Tuesday, 11 June 2013

PENGUAT OPERASIONAL AMPLIFIER (OP-AMP)




BAB I

PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang
Penguat operasional (operational amplifier) atau yang biasa disebut op-amp merupakan suatu jenis penguat elektronika dengan hambatan (coupling) arus searah yang memiliki bati (faktor penguatan) sangat besar dengan dua masukan dan satu keluaran. Penguat diferensial merupakan suatu penguat yang bekerja dengan memperkuat sinyal yang merupakan selisih dari kedua masukannya.
Penguat operasional pada umumnya tersedia dalam bentuk sirkuit terpadu dan yang paling banyak digunakan adalah rangkaian seri. Penguat operasional dalam bentuk rangkaian terpadu memiliki karakteristik yang mendekati karakteristik penguat operasional ideal tanpa perlu memperhatikan apa yang terdapat di dalamnya.
Penguat operasional adalah perangkat yang sangat efisien dan serba guna.. Contoh penggunaan penguat operasional adalah untuk operasi matematika sederhana seperti penjumlahan dan pengurangan terhadap tegangan listrik hingga dikembangkan kepada penggunaan aplikatif seperti komparator dan osilator dengan distorsi rendah serta pengembangan alat komunikasi.
Selain itu aplikasi pemakaian op-amp juga meliputi bidang elektronika audio, pengatur tegangan dc, tapis aktif, penyearah presisi, pengubah analog digital dan pengubah digital ke analog, pengolah isyarat seperti cuplik tahan, penguat pengunci, kendali otomatik, computer analog, elektronika nuklir, dan lain-lain.
Dikatakan penguat operasional serba guna sebab, pada penggunaan penguat operasional untuk operasi matematika sederhana seperti penjumlahan dan pengurangan terhadap tegangan listrik. Penggunaan aplikatif dari operational amplifier dapat dilihat pada komparatorr dan isolator distorsi rendah. Karena pentingnya penggunaan dari penguat operasional ini, maka pada praktikum kali ini tentang penguat operasional.


1.2  Tujuan
     1. Untuk mengetahui sifat dasar dan karakteristik penguat operasional
     2.  Untuk mengetahui aplikasi penguat operasional dalam beberapa fungsi
     3.  Untuk mengetahui fungsi penguat operasional dalam berbagai jenis
     4.  Untuk mengetahui hubungan gain inverting dan non inverting


