PROSES PEMBUATAN KERAMIK MASA KINI
Dari hasil
penelitian arkeologi di Banten sejak tahun 1976- 1993, sampai sekarang
penggalian masih terus ditingkatkan untuk menyelidiki lebih detail lagi sampai
dapat kita temukan tata kota kerajaan yang konon seluas dan sebesar Amsterdam
pada saat itu (Chijs, 1881:15), juga hasil temuan yang ada di situs Tirtayasa,
Pontang, Kabupaten Serang pada ekskavasi arkeologi Desember 1993. Dengan
demikian, ilmu-ilmu purbakala akan membuka tabir kejayaan Kerajaan
banten.
Yang lebih penting dititik beratkan pada tulisan ini adalah penelitian keramik lokal, bagaimana sistim pembuatan, dan berapa macam tipe serta aneka ragam hiasnya. Ternyata dari hasil penggalian terhadap benda-benda pecahan keramik yang dikumpulkan, setelah proses klasifikasi benda dan analisa umur benda, keramik khas Banten dapat merebut pasaran dunia saat itu.
Mungkinkah industri keramik pada masa sekarang dapat pesat merebut pasaran dunia perindustrian ?. Pertanyaan yang harus kita jawab sendiri. Yang penting kita berbuat semaksimal mungkin. Ilmu perkeramikan, promosi dan pemasaran serta managemen adalah sangat menentukan untuk maju mundurnya industri, termasuk juga industri keramik untuk mencapai target produktifitas yang pesat. Untuk itu persiapan administrasi harus diutamakan sebelum peningkatan modal dan memperluas industri serta meningkatkan mutu/produktifitasnya.
Data-data tentang keramik masa lalu harus kita jadikan bandingan untuk pengolahan masa sekarang, baik bentuk benda, gaya, sistim pembuatan dan ragam hias pada gerabah hasil temuan arkeoloogi di Banten Lama.
PERSIAPAN PEMBUATAN KERAMIK DI STUDIO
Berikut ini kita coba untuk mempersiapkan beberapa bahan dan peralatan serta tempat pembuatan dengan sistem pembakaran masa kini dengan tidak mengurangi ciri dan identitas keramik khas Banten.
1. Mengenal Tanah Liat (Tanah Keramik) di Banten
2. Proses Pembentukan Keramik.
3. Proses Glasier Dalam Keramik.
4. Rumus Glasier
Yang lebih penting dititik beratkan pada tulisan ini adalah penelitian keramik lokal, bagaimana sistim pembuatan, dan berapa macam tipe serta aneka ragam hiasnya. Ternyata dari hasil penggalian terhadap benda-benda pecahan keramik yang dikumpulkan, setelah proses klasifikasi benda dan analisa umur benda, keramik khas Banten dapat merebut pasaran dunia saat itu.
Mungkinkah industri keramik pada masa sekarang dapat pesat merebut pasaran dunia perindustrian ?. Pertanyaan yang harus kita jawab sendiri. Yang penting kita berbuat semaksimal mungkin. Ilmu perkeramikan, promosi dan pemasaran serta managemen adalah sangat menentukan untuk maju mundurnya industri, termasuk juga industri keramik untuk mencapai target produktifitas yang pesat. Untuk itu persiapan administrasi harus diutamakan sebelum peningkatan modal dan memperluas industri serta meningkatkan mutu/produktifitasnya.
Data-data tentang keramik masa lalu harus kita jadikan bandingan untuk pengolahan masa sekarang, baik bentuk benda, gaya, sistim pembuatan dan ragam hias pada gerabah hasil temuan arkeoloogi di Banten Lama.
PERSIAPAN PEMBUATAN KERAMIK DI STUDIO
Berikut ini kita coba untuk mempersiapkan beberapa bahan dan peralatan serta tempat pembuatan dengan sistem pembakaran masa kini dengan tidak mengurangi ciri dan identitas keramik khas Banten.
