BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Rangkaian
filter (rangkaian penyaring) merupakan rangkaian yang di desain hanya untuk
memperbolehkan suatu frekuensi pada rentang tertentu memiliki nilai redaman
(atenuasi) yang kecil (disebut sebagai ’Pass
Band’), sedangkan pada rentang frekuensi lainnya memiliki nilai redaman
yang sangat besar (disebut sebagai ’Attenuation
Band’ atau ’Stop Band’).
Sebuah rangkaian filter bisa terdiri
hanya dari komponen-komponen pasif dan biasa disebut sebagai rangkaian filter
pasif (Passive Filter Network).
Ada juga rangkaian filter yang menggunakan komponen-komponen aktif dan biasa
disebut sebagai rangkaian filter aktif (Active
Filter Network). Daerah filter terdiri dari low pass filter dan high pass filter.
Low pass filter merupakan rangkaian
filter yang memberikan redaman sangat kecil pada frekuensi di bawah frekuensi
cut-off (-3dB ) yang telah ditentukan, sedangkan frekuensi di atas frekuensi
cut-off akan mendapatkan redaman yang sangat besar. Lebih sederhana-nya, hanya
frekuensi rendah saja yang dapat melewati rangkaian filter ini. Rangkaian low
pass filter dapat dibangun menggunakan dua jenis rangkaian dasar, yakni
rangkaian low pass filter induktif dan rangkaian low pass filter kapasitif.
Filter
aktif high pass atau sering disebut dengan Active High Pass Filter (Active HPF)
atau juga disebut dengan filter aktif lolos atas adalah rangkaian filter yang
akan melewatkan sinyal input dengan frekuensi diatas frekuensi cut-off
rangkaian dan akan melemahkan sinyal input dengan frekuensi dibawah frekuensi
cut-off rangkaian dan ditambahkan rangkaian penguat tegangan menggunakan
operasional amplifier (Op-Amp).
Rangkaian
high pass filter aktif pada dasarnya sama saja dengan filter pasif high pass,
perbedaannya pada bagian output filter aktif high pass ditambahkan rangkaian
penguat tegangan. Untuk mengetahui tipe – tipe filter aktif dan fungsinya, maka
dilakukan praktikum tentang filter aktif.
1.2
Tujuan
1. Untuk
mengetahui nilai tegangan cuttoff pada 20 dB
2. Untuk mengetahui sifat dari rangkaian filter aktif orde I
3. Untuk mengetahui ciri khas gelombang rangkaian filter
aktif orde I
BAB
II
DASAR
TEORI
Filter
aktif mempergunakan amplifier bersama-sama dengan resistor dan kapasitor untuk
mencapai cirri-ciri khas rekuensi selektif. Filter aktif menawarkan sejumlah
keuntungan dibanding filter pasif (RLC). Filter aktif tidak memerlukan
induktor, yang secara fisik besar pada frekuensi rendah (sebagai contoh
frekuensi audio) dan karenanya tidak cocok dipakai dalam desain kompak yang
menggunakan rangkaian terpadu. Selain itu, filter aktif menawarkan keluwesan
(kemampuan dalam segala hal/serba bisa) dalam desain, control yang dapat
deprogram dari sifatnya yang memungkinkan dan bila diperlukan. Kekurangannya adalah filter aktif memerlukan
pasokan daya, yang akan memasukkan noise ke dalam system, dan dalam hal filter
kapasitor yang dipswitch, sinyal waktu dapat menimbulkan gangguan dan distorsi.
Akan tetapi, problem potensial ini semuanya dapat dihindarkan dengan
perancangan yang baik. Filter low pass RC yang sederhana dan versi filter
aktif. Fungsi transfer untuk filter RC adalah :
H(f)=
Vout /Vin = 1/ 1 + jwRC ……….……………………………...…. (2.1)
Agar dapat mengambil tegangan output
dari kapasitor tanpa membebaninya dengan rangkaian berikutnya, suatu pengikut
tegangan (voltage follower) dipergunakan. Di sini rangkaian amplifier
operasional memberikan suatu inpedansi masukan yang sangat tinggi, (dalam
jangkauan megaohm), suatu impedans keluaran yang sangat rendah (hanya beberapa
puluh ohm saja), dan suatu penguatan tegangan besar unity (satu).
