BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Penguat
operasional (operational amplifier) atau yang biasa disebut op-amp merupakan
suatu jenis penguat elektronika dengan hambatan (coupling) arus
searah
yang memiliki bati (faktor penguatan) sangat besar dengan dua masukan dan satu
keluaran. Penguat diferensial merupakan suatu penguat yang bekerja dengan
memperkuat sinyal yang merupakan selisih dari kedua masukannya.
Penguat operasional pada umumnya tersedia dalam bentuk sirkuit terpadu dan yang paling banyak digunakan adalah
rangkaian seri. Penguat operasional dalam bentuk rangkaian terpadu memiliki
karakteristik yang mendekati karakteristik penguat operasional ideal tanpa
perlu memperhatikan apa yang terdapat di dalamnya.
Penguat operasional adalah perangkat yang sangat efisien dan serba guna..
Contoh penggunaan penguat operasional adalah untuk operasi matematika
sederhana seperti penjumlahan dan pengurangan terhadap tegangan
listrik
hingga dikembangkan kepada penggunaan aplikatif seperti komparator dan osilator dengan distorsi rendah serta pengembangan
alat komunikasi.
Selain itu aplikasi
pemakaian op-amp juga meliputi bidang elektronika audio, pengatur tegangan dc,
tapis aktif, penyearah presisi, pengubah analog digital dan pengubah digital ke
analog, pengolah isyarat seperti cuplik tahan, penguat pengunci, kendali
otomatik, computer analog, elektronika nuklir, dan lain-lain.
Dikatakan penguat
operasional serba guna sebab, pada penggunaan penguat operasional untuk operasi
matematika sederhana seperti penjumlahan dan pengurangan terhadap tegangan
listrik. Penggunaan aplikatif dari operational amplifier dapat dilihat pada komparatorr
dan isolator distorsi rendah. Karena pentingnya penggunaan dari penguat
operasional ini, maka pada praktikum kali ini tentang penguat operasional.
1.2 Tujuan
1. Untuk
mengetahui sifat dasar dan karakteristik penguat operasional
2. Untuk
mengetahui aplikasi penguat operasional dalam beberapa fungsi
3. Untuk
mengetahui fungsi penguat operasional dalam berbagai jenis
4. Untuk mengetahui hubungan gain inverting dan
non inverting
BAB
II
DASAR
TEORI
Salah satu dari rangkaian elektronika
yang paling banyak digunakan adalah penguat operasional (operational amplifier)
atau op-amp. Rangkaian ini merupakan penguat dua masukan dengan penguat yang
sangat tinggi (Av dapat mencapai 106 lebih). Salah satu masukannya
menguatkan sinyal, menghasilkan keliuaran terbalik (berlawanan fasa).
Masukannya yang lain akan menguatkan sama besar, tetapi keluarannya sefasa
dengan masukannya. Bekerja dalam keadaan simpal (loop) terbuka (tanpa umpan
balik) masukannya mempunyai impedansi yang sangat besar terhadap tanah
(0,5-1000 MegaOhm), dan keluarannya mempunyai impedansi yang sangat rendah
terhadap tanah, mendekati karakteristik optimum sebuah penguat. Di dalam banyak
penerapannya op amp memerlukan catu daya positif dan negative, meskipun terminal
negative dapat ditanah kan dan pada beberapa hal dapat digunakan sebuah catu
daya.
Rangkaian op amp yang
disederhanakan, bila penguat tersebut mempunyai Av sebesar 106, maka
sinyal Av sebesar 1-µV dapat menghasilkan keluaran 1-V dengan cacat sebesar 3%.
Impedansi umpan balik Zf, biasanya menjaga penguatannya kurang dari 100. Hal
ini akan mengurangi cacat menjadi lebih kecil dari 0,0003%, yang dapat
diabaikan. Karena besarnya factor umpan balik, maka jatuh tegangan ac dan
impedansi dari titik pertemuan penjumlahan (summing junction), SJ dan tanah sangat kecil sehingga
dapat diabaikan. Setiap sinyal masukan akan menghasilkan teganagn pada Zi, dan
sinyal keluaran akan timbul diantara terminal keluaran dan SJ, karena boleh
dikatakan berada pada potensial tanah. Penguatan dari penguat ini adalah
Vout/Vin atau Zf/Zi. Jadi, bila Zi dan Zf keduanya bernilai 100 ohm maka
penguatannya adalah satu. Bila Zi bernilai 1 kΩ dan Zf bernilai 10 kΩ, maka penguatannya
adalah 10; bila
Zi bernilai 1kΩ dan Zf bernilai 100 kΩ
secara seri, maka akan terjadi sebuah penguat dengan penguatan yang dapat
diubah-ubah dari 0,1 sampai 100. Tegangan keluaran puncak terbatas sampai
sekitar 50% besarnya Vcc.
