Friday 8 March 2013

OSILOSKOP


PERCOBAAN V
OSILOSKOP

I.             TUJUAN
1.      Menerangkan bagian bagian dan fungsi osiloskop serta mengetahui prinsip kerjanya
2.      Untuk menggunakan Osiloskop untuk mengukur tegangan dc dan ac ( frekuensi / periode dan teganganpuncak – ke – puncak (Vpp)
3.      Untuk mengetahui apa manfaat dalam pemakaian osiloskop

II.                LANDASAN TEORI
Sebuah batere mempertahankan beda potensial tetap antara terminal-terminalnya. Bila terminal-terminal ini dihubungkan pada hambatan, arus tunak dihasilkan, berarah dari terminal potensial-tinggi melalui hambatan ke terminalpotensial-rendah. Karena arah  arus adalah tetap, arus ini dinamakan arus searah (AC). Sebuah pembangkit daya menghasilkan potensial yang beralun sepanjang terminal. Potensial melalui satu daur (siklus) osilasi penuh dalam waktu τ, yang dinamakan periode. Lengkung potensial mempunyai bentuk gelombang sinus dan ditunjukankan oleh persamaan :
                                    V = Vp sin                                (2.1)
Arus I didalam sebuah penghambat yang diletakkan sepanjang terminal pembangkit diberikan oleh hukum ohm
                                    I =   = Ip sin ( 2π  )                          (2.2)
dengan :
                                    Ip =                                                  (2.3)
Karena arus beralun dengan waktu maka dinamakan arus rangga (ar). Arus bertukar tanda, seperti juga potensial. Bila arus positif muatan mengalir dalam satu arah, dan bila arus negatif, muatan mengalir dalam arah yang lain. Dengan menggunakan persamaan (2.2) dan (2.3) Maka didapatkan,
              P = RI2 = R [ Ip sin (2πft)]2 = RIp2 sin2 (2πft)                                               (2.4)          Daya yang sebanding dengan kuat arus, adalah selalu positif. Daya berubah antara nol dan RIp2 dua kali setiap daur, atau 120 kali per detik, tetapi untuk kebanyakan maksud hanya rerata P yang menjadi perhatian. Dapat ditunjukan bahwa :
                                    P = R (I2)r =  RIp2                        (2.5)
Arus dan potensial apk (akar putara kuadrat, rms) bermanfaat untuk mendefinisikan arus searah Irms yang memberika lepasan daya yang sama seperti arus rangga. Yaitu, Irms didefinisikan oleh persyaratan
                                    RI2rms = P = RI2 =  RIp2                     (2.6)
Dan karenanya :
I2rms = I2 =   Ip2                       dan                  Irms =  =
Dari persamaan diatas, dapat ditentukan bahwa
                                    Vrms =  =                                     (2.7)
Kita seringkali mempunyai sebuah sumber tegangan elektrik bolak-balik yang tersedia dan kita ingin menurunkan dari  sumber tersebut, dengan menggunakan alat elektronik, suatu perbedaan potensial yang konstan. Misalnya, didalam perangkat televisi (television set), sistem penghasil bunyi, dan lain sebagainya, maka masukan atau input listrik yang tersedia biasanya adalah sebuah tegangan gerak elektrik bolak-balik, yang sering kali dinyatakan dengan 120 V (=ɛrms) dan 60 Hz (=ω / 2π). Dari sini kita perlu menurunkan  satu atau lebih perbedaan potensial yang konstan ( 50 V, 300 V, 1500 V dan lain sebagainya) untuk mengoperasikan sistem rangkaian (circuitry) alattersebut. Proses ini dinamakan pelurusan (rectification) (secara harfiah,”membuat menjadi lurus”) dan alat-alat yang memungkinkan hal tersebut dinamakan pelurus (rectifier).