BAB II

DASAR TEORI


Salah satu dari rangkaian elektronika yang paling banyak digunakan adalah penguat operasional (operational amplifier) atau op-amp. Rangkaian ini merupakan penguat dua masukan dengan penguat yang sangat tinggi (Av dapat mencapai 106 lebih). Salah satu masukannya menguatkan sinyal, menghasilkan keliuaran terbalik (berlawanan fasa). Masukannya yang lain akan menguatkan sama besar, tetapi keluarannya sefasa dengan masukannya. Bekerja dalam keadaan simpal (loop) terbuka (tanpa umpan balik) masukannya mempunyai impedansi yang sangat besar terhadap tanah (0,5-1000 MegaOhm), dan keluarannya mempunyai impedansi yang sangat rendah terhadap tanah, mendekati karakteristik optimum sebuah penguat. Di dalam banyak penerapannya op amp memerlukan catu daya positif dan negative, meskipun terminal negative dapat ditanah kan dan pada beberapa hal dapat digunakan sebuah catu daya.
              Rangkaian op amp yang disederhanakan, bila penguat tersebut mempunyai Av sebesar 106, maka sinyal Av sebesar 1-µV dapat menghasilkan keluaran 1-V dengan cacat sebesar 3%. Impedansi umpan balik Zf, biasanya menjaga penguatannya kurang dari 100. Hal ini akan mengurangi cacat menjadi lebih kecil dari 0,0003%, yang dapat diabaikan. Karena besarnya factor umpan balik, maka jatuh tegangan ac dan impedansi dari titik pertemuan penjumlahan (summing junction), SJ dan tanah sangat kecil sehingga dapat diabaikan. Setiap sinyal masukan akan menghasilkan teganagn pada Zi, dan sinyal keluaran akan timbul diantara terminal keluaran dan SJ, karena boleh dikatakan berada pada potensial tanah. Penguatan dari penguat ini adalah Vout/Vin atau Zf/Zi. Jadi, bila Zi dan Zf keduanya bernilai 100 ohm maka penguatannya adalah satu. Bila Zi bernilai 1 kΩ dan Zf bernilai 10 kΩ, maka penguatannya adalah 10; bila Zi bernilai 1kΩ dan Zf bernilai 100 kΩ secara seri, maka akan terjadi sebuah penguat dengan penguatan yang dapat diubah-ubah dari 0,1 sampai 100. Tegangan keluaran puncak terbatas sampai sekitar 50% besarnya Vcc.
              Beberapa kegunaan op amp antara lain:
1.      Bila dua impedansi masukan terpisah diberikan pada Sj, tegangan keluarannya akan merupakan penjumlahan aljabar dari kedua masukan, dan rangKaian dapat digunakan pada komputer analog (bukan digital).
2.      Bila Zf berupa kapasitor dan Zi adalah merupakan resistor, maka rangkaian bekerja sebagai integrator presisi, menghasilakan tegangan tanjak yang naik secara linier.
3.      Bila Zf berupa resistor dan Zi adalah merupakan kapasitor, maka rangkaian dapat digunakan sebagai diferensiator presisi untuk menghasilkan puncak tegangan yang tajam yang berasal dari sinyal masukan gelombang persegi.
4.     Bila Zi berupa resistor dan Zf adalah merupakan dioda, maka rangkaian menjadi penguat logaritmik
 
   (penguat yang menguatkan menurut suatu kurva logaritma, tidak mengikuti kurva linier).
           