1. Mengenal Tanah Liat (Tanah Keramik) di Banten
Tanah liat adalah : hasil pemecahan geologis dari permukaan bumi
secara alamiah oleh cuaca, terik matahari, angin dan air yang terjadi secara
terus menerus.
Di dalam penggunaannya sebagai bahan keramik, tanah liat yang
tergolong secondary clay kita kenal dengan nama dan jenis sebagai berikut
:
a. Tanah Fire Clay/Tanah
Tahan Api.
Komposisinya seperti tanah lain yang terdiri dari Alumina dan
Silica tapi yang mengandung Silica dan kotoran lain. Suhu pembakaran yaitu baru matang 1400 C, suhu pembakaranpun
agak tinggi. Kegunaan Fire Clay/Tanah Tahan Api, dipakai sebagai bahan campuran
untuk pembuatan dinding tungku, papan-papan dalam tungku atau kapsel.
b. Tanah Stone
Ware/Tanah Gerabah Keras.
Tanah ini disebut juga tanah benda batu, biasanya berwarna
kelabu dan matang. Dalam pembakaran pada suhu 1300 C, butir-butir agak kasar dan
mengandung berbagai macam bahan flux/peleleh seperti potash dan soda, bahan
kapur/calsium oksida dalam berbagai kombinasi. Tanah Stone Ware inilah yang
menghasilkan keramik cukup padat kerana pembakarannya cukup memiliki warna dan
tekstur yang menarik karena komposisinya bermacam-macam.
c. Tanah Earthen
Ware/Tanah Keramik Lunak.
Tanah ini tergolong sebagai tanah liat. Pembakarannya pada suhu
reda 900 C - 1050 C, karena tanah ini banyak mengandung flux/bahan pelebur.
Peleleh tanah inilah yang banyak diketemukan dibanyak tempat
misalnya di Tebing, di sungai dan di sawah. Bahan ini sangatlah plastis karena banyak sekali bahan oksida
besi, maka hasil pembakaranpun mempunyai warna tersendiri seperti putih
keabu-abuan dan merah seperti warna teracotta.
2. Proses Pembentukan Keramik.
Proses ini
dimulai dengan sifat tanah keramik itu sendiri yaitu, persyaratan tanah liat
keramik yang daya plastisitasnya sangat baik yang dapat
dibentuk.
Di dalam proses
pembentukan keramik memerlukan teknik-teknik sebagai berikut
:
1. Teknik Pemutaran pada
papan pelarik keramik.
2. Teknik Modeling/membentuk bebas
keramik.
3. Teknik Mengecor
keramik.
4. Teknik Mencetak dengan press/janger
keramik.
3. Proses Glasier Dalam Keramik.
Glasier adalah
Lapisan tipis gelas yang melapisi benda- benda keramik melalui proses pembakaran dan mempunyai kedap air. Glasier dibuat dari bahan yang sama ialah : pasir kwarsa dan silicon dengan melalui pembakaran suhu yang relatif tinggi.
Sedangkan glasier yang terbentuk melalui proses pelelehan dalam tungku pembakaran terdiri atas unsur-unsur dalam bentuk oksidasi. Dalam glasier yang penting adalah pengetahuan tentang hubungan antara bermacam-macam oksida, seperti:
a. Hubungan antara bermacam-macam oksida dalam glasier.
b. Jumlah oksida dalam glasier.
c. Efek dari oksida satu sama lain dalam tungku pembakaran.
Macam-macam oksida dalam glasier yang sudah
jadi adalah sebagai berikut :Lapisan tipis gelas yang melapisi benda- benda keramik melalui proses pembakaran dan mempunyai kedap air. Glasier dibuat dari bahan yang sama ialah : pasir kwarsa dan silicon dengan melalui pembakaran suhu yang relatif tinggi.
