Mengenai
persamaan kajian dari Termodinamika dan Fisika Statistika yakni
Termodinamika adalah contoh cabang ilmu fisika yang menerapkan pandangan
makroskopik seperti suhu, volume dan tekanan, yang menggambarkan fisik, sistem termodinamika.
Sedangkan berkenaan dengan kajian fisika statistik ini sama merupakan
cabang dari kajian fisika yang sebetulnya hubungan antara termodinamika
dan fisika statistik sangatlah erat di antara keduanya. Pada dasarnya
kajian antara termodinamika dan fisika statistik adalah sama kedudukanya
di dalam ilmu fisika. Kedudukan termodinamika dan fisika statistik
ibarat pemahaman yang kontinu tentang suatu cabang ilmu pengetahuan
dimana terdapat hubungan kekerabatan yang sangat dekat sebab pokok
bahasan dari fisika statistik tidak lain adalah termodinamika lanjut.
Berkenaan
dengan pemahaman kajian perbedaan termodinamika dan fisika statistik
dimana untuk pemahaman secara mikroskopik suatu sistem meliputi beberapa
ciri khas seperti adanya pengandaian bahwa sistem terdiri atas sejumlah
molekul, dan kuantitas-kuantitas yang diperinci tidak dapat diukur
secara makroskopis. Contoh penerapan pandangan mikroskopik untuk cabang
ilmu fisika yaitu dalam fisika statistik itu sendiri. Bila kedua
pandangan itu diterapkan pada sistem yang sama maka keduanya harus
meghasilkan kesimpulan yang sama. Ruang lingkup fisika statistik
meliputi dua bagian besar, yaitu teori kinetik dan mekanika statistik.
Berdasarkan pada teori peluang dan hukum mekanika, teori kinetik mampu
menggambarkan sistem dalam keadaan tak seimbang, seperti: proses efusi,
viskositas, konduktivitas termal, dan difusi. Disini, molekul suatu gas
ideal tidak dianggap bebas sempurna tetapi ada antar aksi ketika
bertumbukan dengan molekul lain atau dengan dinding. Bentuk antar aksi
yang terbatas ini diacukan sebagai antar aksi lemah atau kuasi bebas.
Ruang lingkup ini tidak membahas partikel berantaraksi kuat Tidak
seperti pada teori kinetik, mekanika statistik tidak membahas perincian
mekanis gerak molekular, tetapi berurusan dengan segi energi molekul.
Mekanika statistik sangat mengandalkan teori peluang untuk menentukan
keadaan seimbang sistem. Berbicara termodinamika dan fisika statistik
ini akan di jembatani oleh Termodinamika Statistik dimana metode
termodinamika statistik dikembangkan pertama kali beberapa tahun
terakhir oleh Boltzmann di Jerman dan Gibbs di Amerika Serikat. Dengan
ditemukannya teori kuantum, Bose, Einstein, Fermi, dan Dirac
memperkenalkan beberapa modifikasi ide asli Boltzmann dan telah berhasil
dalam menjelaskan beberapa aspek yang tidak dipenuhi oleh statistik
Boltzmann. Pendekatan statistik memiliki hubungan dekat dengan
termodinamika dan teori kinetik. Untuk sistem partikel di mana energi
partikel bisa ditentukan, kita bisa menurunkan dengan statistik mengenai
persamaan keadaan dari suatu bahan dan persamaan energi bahan tersebut.
Termodinamika statistik memberikan sebuah penafsiran tambahan tentang
konsep dari entropi.
Dasar
pokok bahasan fisika statistik khususnya kajian mekanika statistik
yaitu merupakan kajian tentang jenis partikel tertentu dapat dibedakan
antara satu dengan yang lain. Dalam statistika kuantum secara garis
besar digunakan untuk menentukan probabilitas partikel dari sebuah group
yang memiliki energi partikel yang similar/ sama. Suatu sistem kuantum
memiliki diskritisasi energi. Dengan kata lain dapat dibedakan antara
tingkat energinya dan keadaan energinya. Tingkat energi (energy level)
dalam kajian ilmu fisika bisa disebut dengan keadaan energi, tetapi
tingkat energi bersifat umum sedangkan keadaan energi lebih bersifat
khusus pemahamannya. Tingkat energi merupakan sebuah nilai yang
dihasilkan dari hubungan antara energi sebuah partikel dan panjang
gelombangnya. Dengan mengetahui tingkat energi suatu atom, maka akan
diketahui karakteristik dari atom tersebut. Adapun cara teori statistik
yang di gunakan yaitu untuk menentukan probabiltas partikel dilakukan :
a. Melihat semua keadaan-keadaan yang mungkin,
b. Menentukan besarnya probilitas atau peluan keadaan yang mungkin,
c. Partikel dibedakan,
d. Penyisihan prisip Paulli semisal untuk integer fermion spin ½.
