BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Catu daya suatu rangkaian
elektronik yang dapat mengubah arus listrik bolak-balik (AC) dari PLN menjadi
arus listrik searah (DC) yang akan digunakan sebagai sumber tenaga. Namun,
untuk aplikasi yang membutuhkan catu daya lebih besar, sumber dari baterai
tidak cukup. Sumber catu daya yang besar adalah sumber bolak-balik AC dari
pembangkit tenaga listrik. Catu
daya (power supply) merupakan salah satu peralatan yang sering kita jumpai
dalam kehidupan sehari-hari, biasanya
digunakan sebagai sumber catu daya untuk alat-alat elektronik dengan daya
rendah.
Pada dasarnya power supply ini mempunyai
konstruksi rangkaian yang hampir sama yaitu terdiri dari trafo, penyearah, dan
penghalus teganagan. Dalam pembuatan rangkaian catu daya selain menggunakan
komponen utama juga diperlukan komponen pendukung agar rangkaian berfungsi dengan baik menggunakan komponen tersebut
antara lain : multimeter digital dan analog, proto board, kabel jumper,
penjepit buaya, dioda IN4002, kapasitor 0,01 dan 2200μF , trafo CT 1A, resistor
330Ω, IC regulator 7805 dan 7812.Catu daya merupakan suatu rangkaian elektronik
yang mengunag arus listrik bolak-balik menjadi arus listrik searah. Hampir semua peralatan elektronik membutuhkan catu daya
agar dapat berfungsi.
Sedangkan regulator
berfungsi untuk membatasi tegangan. IC regulator contohnya IC
LM7805 dimana batas tegangan maksimalnya
adalah 5 Volt. Apabila
IC regulator diberikan tegangan masukan bernilai di bawah 5 Volt, maka tegangan
keluaran akan bernilai sama dengan tegangan masukan. Akan tetapi, apabila
tegangan masukan diberikan lebih besar dari 5 Volt, maka tegangan keluaran akan
tetap bernilai 5 Volt.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui prinsip kerja regulator
2. Untuk mengetahui karektiristik dioda sebagai penyearah
3. Untuk mengetahui prisip kerja catu daya
4. Untuk mengetahui aplikasi catu daya
BAB II
DASAR TEORI
Dioda-dioda semikonduktor biasanya digunakan untuk
mengkonversi arus bolak-balik ac menjadi arus searah dc dimana dalam kasus ini
dioda ini disebut sebagai penyearah (rectifier). Bentuk
paling sederhana dari rectiifier memilki satu dioda tunggal dan, karena hanya
bekerja pada setengah-siklus positif atau negatif dari sumber, rangkaian ini
dikenal sebagai rectifier setengah gelombang.
Gambar
memperlihatkan sebuah rectifier sederhana. Tegangan sumber (240V) diumpankan ke
sisi primer dari sebuah transformator step-down (T1). Sisi sekunder dari T1
menurunkan tegangan rms yang besarnya 240V ke rms 12V (rasio lilitan T1 oleh
karenanya adalah 240/12 atau 20:1). Dioda D1 hanya akan mengizinkan arus untuk
mengalir pada arah yang diperlihatkan (yaitu dari katoda ke anoda). D1 akan
dibias maju selama berlangsungnya setiap setengah siklus positif (relatif
terhadap common) dan secara efektif akan bekerja menyerupai suatu saklar
tertutup. Ketika arus rangkaian berusaha mengalir ke arah yang berlawanan, mendapati
energi kinetik untuk mencapainya. Ketika dioda terhubung ke sebuah sumber
tegangan bolak-balik, anoda dari sebuah dioda akan berganti menjadi positif dan
negatif ke katoda bias tegangan pada dioda akan berbalik mundur, menyebabkan
dioda akan bekerja menyerupai suatu saklar terbuka.Dalam rangkaian, dioda praktis digambarkan oleh dioda
ideal secara seri dengan resistansi maju Rf.Salah satu fungsi dari dioda ialah
sebagai penyearah arus ,dimana penyearahan merupakan proses dimana arus
atau tegangan bolak – balik diubah menjadi arus atau tegangan searah. Setiap peralatan listrik
yang memberikan resistansi rendah ke arus menurut satu arah dan resistansi
tinggi pada arah yang berlawanan dinamakan penyearah. Karena resistansi maju
dari dioda hampa rendah dan resistansi baliknya
sangat tinggi .Pesaklaran
D1 akan menghasilkan tegangan output yang berdenyut yang timbul pada resistor
beban (RL). Karena sumber berada pada frekuensi 50 Hz, pulsa-pulsa
tegangan yang timbul pada RL juga akan berada pada frekuensi 50 Hz,
sekalipun hanya setengah dari siklus ac saja yang muncul. Selama setengah
siklus positif, dioda tersebut akan memiliki nilai ambang tegangan maju sebesar
0,6 V hingga 0,7 V yang merupakan sifat dioda silikon pada umumnya. Tetapi,
selama setengah siklus negatif ini puncak tegangan ac pada D1 akan jatuh karena
D1 mengalami bias mundur. Hal ini merupakan salah satu faktor pertimbangan yang
penting dalam memilih dioda untuk suatu aplikasi tertentu. Dengan
mengasumsikan bahwa sisi sekunder T1 memberikan tegangan rms 12 V, tegangan
output puncak dari lilitan sekunder transformator akan diberikan oleh :
Vpk =
1,414 x Vrms = 1,414 x 12 V = 16,986 V
................................................................. (2.22)
Tegangan puncak yang diberikan ke D1 oleh karenanya
adalah sekitar 17 V. Setengah siklus negatif diblok oleh D1 sehingga hanya
setengah siklus positif sajalah yang muncul pada RL. Tetapi,
perhatikan bahwa tegangan puncak aktual pada RL adalah tegangan positif
puncak 17 V yang diberikan oleh sisi sekunder T1, dikurangi nilai ambang
tegangan maju 0,7 V dari D1. Dengan kata lain, akan muncul pulsa-pulsa setengah
siklus positif dengan amplitudo sebesar 16,3 V pada RL.