Sedangkan glasier yang terbentuk melalui proses pelelehan dalam tungku pembakaran terdiri atas unsur-unsur dalam bentuk oksidasi. Dalam glasier yang penting adalah pengetahuan tentang hubungan antara bermacam-macam oksida, seperti:
a. Hubungan antara bermacam-macam oksida dalam glasier.
b. Jumlah oksida dalam glasier.
c. Efek dari oksida satu sama lain dalam tungku pembakaran.
- Pb O - Lead Oxide (Oksida Tumbel)
- Na2O - Natrium Oxide (Disebut Oksida Soda)
- K2O - Kalium Oxide - Potassium Oxide
- Mg O - Magnesium Oksida
- Ba O - Barium Oksida
- LiO2 - Lithrium Oksida
- SrO2 - Strahium Oxide
- SbO2 - Antimony Oxide
- Zn O - Zine Oxide
- B2O3 - Boric Oxide
- Al2O3 - Alumunium
- TlO2 - Tin Oxide
- SlO2 - Silicon Oxide
- Lood Menie
- Felspat
- Kalspat
- Kaolin
- Kwarsa
- Kapur
4. Rumus Glasier
Alumina Mat O4
Lood Menie 451,10 gr.
Kapur 109,10 gr.
Felspat 210,35 gr.
Kwarsa 64,10 gr.
Kaolin 165,35 gr.
____________________
RH (Transparan) O7 - O5
Lood Menie 521 gr.
Felspat 203 gr.
Kaolin 30 gr.
Kalspat 59 gr.
Kwarsa 187 gr.
____________________
Barium Mat O2
Lood Menie 342 gr.
Kalspat 60 gr.
Felspat 216 gr.
Kwarsa 81 gr.
Ball Clay 102 gr.
Barium Carbonat 117 gr.
5. Proses Pengeringan dan Pembakaran Tanah Keramik.
Dalam proses
pengeringan tanah keramik ialah bahan yang plastis dan mudah dibentuk pada waktu
menjadi kering dan tanah liat akan susut sebanyak 5 - 8 %.
Penyusutan ini
terjadi sangat lambat tergantung dari kondisi lingkungan serta khususnya udara
dan suhu.
Oleh karena itu
pengeringan sebuah benda yang telah dibentuk harus diperhatikan dengan baik,
karena pengeringan yang tidak merata akan menghasilkan penyusutan yang tidak
seimbang dengan akibat terjadinya retakan- retakan pada dinding keramik. Setelah
proses pengeringan keramik dilanjutkan dengan proses pembahasan
keramik.
6. Proses Pembahasan Keramik.
a). Pertama-tama waktu suhu pembakaran mencapai
100oC, air bebas yang ada dalam tanah liat akan mendidih dan keluar
menjadi uap.
Pada saat itulah tanah tidak mengandung air bebas dan menjadi
kering.
b). Perubahan berikut akan terjadi pada suhu
kira-kira 350oC. Pada suhu tersebut air yang terikat secara kimiawi
dalam tanah liat mulai keluar (Al2O3, 2SiO2,
2H2O) dan menguap, harus dilakukan secara lambat, juga disebut
Chemically Combinasy Water.
c). Apabila mencapai suhu 500 C, tanah itu sudah
tidak mengandung H2O dan tanah itu masih rapuh belum terikat dan
belum keras. Istilah ini dapat juga disebut dengan istilah
Dehidrasi/Dehydrated.
d). Setelah 900oC dalam pembakaran
terjadi pembentukan oksida-oksida secara sempurna. Setelah proses
oksidasi/oxydation adalah waktu terjadinya dekomposisi dari komponen- komponen
tanah liat bukan berupa oksida yang meliputi pemecahan.
Bahan-bahan
organik yang ada dalam tanah liat tersebut seperti Carbon (Arang), Sulfur
(Belerang).7. Peralatan Studio Keramik
1). Tungku pembakaran keramik atau kilu.
2). Peralatan pembentukan keramik dengan sistim cetak.
a. Papan pelarik (meja putar).
b. Hand Well (meja putar tangan).