Kajian
atau pembahasan ruang fasa sangat di perlukan hal ini di karenakan
definisi dari ruang fasa ini merupakan suatu ruang dimana semua
kemungkinan keadaan dari semua sistem direpresentasikan, dengan tiap
kemungkinana keadaan dari sistem dihubungkan pada satu titik tertentu
dalam ruang fase. Ruang fase terdiri dari semua kemungkinan nilai posisi
dan momentum. Saat sebuah partikel bergerak dalam ruang tiga dimensi (x, y, z) dan memiliki momentum pada ketiga arah tersebut (px, py, pz), keadaan partikel tersebut setiap saat secara lengkap dispesifikasikan dengan enam koordinat yaitu (x, y, z, px, py, pz).
Ruang di mana partikel dispesifikasikan dengan enam koordinat tersebut
disebut sebagai ruang enam dimensi atau ruang Г (gamma). Dalam bahasan
energi keadaan (state energy) dan energi tingkat (level
energy) merupakan kajian dari energi dimana dalam bahasan ruang fasa ini
salah satunya penerapannya dalam kajian energi secara rumusan yakni :
Energi setiap partikel dalam bentuk energi kinetik terkait dengan momentumnya adalah melalui hubungan
ε =
sehingga dapat dituliskan bahwa
dε =
Rumuskan dГ dalam bentuk dε
Dengan menggunakan ε = dε = .dan dГ = 4πV dapat diperoleh
dГ = 4πV
dГ = 4πV ε) (
dГ = 2πV (2m)3/2 ε1/2 dε
Rumusan
di atas merupakan rumusan energi yang berhubungan dengan integral
volume ruang fasa untuk energi. Selain rumusan energi ruang fasa juga di
rumuskan momentum, kecepatan,frekuensi dan panjang
gelombang. Jadi perumusan ruang fasa merupakan alat matematis untuk
membantu membahasakan fisika statistik khususnya berkenaan dengan kajian
tingkat energi (energy level) dan keadaan energi (energy state).
Statistika
Maxwell-Boltzmann sering digambarkan sebagai statistika bagi partikel
klasik yang “terbedakan”. Sistem partikel klasik terbedakan merupakan
sistem partikel yang konfigurasinya berbeda ketika dua atau lebih
partikel dipertukarkan. Dengan kata lain, konfigurasi partikel A di
dalam keadaan 1 dan partikel B di dalam keadaan 2 berbeda dengan
konfigurasi ketika partikel B berada dalam keadaan 1 sedangkan partikel A
dalam keadaan 2. Ketika gagasan di atas diimplementasikan akan
dihasilkan distribusi (Boltzmann) biasa bagi partikel dalam berbagai
tingkat energi. Fungsi distribusi ini menghasilkan hasil yang kurang
fisis untuk entropi, sebagaimana ditunjukkan dalam “paradoks Gibbs”.
Namun, masalah itu tidak muncul pada peninjauan statistik ketika semua
partikel dianggap tak terbedakan. Pada statistik statistik Maxwell-Boltzmann dipandang enam dimensi dari pergerakan molekul, yakni tiga dimensi kedudukan dan tiga dimensi kecepatan. Ruang enam dimensi seperti yang dimaksudkan ini disebut ruang fasa. Selanjutnya ruang fasa ini masih dibagi lagi ke dalam volume kecil enam dimensi yang disebut sel. Molekul terbagi ke dalam sel ini dan terjadilah distribusi molekul menurut sel. Distribusi jumlah molekul dalam sel tanpa memandang molekul secara individu disebut status makro dari sistem sedangkan penentuan molekul tertentu (secara individu) dalam tiap status makro disebut status mikro dari sistem. Kemudianjumlah status mikro terhadap status makro tertentu dinamakan probabilitas termodinamik. Dalam metoda statistik ini dilakukan penentuan probabilitas termodinamik dan selanjutnya ditentukan pula hubungan dari probabilitas termodinamik dengan masalah tenaga-dalam
untuk selanjutnya memperoleh jumlah molekul dalam sel. Secara khusus,
statistika Maxwell-Boltzmann berguna untuk mempelajari berbagai sifat
gas mampat.
a. Statistik Kuantum
Statistika
kuantum adalah paradigma statistik bagi partikel atau sistem partikel
yang perilaku penyusunnya harus digambarkan oleh mekanika kuantum,
alih-alih mekanika klasik karena ukuran mikroskopiknya. Sebagaimana di
dalam statistika klasik (statistika Maxwell-Boltzmann), pusat
permasalahannya adalah mencari fungsi distribusi yang tepat untuk
berbagai temperatur (melukiskan energi kinetik rerata sistem gas).