Beberapa
kegunaan op amp antara lain:
1. Bila
dua impedansi masukan terpisah diberikan pada Sj, tegangan keluarannya akan
merupakan penjumlahan aljabar dari kedua masukan, dan rangKaian dapat digunakan
pada komputer analog (bukan digital).
2. Bila
Zf berupa kapasitor dan Zi adalah merupakan resistor, maka rangkaian bekerja
sebagai integrator presisi, menghasilakan tegangan tanjak yang naik secara
linier.
3. Bila
Zf berupa resistor dan Zi adalah merupakan kapasitor, maka rangkaian dapat
digunakan sebagai diferensiator presisi untuk menghasilkan puncak tegangan yang
tajam yang berasal dari sinyal masukan gelombang persegi.
4. Bila
Zi berupa resistor dan Zf adalah merupakan dioda, maka rangkaian menjadi
penguat logaritmik
(penguat yang menguatkan menurut suatu kurva logaritma, tidak mengikuti kurva linier).
Op amp yang lebih sederhana biasanya terdiri dari sebuah penguat masukan diferensial yang memberikan sinyal ke penguat gandengan langsung penguatan tinggi, diikuti oleh sebuah penguat keluaran berakhir tunggal simetri komplementer. Salah satu atau kedua masukan penguat diferensial atau “tak terbalik = noninverting; atau terbalik” = inverting) dapat digunakan untuk menguat sinyal. Bila dua sinyal diberikan ke kedua masukan, perbedaan antara keduanya akan merupakan keluaran yang dikuatkan. Op amp dibuat dalam bentuk IC dan dibuat dalam berbagai bentuk kemasan. Simbol op amp, bila symbol penguat segitiga hanya mempunyai satu masukan, maka simbol tersebut kemungkinan merupakan op amp atau bukan.
(penguat yang menguatkan menurut suatu kurva logaritma, tidak mengikuti kurva linier).
Op amp yang lebih sederhana biasanya terdiri dari sebuah penguat masukan diferensial yang memberikan sinyal ke penguat gandengan langsung penguatan tinggi, diikuti oleh sebuah penguat keluaran berakhir tunggal simetri komplementer. Salah satu atau kedua masukan penguat diferensial atau “tak terbalik = noninverting; atau terbalik” = inverting) dapat digunakan untuk menguat sinyal. Bila dua sinyal diberikan ke kedua masukan, perbedaan antara keduanya akan merupakan keluaran yang dikuatkan. Op amp dibuat dalam bentuk IC dan dibuat dalam berbagai bentuk kemasan. Simbol op amp, bila symbol penguat segitiga hanya mempunyai satu masukan, maka simbol tersebut kemungkinan merupakan op amp atau bukan.
Op amp yang telah diperbaiki
mempunyai tahap masukan JFET atau MOSFET untuk mengurangi atau memperbesar
impedansi masukan dan melebarka lebar pita. Tiga
bentuk dasar
rangkaian op amp memperlihatkan bahwa tegangan
masukan diberikan ke masukan tak terbalik dan penguatannya ditentukan oleh
perbandingan Zi/Zf. Sinyal diberikan pada masukan terbalik dan penguatannya
ditentukan oleh perbandingan umpan balik Zf/Zi. Op amp digunakan sebagai
penguat diferensial dan menguatkan perbedaan antara kedua tegangan masukan.
Disamping rangkaian yang telah
disebutkan, op amp berguna di dalam rangkaia lainnya, seperti misalkan pengubah
D/A, pemicu Schmitt, dan sebagainya.