Model Well Deco (meja putar dekorasi).
c. Butsir (alat pembentuk keramik).
d. Lingkaran bulat triplek (alas pada keramik).
e. Kain.
f. Ember.
g. Singkup.
h. Kape.
i. Timbangan kg. untuk mengukur berat tanah.
j. Plat besi (alat untuk ngemal keramik).
k. Gunting seng.
l. Molen (mesin giling/penghancur glasier).
b. Hand Well (meja putar tangan).
Model Well Deco (meja putar dekorasi).
c. Butsir (alat pembentuk keramik).
d. Lingkaran bulat triplek (alas pada keramik).
e. Kain.
f. Ember.
g. Singkup.
h. Kape.
i. Timbangan kg. untuk mengukur berat tanah.
j. Plat besi (alat untuk ngemal keramik).
k. Gunting seng.
l. Molen (mesin giling/penghancur glasier).
2). Peralatan pembentukan keramik dengan sistim cetak.
a. Bahan gips.
b. Karet ban/karet.
c. Karet/cairan silikon (pelapis pembentuk).
b. Karet ban/karet.
c. Karet/cairan silikon (pelapis pembentuk).
3). Peralatan lainnya.
a. Toples.
b. Ember besar.
c. Jolang/baskom.
d. Sendok nasi.
e. Kalkulator.
f. Kompresor.
b. Ember besar.
c. Jolang/baskom.
d. Sendok nasi.
e. Kalkulator.
f. Kompresor.
a. Tin Oxide Warna Putih.
b. Sirkon Oxide Warna Putih.
c. Cobalt Oxide Warna Biru.
d. Stain Campuran Pewarna Hijau
e. Cuper Oxide Warna Hijau.
f. Mangan Warna Ungu.
g. Crome Oxide Warna Hijau + Warna Merah.
h. Ferro Oxide Warna Cream + Warna Coklat.
i. Antimon Oxide Warna Kuning.
1. BENTUK : BULAT 25 x 15 cm.
Perhari : 10 buah
Perminggu : 30 buah
Pembakaran : perminggu 3 kali, perbulan 12 kali
Perbulan : pembakaran dan penggelasiran keramik
12 kali
Kapasitas tungku : 1,5 kubik
Perbulan dapat menghasilkan 60 keramik jadi
Rijek ± 10 buah
Perminggu : 30 buah
Pembakaran : perminggu 3 kali, perbulan 12 kali
Perbulan : pembakaran dan penggelasiran keramik
12 kali
Kapasitas tungku : 1,5 kubik
Perbulan dapat menghasilkan 60 keramik jadi
Rijek ± 10 buah
2. BENTUK : BULAT 100 x 80 cm.
Perhari : 3 buah
Perminggu : 12 buah
Pembakaran : perminggu 3 kali, perbulan 12 kali
Perbulan : pembakaran dan penggelasiran keramik
12 kali
Perbulan dapat menghasilkan 20 keramik jadi
Rijek ± 6 buah
Perminggu : 12 buah
Pembakaran : perminggu 3 kali, perbulan 12 kali
Perbulan : pembakaran dan penggelasiran keramik
12 kali
Perbulan dapat menghasilkan 20 keramik jadi
Rijek ± 6 buah
3. BENTUK : GUCI SETENGAH BESAR 80 x 40 cm.
Perhari : 6 buah
Perminggu : 18 buah
Pembakaran : perminggu 3 kali, perbulan 12 kali
Perbula : pembakaran dan penggelasiran keramik
12 kali
Perbulan dapat menghasilkan 30 keramik jadi
Rijek ± 6 buah
Perminggu : 18 buah
Pembakaran : perminggu 3 kali, perbulan 12 kali
Perbula : pembakaran dan penggelasiran keramik
12 kali
Perbulan dapat menghasilkan 30 keramik jadi
Rijek ± 6 buah
No comments:
Post a Comment