Rangkaian
penghalus dan reservoir
Sebuah kapasitor C1, telah ditambahkan untuk memastikan
bahwa tegangan output tetap berada pada
atau mendekati, tegangan puncak bahkan disaat dioda tidak
melakukan penghantaran. Ketika tegangan primer diberikan pertama kali kepada
T1, tegangan output setengah siklus pertama dari sisi sekunder akan mengisi C1
dengan muatan hingga mencapai nilai puncak, dilihat dari RL. Karena
C1 dan RL terhubung paralel, tegangan pada RL akan sama
dengan tegangan pada C1. Waktu yang dibutuhkan untuk mengisi C1 hingga mencapai
level maksimum (puncak) ditentukan oleh konstanta waktu rangkaian pengisinya
(resistansi seri dikalikan nilai kapasitansi). Konstanta waktu pelepasan muatan ditentukan
oleh nilai resistansinya dan resistansi beban RL. Dalam prakteknya,
RL jauh lebih besaar dari pada resistansi rangkaian sekunder
sehingga C1 membutuhkan waktu yang cukup lama untuk melepas muatan. (Michael
Tooley, 1995)
Tabung Dioda
Mengubah AC ke DC
Tabung vakum “rectifier”, atau “dioda”, telah
dijelaskan oleh fisikawan Inggris J. A. Fleming (1849-1945) pada tahun 1904.
Sebuah dioda terdiri dari dua konduktor terpisah yang diketahui sebagai
elektroda (karenanya dinamakan “di-oda”) ditambah sebuah elemen pemanas,
dikelilingi sebuah kaca yang dipisahkan atau berisi logam. Kabel dihubungkan ke
pemanas dan kedua elektroda saling berhadapan satu sama lain dari tabung dan
terhubung ke pin dalam dasar tabung. Catu daya suatu rangkaian elektronik yang
dapat mengubah arus listrik bolak-balik (AC) dari PLN menjadi arus listrik
searah (DC) yang akan digunakan sebagai sumber tenaga.
Dioda
digunakan untuk mengubah AC menjadi DC. Karena kebanyakan alat elektronik
adalah AC, dan kebanyakan tabung elektronik dan semikonduktor memerlukan
operasi DC, dioda ditemukan pada kebanyakan instrumen elektronik, termasuk
radio dan satu set TV.
Sebuah
dioda bekerja dengan cara berikut. Pemanas dihubungkan ke sumber tegangan dan
arus yang melewati seluruh pemanas menyebabkan pemanas menjadi panas. Pemanas
sangat dekat kepada salah satu elektroda yang disebut katoda dan menyebabkan
katoda sendiri menjadi sangat panas. Katoda terbuat dari sebuah logam khusus
atau sebuah logam oksida. Oleh karenanya, ketika dipanaskan, banyak dari
elektron mendapati energi kinetik untuk mencapainya. Ketika dioda terhubung ke
sebuah sumber tegangan bolak-balik, anoda dari sebuah dioda akan berganti
menjadi positif dan negatif ke katoda. Ketika anoda menjadi positif, muatan
elektron yang negatif diemisikan (dikeluarkan) oleh katoda panas yang ditarik
kepadanya, dan sejumlah besar aliran arus meliputi seluruh tabung. Ketika anoda
kembali negatif, elektron-elektron diusir olehnya dan tinggal mendekati katoda;
tak ada aliran arus sama sekali. Dengan demikian sebuah dioda mengizinkan arus
mengalir hanya dalam satu arah, tidak sebaliknya. Maka dari itu, dioda dikatakan dapat mengubah arus bolak balik AC menjadi
arus yang searah atau DC. Karena itulah dalam
pemakaiannya, dioda sangat diperlukan dalam pelajaran elektronik yang telah
dipelajari. (Giancoli, 2001)
Rangkaian penyearah adalah suatu rangkaian yang
mengubah tegangan bolak balik (ac) menjadi tegangan searah (dc). Terdapat beberapa jenis rangkaian penyearah,
yang masing-masing kenis memberikan hasil yang berbeda-beda terhadap bentuk
tegangan dc yang keluar. Perbandingan antar tegangan dc yang keluar terhadap
tegangan ac yang ikut serta pada hasil output dinamakan faktor ripple (riak).
Notasi untuk faktor ripple yang diberikan disini adalah r. Biasanya faktor
ripple dapat dihitung dengan rumus :
r
..................................................................................... (2.1)
Komponen
dc adalah harga rata-rata tegangan dc pada output. Ini dapat dihitung dengan
rumus :
Vdc
=
.................................................................................................
(2.2).
Komponen ac adalah harga rms dari tegangan ac yang
keluar. Komponen ac tercampur dengan komponen dc. Sangat sulit memisahkan
terlebih dahulu komponen ac dari komponen dc. Maka untuk menghitung faktor
ripple, digunakan rumus pendekatan :
r =
.........................................................................................