Resistor R dalam jalur umpan balik
adalah untuk mengompensasi offset dc yang terjadi melintasi masukan R. filter
yang diperlihatkan itu adalah Butter-worth order pertama, menunjukkan bahwa m =
1 dan fc = 1/2
, di mana fc adalah frekuensi -3 dB
nya. Respon Butterworth order kedua dapat dicapai dengan menggunakan rangkaian.
Untuk filter ini, frekuensi -3 dB
nya adalah
fc
= 1/
RC ……………..……………......………….
(2.2)
Fungsi
tranfernya
H
(f) = 1/ 1-(flfc)2 + j
fl fc ………………….……………………... (2.3)
Besarnya
fungsi adalah
|H(f)
= 1/
……………………………………………....…
(2.4)
Dalam realisasi rangkaian terpadu
filter aktif, batas fisik membatasi nilai resistor sampai sekitar maksimum 10
KΩ, dan kapasitor sampai sekitar 100 pF. Jadi untuk filter order kedua, batas
pada frekuensi -3 dB itu adalah sekitar 113 KHz. Untuk mengurangi ini sampai
sekitar 4 KHz sebagaimana yang diperlukan untuk penerapan telefoni akan
memerlukan nilai R dan/atau C yang lebih besar, yang tidak dapat dilaksanakan
dalam bentuk IC. Pendekatan IC dipecahkan dengan menggunakan filter switched
kapasitor. Sebuah
kapasitor yang dihubungkan ke suatu tegangan v melalui sakelar MOS yang
dipswitch on dan off oleh suatu sinyal waktu gelombang persegi. Prasyarat telah
dibuat untuk melepaskan muatan kapasitor ke tanah melalui sakelar MOS lain,
yang beroperasi dengan beda fase 180o dengan yang pertama: yaitu
apabila satu switch on, yang lainnya off, dan sebaliknya. Waktu periode on
dilambangkan dengan Tc, yang sama dengan periode off, dan frekuensi waktunya
adalah fc = ½ Tc.
Perhatikan rangkaian dengan C yang
pertama-tama dibuang muatannya, sakelar 1 tertutup, dan sakelar 2 terbuka.
Dengan membuat frekuensi klok jauh lebih besar dari komponen tertinggi
frekuensi sinyal, maka tegangan v tidak akan berubah banyak selama waktu Tc
(walaupun merupakan fungsi waktu), dan kapasitor mengisi sampai ketegangan v.
pada saat switch 1 terbuka, switch 2 tertutup, dan kapasitor dibuang muatan
sampai nol dalam waktu Tc, siap untuk putaran berikutnya.
Dua muatan dapat ditulis untuk
muatan yang diteriman oleh kapasitor selama periode pemuatan, q = Cv dan q =
iTc dimana I adalah rata-rata arus muatan dalam periode ini. Gabungkan kedua
ekspresi untuk q memberikan hubungan antara v dan I sebagai
V
= iTc/C ……………………………………………… (2.5)
Ini
dapat diinterprestasikan sebagai suatu bentuk hokum Ohm, dimana resistans R
ekivalen dengan
R
= Tc/C = ½ fc C……...………………………………………
(2.6)
Faktor 2 memasuki persamaan ini
karena frekuensi waktu ditetapkan sebagai fc = ½ Tc ( ada teks yang
menetapkan ini sebagai fc = 1/ Tc, sehingga R ekivalennya ditunjukkan
sebagai R = 1/Cfc). Ini mungkin Nampak seperti suatu cara yang terlalu teliti
untuk membuat sebuah resistor R, tetapi dalam teknologi IC, dapat dibuat jauh
lebih kecil daripada fisik resistor dan rangkaian untuk sinyal waktu juga siap
difabrikasi sebagai bagian dari IC.
Jalur pembuangan muatan untuk
kapasitor C1 dan C2 lewat melalui sakelar-sakelar MOS Q2 dan Q3 ketanah virtual
pada input amplifier operasional. Cabang kapasitor saklar karenanya dapat
dianalisis dengan cara yang ditujukan terdahulu, yang menghasilkan suatu
resistans ekivalen seri dengan input R1 =
Tc/C1 dan dalam jalur umpan balik R2 = Tc/C2. Analisis tentang rangkaian
ekivalen itu menghasilkan fungsi transfer
H
(f) = -R2/R1 . 1/1 + jwR2C3 …………………………...(2.7)
Ini kelihatannya memberikan gain
inverting besaran R2/R1 pada frekuensi rendah. Dengan dibuatnya R1 = R2, maka
dapat respons Butterworth order pertama, tetapi disertai tambahan pergeseran
fase 180o akibat dari gain inverting. Filter kapasitor saklar
merupakan suatu system data sampel. Dalil sampling Niquist menyatakan bahwa
frekuensi sampling harus paling kecil dua kali lipat frekuensi tertinggi pada
analog yang sedang disampel. Untuk keperluan sekarang perlu dicatat bahwa
rangkaian kapasitor saklar komersial biasanya beroperasi dengan frekuensi
sampling yang jauh diatas batas bawah Nyquist, 50 sampai 100 kali lazimnya.