Op amp  yang lebih sederhana biasanya terdiri dari sebuah penguat masukan diferensial yang memberikan sinyal ke penguat gandengan langsung penguatan tinggi, diikuti oleh sebuah penguat keluaran berakhir tunggal simetri komplementer. Salah satu atau kedua masukan penguat diferensial atau tak terbalik = noninverting; atau terbalik = inverting) dapat digunakan untuk menguat sinyal. Bila dua sinyal diberikan  ke kedua masukan, perbedaan antara keduanya akan merupakan keluaran yang dikuatkan. Op amp dibuat dalam bentuk IC dan dibuat dalam berbagai bentuk kemasan. Simbol op amp, bila symbol penguat segitiga hanya mempunyai satu masukan, maka simbol tersebut kemungkinan merupakan op amp atau bukan.
              Op amp yang telah diperbaiki mempunyai tahap masukan JFET atau MOSFET untuk mengurangi atau memperbesar impedansi masukan dan melebarka lebar pita. Tiga bentuk dasar rangkaian op amp memperlihatkan bahwa tegangan masukan diberikan ke masukan tak terbalik dan penguatannya ditentukan oleh perbandingan Zi/Zf. Sinyal diberikan pada masukan terbalik dan penguatannya ditentukan oleh perbandingan umpan balik Zf/Zi. Op amp digunakan sebagai penguat diferensial dan menguatkan perbedaan antara kedua tegangan masukan.
              Disamping rangkaian yang telah disebutkan, op amp berguna di dalam rangkaia lainnya, seperti misalkan pengubah D/A, pemicu Schmitt, dan sebagainya.
              Op amp IC daya rendah mempunyai keluaran dalam rentang 1,5 mW, dengan konsumsi daya total sebesar 300 sampai 500 mW. Op amp jenis daya dapat memberikan 5 sampai 10 W daya keluaran tanpa cacat pada impedansi yang cukup rendah untuk menggerakkan sebuah loudspeaker secara langsung.
              Tanpa umpan balik, sebuah op amp dapat mempunyai penguatan yang sangat besar, barangkali sampai 100 dB, pada frekuensi rendah. Karena adanya kapasitansi dalam (internal), penguatannya akan berkurang, sehingga pada 1 MHz penguatannya menjadi satu. Bila sedikit diberikan umpan balik, penguatannya dapat berkurang ke maksimum sampai 40 dB, tetapi dengan simpal (loop) tertutup (dengan umpan balik) penguatannya menjadi datar sampai pada sekitar 10 kHz sebelum mulai berkurang. Bila umpan baliknya dinaikkan agar memberikan hanya 20 dB penguatan simpal (loop) tertutup, maka penguatannya menjadi datar sampai 60 KHz. Dengan mengurangi penguatan sampai 10 dB,makapenguatan tersebut akan menjadi datar  samapai barangkali 500 KHz. Tetapi, sebuah op amp dengan laju perubahan tegangan (slew rate = perubahan tegangan keluaran per mikrodetik) dapat memberikan penguatan yang lebih besar dan dapat memberikan lebar pita yang lebih besar.
Impedansi pengeluaran pada op amp adalah sangat kecil, mendekati 0 Ω, terutama bila dengan umpan balik. Nilai resistor bahan yang digunakan adalah sekitar 2000 Ω. Diantara banyak penggunaanya, op amp dapat digunakan untuk menghasilkan filter pelewat pita (badpass filter) atau filter lainnya tanpa menggunakan inductor, hanya kapasitor, resistor, dan op amp. Sebuah filter AF pelewat pita aktif yang sederhana,  bersama  membentuk sebuah filter pelewat rendah RC dasar.  dan  bersama-sama membentuk filter pelewat tinggi dasar. Dua rangkaian yang tesusun dalam kaskade demikian, bila frekuensinya tumpang tindih (overlapping), akan membentuk sebuah filter pelewat pita. Q aktif dari filter merupakan perbandingan dari frekuensi tengah  dalam Hz terhadap lebar pita BW dalam Hz. Bila frekuensi tengahnya 750 Hz dan BW yang diinginkan adalah 250 Hz, maka besarnya Q adalah 750/250, atau 3. Perbandingan /  didapat dari Q -  /Q. Nilai yang cocok bagi  dan  pada filter AF harus di pilih dalam rentang 0,001 dan 0,1µF.
              Disamping filter pelewat pita seperti yang telah diterangkan tadi, filter RC aktif dapat juga dibuat agar hanya mempunyai karakteristik pelewat tinggi atau pelewat rendah. Karena penguatan dari op amp bias berkurang frekuensi yang lebih tinggi maka filter aktif  RC tidak praktis untuk frekuensi diatas bberapa kilohertz kecuali bila digunakan op amp dengan laju perubahan tegang yang besar. Dengan menggunakan sebuah induktansi yang diparalelkan dengan sebuah kapasitor dapat dibuat sebuah filter LC pelewat pita aktif praktis untuk digunakan sampai 1 MHz atau lebih.
