuk garis lurus
vertikal dinding gambar. Selanjutnya jika pada lempeng horizontal dipasang
tegangan periodik, maka elektron yang pada mulanya bergerak secara vertikal,
kini juga bergerak secara horizontal dengan laju tetap.Sehingga pada gambar
terbentuk grafik sinusoidal.
Sebuah benda
bergetar sekaligus secara harmonik, getaran harmonik (super posisi) yang berfrekuensi dan mempunyai arah
getar sama akan menghasilkan satu getaran harmonik baru berfrekuensi sama
dengan amplitudo dan fase tergantung pada amplitudo dan frekuensi setiap bagian
getaran harmonik tersebut. Hal itu berdasarkan metode penambahan trigonometri
atau lebih sederhananya lagi dengan menggunakan bilangan kompleks. Bila dua
getaran harmonik super posisi yang berbeda, frekuensi terjadi getaran yang
tidak lagi periodik. Basis waktu secara periodik menggerakkan bintik cahaya
dari kiri kekananmelalui permukaan layar. Tegangan yang akan diperiksa
dimasukkan ke Y atau masukan vertikal osiloskop, menggerakkan bintik keatas dan
kebawah sesuai dengan nilai tegangan yang dimasukkan. Selanjutnya bintik
tersebut menghasilkan jejak berkas gambar pada layar yang menunjukkan variasi
tegangan masukan sebagai fungsi dari waktu. Bila tegangan masukan berkurang
dengan laju yang cukup pesat gambar akan kelihatan sebagai sebuah pola yang
diam pada layar. Beberapa kesalahan pada
ossiloskop yaitu :
1. Dapat tarjadi kebakaran pada lapisan fosfor layar jika membiarkan ada titik terang pada
1. Dapat tarjadi kebakaran pada lapisan fosfor layar jika membiarkan ada titik terang pada
layar walaupun sesaat
2. Lupa memastikan alat yang diukur
dan oscilloscope ditanahkan (digroundkan). Disamping untuk keamanan hal ini
juga untuk mengurangi noise dari frekuensiradio atau jala-jala.
3. Lupa memastikan probe dalam
keadaan baik
4. Dapat merusak oscilloscope
jika pada saat menyalakan, power saklar masih dalam keadaan on
5. Dapat terjadi sengatan listrik
jika pada saat memperbaiki atau membersihkan Oscilloscope masih terhubung
dengan jaringan listrik 220V
Langkah-langkah
penggunaan dari ossiloskop yaitu :
- Tombol ON-OFF pada posisi OFF
- Posisikan semua tombol yang memiliki tiga posisi pada posisi tengah.
- Putar tombol INTENSITY pada posisi tengah.
- Dorong tombol PULL 5X MAG ke dalam untuk memperoleh posisi normal.
- Dorong tombol TRIGGERING LEVEL pada posisi AUTO
- Sambungkan kabel saluran listrik bolak balik ke stop-kontak ACV
- Putar tombol ON-OFF pada posisi ON. Kira-kira 20 detik kemudian satu jalur garis akan tergambar pada layar CRT. Jika garis ini belum terlihat, putar tombol INTENSITY searah jarum jam.
- Atur tombol FOCUS dan INTENSITY untuk memperjelas jalur garis
- Atur ulang posisi vertikal dan horisontal sesuai dengan kebutuhan.
- Sambungkan probe ke input saluran-A/ channel -A (CH-A) atau ke inputsaluran B/ channel -B (CH-B) sesuai kebutuhan.
- Sambungkan probes ke terminal CAL untuk memperoleh kalibrasi 0,5Vp-p.
- Putar pelemah vertikal (vertical attenuator), saklar VOLTS/DIV pada posisi 10 mV, dan putar tombol VARIABLE searah jarum jam. Putar TRIGGERING SOURCE ke CH-A, gelombang persegi empat (square-wave) akan terlihat di layar.
- Jika tampilan gelombang persegi empat kurang sempurna, atur trimmer yang ada pada probe sehingga bentuk gelombang terlihat nyata.
- Pindahkan probe dari terminal CAL 0,5Vp-p. Oscilloscope sudah dapat digunakan.
