BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Penguat daya adalah penguat isyaratt
tegangan yang kecil diperkuat dan dibuat agar mampu memberikan arus isyarat
yang besar, untuk menggetarkan pengeras suara, menggerakkan motor listrik. Pada
penguat daya, tegangan isyarat besar dan arus isyarat juga besar. Penguat daya
bertujuan untuk meningkatkan daya sinyal output. Pada mata kuliah elektronika
analog ini, diterapkan sebagai penguat daya pada speaker. Pada penguat daya
ini, tegangan output diatur sama dengan tegangan input dc. Sedangkan nilai
arusnya yang diubah-ubah.
Rangkaian
penguat daya adalah merupakan suatu rangkaian yangdigunakan untuk memperbesar
atau menguatkan sinyal masukan. Tetapi proses yang terjadi sebenarnya
adalah, sinyal input direplika dan kemudian di reka kembali menjadi sinyal yang
lebih besar dan lebih kuat.Penguat daya biasa digunakan pada rangkaian
elektronika sebagai penguatsinyal informasi sebelum dikirimkan, sehingga Penguat
Daya sangat penting sekali agar
informasi yang dikirimkan dapat sampai ke tujuan tanpa ada yanghilang di tengah
jalan. Dibuat perancangan
dan realisasi penguat daya´untuk kelas A, dan AB agar dapat digunakan untuk menguatkan sinyal-sinyal informasi yang
akan dikirimkan dapat sampai
ke tujuan dengan baik dan dapat digunakan sebagai salah satu media informasi bagi orang yang membacanya.
Ada dua cara yang lazim digunakan untuk membuat
penguat tegangan, yaitu dengan menggunakan transformator keluaran dan
menggunakan penyangga dengan impedansi keluaran yang kecil dilihat dari
keluaran. Transistor yang digunakan pada keluaran haruslah mampu menerima
lesapan daya sesuai dengan daya keluaran. Untuk
mengetahui lebih lanjut lagi tentang penguat daya audio, maka di lakukanlah
praktikum mengenai penguat daya audio.
1.2 Tujuan
1.
Untuk mengetahui sifat-sifat karakteristik dari IC LM 741
2.
Untuk membandingkan gain secara teori dan praktek
3.
Untuk mengetahui aplikasi penguat kelas A, kelas B, kelas C, dan kelas AB
BAB
II
DASAR TEORI
Audio-frekuensi amplifier digunakan dalam penerima radio untuk
mengoperasikan pengeras suara. Untuk tujuan ini, transistor yang dibutuhkan
biasanya salah satu yang memberikan daya tinggi. Adalah penting bahwa power
amplifier harus memiliki nilai beban optimal atau cocok untuk pengiriman daya
maksimum dan ini ditentukan oleh produsen. Nilai beban juga memungkinkan untuk
distorsi minimum yang ditetapkan dalam output.
Impedansi efektif pengeras suara ketika sedang beroperasi disebut impedansi
dinamis nya. Ini lebih besar dari dcresistance dari kumparan pidato, karena
mencakup diri-induktansi kumparan sementara berbagai af arus mengalir di
dalamnya dan efek induksi akibat getaran di bidang magnet permanen di
loudspeaker. Impedansi dinamis bervariasi dengan frekuensi dan nilai pada 1.000
Hz (1 kHz) yang dikutip oleh produsen untuk tujuan referensi.
Impedansi dinamis dari sebuah kumparan loudspeaker sangat kecil, misalnya,
kurang dari 10 tenaga ohms.The atau transistor output, bagaimanapun, memiliki
ro acresistance dari urutan puluhan hingga ratusan ohm. Untuk pengiriman daya
maksimum, oleh karena itu, beban juga harus dari urutan yang sama impedansi
sebagai ro. Sekarang dapat ditunjukkan bahwa, bila transformator digunakan,
impedansi tercermin dalam utama diberikan oleh Rs/T2, di mana T adalah rasio
belitan sekunder ke primer, dan Rs adalah impedansi di sekunder. Jadi jika
loudspeaker dari 8-ohm impedansi digunakan dalam sekunder dari sebuah
transformator step-down 1:3 rasio ternyata kemudian tercermin dalam impedansi
primer = Rs/T2 = 8 / (1/3) 2 = 72Ω. Dengan demikian loadspeaker dapat
disesuaikan dengan output transistor atau kekuasaan dengan menggunakan
transformator step-down.