              Fasa dari sinyal yang melalui sebuah tahap penguat jenis sumber bersama berubah sebesar 1800. Ketika gerbang JFET pertama pada penguat menjadi kurang negatif, gerbang berikutnya menjadi lebih negatif.
              Arus salur pada kedua JFET yang tersusun kaskade juga akan berbeda fasa 1800. Pada waktu arus naik,  turun. Jika terdapat gandengan, baik kapasitif maupun induktif, diantara salur kedua tahap yang berdekatan, akan cenderung saling menghilangkan. Umpan balik dari rangkaian keluaran tahap ketiga ke rangkaian keluaran tahap pertama adalah dua kali 1800 atau 3600, berarti sefasa, atau regenerative. Tahap-tahap tersebut dapat membentuk rangkaian osilator.
Umpan balik regeneratif dalam penguat audio jarang diinginkan, karena memperbesar derau dalam rangkaian, memperbesar cacat, operasi dari tahap-tahap tersebut dapat menghasilkan osilasi. Untuk mengurangi efek ini telah ditemukan bahwa dengan melakukan dekopel beban keluaran dari setiap tahap dengan menggunakan catu daya yang sama akan menghindarkan adanya perubahan arus pada satu tahap yang dapat menyebabkan perubahan tegangan pada tahap lain.                              (Robert L Sharder, 1989)
  Berbagai upaya dilakukan para ilmuwan untuk membuat rangkaian elektronika menjadi sekecil mungkin, namun masih dapat diperbaiki dengan mudah jika terjadi kerusakan pada komponen-komponennya. Salah satu dari perwujudan keinginan dan kekompakan sekumpulan rangkaian elektronika menjadi satu keeping IC adalah penguat operasional. Penguat operasional adalah chip yang umumnya digunakan untuk penguat sinyal yang nilai penguatannya dapat dikontrol melalui penggunaan resistor dengan komponen lainnya. Umumnya op amp terdiri atas dua input dengan satu output. Keluaran dari penguat adalah  yang mempunyai rumus sebagai berikut ini
               dan  adalah tegangan node terhadap ground. Umumnya penguatan tegangan open loop dalam order 105 – 106. Biasanya sebuah resistor diletakkan di antara node output dan input inverting untuk menyediakan feedback dan penguatan yang dapat diatur.
Rangkaian inverting amplifier adalah rangkaian op amp yang membalikkan sinyal input. Sebuah rangkaian inverting amplifier dengan sumber daya terhubung ke +Vcc dan Vcc. Pentingnya sinyal positif dan negative ini karena biasanya sinyal input dalammode AC dan terjadi penguatan pada output yang kisarannya dari tegangan positif hingga ke tegangan negatif. Untuk menganalisis rangkaian tersebut kita akan menggunakan hukum arus dari Kirchhoff untuk menetukan tegangan keluaran dan penguatan tegangan rangkaian sebagai berikut:
              Sangatlah penting untuk membedakan antara penguatan tegangan rangkaia dan penguatan tegangan open loop dari op amp. Penguatan tegangan open loop dari op amp adalah penguatan teganan dari dua input op amp terhadap output op amp. Untuk menganalisis rangkaian op amp kita lihat mode input dua dan tiga. Memisalkan op amp ideal dimana tidak ada arus mengalir pada input op amp, arus yang melalui  adalah nol.
Penguat operasional banyak digunakan dalam berbagai aplikasi karena beberapa keunggulan yang dimilikinya, seperti penguatan yang tinggi, impedansi masukan yang tinggi, impedansi keluaran yang rendah dan lain sebagainya. Kondisi ideal tersebut hanya merupakan kondisi teoritis dan tidak mungkin dapat dicapai dalam kondisi praktis. Tetapi para pembuat op amp berusaha untuk membuat op amp yang memiliki karakteristik mendekati kondisi-kondisi diatas. Karena itu sebuah op amp yang baik harus memiliki karakteristik yang mendekati kondisi ideal. Penguatan tegangan lingkar terbuka adalah penguatan diferensial op amp pada kondisi dimana tidak terdapat umpan balik yang diterapkan padanya.
              