              Secara fisis, pelurus dapat merupakan alat zat padat seni penghantar (semi conducting solit state device) atau dioda tabung vakum (vacum tube diodes). Simobol untuk sebuah pelurus adalah dari kiri ke kanan adalah arah “hantaran mudah” (easy conduction). Jika kita menghubungkan sebuah osiloskop sinar katoda diantara kedua titik maka osiloskop tersebut akan mempertunjukan bentuk gelombang (wave form) yang diperlihatkan disebelah kanan. Perhatikan bahwa Vbc = 0 didalam kasus ini, dengan bagian tengahan yang positif dari gelombang sinus persis menghilangkan bagian tengahan yang negatifnya. Tidak ada pelurusan yang terjadi yang merupakan hal yang tak mengherankan karena tidak  ada pelurus (rectifier) didalam rangkaian tersebut. Rangkaian penyaring tersebut mengandung sebuah induktor ideal L [yakni, induktor yang tidak mempunyai sifat hambat (resistif atau sifat kapasitif) dan sebuah kapasitor ideal C (yakni, kapasitor yang tidak mempunyai sifat resistif atau sifat induktif). Masukan (input) Vin kepada penyaring boleh yang tetap atau yang berisolasio secara sinus. Untuk menyelidiki sifat penyaring maka kita akan meninjau kedua-duanya kasus ini secara terpisah.
Vmasuk = sebuah konstanta maka kita melihat bahwa
Vkeluar = Vmasuk = konstanta yang sama
Baik L maupun C tidak mempunyai suatu efek (pengaruh). Ternyata L dapat diganti dengan sebuah kawat lurus (dipendekkan) dan C dipindahkan dari (dipotong dari) rangkaian tersebut, tanpa ada efek yang terlihat pada Vkeluar.  Akan tetapi, untuk sebuah masukkan AC, situasinya agak berlainan. Darti semula kita mengganggap bahwa kedua-dua L dan C adalah “besar” sehingga Xl (=ωL) >>Xc (=1 / ωC). Jika ω dan C adalah cukup besar,  Xc  0 dan kapasitorbertindaksebagai sebuah rangkaian pendek yang sebenarnya untuk  komponen-komponen AC, walaupun kapasitor tersebut tidak mempunyai efek pada komponen DC. Anggaplah :
                                    Vmasuk = Vmasuk , m sin ωt                     (2.8)
Untuk arus maka kita dapat menaruh
                                    i= im sin (ωt + φ)                                 (2.9)
dengan R = 0 dan εm digantikan oleh Vmasuk, m , kita memperoleh
                                    i= sin (ωt + φ)                        (2.10)  
Karena kita telah menganggap bahwa XL>>XC maka kita dapat menuliskan ini sebagai
                                    i   sin (ωt + φ)                      (2.11)
Untuk mencari sudut fasa φ maka kita beralih ke persamaan berikut :
                                    tan φ = (2.12)
Dengan XL>>XC  dan R  maka kita memperoleh tan φ  + . (Halliday, David. 1978) Dengan multimeter kita dapat mengukur arus dan tegangan bolak – balik dengan gelombang sinus.Nilai yang ditunjuk oleh multimeter adalah harga efektif.Tetapi jika kita mengukur tegangan dan arus dengan frekuensi diatas 20 KHz atau tidak bergelombang sinus maka multimeter tidak cocok.Untuk kondisi seperti ini dapat digunakan osiloskop.Berlawanan dengan multimeterpada osiloskop bentuk gelombang dapat dengan mudah terlihat. Sebelum kita mulai mengukur dengan osiloskop kita harus mengetahui tombol – tombol pada alat itu.
No
Nama Tombol
Fungsi
1
Power on / off