Op amp IC daya rendah mempunyai
keluaran dalam rentang 1,5 mW, dengan konsumsi daya total sebesar 300 sampai
500 mW. Op amp jenis daya dapat memberikan 5 sampai 10 W daya keluaran tanpa
cacat pada impedansi yang cukup rendah untuk menggerakkan sebuah loudspeaker
secara langsung.
Tanpa umpan balik, sebuah op amp
dapat mempunyai penguatan yang sangat besar, barangkali sampai 100 dB, pada
frekuensi rendah. Karena adanya kapasitansi dalam (internal), penguatannya akan
berkurang, sehingga pada 1 MHz penguatannya
menjadi satu. Bila
sedikit diberikan umpan balik, penguatannya dapat berkurang ke maksimum sampai
40 dB, tetapi dengan simpal (loop) tertutup (dengan umpan balik) penguatannya
menjadi datar sampai pada sekitar 10 kHz sebelum mulai berkurang. Bila umpan
baliknya dinaikkan agar memberikan hanya 20 dB penguatan simpal (loop)
tertutup, maka penguatannya menjadi datar sampai 60 KHz. Dengan mengurangi
penguatan sampai 10 dB,makapenguatan tersebut akan menjadi datar samapai barangkali 500 KHz. Tetapi, sebuah op
amp dengan laju perubahan tegangan (slew rate = perubahan tegangan keluaran per
mikrodetik) dapat memberikan penguatan yang lebih besar dan dapat memberikan
lebar pita yang lebih besar.
Impedansi pengeluaran pada op amp adalah
sangat kecil, mendekati 0 Ω, terutama bila dengan umpan balik. Nilai resistor
bahan yang digunakan adalah sekitar 2000 Ω. Diantara banyak penggunaanya, op
amp dapat digunakan untuk menghasilkan filter pelewat pita (badpass filter)
atau filter lainnya tanpa menggunakan inductor, hanya kapasitor, resistor, dan
op amp. Sebuah filter AF pelewat pita aktif yang sederhana,
bersama
membentuk sebuah filter pelewat rendah RC
dasar.
dan
bersama-sama membentuk filter pelewat tinggi
dasar. Dua rangkaian yang tesusun dalam kaskade demikian, bila frekuensinya
tumpang tindih (overlapping), akan membentuk sebuah filter pelewat pita. Q
aktif dari filter merupakan perbandingan dari frekuensi tengah
dalam Hz terhadap lebar pita BW dalam Hz. Bila frekuensi
tengahnya 750 Hz dan BW yang diinginkan adalah 250 Hz, maka besarnya Q adalah
750/250, atau 3. Perbandingan
/
didapat dari Q -
/Q. Nilai yang cocok bagi
dan
pada filter AF harus di pilih dalam rentang
0,001 dan 0,1µF.
Disamping filter pelewat pita
seperti yang telah diterangkan tadi, filter RC aktif dapat juga dibuat agar
hanya mempunyai karakteristik pelewat tinggi atau pelewat rendah. Karena
penguatan dari op amp bias berkurang frekuensi yang lebih tinggi maka filter
aktif RC tidak praktis untuk frekuensi
diatas bberapa kilohertz kecuali bila digunakan op amp dengan laju perubahan
tegang yang besar. Dengan menggunakan sebuah induktansi yang diparalelkan
dengan sebuah kapasitor dapat dibuat sebuah filter LC pelewat pita aktif
praktis untuk digunakan sampai 1 MHz atau lebih.
Fasa dari sinyal yang melalui
sebuah tahap penguat jenis sumber bersama berubah sebesar 1800.
Ketika gerbang JFET pertama pada penguat menjadi kurang negatif, gerbang
berikutnya menjadi lebih negatif.
Arus
salur pada kedua JFET yang tersusun kaskade juga akan berbeda fasa 1800.
Pada waktu arus naik,
turun. Jika terdapat gandengan, baik kapasitif
maupun induktif, diantara salur kedua tahap yang berdekatan, akan cenderung saling
menghilangkan. Umpan balik dari rangkaian keluaran tahap ketiga ke rangkaian
keluaran tahap pertama adalah dua kali 1800 atau 3600, berarti
sefasa, atau regenerative. Tahap-tahap tersebut dapat membentuk rangkaian
osilator.