Motorola MC 145414 merupakan suatu
contoh tentang filter kapasitor saklar IC. Unit ini mengandung dua filter kapasitor
saklar low-pass terpisah selain ada tambahan rangkaian lainnya, sebuah
sekematik filter yang meliputi sebuah amplifier operasional umum yang
dipergunakan sebagai filter penolak 60 Hz pada input filter kapasitor saklar A.
komponen untuk filter ini ditambahkan di luar. ( Dennis Roddy, 2001)
Filter aktif RC adalah rangkaian
pemilah frekuensi yang komponen – komponen pasifnya terdiri dari tahanan (R),
kapasitor (C) dan OpAmp sebagai komponen aktif. Tidak digunakannya induktasni
merupakan suatu keuntunguan terutama dalam fabrikasi rangkaian terpadu. Dalam
rangkaian diskritpun, komponen induktansi selalu besar dan tidak linear dan
dapat memancarkan disipasi energy dengan daya yang besar.
Dalam gambar 2.1(a), V1(t) merupakan
sinyal dengan beberapa komponen yang frekuensinya berbeda – beda. Rangkaian
pemilah frekuensi dalam hal ini memilih sinyal dengan frekuensi tertentu saja,
demikian sehingga V2(t) merupakan tegangan dengan salah satu (daerah) frekuensi
saja. Pemisahan frekuensi ini dinyatakan dalam apa yang dinamakan fungsi alih H
(jw), yang merupakan perbandingan tegangan sinyal keluaran dan tegangan sinyal
masukan, seperti yang ditunjukkan dalam gambar 2.1 (b).
(a) (b)
Gambar
2.1 Rangkaian Filter (a) domain waktu, (b) domain frekuensi
Ada
empat jenis filter ideal, yang memiliki tanggapan frekuensi ideal. Tanggapan
frekuensi filter ideal tersebut adalah dari jenis filter – filter (a) lewat
bawah (low pass), (b) lewat pita (band pass), (c) lewat atas (high pass) dan
(d) penolakan pita (band rejection) (eliminasi pita).
Pada
filter lewat bawah (low pass) (a), keluaran filter (yang mungkin merupakan
penguatan), yang dinyatakan oleh H (j2πf) muncul untuk frekuensi – frekuensi
rendah, dalam gambar ditunjukkan dari frekuensi nol sampai frekuensi batas atas
fH. Pada filter lewat pita (band pass) (b), keluaran filter yang
dinyatakan oleh H (j2πf) muncul untuk frekuensi - frekuensi antara frekuensi –
frekuensi bawah (f1) dan frekuensi batas atas f(2).
Pada
filter lewat atas (high pass) (c), keluaran filter yang dinyatakan oleh H
(j2πf) muncul untuk frekuensi - frekuensi antara frekuensi – frekuensi bawah
(fL) dan frekuensi batas atas tak terhingga. Sedangkan pada filter penolakan
pita (band rejection) (eliminasi pita) (d), keluaran filter yang dinyatakan
oleh H (j2πf) tidak muncul untuk frekuensi – frekuensi antara frekuensi batas
bawah (f1) dan frekuensi batas atas (f2).
Atau
secara matematis, untuk filter (a) lewat bawah (low pass), pada frekuensi
antara 0<f<fH, H (j2πf)>0, dan f>fH, H
(j2πf) = 0. Untuk filter (b) lewat pita
(band pass), pada frekuensi antara f1<f<f2, H (j2πf) >0, dan f>f2,
dan f>f1, H (j2πf) = 0. Untuk filter (c) lewat atas (high pass) pada
frekuensi antara 0<f<fL H (j2πf) = 0, dan f>fL, H (j2πf) = 0. Dan untuk filter (d) penolakan pita (band
rejection) (eliminasi pita) pada frekuensi antara 0<f<f1, H (j2πf),
antara f1<f<f2, H (j2πf) = 0, dan untuk f>f2, H (j2πf)>0.