(2.3)
dimana
merupakan harga rms total (mengandung komponen
ac dan komponen dc) dari tegangan output. Ini dapat dihitung dengan rumus :
Vrms =
..................................................................................................
(2.4)
Penyearah Setengah Gelombang
Apabila tegangan input berbentuk sinus, dapat dituliskan :
Vi
=
untuk
0 < t < T/2
......................................................................
(2.5)
Bentuk gelombang output V0 , apabla dituliskan secara matematik
adalah sebagai berikut :
V0(t)
= Vm sin
t untuk
0 < t < T/2
.............................................................. (2.6)
V0(t)
= 0 untuk T/2 < t < T
............................................................. (2.7)
Berdasarkan rumus diatas, dapat dihitung Vdc dan Vrms
yaitu :
Vdc
=
=
=
..............................................................................................................
(2.8)
Vrms
=
=
= Vm
=
..................................................................................................
(2.9)
Nilai inilah
nantinya yang akan menjadi nilai rms
total yang mengandung komponen ac dan komponen dc.
Jadi faktor ripple untuk
penyearah setengah gelombang adalah
r =
= 121 %
Penyearah Gelombang Penuh
Rangkaian penyearah
gelombang penuh menggunakan rangkaian jembatan (bridge) dapat dilihat pada
gambar rangkaian yang telah diberikan dibawah ini sehingga lebih memudahkan
pemahaman kita.
Gambar 2.2 Rangkaian
Penyearah Gelombang Penuh
Terbentuknya tegangan dari penyearah gelombang penuh dengan menggunakan
rangkaian jembatan . Pada setengah siklus positif (0-T/2) dioda D1 dan D3
konduksi on dan menghasilkan gelombang output setengah siklus.
Selanjutnya, untuk
setengah siklus negatif (0-T/2), maka dioda D1 dan D4
konduksi dan menghasilkan gelombang. Gelombang yang terjadi adalah positif,
sebab titik A adalah nol, dan titik B adalah positif. Pada penyearah gelombang
penuh, faktor ripple lebih kecil daripada faktor-faktor dari terhubung
ke sebuah sumber tegangan bolak-balik, anoda dari sebuah dioda akan berganti
menjadi penyearah setengah gelombang dimana faktor ripple untuk
penyearah gelombang penuh adalah 48,4 %. Makin kecil faktor ripple, makin baik
hasil tegangan dc (tegangan dc makin datar). Jadi terbukti, bahwa penyearah
gelombang penuh lebih baik daripada penyearah setengah gelombang).
Daya sesaat yang diberikan
ke sebuah perangkat atau elemen rangkaian didefenisikan sebagai hasil kali
tegangan sesaat diperangkat tersebut dengan arus sesaat yang mengalir
melewatinya (konvensi tanda negatif/positif
elemen pasif diasumsikan berlaku). Sehingga :
p(t) = v(t)
i(t)
..........................................................................................................
(2.10)
Jika perangkat yang dibicarakan adalah sebuah resistor dengan tahanan R,
maka daya dapat dinyatakan hanya dalam besaran arus atau tegangan saja :
p(t) = v(t)
i(t) = i2 (t) R =
...............................................................................
(2.11)
jika arus dan tegangan ini terkait dengan sebuah perangkat yang sepenuhnya
bersifat induktif, maka :
p(t) = v(t)
i(t) = L i(t)
=
v(t)
..................................................... (2.12)
dimana kita akan mengasumsikan bahwa tegangan bernilai nol pada t =
. Jika kita
menghadapi elemen atau perangkat yang murni kapasitif,
p(t) = v(t)
i(t) = C v (t)
=
i(t)
.................................................... (2.13)
Namun, penulisan persamaan-persamaan daya sebagai fungsi dari arus saja
atau tegangan saja tidak akan banyak bermanfaat ketika kita telah beralih ke
rangkaian-rangkaian yang lebih umum. Persamaan-persamaan ini sebenarnya juga
tidak terlalu penting, karena kita hanya perlu menentukan arus dan tegangan di
terminal-terminal input saja. Tanggapan arus yang telah kita kenal adalah
i(t) =
....................................................................................
(2.14)
sehingga daya total yang dipasok oleh sumber atau diserap oleh rangkaian
pasif ini adalah
p(t) = v(t)
i(t) =
...................................................................
(2.15)
karena kuadrat dari sebuah fungsi unit-step ini adalah fungsi unit-step itu
sendiri. Daya yang diberikan ke atau diterima oleh resistor adalah
PR(t)
= i2 (t) R =
.............................................................. (2.16)
Untuk mengetahui daya yang diserap oleh induktor, pertama-tama kita
menentukan tegangan induktor
VL(t) = L
= V0
= V0
...........................................................................................
(2.17)
Karena
adalah nol untuk t > 0 dan
bernilai nol pada t = 0, daya yag diserap oleh
induktor oleh karenanya adalah
PL(t) = VL(t) i(t) =
.................................................. (2.18)
Daya Oleh Sumber-Sumber Sinusoid
Tanggapan domain waktu yang telah kita kenal baik untuk sumber ini adalah
i(t) = Im
cos (
............................................................................................
(2.19)
dimana
Im
=
dan
Daya sesaat yang diberikan keseluruh angkaian saat berada dalam keadaan
tunak sinusoid adalah
p(t) = v(t)
i(t) = Vm Im cos (
cos
......................................................... (2.20)
yang akan lebih memudahkan kita jika dituliskan dalam bentuk yang diperoleh
dengan merujuk ke identitas trigonometri untuk hasil kali dua fungsi kosinus.