Daya Kembangkan Beban
Daya Kembangkan Beban
Kekuatan
berkembang dalam beban sementara transistor output bekerja dapat ditemukan dari
garis acload. Metode menggambar DC garis beban yang dijelaskan pada hal.38,
yang pembaca bisa merujuk. Untuk semua tujuan praktis, DC tegangan pada
kolektor adalah sama dengan Vcc tegangan suplai, karena kumparan utama antara +
Vcc dan kolektor memiliki ketahanan yang relatif rendah. Kemudian titik operasi diam Q adalah di persimpangan Vcc
dan IB = kurva 2 mA.
Untuk menggambar a.c. tersebut memuat garis, titik lain yang diperlukan
selain Q. Ini dapat ditemukan sebagai berikut. Ambil peningkatan yang cocok ΔI
di Ic dari yang sesuai dengan Q, yaitu Io. Kalikan ΔI oleh resistansi beban
optimal dan mengurangi tegangan dari Vcc. Tandai tegangan kolektor baru dan
nilai-nilai saat ini pada grafik dan ini memberikan titik kedua untuk
menggambar garis beban. Memperpanjang garis beban untuk memotong kurva, seperti
yang ditunjukkan pada A dan B.
Basis puncak arus tidak dapat melebihi 2 mA karena pada setengah siklus negatif arus basis direduksi menjadi nol, nilai terendah. Jadi untuk output daya maksimum, arus basis bervariasi antara nol dan 4 mA, yang membuat Icvary hingga Imax dalam satu arah dan turun ti Imin ke arah lain. Pada saat yang sama Vc bervariasi antara Vmin dan Vmax. Perhatikan bahwa nilai-nilai ini terjadi di persimpangan dari garis beban dengan kurva bias yang ekstrim keluaran saat ini. Untuk menghitung a.c. tersebut daya keluaran, Pac, kita menggunakan formula Pac.
Basis puncak arus tidak dapat melebihi 2 mA karena pada setengah siklus negatif arus basis direduksi menjadi nol, nilai terendah. Jadi untuk output daya maksimum, arus basis bervariasi antara nol dan 4 mA, yang membuat Icvary hingga Imax dalam satu arah dan turun ti Imin ke arah lain. Pada saat yang sama Vc bervariasi antara Vmin dan Vmax. Perhatikan bahwa nilai-nilai ini terjadi di persimpangan dari garis beban dengan kurva bias yang ekstrim keluaran saat ini. Untuk menghitung a.c. tersebut daya keluaran, Pac, kita menggunakan formula Pac.
Pac=(Vmax-Vmin)(Imax-Imin)/8…………………………..…………(2.1)
Karena Pac =
1/2VmIm, di mana Vm adalah setengah nilai max-to-min variasi tegangan dan Im
adalah setengah max-ke-min variasi arus.
Rangkaian hanya dianggap beroperasi di bawah kondisi kelas A, di sini arus
untuk seluruh siklus masukan. Ini tidak seperti kelas B yang kami anggap nanti,
di mana arus mengalir hanya selama siklus setengah alternatif.
Arus kolektor, diijinkan diatur oleh dc maksimum daya yang dapat hilang di
persimpangan kolektor. Karena kekuasaan = IV, daya disipasi kolektor kurva
maksimum, Pc max, dengan garis patah dan titik operasi diam Q harus berbohong
di sebelah kiri itu.. Dalam kondisi ini, nilai-nilai diam Vo, Io adalah seperti
yang VoIo
VccIo <Pc max. Selanjutnya,
sejak lutut kurva Ic V VCE
terjadi di sebagian kecil dari volt ayunan kolektor puncak maksimum yang
diijinkan saat ini dapat diambil sebagai praktis sama dengan Io, di mana Io
adalah nilai diam. Demikian juga, tegangan puncak maksimum ayunan adalah
sekitar Vo, nilai diam tegangan kolektor, atau Vcc tegangan suplai. Oleh karena
itu a.c. maksimum daya output
=Pac
…………………………………….............(2.2)
Dengan kondisi
tersebut, maka diperlukan a.c. beban, RL, untuk kolektor diberikan hanya dengan
RL = Vo / Io = Vcc / Io,
hasil praktis yang berguna. Umumnya, para a.c. daya
output dan input dcpower diberikan masing-masing oleh:
Pac
= 1/8 (Imax-Imin) (Vmax-Vmin)…………………………..(2.3)
dan
dan
Pdc
= IoVo IoVcc………………………………………………(2.4)
Efisiensi kolektor, , dari sirkuit yang diberikan oleh
Efisiensi kolektor, , dari sirkuit yang diberikan oleh
(M.Nelkon,1981)
Penguat tegangan menghasilkan isyarat keluaran berbentuk sama seperti pada
isyarat masukan. Penguat ini tidak mempunyai kemampuan untuk menghasilkan arus
isyarat yang besar pada keluarannya. Ada dua hal yang membatasi kemampuan untuk
menghasilkan arus isyarat yang besar, yaitu transistor yang digunakan mempunyai
kemampuan daya disipasi yang kecil, atau penguat mempunyai hambatan keluaran
yang besar.