Pada kenyataannya, tanggapan
frekuensi filter tidak seideal pada
pipa lewat (bandpass), dimana ada tanggapan, dalam keadaan ideal, tanggapan
maximumnya adalah Ho. Pada kenyataanya tanggapan H (j2πf) itu tidak perlu tetap
besarnya, tetapi kurang dari harga maximum tersebut, yaitu sebesar H1. Beda
antara Ho-Hi dinamakan kerutan.
Batas
pita lewat adalah batas frekuensi atas fH, dimana H (j2πf) = Ho – 3 (dalam dB).
Tetapi kadang – kadang digunakan batas frekuensi putus fC. Karena fC merupakan
frekuensi maximum di mana H (j2πf) = H1, maka dinamakan juga sebagai lebar pita
“kerutan”. Pita stop menunjukkan daerah frekuensi, dimana tanggapana frekuensi
menurun. Attenuasi adalah selisih antara Hodan H2 (dalam dB). Frekuensi pita
stop fS adalah frekuensi minimum di attenuasi diperoleh. Daslam pita stop
mungkin juga terdapat pula kerutan.
Persamaan
umum matematika untuk menyatakan tanggapan H (j2πf) atau H (s) adalah :
H
(s) =
………….………………………………..............… (2.8)
Di mana A (s) dan B (s) merupakan persamaan –
persamaan polynomial dengan peubah frekuensi s. H (s) dapat dinyatakan dalam
bentuk berikut ;
H
(s) =
……………………..................................…(2.9)
Persamaan
(2.9) ini dinamakan fungsi biquadratik atau disingkat biquad, karena baik
pembilang maupun penyebut merupakan kuadrat s. keempat fungsi ideal dalam
gambar 2.2 dapat dinyatakan dalam bentuk (2.9), dengan mengatur koefisien –
koefisiennya.
H(s)
=
………………………..….…..............(2.10)
Ho = K/wo2. Persamaan ini mempunyai
bentuk yang sama dengan fungsi alih penguat umpan balik dua kutub.
Filter
Butterworth adalah filter yang persamaan fungsi alihnya dapat dinyatakan oleh
pendekatan polynomial – polynomial Butterworth dengan karakteristik lewat bawah
(low pass). Persamaan fungsi alihnya adalah H (s) = Ho/B (s), di mana B (s)
adalah polynomial Butterworth seperti berikut :
B
(s) – 1 + (w/wo)2n ……………………………………..….…(2.11)
Bentuk tanggapan frekuensi untuk berbagai harga n dari
persamaan polinomial Butterworth. Dapat dilihat, bahwa w= wo, untuk semua harga
n, harga normal H ( j2pf ) / Ho turun sebesar 3 dB. Makin besar harga n,
tanggapan frekuensi semakin mendekati tanggapan frekuensi ideal.
Polinomial
B(s) untuk berbagai harga order n ( sampai n-8 ). Untuk n genap, polinomial
merupakan hasil kali biquadratik. Untuk n ganjil, polinomial mrngandung faktor
suku (s+1). Akar dari polinomial Butterworth berada pada lingkaran satuan.
Berbeda dengan filter Butterworth, dalam filter
Chebyshev dimungkinkan adanya kerutan pada pita lewatnya (passband). (
Sutanto, 1994)
Filter yang ideal lulus memungkinkan hanya sebuah band
frekuensi yang ditentukan untuk lulus, benar-benar mencerminkan semua yang
lain, juga tidak memiliki kerugian dan waktu kelompok konstan propagasi dy / dw
(fase adalah fungsi linear dari frekuensi). Filter nyata mencoba untuk
mengeksekusi dengan cara yang sebaik mungkin satu atau lebih dari karakteristik
ini, tetapi tidak pernah semua dari mereka pada saat yang sama, karena yang
terakhir, setidaknya, dicapai dengan mengorbankan yang lain dan selalu mengarah
ke kompromi. Untuk membantu memecahkan masalah ini, fisikawan matematika telah
didefinisikan mendekati fungsi yang, seperti yang ditunjukkan oleh nama mereka,
memungkinkan pendekatan teoritis terhadap solusi praktis dengan menggunakan
model.