                      
Tanda negatif menandakan bahwa tegangan keluaran Vo berbeda fase dengan tegangan masukan Vid. Konsep tentang penguatan tegangan tak berhingga tersebut sukar untuk divisualisasikan dan tidak mungkin untuk diwujudkan. Suatu hal yang perlu untuk dimengerti adalah bahwa tegangan keluaran Vo jauh lebih besar daripada tegangan masukan Vid. Dalam kondisi praktis, harga Avol adalah antara 5000 (sekitar 74 dB) hingga 100.000 (sekitar 100 dB). Tetapi dalam penerapannya tegangan keluaran Vo tidak lebih dari tegangan catu daya yang diberikan pada Op Amp. Karena itu Op Amp baik digunakan untuk menguatkan sinyal yang amplitudonya sangat kecil. Tegangan keluaran Voo adalah harga tegangan keluaran dari Op Amp terhadap tanah pada kondisi tegangan masukan Vid = 0. Secara ideal, harga Voo = 0 V. Op Amp yang dapat memenuhi harga tersebut disebut Op Amp dengan CMR ideal.                                                                                                                
(Widodo. Sigit, 2004)
Bab ini membahas operasional amplifier (op-amp) konfigurasi dasar, atau blok bangunan, dari mana banyak sirkuit analog lebih kompleks tersusun. Perangkat linier terkait lainnya juga dibahas. Kebanyakan melibatkan feedbackto melaksanakan fungsi tertentu mereka. Karakteristik dari rangkaian umpan balik tergantung primeriin practicely pada konfigurasi, yaitu, bagaimana rangkaian yang terhubung, dan pada resistor dan komponen pasif lainnya. Idealnya, dan untuk sebagian besar dalam prakteknya, sirkuit ini independen dari karakteristik tertentu op-amp kecuali untuk kebutuhan umum tinggi gain loop terbuka. Beberapa sebelumnya diperoleh dengan mempelajari beberapa konfigurasi pertama secara rinci.
Tegangan output Vo yang ideal diferensial-masukan op-amp, disimbolkan sebanding dengan perbedaan tegangan dari dua sumber sinyal (v + dan v-), asa ditunjukkan oleh
                               Vo = Ao (v + - v-) ............................................................................... (2.11)
            Dimana Ao adalah gain loop terbuka. Biasanya Ao cukup tinggi (104-105), dan aplikasi sebagai penguat linear akan memerlukan rangkaian umpan balik, akan dibahas panjang lebar. Entah polaritas dapat diperoleh dari output, dan amplifier dapat digunakan untuk dc serta aplikasi ac. Masukan berlabel + dan - adalah noninverting input pembalik nad, masing-masing. Sebuah dual power supply (biasanya ± 15 V) untuk memberikan tegangan + V, dan Vs yang biasanya diperlukan. Perhatikan bahwa keluaran penguat Vo diberikan sehubungan dengan power supply koneksi umum atau ditumbuk. Kebanyakan diagram sirkuit, termasuk di berikutnya, tidak menunjukkan dual power supply explicity, tetapi kehadirannya diasumsikan. Operasi dengan catu daya tunggal-berakhir adalah mungkin dalam kondisi dibahas di tempat lain.
Beberapa perangkat elektronik mendekati perilaku ideal mereka sejauh op-amp lakukan, sebagai desainer akrab dengan aplikasi mereka akan thanckfully mengakui. Tidak ada yang sempurna, namun, dan beberapa karakteristik nonideal harus diakui. Tegangan input yang berlebihan akan mendorong output ke saturasi positif atau nrgative, tegangan pembatas yang agak kurang dalam besarnya dari tegangan catu daya. Bagi banyak op-amp dengan ± 15 V pasokan, output akan jenuh sekitar +13 dan -13 V. Amplifier ditujukan untuk operasi-tunggal pasokan biasanya memiliki rentang tegangan output yang meluas ke-Vs, yang dapat gruonded. Beberapa komplementer semoconductor oksida logam-daya yang rendah (CMOS) op-amp memiliki tegangan output kisaran tegangan yang sepenuhnya mencakup + Vs ke - Vs. Karena garis-listrik kadang-kadang disebut "rel", amplifier ini dikatakan memiliki "rel-rel" output. Jika output adalah korsleting atau dimuat dengan resistensi berlebihan rendah, output saturasi mungkin saat ini kurang, mungkin jauh lebih sedikit, dibandingkan ketika dimuat dengan benar. Bagi banyak op-amp, arus saturasi terjadi pada 10 sampai 20 mA.
Tegangan dari nonideal op-amp tidak akan menjadi nol jika perbedaan tegangan input adalah nol (kedua input korsleting ke tanah) tetapi dapat dibuat arbitarily mendekati nol dengan menggunakan tegangan dc kecil atau tegangan offset besarnya tepat dan tanda untuk masukan baik. Tegangan offset dapat menjadi masalah ketika ampliflying sinyal dc kecil dan biasanya dapat diabaikan pada tingkat sinyal tinggi. Sebuah rangkaian ekuivalen yang menggabungkan efek tegangan offset. Ini ultilizes konsep sebuah op-amp ideal sebagai submit dari nonideal rangkaian penguat setara.    (Darold Wobschall. 1987)