Keselamatan
kerja ossiloskop yaitu :
- Sebelum di pasangkan ke sumber arus oscilloscope lalukan pengaturan baseline trace
- Groundkan oscilloscope ke tanah agar tidak terjadi kecelakaan tersengat listrik yang tidak diinginkan pada saat melakukan kerja
- Tempatkan oscilloscope di tempat yang datar agar tidak jatuh
- Matikan arus listrik pada saat membersihkan oscilloscope agar tidak tersengat arus listrik
http://planetcopas.blogspot.com/2012/08/prinsip-kerja-osciloscope.html
Potensial
listrik, seperti yang kita tahu bady ditempatkan dalam medan gravitasi terasa
kekuatan. Jika dibiarkan jatuh, tubuh akan mendapatkan energi kinetik karena
kehilangan energi petential. Sebuah partikel memiliki energi potensial karena
posisinya di medan gravitasi, dan energi total, kinetik ditambah potensial,
yang dikonversi. Sebuah badan bermuatan listrik ditempatkan dalam medan listrik
juga memiliki energi potensial berdasarkan posisinya di bidang tersebut. Ambil
contoh kasus dua plat paralel malah dibebankan. Sebuah partikel bermuatan
positif dirilis di dekat plat positif akan, karena gaya yang diberikan di
atasnya, akan dipercepat ke kanan menuju plat negatif. Ketika bergerak dengan
kecepatan yang tepat, dan karenanya energi kinetik, meningkat. Kekekalan energi
memberitahu kita bahwa dengan meningkatnya energi kinetik, energi potensial
berkurang.
Sebuah
partikel bermuatan positif sehingga memiliki lebih banyak energi potensial bila
di dekat plat positif dibandingkan ketika datang dekat pelat negatif. Hal ini
sesuai dengan gagasan bahwa energi potensial adalah kemampuan (atau potensial)
untuk memperoleh energi kinetik, atau untuk melakukan pekerjaan. Sebuah konsep
yang lebih berguna daripada energi potensial listrik itu sendiri adalah
potensial listrik, sehingga V = potensial
listrik = (energi potensial listrik) / (muatan listrik) Unit pengukuran
potensial listrik adalah joule / Colomb Hal ini disebut volt (disingkat V)
untuk menghormati ilmuwan Italia yang menemukan baterai, Alessandro Volta
(1.748-1.827): 1 volt = 1 joule / coulomb. Potensial listrik adalah ukuran
berapa banyak energi muatan listrik dapat memperoleh dalam situasi tertentu.
Hal ini dapat dibandingkan dengan ketinggian tebing, semakin besar perbedaan
ketinggian antara atas dan bawah tebing, semakin banyak energi kinetik batu jatuh
akan memiliki saat mencapai bagian bawah. Simiarly, semakin besar perbedaan
potentiel listrik dalam situasi tertentu, semakin banyak energi kinetik benda
dibebankan dapat memperoleh ketika realesd, dan lebih banyak pekerjaan yang
bisa dilakukan. Potensial listrik kadang-kadang disebut sebagai.Sebuah baterai
dua kali tegangan mampu memberikan dua kali tegangan. (Giancoli,
Douglas. C. 1974)
mampu memberikan energi dua kali lebih banyak
elektron yang mengalir di kawat terhubung ke terminal.Karena potensi listrik
devined sebagai energi potensial listrik per satuan muatan denda berapa banyak
energi potensial sejumlah muatan Anda hanya kalikan potensial listrik oleh
muatan (dalam simbol, PE = q × v). jika dua
kali bergerak muatan banyak
antara terminal mengatakan, baterai 12 volt, bekerja dua kali lebih banyak yang dapat dilakukan.
III.
PERALATAN
DAN BAHAN
a. Alat
yang digunakan
1. Osiloskop
Fungsi Untuk mengamati bentuk gelombang yang tepat dari sinyal
listrik.
2. Function
generator
Fungsi Untuk memberikan bentuk gelombang yang telah
diketahui.
3. Kabel
Penghubung
Fungsi untuk
menghubungkan rangkaian seperti generator fungsi dengan osiloskop.
4. Multimeter
Fungsi untuk mengukur
arus dan tegangan bolak balik
5. Baterai
Fungsi sebagai sumber
tagangan AC
b. Bahan
_
DAFTAR PUSTAKA
Chattopadhyay, D. 1989. DASAR ELEKTRONIKA. Universitas
Indonesia : Jakarta
Hal : 343-
348
Daryatmo. 2000.PENGETAHUAN TEKNIK ELEKTRONIKA. Bumi
Aksara.
Hal :
95-100
Sharder, Robert. 1991.KOMUNIKASI ELEKTRONIKA. Edisi
kelima. Erlangga: Jakarta.
Hal : 67-70
Woolard, B. 2003.ELEKTRONIKA PRAKTIS. Pradnya Paramitha :
Jakarta.
Hal :
9-15
http://planetcopas.blogspot.com/2012/08/prinsip-kerja-osciloscope.html
Diakses : 3
Desember 2012
Jam : 19.00 wib
Medan,
6 Desember 2012
Asisten, Praktikan,
(Yosephin Rumania Sinabutar) (Rinto Pangaribuan)
KLO MW NGOPAS TARO ALAMATNYA YAH GAN,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
No comments:
Post a Comment