untuk menghidupkan osiloskop. apabila saklar pada posisi on maka lampu pilot akan menyala. Setelah sepuluh detik terlihat garis  horizontal  atau titik pada CRT.
2
Illum
untuk mengukur iluminasi /pencahayaan skala pada layar CRT
3
Intensity
Untuk  mengatur terangnya bentuk gelombang pada  CRT, jika tombol ini dipitar ke arah   jarum jam  maka bentuk gelombang semakin terang.
4
Fokus
apabila tombol ini diputar maka tebal garis horizontal  atau ukuran bintik berubah, dengan tombol ini dibuat garis horizontal sesempit mungkin atau bintik sekecil mungkin.
5
Kalibrator
merupakan terminal keluaran gelombang persegi yang terkalibrasi dengan frekuensi sekitar 100 Hz.
6
CH1 /CH2
merupakan terminal masukan untuk sinyal yang diamati. Beberapa sinkrotos memiliki prop pengetes sebagai terminal masukan tambahan. Apabila prop ini digunakan maka tegangan sinyal yang keluar pada sinkroskop menurun 1/10 kali
7
Posisi Vertikal
Garis horizontal atau bintik pada CRT dapat digerakan pada vertikal dengan tombol ini.
8
Pull CH2 Inv
jika tombol ini ditarik polaritas CH2 akan berubah
9
Volt/cm
Saklar  pengukur sensitivitas vertikal adalah peredam yang terletak pada masukan penguat  vertikal. Apabila tombol variabel dipuyar ke kana sampai maksimum maka skala pada layar menunjukan besarnya tegangan dalam Volt/cm.
10
Variabel
Untuk mengatur halus sensitivitas vertikal, tombol ini dapat menyetel secara halus  sensitivitas penguat vertikal. Dengan tombol ini didapatkan ukuran bentuk gelombang yang sesuai untuk diamati
11
Pull × 10
jika tombol variabel ditarik  maka sensitivitas vertikal akan naik 10 kali
12
AC GND DC
Untuk memilih sinyal masukan. Sakler ini memilih agar komponen DC dihentikan (AC) atau diteruskan (DC). Posisi GND untuk mengatur garis boll pada CRT.
Mengukur tegangan DC yaitu : Tegangan DC masuk pada terminal CH1 (CH2).Sakelar pemilih AC GND DC ke posisi GND. Sekarang garis horizontal menunjuk 0 V. Tarik garis itu ke tengah layar atau ke posisi yang mudah untuk mengukur.Setelah itu, sakelar pemilih kembali ke posisi DC.Sakelar time IV ke daerah ms/cm. turunkan saklar V/cm sampai jarak membelok kita dapat membaca harga tegangan DC.
               Gambar 2.1 rangkaian untuk mengukur tegangan DC
Tegangan DC = Jarak membelok dalam cm × posisi sakelar V/cm.Tegangan AC masuk pada terminal CH1.Saklar pemilih AC GND DC posisi.Putar saklar time sampai minimum 1 periode yang digambarkan ada layar.turunkan saklar V/cm dan jarak membelok kita dapat membaca harga tegangan Vpp dan Vmax
Gambar 2.2 gelombang yang dihasilkan
Tegangan AC Vpp / Vmax = Jarak membelok dalam cm × posisi saklar V/cm Mengukur Frekuensi menyelesaikan osiloskop seperti mengukur tegangan AC. Dengan panjang periode pada layar dan posisi saklar time kita dapat menghitung waktu untuk 1 periode. Dengan hasil itu kita dapat menghitung frekuensi.Waktu 1 periode = panjang 1 periode cm × posisi saklar time ms/cm
Mengukur Arus DC/AC
Dengan osiloskop kita dapat mengukur arus secara langsung.Untuk maksud itu kita dapat memasang satu tahanan dengan nilai yang kecil (misalnya 1 ohm).Dengan satu tegangan pada tahanan dan dengan hokum ohm kita dapat  secara langsung untuk menghitung arusnya.
                 Gambar 2.3 mengukur arus dengan hambatan
(Daryanto,2000)
Pada umumnya instrument seperti AVO dan DMMs sesuai untuk mencatat arus searah yang tetap atas tegangan 2 arah yang sinusoidal. Banyak bentuk gelombang berlainan yang ditemukan dalam sirkuit elektronik seperti output rectifier, deret pulsa, gelombang siku-siku dan segitiga, serta bentuk gelombang thyristor. Penunjukan yang diperoleh dengan memakai instrument konvensional kurang peka. Untuk itulah dicari metode pengukuran yang lain.