Sehingga
p(t) =
=
+
cos (
........................................................
(2.21) Persamaan terakhir ini memperlihatka sejumlah karakteristik tertentu
yang berlaku secara umum untuk rangkaian-rangkaian dalam keadaan tunak
sinusoid. Salah satu suku yaitu suku pertama bukan merupakan sebuah fungsi
waktu, suks kedua pada persamaan ini berubah-ubah nilainya menurut siklus yang
periodenya setengah dari periode gelombang sumber atau pada frekuensi dua kali
frekuensi sumber.
Dalam dioda,elektron yang
dipancarkan dari katoda akan mengalir menuju anoda,kalau anoda dijaga tetap
berpotensial positif dibandingkan dengan katoda. Aliran
ini dalam dioda akan menghasilkan arus dalam arah dari anoda ke katoda.untuk
dioda yang diketahui,arus ini dinamakan arus anoda.tergantung pada tegangan
anoda dan katoda(dinamakan tegangan anoda)dan juga pada temperatur katoda.kalau
anoda mempunyai potensial lebih rendah daripada katoda,tidak ada arus mengalir
dalam tabung karena elektron-elektron ditolak oleh anoda. (Purwoko,1993) Untuk
temperatur filamen yang diketahui,grafik yang menunjukkan perubahan arus anoda
dari dioda menurut tegangan anoda dinamakan lengkung karakteristik satatis dari
dioda atau karakteristik dioda.Dalam daerah terbatas muatan ruang dan daerah terbatas temperatur.
Dalam daerah terbatas muatan
ruang,arus naik menurut kenaikan potensial anoda menurut hukum pangkat
. Dalam daerah terbatas temperatur,
lengkungan hampir paralel dengan sumbu
tegangan dioda. Kenaikan sedikit arus anoda menurut tegangan anoda dalam daerah terbatas
temperatur,disebabkan oleh efek Schottky.
Perpindahan daerah
terbatas muatan ruang ke daerah terbatas
temperatur tidak begitu tajam, tetapi terjadi dalam daerah sempit tegangan
anoda. Lebih lanjut, untuk harga – harga filamen rendah, terjadi perpindahan
pada harga tegangan anoda yang lebih rendah,Satu set lengkung yang
menghubungkan arus anoda dengan temperatur katoda untuk tegangan anoda yang
diketahui dapat digambarkan. Lengkung – lengkung demikian juga dikenal sebagai karakteristik
dioda.
Dalam karakteristik dioda juga ditunjukkan dua daerah
arus anoda, yaitu daerah terbatas temperatur dan daerah teerbatas muatan ruang.
Dioda merupakan salah satu komponen –
komponen elektronika yang memiliki dua elektrode logam, katoda dan anoda yang
dipisahkan oleh hampa,maka alat ini membentuk kapasitor. Besar kapasitansi ini
5-10 pF.
Suatu dioda
dikatakan ideal kalau lengkung karakteristik volt dan ampere seperti yang
trtera pada gambar sebelumnya. Resistansi maju dari dioda ideal sama dengan nol
dan resistansi baliknya sama dengan tidak terhingga.karakteristik dioda ideal
juga tidak tergantung pada temperatur filamen. Kapasitansi dioda dalam keadaan
ideal diabaikan. Dalam
rangkaian, dioda praktis digambarkan oleh dioda ideal secara seri dengan
resistansi maju Rf.Salah satu fungsi dari dioda ialah sebagai penyearah arus
,dimana penyearahan merupakan proses dimana arus atau tegangan bolak – balik diubah menjadi arus atau tegangan searah. Setiap peralatan listrik
yang memberikan resistansi rendah ke arus menurut satu arah dan resistansi
tinggi pada arah yang berlawanan dinamakan penyearah. Karena resistansi maju
dari dioda hampa rendah dan resistansi
baliknya sangat tinggi . dioda dapat digunakan sebagai penyearah
sifat penyearahan dioda dapat dipelajari dengan cara berikut dengan pertolongan karakteristik dinamisnya.
Harga arus searah
atau harga rata – rata tegangan masuk e adalah nol. Tetapi dengan tidak adanya setengah
siklus negatif, tegangan keluaran
mempunyai komponen arus searah (dc).jadi telah terjadi penyearahan.Suatu
transformator digunakan pada masukan dalam
tugasnya adalah menaikkan
atau menurunkan tegangan bolak –balik
(ac) utama yang dihubungkan ke kumparan primer. Kalau tegangan utama ac,
tegangan masukan penyearah sama dengan
e,
dimana n adalah perbandingan antara jumlah lilitan
transformator sekunder ke primer.
Dari pembahasan
ssebelumnya diketahui bahwa tegangan
keluarannyahanya berisi setengah siklus positif,karena dioda mengantar
hanyaselama interval – interval tersebut. Hal inilah yang disebut dengan
penyearah setengah gelombang.