Umpan balik regeneratif dalam penguat audio jarang
diinginkan, karena memperbesar derau dalam rangkaian, memperbesar cacat,
operasi dari tahap-tahap tersebut dapat menghasilkan osilasi. Untuk mengurangi
efek ini telah ditemukan bahwa dengan melakukan dekopel beban keluaran dari
setiap tahap dengan menggunakan catu daya yang sama akan menghindarkan adanya
perubahan arus pada satu tahap yang dapat menyebabkan perubahan tegangan pada
tahap lain. (Robert
L Sharder, 1989)
Berbagai upaya dilakukan para ilmuwan untuk
membuat rangkaian elektronika menjadi sekecil mungkin, namun masih dapat
diperbaiki dengan mudah jika terjadi kerusakan pada komponen-komponennya. Salah
satu dari perwujudan keinginan dan kekompakan sekumpulan rangkaian elektronika
menjadi satu keeping IC adalah penguat operasional. Penguat operasional adalah
chip yang umumnya digunakan untuk penguat sinyal yang nilai penguatannya dapat
dikontrol melalui penggunaan resistor dengan komponen lainnya. Umumnya op amp
terdiri atas dua input dengan satu output. Keluaran dari penguat adalah
yang mempunyai rumus sebagai berikut ini
dan
adalah tegangan node terhadap ground. Umumnya
penguatan tegangan open loop dalam order 105 – 106.
Biasanya sebuah resistor diletakkan di antara node output dan input inverting
untuk menyediakan feedback dan penguatan yang dapat diatur.
Rangkaian inverting
amplifier adalah rangkaian op amp yang membalikkan sinyal input. Sebuah
rangkaian inverting amplifier dengan sumber daya terhubung ke +Vcc
dan –Vcc. Pentingnya sinyal positif dan negative ini karena biasanya
sinyal input dalammode AC dan terjadi penguatan pada output yang kisarannya
dari tegangan positif hingga ke tegangan negatif. Untuk menganalisis rangkaian
tersebut kita akan menggunakan hukum arus dari Kirchhoff untuk menetukan
tegangan keluaran
dan penguatan tegangan rangkaian
sebagai berikut:
Sangatlah
penting untuk membedakan antara penguatan tegangan rangkaia dan penguatan
tegangan open loop dari op amp. Penguatan tegangan open loop dari op amp adalah
penguatan teganan dari dua input op amp terhadap output op amp. Untuk
menganalisis rangkaian op amp kita lihat mode input dua dan tiga. Memisalkan op
amp ideal dimana tidak ada arus mengalir pada input op amp, arus yang melalui
adalah nol.
Penguat operasional
banyak digunakan dalam berbagai aplikasi karena beberapa keunggulan yang
dimilikinya, seperti penguatan yang tinggi, impedansi masukan yang tinggi,
impedansi keluaran yang rendah dan lain sebagainya. Kondisi ideal tersebut
hanya merupakan kondisi teoritis dan tidak mungkin dapat dicapai dalam kondisi
praktis. Tetapi para pembuat op amp berusaha untuk membuat op amp yang memiliki
karakteristik mendekati kondisi-kondisi diatas. Karena itu sebuah op amp yang
baik harus memiliki karakteristik yang mendekati kondisi ideal. Penguatan
tegangan lingkar terbuka adalah penguatan diferensial op amp pada kondisi
dimana tidak terdapat umpan balik yang diterapkan padanya.
Tanda negatif menandakan bahwa tegangan keluaran Vo berbeda fase dengan
tegangan masukan Vid. Konsep tentang penguatan tegangan tak berhingga tersebut
sukar untuk divisualisasikan dan tidak mungkin untuk diwujudkan. Suatu hal yang perlu untuk dimengerti adalah bahwa tegangan
keluaran Vo jauh lebih besar
daripada tegangan masukan Vid. Dalam kondisi praktis, harga Avol adalah antara
5000 (sekitar 74 dB) hingga 100.000 (sekitar 100 dB). Tetapi dalam penerapannya
tegangan keluaran Vo tidak lebih dari tegangan catu daya yang diberikan pada Op
Amp. Karena itu Op Amp baik digunakan untuk menguatkan sinyal yang amplitudonya
sangat kecil. Tegangan keluaran Voo adalah harga tegangan keluaran dari Op Amp
terhadap tanah pada kondisi tegangan masukan Vid = 0. Secara ideal, harga Voo =
0 V. Op Amp yang dapat memenuhi harga tersebut disebut Op Amp dengan CMR
ideal.