CRO (cathode ray oscilloscope) ternyata menutupi kekurangan tadi dengan memperlihatkan gambar variabel pada layar. Seberkas sinar elektron, yang dihasilkan dari katoda tabung, diarahkan ke layar fosfor yang akan berpencar kalau terkena sinar elektron, sehingga tempat itu terlihat. Berkas sinar dan tempat yang terkena sinar dibelokkan secara horizontal dengan kecepatan yang konstan oleh sebuah tegangan yang dihasilkan dalam sirkuit yang memakai dasar waktu tadi, dan secara vertical oleh tegangan sinyal dating. Impedansi yang dihasilkan oleh instrument itu dapat dikatakan konstan; biasanya 1 MΩ. Kontrol dalam jumlah banyak yang tampak di bagian depan osiloskop hanya dimaksudkan untuk memenuhi keperluan diatas. Jangan bingung karena deret kontrol yang ada; pakailah satu persatu. Kontrol itu dapat dipecah menjadi 3 kelompok: kontrol cahaya, kontrol penyimpangan X, dan kontrol penyimpangan Y. Fungsi berbagai kontrol dapat diuraikan seperti berikut :
1. Layar. Biasanya dibagi kedalam kotak-kotak bujur sangkar bersisi 1 cm dengan   sumbu utama yang terbagi dalam skala ukuran 2 mm.
2. Penerangan skala. Kontrol tahanan variabel sebuah lampu yang menerangi skala ukuran pada layar.
3. Saklar penghidup daya. Sudah jelas, tapi coba periksa indikatornya. Tidak akan terarah kalau indikator ini tidak menyala. Pengatur cahaya. Mengontrol intensitas cahaya. Bagian ini dapat membuat cahaya tetap ada pada layar dalam keadaan normal. Tetapi jangan terlalu lama mempertahankan gambar pada layar, sebab dapat mengakibatkan terbakarnya fosfor pada
permukaan layar.
4. Fokus. Mengatur letak atau jalur kurva sehingga tampak lebih jelas.
5. Astigmator. Kalau kontrol ini ada, ia dapat membantu mengubah bentuk ellips ke bentuk lingkaran.
6. Pemindah Y. Menggerakkan seluruh kurva dalam arah vertikal.
7. Pengatur Y. Memperkuat atau memperlemah sinyal yang dating untuk memperoleh ukuran vertikal display yang sesuai. Biasanya berbentuk saklar pengatur ukuran untuk berbagai posisi dalam satuan volt persentimeter.
Penggunaan generator sinyal (atau fungsi) sangat luas dalam pekerjaan elektronik untuk memberikan bentuk gelombang yang telah diketahui, amplitude dan frekuensi ke dalam suatu sirkuit sehingga dapat ditelusuri untuk menguji hasil kerja sirkuit tersebut. Hampir semua generator fungsi mampu memproduksi bentuk gelombang sinusoidal, siku-siku, segitiga, dan gigi gergaji pada frekuensi yang dapat berubah-ubah secara kontinyu dari sekian hertz sampai beberapa megahertz. Tambahan yang lain mungkin mencakup fasilitas penyapu layar, yang amat berguna untuk menguji dan memperagakan respons frekuensi.
Para pemakai alat ini dianjurkan mengecek pantangan-pantangan khusus dalam pengoperasian yang ada dalam buku petunjuk, seperti besar tahanan muatan minimum(biasanya 50 ohm, sehingga tidak akan membebani generator secara berlebih-lebihan). Instrumen ini memperoleh daya dan dihidupkan secara terpisah, karena itu, dapat digunakan sendiri-sendiri.                                                                             (Barry G, W. 2003)
Osiloskop adalah alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan bentuk sinyal listrik agar dapat dilihat dan dipelajari. Osiloskop dilengkapi dengan tabung sinar katode Peranti pemancar elektron memproyeksikan sorotan elektron ke layar tabung sinar katode. Sorotan elektron membekas pada layar. Suatu rangkaian khusus dalam osiloskop menyebabkan sorotan bergerak berulang-ulang dari kiri ke kanan. Pengulangan ini menyebabkan bentuk sinyal kontinyu sehingga dapat dipelajari.
Fungsi ossiloskop yaitu :
Untuk menyelidiki gejala yang bersifat periodik.
Untuk melihat bentuk gelombang kotak dari tegangan
Untuk menganalisis gelombang dan fenomena lain dalam rangkaian elektronika