Dalam proses penyearahan setengah gelombang,arus mengalir
melewati resistansi beban hanya selama setengah bagian positif dari sinyal
masuk. Kalau arus yang telah diserahkan
mengalir lewat resistansi beban menurut arah yang sama selama siklus
penuh dari sinyal masuk, penyearah dinamakan penyearah gelombang penuh.dua
dioda serupa dan sadapan – tengah (centre tap) pada kumparan sekunder
transformator digunakan .karena masing – masing
setengah dari kumparan sekunder trafo mempunyai lilitan yang
sama,tegangan yang diinduksikan dalam masing – masing setengah kumparan
sekunder trafo akan mempunyai besar yang
sama. Namun kedua tegangan ini bergeser fasenya sebesar
satu sama lain. Untuk mengetahui penampilan
suatu rangkaian penyearah, kita harus mengevaluasi beberapa besaran yang ada
hubungannyadengan proses penyearahan. Ada beberapa faktor yagn mempengaruhi
mutu penyearahan yaitu :
1.
Harga rata –rata
atau harga dc (Arus searah) dan arus
beban
Arus beban dalam rangkaian
penyearah dalam rangkaian penyearah
tidak mantap sempurna, tetapi merupakan fungsi periodik menurut waktu. Mutu
penyearahan ditentukan olehkomponen dc dari fungsi periodik.
2.
Faktor kerutan
Arus keluaran
dari penyearah terdiri dari bagian mantap. Bagian mantap tersebut ditambahkan
komponen – komponen fluktuasiperiodik,
yang mengakibatkan arus bolak – balik ke arus searah oleh penyearah menjadi
tidak sempurna. Ukuran dari ketidak sempurnaan atau dari komponen fluktuasi
diberikan oleh faktor kerutan (ripple)yang didefinikan sebagai hasil bagi
antara komponen arus atau tegangan beban
dan harga rata –rata arus atau tegangan beban.
3.
Efisiensi penyearah
Efisiensi penyearah didefinisikan sebagai hasil bagi
antara daya keluaran dc dari penyearah ke daya pemasukan ac. Perbandingan ini
juga dikenal sebagai efisiensi konversi atau sering juga disebut efisiensi
teoretis.
Faktor kerutan dari penyearah gelombang penuh juga leb ih
kecil.jadi penyearah gelombang penuh lebih baik dan lebih menguntungkan
dibanding penyearah setengah gelombang.Tegangan balik puncak yaitu : besaran
ini disingkat dengan PIV (peak inverse voltage) merupakan tegangan balik
maksimum lewat dioda,yakni antara katoda dan anoda,kalau tabung tidak
menghantar.
Dalam penyearah setengah gelombang, PIV merupakan tegangan maksimum lewat
sekunder transformator. Dalam penyearah gelombang penuh,dengan mengabaikan
penurunan tegangan lewat tabung, PIV untuk masing – masing dioda, tegangan
balik puncak rata –rata ditentukan oleh pabrik pembuat tabung. Sebuah potensial
masukkan gelombang sinus menghasilkan sebuah gelombang keluaran gelombang
setengah,dengan pelurus dioda. Dengan pelurus diodayang pada pokonya bertindak
sebagai sebuah rangkaianpendek untuk satu polaritas potensial masukan dan yang
lainnya. Ternyata,sebuah pelurus dioda ideal ,hanya mempunyai kedua ragam
operasi ini. Operasi itu adalah ON (yakni hambatannya nol) atau OFF
(yakni hambatannya tak terhinnga).
Dalam operasi sebenarnya,PIV tidak boleh melebihi harga
rata –rata ini. Kalau tidak, dioda akan mengalami kerusakan.
Dalam hal ini kita akan membahas mengenai penyaring atau
filter. Rangkaian penyearah yang harus sempurna memberikan tegangan mantap
bebas kerutan lewat resistansi bebannya.
Keluaran dari penyearah setengah gelombang atau penyearah dari gelombang penuh
terdiri dari komponen- komponen kerutan ditambah suku
(dc) searah. Penampilan penyearah demikian dapat
diperbaiki dengan memasukkan rangkaian tambahan antara penyearah dan beban untuk
mengurangi komponen – komponen utama kerutan. Rangkaian tambahan ini disebut
penyaring atau filter.
Dalam peristiwa yang sederhana filter terdiri dari
kapasitor C yang ditempatkan bercabang dengan resistansi beban
, atau suatu
induktor L. Yang ditempatkan seri dengan resistansi
. Isi keluaran dari
kerutan penyearah dapat diperkecil lebih lanjut dengan menggunakan rangkaian
filter LC seksi”L”atau seksi”
”.Aksi rangkaian
filter dapat dimengerti dengan cara berikut. Dalam peristiwa filter kapasitor yang digunakan paralel
dengan resistansi beban, reaktansi dari kapasitansi C pada frekuensi sinyal
masuk diambil sangat kecil dibandingkan dengan
.
Maka komponen kerutan dipintas oleh kapasitor dan
fluktuasi tegangan dekat resistansi berkurang.Dalam peristiwa induktor yang
seri dengan resistansi beban,reaktansi induktor pada frekuensi sinyal masuk
diambil jauh lebih besar daripada
. Maka komponen ac
dari keluaran penyearah terutama akan muncul lewat induktansi.