BAB III

    METODOLOGI PERCOBAAN


3.1   Peralatan dan Komponen
3.1.1        Peralatan dan Fungsi
1.      Multimeter Vin (1 buah)
Fungsi : Untuk mengukur tegangan masukan.
2.      Multimeter Vout (1 buah)
Fungsi : Untuk mengukur tegangan keluaran.
3.      PSA Adjust (1 buah)
 Fungsi : Sebagai sumber tegangan DC
4.      PSA Simetri
Fungsi : Sebagai sumber tegangan AC.
5.      Jumper
Fungsi : untuk menghubungkan komponen dengan komponen.
6.      Projectboard
Fungsi : sebagai tempat untuk merangkai komponen sementara.
7.      Penjepit buaya
Fungsi : untuk menghubungkan peralatan dengan peralatan.

3.1.2        Komponen dan Fungsi
1.      Resistor 10 K, 20 K, dan 100 K
Fungsi : sebagai hambatan pada rangkaian.
2.      IC LM 741
Fungsi : sebagai penguat tegangan pada rangkaian.









3.2  Prosedur Percobaan
3.2.1 Penguat pembalik, inverting
1.    Dirangkai rangkaian pasangan  dan  seperi gambar dibawah ini dengan input generator
    
 sebesar f = 500 Hz
2.    Diukur penguatan tegangan input dan outputnya dengan multimeter digital
3.    Dicatat hasil penguatan input dan outputnya
3.2.2 Penguat tidak membalik, noninverting
1.    Dirangkai rangkaian pasangan  dan  seperti gambar dibawah ini dengan input generator
    
sebesar f = 500 Hz
2.    Diukur penguatan tegangan input dan outputnya dengan multimeter digital
3.    Dicatat hasil penguatan input dan outputnya














                                               

BAB IV

ANALISA DATA


4.1     Gambar Percobaan
4.1.1   Rangkaian Inverting
           




     4.1.2 Rangkaian Non Inverting















4.2     Data Percobaan

   4.2.1 Penguat Inverting

Rf
R1
Vin
Vout
20K
10K
0,5
-0,99
100K
20K
1
-4,92
100K
10K
1,5
-12,81


   4.2.2 Penguat Non Inverting

Rf
R1
Vin
Vout
20K
10K
0,5
12,82
100K
20K
1
5,92
100K
10K
1
1,49













                                                                                                                               Medan, 29 April 2013
            Asisten                                                                                                                   Praktikan



(Lyri Martin Simorangkir)                                                                                              (RINTO P)


4.3. Analisa Data
1.      Membuktikan Rumus :
                          1.1       Inverting
Va = 0
Vi – Va = i.Ri
  Vi – 0 = i.Ri
   Vi = i.Ri

Va – V0 = i.Rf
  -V0 = i.Rf
 V0 = -i.Rf

K =
  =
 
  
                          1.2       Non – Inverting
V0 = i(Ri+Rf)
 
Vi = i.Ri
 
 
  
  