Dapat melihat amplitudo tegangan, periode, frekuensi dari sinyal yang tidak diketahui
Untuk melihat harga-harga momen tegangan dalam bentuk sinus maupun bukan sinus
Digunakan untuk menganalisa tingkah laku besaran yang berubah-ubah terhadap waktu, yang ditampilkan pada layar. Mengetahui beda fasa antara sinyal masukan dan sinyal keluaran.
Mengukur keadaan perubahan aliran (phase) dari sinyal input. Mengukur Amlitudo Modulasi yang dihasilkan oleh pemancar radio dan generator  pembangkit sinyal. Mengukur tegangan AC/DC dan menghitung frekuensi. Prinsip kerja ossiloskop yaitu :
Komponen utama osiloskop adalah tabung sinar katoda ( CRT ). Prinsip kerja tabung sinar katoda adalah sebagai berikut: Elektron dipancarkan dari katoda akan menumbuk bidang gambar yang dilapisi oleh zat yang bersifat flourecent. Bidang gambar ini berfungsi sebagai anoda. Arah gerak elektron ini dapat dipengaruhi oleh medan listrik dan medan magnetik. Umumnya osiloskop sinar katoda mengandung medan gaya listrik untuk mempengaruhi gerak elektron kearah anoda. Medan listrik dihasilkan oleh lempeng kapasitor yang dipasang secara vertikal, maka akan terbentuk garis lurus vertikal dinding gambar. Selanjutnya jika pada lempeng horizontal dipasang tegangan periodik, maka elektron yang pada mulanya bergerak secara vertikal, kini juga bergerak secara horizontal dengan laju tetap.Sehingga pada gambar terbentuk grafik sinusoidal.
Sebuah benda bergetar sekaligus secara harmonik, getaran harmonik (super  posisi) yang berfrekuensi dan mempunyai arah getar sama akan menghasilkan satu getaran harmonik baru berfrekuensi sama dengan amplitudo dan fase tergantung pada amplitudo dan frekuensi setiap bagian getaran harmonik tersebut. Hal itu berdasarkan metode penambahan trigonometri atau lebih sederhananya lagi dengan menggunakan bilangan kompleks. Bila dua getaran harmonik super posisi yang berbeda, frekuensi terjadi getaran yang tidak lagi periodik. Basis waktu secara periodik menggerakkan bintik cahaya dari kiri kekananmelalui permukaan layar. Tegangan yang akan diperiksa dimasukkan ke Y atau masukan vertikal osiloskop, menggerakkan bintik keatas dan kebawah sesuai dengan nilai tegangan yang dimasukkan. Selanjutnya bintik tersebut menghasilkan jejak berkas gambar pada layar yang menunjukkan variasi tegangan masukan sebagai fungsi dari waktu. Bila tegangan masukan berkurang dengan laju yang cukup pesat gambar akan kelihatan sebagai sebuah pola yang diam pada layar. Beberapa kesalahan pada ossiloskop yaitu :
1. Dapat tarjadi kebakaran pada lapisan fosfor layar jika membiarkan ada titik terang pada