Komponen dc dilewatkan induktor tanpa mengalami banyak
perlemahan kalau resistansi induktor ke arus searah diabaikan. Jelas, fluktuasi
dari tegangan lewat
akan lebih kecil.Dalam rangkaian LC, yang ditunjukkan
merupakan aksi penyaringan baik dari filter induktor maupun filter kapasitor
ditunjukkan. Tidak banyak pengangkut mayoritas itu yang dapat mengatasi
rintangan terssebut,dan sebagai akibatnya maka arus difusi akan berkurang
secara nyata. Akan
tetapi,arus hanyut tidak mengindera adanya rintangan dengan demikian tidak akan
bergantung dari besarnya atau arahnya potensial luar tersebut. Keseimbangan
arus yang mulus yang terdapat pada kecondongan nol dengan demikian akan
terganggu,dan seperti yang telah diketahui.Tegangan kerutan diperlemah oleh induktor seri dan kapasitor
cabang, dan hasilnya tegangan keluaran yang rata lewat
.Apabila di
gambarkan suatu rangkaian suatu rangkaian penyearah gelombang penuh dengan
menggunakan filter cabang kapasitor. Akan
kita anggap kerja suatu rangkaian lebih terperinci. Kalau kapasitor tidak
ada,selama setengah siklus sinyal masukkan,salah satu tabung dan penguat
gelombang penuh akan menghantar dan kalau masukannya sinusoidal, keluarannya
muncul tegangan setengah sinusoidal. Harga puncak tegangan setengah sinusoidal sama dengan
harga penuh tegangan yang terinduksi dalam setengah bagian sekunder
transformator(asalkan penurunan tegangan lewat tabung diabaikan). Kalau
kapasitor yang ada,tegangan ini memberi muatan kapasitor C sampai harga mencapai
puncaknya. Penghantaran tabung berarti memberikan arus pengisi muatan. Pada
fase penurunan gelombang masuk, kapasitor C mengosongkan muatan lewat
resistansi beban
dengan konstanta waktu yang diberikan oleh
hasil kali
. (William H. H, dkk, 2005)
BAB
III
METODOLOGI
PERCOBAAN
3.1
Peralatan
dan Komponen
3.1.1
Peralatan
dan Fungsi
1. Multimeter
Fungsi : sebagai indikator dari
PSA dan untuk mengukur tegangan keluaran dari rangkaian regulator.
2. Penjepit buaya (2
pasang)
Fungsi : untuk
menghubungkan transformator ke rangkaian pencatu daya dan menghubungkan PSA
adjust ke regulator.
3. Transformator
CT 3A
Fungsi : Untuk menurunkan tegangan pada
rangkaian pencatu daya.
4. Osiloskop
Fungsi
: untuk menampilkan bentuk gelombang yang dihasilkan
dari rangkaian pencatu daya.
5. Protoboard
Fungsi :
sebagai tempat untuk merangkai sementara catu daya dan regulator.
3.1.2
Komponen
dan Fungsi
1.
Kapasitor (0,33μF dan
3,3 μF)
Fungsi : Untuk menyimpan
muatan yang akan diberi ke IC regulator.
2. Resistor
(330Ω)
Fungsi : Untuk menghambat
arus yang akan masuk ke rangkaian
pencatu daya gelombang setengah
penuh.
3. Dioda
IN4002 (4 buah)
Fungsi : sebagai
penyearah arus yang masuk ke rangkaian pencatu daya.
4. IC Regulator 7805
(1 buah)
Fungsi : untuk
membatasi tegangan keluaran tetap 5 volt atau menstabilkan tegangan.
3.2
Prosedur
Percobaan
3.2.1
Penyearah
Pencatu daya gelombang penuh
1. Dirangkai
rangkaian seperti pada gambar berikut ini.
2. Dihubungkan
kutub positif osiloskop ke titik a pada rangkaian penyearah.
3. Dihubungkan
kutub negatif osiloskop ke titik b pada rangkaian penyearah.
4. dipasang
0 dan dan 220 volt dari trafo dari trafo ke PLN.
5. Dihidupkan
osiloskop dan dilihat bentuk gelombang yang ditampilkan pada osiloskop.
6. Dicatat
bentuk gelombang pada kertas milimeter.
3.2.2
Penyearah
pencatu daya gelombang setengah penuh
1.
Dirangkai rangkaian
seperti gambar dibawah ini.
2. Dihubungkan
kaki resistor yang berhubungan langsung dengan dioda ke kutub positif osiloskop.
3. Dihubungkan
kaki resistor lainnya ke kutub negatif osiloskop.
4. Dipasang
0 dan 220 volt dari trafo ke PLN.
5. Dihidupkan
osiloskop dan dilihat bentuk gelombang pada osiloskop.
6. Dicatat
bentuk gelombang pada kertas milimeter.
3.2.3
Percobaan
dengan regulator
1. Dirangkai
rangkaian seperti gambar dibawah ini.
2. Dihubungkan
positif PSA adjust ke kaki positif kapasitor 0,33μF atau ke kaki 1 IC
regulator.
3. Dihubungkan
negatif PSA adjust ke kaki negatif kapasitor 0,33μF atau ke kaki 2 IC
regulator.
4. Dihubungkan
positif multimeter – 1 ke kutub positif
PSA Adjust.
5. Dihubungkan
negatif multimeter – 1 ke kutub negatif
PSA Adjust.
6. Dihubungkan
positif multimeter – 2 ke kaki positif kapasitor 3,3μF atau ke kaki 3 IC
regulator.
7. Dihubungkan
negatif multimeter – 2 ke kaki negatif kapasitor 3,3μF atau ke kaki 2 IC
regulator.
8. Dihidupkan
PSA adjust.
9. Divariasikan
tegangan dari PSA adjust mulai (1−10) volt dengan interval 1 volt.
10. dicatat
hasil dari multimeter – 2 pada kertas data.