Kita juga telah mengenal pengikut
emitor, yang mempunyai penguatan tegangan keluaran yang lebih dari satu.
Tegangan isyarat keluaran lebih kecil dari tegangan isyarat masukan. Penguat
ini mempunyai impedansi keluaran yang kecil sehingga dapat diberi beban dengan
hambatan yang kecil. Jika tegangan keluaran besar dapat dihasilkan arus isyarat
yang besar. Kemampuan ini dibatasi oleh kemampuan daya lesapan transistor yang
digunakan. Dalam bab ini kita akan membahas penguat daya. Pada penguat daya
isyarat tegangan yang kecil diperkuat dan dibuat agar mampu memberikan arus
isyarat yang besar, untuk menggetarkan pengeras suara, menggerakkan motor
listrik atau beban lain yang memerlukannya. Jadi pada penguat daya, tegangan
isyarat besar dan arus juga besar. Ada dua cara yang lazim digunakan untuk
membuat penguat tegangan, yaitu dengan menggunakan transformator keluaran dan
menggunakan penyangga dengan impedansi keluaran yang kecil dilihat dari
keluaran. Transistor yang digunakan pada keluaran haruslah mampu menerima
lesapan daya sesuai dengan daya keluaran.Transformator dapat digunakan untuyk
transformasi impedansi. Impedansi masukan tidaklah sama dengan impedansi
keluaran jika jumlah lilitan primer berbeda dengan jumlah lilitan sekunder.
Hubungan antara V1 danV2
dapat diperoleh dengan menggunakan hukum imbas Faraday, yaitu bahwa perubahan
fluks magnetik terhadap waktu akan menimbulkan tegangan gerak listrik. Secara
matematik diperoleh V=N
jika ada N lilitan yang ditembus fluks magnetik.
V1 = n1
,
V2
= n2
………………………………………..(2.6)
dengan fluks
dalam primer
sama dengan fluks dalam lilitan sekunder. Dari
persamaan diatas kita peroleh:
atau V2 =
…………………………………………………(2.7)
Misalkan n1> n2 dan n =
maka V2=
.
Tegangan pada
sekunder lebih kecil daripada tegangan pada primer.
Selanjutnya,
transformator adalah komponen pasif yang dapat bekerja tanpa memerlukan daya
listrik dari luar. Ini berarti daya keluaran tak akan lebih besar daripada daya
masukan. Jika daya yang hilang pada transformator kita abaikan, daya pada
keluaran akan sama daya masukan.
Oleh karena
daya listrik P=I V maka:
I1V1=I2V2
atau I2=I1
................................................................................(2.8)
Persamaan
diatas bahwa jika tegangan sekunder n kali lebih rendah daripada tegangan
primer, arus yang mengalir pada sekunder akan n kali lebih besar daripada arus
yang menglair di dalam lilitan primer. Bagaimana halnya dengan impedansi
dilihat dari masukan, yaitu Z1 =
dan impedansi dilihat dari keluarannya
yaitu: Z2 =
. Jika impedansi lilitan transformator
diabaikan kita peroleh dari persamaan:
Z2 = = atau Z1 = n2Z2…………………………...………(2.9)
Z2 = = atau Z1 = n2Z2…………………………...………(2.9)
Persamaan
diatas berarti bahwa dilihat dari keluaran, impedansi Z1 yang ada
primer tampak mempunyai nilai
. Dari persamaan berarti
impedansi Z2 yang ada pada sekunder jika dilihat dari primer
mempunyai nilai n2Z2.