2.      Menghitung penguatan secara teori
a.       Inverting
 
 =  
 =  
=  x

b.      Non Inverting
 =
 =  
 =  
 =  

3.      Menghitung Gain
1.      Secara teori
Gv = 
a.    Inverting
Gv1 = 
Gv2 = 
Gv3 = 

b.    Non-Inverting
Gv1 = 
Gv2 = 
Gv3 = 
2.      Secara praktek
Gv = 
a.       Inverting
Gv1 = 
Gv2 = 
G­v3 = 

b.      Non-Inverting
Gv1 = 
Gv2 = 
Gv3 = 


4.      Mencari % ralat
1.      % ralat Vout (tegangan keluaran)
% ralat =    x 100%
a.       Inverting
% ralat1 =    x 100%
               = 1 %
% ralat2 =     x 100%
               = 90,16 %
% ralat3 =     x 100%
               = 14,6 %

b.      Non-Inverting
% ralat1 =     x 100%
               = 527,3 %
% ralat2 =     x 100%
               = 198,6 %
% ralat3 =     x 100%
               = 129,8 %

2.      % ralat Gain
% ralat =    x 100%
a.       Inverting
% ralat1 =    x 100%
               = 1 %
% ralat2 =     x 100%
               = 1,6 %
% ralat3 =     x 100%
               = 14,6 %





b.      Non-Inverting
% ralat1 =    x 100%
               = - 16,5 %
% ralat2 =     x 100%
               = 1,3 %
% ralat3 =     x 100%
               = 22,5 %

           




























BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
       1. Sifat dasar dan karakteristik penguat operasional
a. Penguatan tegangan lingkar terbuka  = ∞
b. Tegangan offset keluaran (output offset voltage) = 0
c. Hambatan masukan (input resistance) = ∞
d. Hambatan keluaran resistance) (output = 0
e. Lebar pita (bandwith) BW = -∞
f. Waktu tanggapan (respons time) = 0 detik
g. Karakteristik tidak berubah dengan suhu
      2.   Aplikasi penguat operasional dalam beberapa fungsi antara lain
            a. Komperator
            b. Penguat Inverting
            c. Penguat Non Inverting
            d. Penguat Diferensial
            e. Integrator
            f. Penguat Penjumlah
            g. Diferensiator
            h. Pengikut tegangan
3.    Fungsi penguat operasional dalam berbagai jenis yaitu
a.       pengatur tegangan DC
b.      pengubah analog ke digital dan sebaliknya
c.       pengolah isyarat-isyarat
d.      penguat pengunci
e.       kendali otomatik
f.       komputer analog
g.      elektronika nuklir
4.    Hubungan gain inverting dan non inverting adalah
Secara teori
Gv = 
·         Inverting
Gv1 = 
Gv2 = 
Gv3 = 

·         Non-Inverting
Gv1 = 
Gv2 = 
Gv3 = 
Secara praktek
Gv = 
·         Inverting
Gv1 = 
Gv2 = 
G­v3 = 

·         Non-Inverting
Gv1 = 
Gv2 = 
Gv3 = 

5.2  Saran  
1.   Sebaiknya praktikan mamahami Op amp agar mempermudah dalam melakukan percobaan
2.   Sebaiknya praktikan mampu merangkai rangkaian di protoboard
3.   Sebaiknya praktikan lebih hati-hati saat melakukan percobaan
4. Sebaiknya praktikan mempelajari datasheet LM 741
5. Sebaiknya praktikan mengetahui kaki-kaki IC LM 741







DAFTAR PUSTAKA


Budiharto, Widodo. 2004. ELEKTRONIKA DIGITAL DAN MIKOPROSESOR. Penerbit Andi :
           Yogyakarta.
           Halaman :139-149.
Shrader, Robert L. 1989. KOMUNIKASI ELEKTRONIKA. Jilid I. Edisis kelima. Erlangga : Jakarta.
           Halaman : 354-357.
Wobschall, Darold. 1987. CIRCUIT DESIGN FOR ELECTRONIC INSTRUMENTATION.
             Second Edition. McGraw-Hill Book Company : New York.
             Halaman : 10-12.












Medan, 29 April 2013
Asisten                                                                                                          Praktikan


(Lyri Martin Simorangkir)                                                                                 (RINTO PANGRIB)

No comments:

Post a Comment

Total Pageviews