Fungsi
aproksimasi yang paling banyak digunakan adalah dari Butterworth, Cauer
(elips), Legendre, gauss, Bessel, dan di atas semua Tchebycheff, nama terkenal
di beberapa ejaan, yang sebenarnya mencakup fungsi keluarga yang terdiri dari
sejumlah besar varian. Hal ini diperlukan terutama untuk membedakan polinomial
Tchebycheff dari fungsi rasional dengan nama yang sama, yang jumlahnya banyak
adalah kasus tertentu.
Di
sini kita masuk ke rincian yang tidak benar-benar menarik bagi insinyur
aplikasi, tapi kita akan menemukan, dalam hal kebutuhan atau keingintahuan
belaka, semua perkembangan dalam karya rujukan seperti Zverev. Para filter Tchebycheff polinomial jenis
pertama adalah yang paling banyak digunakan di radio karena mereka memiliki
keluar terbesar selektivitas band, setelah filter elips. Ciri lainnya adalah
bahwa kutub ditolak hingga tak terbatas, yaitu, penurunan respon amplitudo
kontinu di kedua sisi dari band yang lewat, yang tidak demikian halnya untuk
filter cauer, yang memiliki fluktuasi pada pita penolakan.
Dalam
interior band yang lewat, Tchebycheff menyajikan riak amplitudo konstan, yang
jumlah maksimum dan minimum sesuai dengan urutan fungsi. Mulai sekarang kita akan
menggunakan fungsi ini mendekati eksklusif, yang merupakan terbaik disesuaikan
sehubungan dengan selektifitas dan yang, sebagai akibatnya, secara sistematis
digunakan dalam industri HF filtering, untuk desain dan produksi band lulus.
Fakta bahwa waktu propagasi grup tidak konstan dalam band lewat tidak masalah
besar dalam domain telekomunikasi, karena lebar ditempati oleh pembawa cukup
sempit bagi kita untuk mempertimbangkan fase untuk menjadi linear sebagai
fungsi dari frekuensi.
Kami
mencatat bahwa urutan fungsi sesuai dengan jumlah ekstrem dalam
keseimbangan dari lewat
bawah dan jumlah maksimum lewat pita berubah, dan jumlah ini
akan juga bahwa dari resonator digunakan untuk memproduksi filter fisik.
Tingkat kehilangan tiga a, b, c ditunjukkan dalam diagram sesuai dengan
kerugian resistif, band equiripple dan return loss, masing-masing. Mari kita
lihat ini lebih dekat. Model lewat bawah
yang ideal mewakili nol kehilangan. Kami tidak mengalami peningkatan redaman
yang pergi ke arah bawah dalam sistem konvensional amplitudo / frekuensi
koordinat menyerupai apa yang kita lihat di analisa. Filter yang sebenarnya
memiliki resistensi non-nol yang diterjemahkan oleh disipasi panas, dan dengan
demikian oleh kerugian tertentu, itu adalah tingkat absis a, dimana maksimum dari keseimbangan yang bersinggungan. Batas
minimum ini terletak pada tingkat b. tingkat ini yang dipilih,
dalam prosedur perhitungan filter, sebagai fungsi adaptasi minimum yang
diperlukan, dan lebih umum sebagai fungsi dari kendala-kendala yang kita impor di atasnya dan yang diterjemahkan secara global, pada buku spesifikasi, dengan model. ( Bernard
Piette, 2010 )
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Peralatan
dan Komponen
3.1.1. Peralatan dan Fungsi
1. Signal generator
Fungsi : sebagai
pengkondisi sinyal.
2. Jumper
Fungsi : sebagai
penghubung komponen dengan komponen.
3. Penjepit
buaya
Fungsi
: sebagai penghubung peralatan dengan peralatan dan peralatan dengan komponen.
4. PSA
Simetris 15 V
Fungsi : sebagai
sumber tegangan Vcc
.
5. Osiloskop
Fungsi : untuk
menampilkan bentuk gelombang dari sinyal
listrik.
6. Protoboard
Fungsi : sebagai
tempat merangkai komponen sementara.
7.
Multimeter
Fungsi : untuk mengukur tegangan.
3.1.2. Komponen dan Fungsi
1. IC
Op-Amp LM 741 (1 buah)
Fungsi : sebagai
penguat tegangan pada rangkaian.
2. Kapasitor
10 µF (2 buah)
Fungsi : sebagai filter arus AC.
3. Resistor
1K5, 150 Ω
(4 buah)
Fungsi : sebagai
penghambat arus dan pembagi tegangan.