(Widodo. Sigit, 2004)
Bab ini membahas operasional amplifier (op-amp) konfigurasi dasar, atau
blok bangunan, dari mana banyak sirkuit analog lebih kompleks tersusun.
Perangkat linier terkait lainnya juga dibahas. Kebanyakan melibatkan feedbackto
melaksanakan fungsi tertentu mereka. Karakteristik dari rangkaian umpan balik
tergantung primeriin practicely pada konfigurasi, yaitu, bagaimana rangkaian
yang terhubung, dan pada resistor dan komponen pasif lainnya. Idealnya, dan
untuk sebagian besar dalam prakteknya, sirkuit ini independen dari
karakteristik tertentu op-amp kecuali untuk kebutuhan umum tinggi gain loop
terbuka. Beberapa sebelumnya diperoleh dengan mempelajari beberapa konfigurasi
pertama secara rinci.
Tegangan output Vo yang ideal diferensial-masukan op-amp, disimbolkan sebanding dengan perbedaan tegangan dari dua sumber sinyal (v + dan v-), asa ditunjukkan oleh
Tegangan output Vo yang ideal diferensial-masukan op-amp, disimbolkan sebanding dengan perbedaan tegangan dari dua sumber sinyal (v + dan v-), asa ditunjukkan oleh
Vo = Ao (v + - v-)
...............................................................................
(2.11)
Dimana Ao adalah gain loop terbuka. Biasanya Ao cukup tinggi (104-105), dan aplikasi sebagai penguat linear akan memerlukan rangkaian umpan balik, akan dibahas panjang lebar. Entah polaritas dapat diperoleh dari output, dan amplifier dapat digunakan untuk dc serta aplikasi ac. Masukan berlabel + dan - adalah noninverting input pembalik nad, masing-masing. Sebuah dual power supply (biasanya ± 15 V) untuk memberikan tegangan + V, dan Vs yang biasanya diperlukan. Perhatikan bahwa keluaran penguat Vo diberikan sehubungan dengan power supply koneksi umum atau ditumbuk. Kebanyakan diagram sirkuit, termasuk di berikutnya, tidak menunjukkan dual power supply explicity, tetapi kehadirannya diasumsikan. Operasi dengan catu daya tunggal-berakhir adalah mungkin dalam kondisi dibahas di tempat lain.
Dimana Ao adalah gain loop terbuka. Biasanya Ao cukup tinggi (104-105), dan aplikasi sebagai penguat linear akan memerlukan rangkaian umpan balik, akan dibahas panjang lebar. Entah polaritas dapat diperoleh dari output, dan amplifier dapat digunakan untuk dc serta aplikasi ac. Masukan berlabel + dan - adalah noninverting input pembalik nad, masing-masing. Sebuah dual power supply (biasanya ± 15 V) untuk memberikan tegangan + V, dan Vs yang biasanya diperlukan. Perhatikan bahwa keluaran penguat Vo diberikan sehubungan dengan power supply koneksi umum atau ditumbuk. Kebanyakan diagram sirkuit, termasuk di berikutnya, tidak menunjukkan dual power supply explicity, tetapi kehadirannya diasumsikan. Operasi dengan catu daya tunggal-berakhir adalah mungkin dalam kondisi dibahas di tempat lain.
Beberapa perangkat elektronik mendekati perilaku ideal
mereka sejauh op-amp lakukan, sebagai desainer akrab dengan aplikasi mereka
akan thanckfully mengakui. Tidak ada yang sempurna, namun, dan beberapa
karakteristik nonideal harus diakui. Tegangan input yang berlebihan akan
mendorong output ke saturasi positif atau nrgative, tegangan pembatas yang agak
kurang dalam besarnya dari tegangan catu daya. Bagi banyak op-amp dengan ± 15 V
pasokan, output akan jenuh sekitar +13 dan -13 V. Amplifier ditujukan untuk
operasi-tunggal pasokan biasanya memiliki rentang tegangan output yang meluas
ke-Vs, yang dapat gruonded. Beberapa komplementer semoconductor oksida
logam-daya yang rendah (CMOS) op-amp memiliki tegangan output kisaran tegangan
yang sepenuhnya mencakup + Vs ke - Vs. Karena garis-listrik kadang-kadang
disebut "rel", amplifier ini dikatakan memiliki "rel-rel"
output. Jika output adalah korsleting atau dimuat dengan resistensi berlebihan
rendah, output saturasi mungkin saat ini kurang, mungkin jauh lebih sedikit,
dibandingkan ketika dimuat dengan benar. Bagi banyak op-amp, arus saturasi
terjadi pada 10 sampai 20 mA.