BAB IV
ANALISA DATA
4.1.Gambar
Percobaan
4.1.1 Gambar Percobaan Penyearah Gelombang Penuh
4.1.2 Gambar Percobaan Penyearah Gelombang Setengah Penuh
4.1.3 Gambar Percobaan dengan
Regulator
4.2. Data percobaan
4.2.1.Percobaan
pencatu daya
1.Gelombang
setengah penuh
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
|
|||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2.Gelombang penuh
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||
|
||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4.2.2.Percobaan regulator
Percobaan regulator dengan :
IC Regulator 7805
C1 =
0,33
C1 = 3,3
Vin(V)
|
Vout(V)
|
1
|
0,98
|
2
|
1,8
|
3
|
2,97
|
4
|
3,89
|
5
|
4,82
|
6
|
4,83
|
7
|
4,83
|
8
|
4,83
|
9
|
4,83
|
10
|
4,83
|
Medan, 1 Desember 2012
Asisten , Praktikan,
(Ervina
N. Tambunan) (Rinto Pangaribuan)
4.3 Analisa Data
1. Prinsip kerja pencatu daya.
Catu daya atau power supply merupakan
suatu rangkaian elektronik yang mengubah arus listrik bolak-balik menjadi arus
listrik searah. Transformator diperlukan untuk menurunkan tegangan AC dari
jala-jala listrik pada kumparan primernya menjadi tegangan AC yang lebih kecil
pada kumparan sekundernya. Kemudian setelah dikeluarkan oleh kumparan skunder
menjadi arus listrik yang sangat kecil barulah arus listrik AC tersebut masuk
ke komponen diode bridge untuk di searahkan. Tidak cukup disearahkan arus AC
tersebut belum sempurna menjadi arus DC lalu di saring lagi oleh komponen Elco
( electrolit condensator ) untuk di perkecil lagi arus listrik AC tersebut.
Kapasitor disini memiliki peraan penting dalam menjaga kesetabilan arus listrik
AC yang masuk ke rangkaian untuk itu jika kita dapatkan kapasitor atau Elco
dalam kondisi yang tidak layak pakai, maka akan mempengaruhi cara kerja
komponen yang lainnya dikarenakan arus listrik AC yang melewati kapsitor tidak
dapat tertahan atau disimpan olehnya.
Setelah melewati kapasitor arus ini akan
masuk ke transistor TIP untuk mengarahkan arus tersebut ke IC regulator
yang akan menstabilkan arus menjadi tegangan dan nantinya IC inilah
yang akan menentukan arus yang masuk ingin dijadikan out put keluaran positif
(+) atau negative (-). Dengan kata lain arus listrik yang sebelumnya masuk
berupa arus listrik AC setelah melewati komponen komponen yang ada pada
rangkaian catu daya tersebut berubah menjadi arus listrik DC dengan
keluaran yang sudah ditentukan dan nantinya dapat diaplikasikan pada alat
elektronika lainnya.
2. Prinsip kerja masing-masing tipe IC Regulator
Regulator adalah suatu komponen elektronika yang
digunakan untuk membatasi tegangan keluaran atau menstabilkan tegangan.
Regulator terdiri dua jenis yaitu IC
regulator 78xx dan IC regulator 79xx. Untuk spesifikasi IC individual, xx
digantikan dengan dua digit angka yang mengindikasikan tegangan keluaran yang
didesain. IC Regulator 78xx adalah regulator tegangan positif, yaitu regulator
yang didesain untuk memberikan tegangan keluaran positif, sedangkan IC
regulator 79xx adalah regulator tegangan negatif, yaitu regulator yang didesain
untuk memberikan tegangan keluaran negatif. Prinsip kerja IC regulator adalah
apabila diberi masukan tegangan lebih dari kapasitas regulatornya maka tegangan
yang dikeluarkan hanya tegangan yang bernilai xx. Contohnya 7805 yang digunakan
dalam percobaan ini, apabila diberi tegangan masukan 1 volt, maka tegangan
keluaran adalah 5 volt, namun Jika tegangan masukan adalah 6 volt maka nilai
tegangan keluaran tetap 5 volt.
3. Persen ralat Regulator
% Ralat =
x 100 %
a.
Vin = 1
% Ralat
=
x 100 %
= 100%
b.
Vin = 2
% Ralat =
x 100 %
= 100%
c. Vin =3
% Ralat
=
x 100 %
= 95,3 %
d. Vin = 4
% Ralat =
x 100 %
= 54,25%
e.
Vin = 5
% Ralat =
x 100 %
= 20,2 %
f.
Vin = 6
% Ralat =
x 100 %
= 20,2 %
g.
Vin = 7
% Ralat =
x 100 %
= 20,2 %
h.
Vin = 8
% Ralat
=
x 100 %
= 20,2 %
i.
Vin = 9
% Ralat =
x 100 %
= 20,2 %
j.
Vin = 10
% Ralat =
x 100 %
= 20,2 %
k.
Rata-rata persen ralat
regulator
% Ralat =
= 47,075 %
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Prinsip
kerja IC regulator adalah sebagai berikut:
Regulator adalah suatu
komponen elektronika yang digunakan untuk membatasi tegangan keluaran atau
menstabilkan tegangan. Regulator terdiri
dua jenis yaitu IC regulator 78xx dan IC regulator 79xx. Untuk
spesifikasi IC individual, xx digantikan dengan dua digit angka yang
mengindikasikan tegangan keluaran yang didesain. IC Regulator 78xx adalah
regulator tegangan positif, yaitu regulator yang didesain untuk memberikan
tegangan keluaran positif, sedangkan IC regulator 79xx adalah regulator
tegangan negatif, yaitu regulator yang didesain untuk memberikan tegangan
keluaran negatif. Prinsip kerja IC regulator adalah apabila diberi masukan
tegangan lebih dari kapasitas regulatornya maka tegangan yang dikeluarkan hanya
tegangan yang bernilai xx. Contohnya 7805 yang digunakan dalam percobaan ini,
apabila diberi tegangan masukan 1 volt, maka tegangan keluaran adalah 5 volt, namun
Jika tegangan masukan adalah 6 volt maka nilai tegangan keluaran tetap 5 volt.