3.2. Prosedur
Percobaan
1. Dipersiapkan
peralatan serta komponen yang akan digunakan dalam percobaan.
2. Dirangkai
komponen pada Protoboard seperti gambar dibawah:
3. Dihubungkan
pin 6 ke kutub (+) Osiloskop
dan ground.
4. Dihubungkan
ground pin 3 ke PSA Simetri,
kaki 4 ke (-12)
PSA Simetri, dan kaki 7 ke (+12) PSA Simetri.
5. Dihubungkan
+ Signal Generator ke kapasitor 10 µF pada kaki 2.
6. Dihubungkan
Osiloskop, Signal Generator, dan PSA Simetri ke sumber tegangan PLN.
7. Dihidupkan
Osiloskop, Signal Generator, dan PSA Simetri.
8. Diatur
frekuensi 100Hz pada Signal Generator dan dilihat gelombang yang ditampilkan
pada Osiloskop.
9. Diukur
besar tegangan keluaran (Vout) melalui tampilan Multimeter.
10. Dicatat
besar Vout.
11. Diulangi
prosedur nomor 8 – 10 untuk frekuensi hingga 1000Hz dengan interval
100.
12. Dicatat
data yang diperoleh di kertas data.
BAB IV
ANALISA
DATA
4.1
Gambar
Percobaan
4.2
Data Percobaan
Frekuensi (Hz)
|
Tegangan (V)
|
100
|
0,02
|
200
|
0,01
|
300
|
0,01
|
400
|
0,01
|
500
|
0,01
|
600
|
0,01
|
700
|
0,01
|
800
|
0,01
|
900
|
0,01
|
1000
|
0,01
|
Medan, 06
Mei 2013
Asisten Praktikan
(BAGINDA HELBIN SITORUS) (RINTO
PANGRIB)
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
1. Nilai tegangan cuttoff pada 20 dB adalah pada frekuensi
yang sangat rendah yaitu f<fH :
Pada f = fH
:
Pada fH penguatannya menjadi 0,707 Af
2. Sifat dari rangkaian filter aktif orde I adalah filter lolos-rendah orde pertama (1st order) rolloff-nya -6 dB/oktaf atau -20
dB/dekade.
Keterangan
:
=
amplitude response (tanggap
amplitudo), satuannya deci Bell
fc
= cutoff frequency
Berdasar
definisi :
Jika Vo > Vi; terjadi penguatan, nilai dB
merupakan nilai positif
Jika
Vo < Vi; terjadi pelemahan (atenuasi), karena dB-nya menjadi negatif
Konfigurasi
non-inverting dengan penguatan 1. Bentuk
umum Tranfer Fuction (TF) dalam s-domain
dari LPF orde 1 adalah
Dimana
ai adalah filter koofisien yang nilainya disesuiakan dengan
karakteristik filter yang digunakan. Dan H0 adalah penguatan pada
daerah passband.
TF
adalah :
Karena Op-Amp dirangkai
dalam benuk voltage follower maka penguatannya adalah 1, sehingga dari
persamaan didapat bentuk:
Dengan membandingkan
antara persamaan (1) dan (3), maka di dapat :
Sehingga
dari persamaan (4) dengan mengasumsikan terlebih dahulu nilai dari C dan frekuensi cut-off ,
Maka akan didapat nilai R.
3.
Ciri khas gelombang
rangakain filter aktif orde I adalah
5.2
Saran
1. Sebaiknya
praktikan mengetahui cara membaca warna
cincin resistor
2. Sebaiknya
praktikan mengetahui kaki-kai IC LM 741
3. Sebaiknya
praktikan mempelajari datasheet dari LM 741
4. Sebaiknya praktikan teliti dalam membaca skala gelombang
yang terdapat pada osiloskop
DAFTAR
PUSTAKA
Piette,
Bernard. 2010. VHF / UHF FILTERS AND MULTICOUPLERS. London : John Wiley &
Sons,
Inc.
Halaman : 83 – 85.
Roddy,
Dennis, dkk. 2001. KOMUNIKASI ELEKTRONIKA. Jakarta : PT Prenhallindo.
Halaman :
159 – 163.
Sutanto.
1994. RANGKAIAN ELEKTRONIKA (ANALOG). Depok : Universitas Indonesia.
Halaman : 146 – 151.
Medan, 06
Mei
2013
Asisten Praktikan
(BAGINDA HELBIN SITORUS) (RINTO
PANGRIB)
No comments:
Post a Comment