Tegangan dari nonideal op-amp tidak akan menjadi nol jika
perbedaan tegangan input adalah nol (kedua input korsleting ke tanah) tetapi
dapat dibuat arbitarily mendekati nol dengan menggunakan tegangan dc kecil atau
tegangan offset besarnya tepat dan tanda untuk masukan baik. Tegangan offset
dapat menjadi masalah ketika ampliflying sinyal dc kecil dan biasanya dapat
diabaikan pada tingkat sinyal tinggi. Sebuah rangkaian ekuivalen yang
menggabungkan efek tegangan offset. Ini ultilizes konsep sebuah op-amp ideal
sebagai submit dari nonideal rangkaian penguat setara. (Darold
Wobschall. 1987)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Peralatan dan Komponen
3.1.1
Peralatan
dan Fungsi
1.
Multimeter Vin (1
buah)
Fungsi : Untuk mengukur tegangan masukan.
2.
Multimeter Vout (1
buah)
Fungsi : Untuk mengukur
tegangan keluaran.
3.
PSA Adjust (1 buah)
Fungsi
: Sebagai sumber tegangan DC
4.
PSA Simetri
Fungsi : Sebagai sumber
tegangan AC.
5.
Jumper
Fungsi : untuk menghubungkan komponen dengan komponen.
6.
Projectboard
Fungsi
: sebagai tempat untuk
merangkai komponen
sementara.
7.
Penjepit buaya
Fungsi : untuk menghubungkan peralatan dengan peralatan.
3.1.2
Komponen
dan Fungsi
1. Resistor
10 K, 20 K, dan 100 K
Fungsi : sebagai hambatan pada rangkaian.
2. IC
LM 741
Fungsi : sebagai penguat
tegangan pada rangkaian.
3.2 Prosedur
Percobaan
3.2.1 Penguat
pembalik, inverting
1. Dirangkai rangkaian
pasangan
dan
seperi gambar dibawah ini dengan input
generator
sebesar f = 500 Hz
sebesar f = 500 Hz
2. Diukur penguatan tegangan input dan outputnya dengan
multimeter digital
3. Dicatat
hasil penguatan input dan outputnya
3.2.2 Penguat tidak membalik,
noninverting
1. Dirangkai rangkaian
pasangan
dan
seperti gambar dibawah ini dengan input
generator
sebesar f = 500 Hz
sebesar f = 500 Hz
2. Diukur penguatan tegangan input dan outputnya dengan
multimeter digital
3. Dicatat
hasil penguatan input dan outputnya
BAB IV
ANALISA DATA
4.1
Gambar Percobaan
4.1.1
Rangkaian
Inverting
4.1.2 Rangkaian Non Inverting
4.2
Data Percobaan
4.2.1 Penguat Inverting
Rf
|
R1
|
Vin
|
Vout
|
20K
|
10K
|
0,5
|
-0,99
|
100K
|
20K
|
1
|
-4,92
|
100K
|
10K
|
1,5
|
-12,81
|
4.2.2 Penguat Non Inverting
Rf
|
R1
|
Vin
|
Vout
|
20K
|
10K
|
0,5
|
12,82
|
100K
|
20K
|
1
|
5,92
|
100K
|
10K
|
1
|
1,49
|
Medan,
29 April 2013
Asisten
Praktikan
(Lyri Martin Simorangkir) (RINTO P)
4.3. Analisa Data
1. Membuktikan Rumus :
1.1
Inverting
Va = 0
Vi – Va = i.Ri
Vi – 0
= i.Ri
Vi =
i.Ri
Va – V0 = i.Rf
-V0 =
i.Rf
V0 =
-i.Rf
K =
=
1.2
Non – Inverting
V0 = i(Ri+Rf)
Vi = i.Ri
2. Menghitung
penguatan secara teori
a. Inverting
=
=
=
x
b. Non
Inverting
=
=
=
=
3. Menghitung Gain
1. Secara teori
Gv
=
a.