layar walaupun sesaat
2. Lupa memastikan alat yang diukur dan oscilloscope ditanahkan (digroundkan). Disamping untuk keamanan hal ini juga untuk mengurangi noise dari frekuensiradio atau jala-jala.
3. Lupa memastikan probe dalam keadaan baik
4. Dapat merusak  oscilloscope jika pada saat menyalakan, power saklar masih dalam keadaan on
5. Dapat terjadi sengatan listrik jika pada saat memperbaiki atau membersihkan Oscilloscope masih terhubung dengan jaringan listrik 220V
Langkah-langkah penggunaan dari ossiloskop yaitu :
  1. Tombol ON-OFF pada posisi OFF
  2. Posisikan semua tombol yang memiliki tiga posisi pada posisi tengah.
  3. Putar tombol INTENSITY pada posisi tengah.
  4. Dorong tombol PULL 5X MAG ke dalam untuk memperoleh posisi normal.
  5. Dorong tombol TRIGGERING LEVEL pada posisi AUTO
  6. Sambungkan kabel saluran listrik bolak balik ke stop-kontak ACV
  7. Putar tombol ON-OFF pada posisi ON. Kira-kira 20 detik kemudian satu jalur garis akan tergambar pada layar CRT. Jika garis ini belum terlihat, putar tombol INTENSITY searah jarum jam.
  8. Atur tombol FOCUS dan INTENSITY untuk memperjelas jalur garis
  9. Atur ulang posisi vertikal dan horisontal sesuai dengan kebutuhan.
  10. Sambungkan probe ke input saluran-A/ channel -A (CH-A) atau ke inputsaluran B/ channel -B (CH-B) sesuai kebutuhan.
  11. Sambungkan probes ke terminal CAL untuk memperoleh kalibrasi 0,5Vp-p.
  12. Putar pelemah vertikal (vertical attenuator), saklar VOLTS/DIV  pada posisi 10 mV, dan putar tombol VARIABLE  searah jarum jam. Putar TRIGGERING SOURCE  ke CH-A, gelombang persegi empat (square-wave) akan terlihat di layar.
  13. Jika tampilan gelombang persegi empat kurang sempurna, atur  trimmer yang ada pada probe sehingga bentuk gelombang terlihat nyata.
  14. Pindahkan probe dari terminal CAL 0,5Vp-p. Oscilloscope sudah dapat digunakan.
Keselamatan kerja ossiloskop yaitu :
  1. Sebelum di pasangkan ke sumber arus oscilloscope lalukan pengaturan baseline trace
  2. Groundkan oscilloscope ke tanah agar tidak terjadi kecelakaan tersengat listrik yang tidak diinginkan pada saat melakukan kerja
  3. Tempatkan oscilloscope di tempat yang datar agar tidak jatuh
  4. Matikan arus listrik pada saat membersihkan oscilloscope agar tidak tersengat arus listrik
http://planetcopas.blogspot.com/2012/08/prinsip-kerja-osciloscope.html
Potensial listrik, seperti yang kita tahu bady ditempatkan dalam medan gravitasi terasa kekuatan. Jika dibiarkan jatuh, tubuh akan mendapatkan energi kinetik karena kehilangan energi petential. Sebuah partikel memiliki energi potensial karena posisinya di medan gravitasi, dan energi total, kinetik ditambah potensial, yang dikonversi. Sebuah badan bermuatan listrik ditempatkan dalam medan listrik juga memiliki energi potensial berdasarkan posisinya di bidang tersebut. Ambil contoh kasus dua plat paralel malah dibebankan. Sebuah partikel bermuatan positif dirilis di dekat plat positif akan, karena gaya yang diberikan di atasnya, akan dipercepat ke kanan menuju plat negatif. Ketika bergerak dengan kecepatan yang tepat, dan karenanya energi kinetik, meningkat. Kekekalan energi memberitahu kita bahwa dengan meningkatnya energi kinetik, energi potensial berkurang.
            Sebuah partikel bermuatan positif sehingga memiliki lebih banyak energi potensial bila di dekat plat positif dibandingkan ketika datang dekat pelat negatif. Hal ini sesuai dengan gagasan bahwa energi potensial adalah kemampuan (atau potensial) untuk memperoleh energi kinetik, atau untuk melakukan pekerjaan. Sebuah konsep yang lebih berguna daripada energi potensial listrik itu sendiri adalah potensial listrik, sehingga V = potensial listrik = (energi potensial listrik) / (muatan listrik) Unit pengukuran potensial listrik adalah joule / Colomb Hal ini disebut volt (disingkat V) untuk menghormati ilmuwan Italia yang menemukan baterai, Alessandro Volta (1.748-1.827): 1 volt = 1 joule / coulomb. Potensial listrik adalah ukuran berapa banyak energi muatan listrik dapat memperoleh dalam situasi tertentu. Hal ini dapat dibandingkan dengan ketinggian tebing, semakin besar perbedaan ketinggian antara atas dan bawah tebing, semakin banyak energi kinetik batu jatuh akan memiliki saat mencapai bagian bawah. Simiarly, semakin besar perbedaan potentiel listrik dalam situasi tertentu, semakin banyak energi kinetik benda dibebankan dapat memperoleh ketika realesd, dan lebih banyak pekerjaan yang bisa dilakukan. Potensial listrik kadang-kadang disebut sebagai.Sebuah baterai dua kali tegangan mampu memberikan dua kali tegangan.                                                                 (Giancoli, Douglas. C. 1974)
 