Meskipun demikian, mengingat fungsi distribusi di dalam mekanika
statistik klasik menggambarkan jumlah partikel di dalam unsur ruang fase
pada jangkau posisi dan momentum tertentu, di dalam statistika kuantum
fungsi distribusi memberikan jumlah partikel di dalam grup
tingkat-tingkat energi. Cacahan partikel yang menghuni setiap tingkat
energi individual dapat satu atau dapat berlebih, tergantung pada
derajat kemerosotan energi serta sifat simetri fungsi gelombang terkait
dengan pertukaran partikel. Untuk fungsi gelombang antisimetrik, hanya
ada sebuah partikel yang dapat menghuni sebuah keadaan, sedangkan untuk
fungsi gelombang simetrik, sejumlah partikel dapat menghuni sebuah
keadaan (pada saat yang sama). Berdasarkan batasan ini, terdapat dua
distribusi kuantum terpisah, yaitu distribusi Fermi-Dirac untuk sistem
yang digambarkan oleh fungsi gelombang antisimetrik dan distribusi
Bose-Einstein untuk sistem yang digambarkan oleh fungsi gelombang
simetrik.
Statistika
Bose-Einstein menentukan distribusi statistik bagi boson pada berbagai
tingkat energi di dalam kesetimbangn termal. Tidak seperti fermion,
boson adalah zarah berspin bulat sehingga tidak mematuhi asas larangan
Pauli;sejumlah besar zarah boson dapat menempati keadaanyang sama pada
saat yang sama pula. Hal itu dapat menjelaskan mengapa pada temperatur
rendah boson dapat berperilaku sangat berbeda dengan fermion; semua
zarah akan menggumpal bersama-sama pada keadaan energi yang paling
rendah. Proses yang demikian itu disebut sebagai “kondensasi Bose-
Einstein”, misalnya fenomena superfluida di dalam helium cair. Di
samping itu sejumlah zarah tergandeng secara efektif juga dapat
bertindak sebagai boson, misalnya, di dalam teori superkonduktor BCS,
sejumlah pasangan elektron tergandeng bertindak seperti boson dan
berkumpul atau menggumpal ke sebuah keadaan yang mengakibatkan
resistansi elektrik nol. Statistika Bose-Einstein diperkenalkan oleh
Bose (untuk foton) pada tahun 1920 dan diperluas oleh Einstein untuk
atom pada tahun 1924.
a. Statistik Fermi-Dirac
Statistika
Fermi-Dirac menentukan distribusi statistik bagi fermion pada berbagai
tingkat energi untuk sebuah sistem di dalam kesetimbangan termal. Dengan
kata lain, statistika ini merupakan probabilitas bagi suatu tingkat
energi untuk dihuni fermion. Fermion adalah zarah tak terbedakan berspin
tengahan dan karena itu mematuhi asas larangan Pauli,yaitu pada saat
yang sama tidak boleh ada lebih dari satu zarah yang dapat menempati
keadaan kuantum yang sama. Kumpulan fermion yang tak saling berinteraksi
disebut sebagai gas Fermi ideal. Statistika Fermi-Dirac diperkenalkan
oleh Enrico Fermi dan Paul Dirac pada tahun 1926. Pada tahun itu pula,
Ralph Fowler memanfaatkannya untuk menggambarkan keruntuhan bintang
menjadi katai putih, dan pada tahun 1927, Arnold Sommerfeld
menerapkannya untuk elektron di dalam logam.
Apa bedanya gan fisika statik sama termodinamika??? bukannya sama yah :0 thx, visit juga www.ipb.ac.id
ReplyDeletedalam termodinamika lebih ditekankan pd hubungan antara sistem dan lingkugan,
ReplyDeletesedangkan pd statistika lebih menekankan ke sistemnya............
segera gan