Inverting
Gv1 =
Gv2 =
Gv3 =
b. Non-Inverting
Gv1 =
Gv2 =
Gv3 =
2. Secara praktek
Gv =
a. Inverting
Gv1 =
Gv2 =
Gv3
=
b. Non-Inverting
Gv1 =
Gv2 =
Gv3 =
4. Mencari
% ralat
1. % ralat Vout (tegangan keluaran)
%
ralat =
x 100%
a. Inverting
%
ralat1 =
x 100%
= 1 %
%
ralat2 =
x 100%
=
90,16 %
%
ralat3 =
x 100%
=
14,6 %
b. Non-Inverting
%
ralat1 =
x 100%
=
527,3 %
%
ralat2 =
x 100%
=
198,6 %
%
ralat3 =
x 100%
=
129,8 %
2. % ralat Gain
%
ralat =
x 100%
a. Inverting
%
ralat1 =
x 100%
= 1 %
%
ralat2 =
x 100%
= 1,6
%
%
ralat3 =
x 100%
=
14,6 %
b. Non-Inverting
%
ralat1 =
x 100%
= - 16,5 %
%
ralat2 =
x 100%
=
1,3 %
%
ralat3 =
x 100%
=
22,5 %
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
1. Sifat
dasar dan karakteristik penguat operasional
a. Penguatan tegangan lingkar terbuka
= ∞
b. Tegangan offset keluaran (output offset voltage)
= 0
c. Hambatan masukan (input resistance)
= ∞
d. Hambatan keluaran resistance) (output
= 0
e. Lebar pita (bandwith) BW = -∞
f. Waktu tanggapan (respons time) = 0 detik
g. Karakteristik tidak berubah dengan suhu
2. Aplikasi
penguat operasional dalam beberapa fungsi antara lain
a. Komperator
b. Penguat Inverting
c. Penguat Non Inverting
d. Penguat Diferensial
e. Integrator
f. Penguat Penjumlah
g. Diferensiator
h. Pengikut tegangan
3. Fungsi
penguat operasional dalam berbagai jenis yaitu
a. pengatur
tegangan DC
b. pengubah
analog ke digital dan sebaliknya
c. pengolah
isyarat-isyarat
d. penguat
pengunci
e. kendali
otomatik
f. komputer
analog
g. elektronika nuklir
4. Hubungan gain inverting dan non inverting adalah
Secara teori
Gv
=
·
Inverting
Gv1 =
Gv2 =
Gv3 =
·
Non-Inverting
Gv1 =
Gv2 =
Gv3 =
Secara praktek
Gv =
·
Inverting
Gv1 =
Gv2 =
Gv3
=
·
Non-Inverting
Gv1 =
Gv2 =
Gv3 =
5.2 Saran
1. Sebaiknya
praktikan mamahami Op amp agar mempermudah dalam melakukan percobaan
2.
Sebaiknya praktikan mampu merangkai rangkaian di protoboard
3.
Sebaiknya praktikan
lebih hati-hati saat melakukan percobaan
4. Sebaiknya praktikan
mempelajari datasheet LM 741
5. Sebaiknya praktikan
mengetahui kaki-kaki IC LM 741
DAFTAR PUSTAKA
Budiharto,
Widodo. 2004. ELEKTRONIKA DIGITAL DAN MIKOPROSESOR. Penerbit Andi :
Yogyakarta.
Halaman
:139-149.
Shrader, Robert L. 1989. KOMUNIKASI ELEKTRONIKA. Jilid I.
Edisis kelima. Erlangga :
Jakarta.
Halaman : 354-357.
Wobschall, Darold. 1987. CIRCUIT DESIGN FOR ELECTRONIC
INSTRUMENTATION.
Second Edition. McGraw-Hill Book Company : New York.
Second Edition. McGraw-Hill Book Company : New York.
Halaman : 10-12.
Medan,
29 April
2013
Asisten Praktikan
(Lyri
Martin Simorangkir) (RINTO PANGRIB)
No comments:
Post a Comment