 mampu memberikan energi dua kali lebih banyak elektron yang mengalir di kawat terhubung ke terminal.Karena potensi listrik devined sebagai energi potensial listrik per satuan muatan denda berapa banyak energi potensial sejumlah muatan Anda hanya kalikan potensial listrik oleh muatan (dalam simbol, PE = q × v). jika dua
kali bergerak muatan banyak antara terminal mengatakan, baterai 12 volt, bekerja dua kali lebih banyak yang dapat dilakukan.


























                                                                                       
III.             PERALATAN DAN BAHAN
a.       Alat yang digunakan
1.      Osiloskop
Fungsi Untuk mengamati bentuk gelombang yang tepat dari sinyal listrik.
2.      Function generator
Fungsi  Untuk memberikan bentuk gelombang yang telah diketahui.
3.      Kabel Penghubung
Fungsi untuk menghubungkan rangkaian seperti generator fungsi dengan osiloskop.
4.      Multimeter
Fungsi untuk mengukur arus dan tegangan bolak balik
5.      Baterai
Fungsi sebagai sumber tagangan AC
b.      Bahan
_














DAFTAR PUSTAKA

Chattopadhyay, D. 1989. DASAR ELEKTRONIKA. Universitas Indonesia : Jakarta
         Hal : 343- 348
Daryatmo. 2000.PENGETAHUAN TEKNIK ELEKTRONIKA. Bumi Aksara.
          Hal : 95-100
Sharder, Robert. 1991.KOMUNIKASI ELEKTRONIKA. Edisi kelima. Erlangga: Jakarta.
         Hal : 67-70
Woolard, B. 2003.ELEKTRONIKA PRAKTIS. Pradnya Paramitha : Jakarta.
            Hal : 9-15
 http://planetcopas.blogspot.com/2012/08/prinsip-kerja-osciloscope.html
        Diakses : 3 Desember 2012
        Jam      : 19.00 wib

















                                                                                                Medan, 6 Desember 2012
           Asisten,                                                                        Praktikan,                                           



(Yosephin Rumania Sinabutar)                                               (Rinto Pangaribuan)










KLO MW NGOPAS TARO ALAMATNYA YAH GAN,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

No comments:

Post a Comment

Total Pageviews