2. Setelah
dianalisa pada osiloskop, bentuk gelombang yang dihasilkan pada percobaan
adalah gelombang penuh dan gelombang setengah penuh.
3. Dari
percobaan diketahui bahwa karakteristik dioda sebagai penyearah adalah
menyearahkan arus terjadi apabila bagian anodanya mendapatkan tegangan positif
dan pada katodanya mendapatkan tegangan negatif dan apabila pada bagian
anodanya diberikan tegangan negatif dan katoda diberi tegangan postitif. Arus
listrik biasa mengalir arah panah yaitu dari anoda ke katoda.
Kurva karakteristik dioda
4. Aplikasi
dari catu daya yaitu baterai atau accu yang merupakan sumber catu daya DC yang
paling baik, namun untuk aplikasi yang membutuhkan catu daya lebih besar maka
sumber dari baterai digantikan dengan PSA yang merupakan sumber catu daya AC
atau dalam kehidupan sehari-hari dalam peralatan elektronika yang menggunakan
adanya trafo seperti audio amplifier, radio, dll,
DAFTAR PUSTAKA
Fendi, F. 1993.
“FISIKA”. Yudhistira : Bandung
Halaman : 59-63
Giancoli, Douglas.
1998. “THE IDEAS OF PHYSIC”. Second
Edition. Harcourt Brace : New York.
Page : 366-370
Tooley, Michael.
2002. “RANGKAIAN ELEKTRONIK PRINSIP DAN
APLIKASI”. Edisi Kedua. Erlangga : Jakarta.
Halaman : 108-113
William H, dkk.
2005. “RANGKAIAN LISTRIK”. Edisi
Keenam. Jilid 1. Erlangga : Jakarta.
Halaman : 357-375
Medan, 17 November 2012
Asisten,
Praktikan
(Ervina Tambunan) (Rinto Pangaribuan)
RESPONSI
PENCATU DAYA DAN REGULATOR
Nama : Rinto Pangaribuan Nilai
: 90
Nim : 110801050
Asisten : Ervina N.Ttambunan
1.Jelaskan
apa itu transformator.....?
Jawab:
Transformator adalah alat yang bisa menaikkan dan
menurunkan tegangan/ arus listrik.
2. Tuiskan prnsip kerja IC Regulator per masing-masing tipe...?
Jawab:
·
IC regulator 78xx adalah
untuk tegangan tetap positif dan hanya akan mengeluarkan tegangan pada batas
yang ditentukan
·
IC Regulator 79xx adalah agar
tegangan tetap negatif dan hanya akan mengeluarkan tegangan pada batas yang
ditentukan
3.Gambarkan tipe-tipe
rangkain pencatu daya dan
bentuk gelombang keluar....?
Jawab:
Gelombang
Penuh Gelombang
setengah Penuh
4. Judul Percobaan..........!
Jawab ;
Pencatu
Daya dan Regulator
TUGAS PERSIAPAN
NAMA :
RINTO PANGARIBUAN
NIM :
110801050
FAK/JUR :
MIPA/FISIKA S-1
1. Sebutkan
dan jelaskan pengertian,jenis dan fungsi dioda!
Jawab: dioda merupakan
bentuk paling sederhana dari katup trmionik.dioda mempunyai dua elektrode,yaitu
katoda dan anoda. Katoda memancarkan elektron dengan cara pemancaran
termionik.elektroda lain dinamakan anoda.
bebrapa jenis
dioda,antara lain;
1.dioda
semikonduktor(sambungan p- n) bentuk dioda yang lazim digunakan terdiri dari
semikonduktor jenis p yang dibuat bersambung dengan jenis semikonduktor jenis
–n,penyambungan ini dilakukan waktu penumbukan kristal.
Dioda berfungsi sebagai
penyearah arus dari AC menjadi DC,selain
itu dioda juga berfungsi sebagai pengaturan tegangan pada catu daya.
2. Jelaskan
dengan penurunan rumus hubungan besaran Vp,Vrms,f,R,dan L!
,
,R=
,
,
3. Tentukan
rumus Vrpp untuk gelombang penuh dan setengah gelombang!
Untuk
gelombang penuh
Untuk
setengah gelombang
4. Jelaskan
prinsip dasar perbedaan antara gelombang penuh dan setengah gelombang!
Perbedaan antara
gelombang penuh dengan setengah gelombang ialah pada proses penyearahan
setengah gelombang,arus mengalirmelewati resistansi beban hanya selama setengah
bagian positif dari sinyal masuk.bila arus yang telah diserahkan melewati
resistansi beban menurut arah yang sama selama siklus penuh dari sinyal masuk
itulah yang disebut dengan gelombang penuh.
5. Gambarkan
pada kertas milimeter jenis – jenis gelombang yang dihasilkan oleh suatu
tegangan dan jelaskan masing – masing!min 4
DIKOMEN AJA GAN KLO ADA SALAH2 SOALNYA KURANG MAHIR JUGA...
No comments:
Post a Comment