Dengan menggunakan transformator kita dapat menggandengkan suatu penguat
dengan beban. Pada penguat daya tegangan isyarat besar, sehingga tak dapat kita
bahas dengan menggunakan rangkaian serta isyarat kecil. Kita dapat menggunakan
ciri keluaran transistor dan menentukan bentuk isyarat keluaran secara grafik.
Dilihat dari pengeluaran penguat,
hambatan beban RL untuk isyarat ac mempunyai nilai n2RL.
Sedangkan hambatan dc dari kolektor ke Vcc kecil yaitu hambatan kawat lilitan
primer. Bentuk ciri keluaran beserta garis beban ac dan dc. Tegangan isyarat
pada basis menyebabkan arus isyarat pada basis yang berubah-ubah di sekitar IB(q).
Jika kemiringan
garis beban ac dipilih sedemikian rupa sehingga memotong sumbu VCE pada
nilai VCE = 2 VCC , maka jika atus basis berubah
dari IB=0 sehingga IB(penjenuhan) maka tegangan isyarat
pada kolektor akan berubah dari dekat 0 sehingga 2 VCC dengan VCE(q)
= Vcc. Berapa nilai n yang diperlukan agar garis beban ac memotong
sumbu VCE pada nilai 2 VCC. Kemiringan garis beban adalah
yang harus sama dengan
Jadi,
atau n2 =
. Jika dipilih nilai n yang
memenuhi, isyarat keluaran dapatlah dibuat simetrik. Biasanya nisbah jumlah
lilitan sekunder dan lilitan primer n adalah tertentu (bergantung pada
transformator keluaran yang kita punyai). Dalam hal ini kita atur
melalui arus basis
agar garis beban ac memotong sumbu VCC pada nilai 2 VCC.
Marilah kita hitung daya isyarat
keluaran maksimum yang dapat disampaikan kepada beban. Dipandang dari kolektor
hambatan beban RL tampak mempunyai nilai
Oleh karena isyarat keluaran paling besar
mempunyai amplitudo VCC maka daya keluaran rata-rata
Po =
……………………………………………………..(2.10)
Po = ½ (
……………………………………….(2.11)
V2p =
adalah isyarat puncak (amplitudo) pada ujung
sekunder transformator. Selanjutnya marilah kita hitung daya masukan yang
diambil dari catu daya jika isyarat keluaran maksimum. Tegangan VCC
haruslah tetap karena VCC adalah sumber tegangan tetap. Tampak arus IC
berubahdari 0 hingga sama dengan IA =
secara sinusoida, sehingga arus kolektor
rata-rata adalah IC(q) =
==
. Arus ini diambil dari sumber
tegangan tetap VCC , sehingga daya masukan haruslah Pi =
IC(q) VCC = =
. Dari persamaan dapatlah disimpulkan bahwa
jika titik q ada ditengah garis beban (ac), maka daya guna tau efisiensi
maksimum adalah =
. Penguat dengan titik kerja (q)
di tengah garis beban disebut penguat kelas A. Secara umum dapatlah disimpulkan
bahwa untuk penguat kelas A daya guna maksimum adalah 50%. (Sutrisno,1987)
Rangkaian untuk sistem dorong tarik kelas B sama dengan rangkaian untuk
sistem kelas A kecuali bahwa alat-alat tersebut diberi prategangan di sekitar
titik pancung (cut-off). Rangkaian transistor bekerja sebagai kelas B, apabila
R2 = 0 oleh karena transistor
silikon terpancung apabila basis dihubung-pendekkan ke emiter. Keuntungan dari
operasi dalam kelas B dibandingkan dalam kelas A adalah sebagai berikut: Dalam
operasi kelas B dimungkinkan untuk mencapai daya keluaran yang lebih tinggi dan
efisiensi yang lebih tinggi dan karenanya kehilangan daya pada waktu tak ada
sinyal dapat diabaikan.
Oleh karena itu dalam sistem-sistem dimana catu daya terbatas, seperti halnya dengan sel surya dan baterai daya keluaran biasanya dihasilkan melalui rangkaian transistor dorong-tarik kelas B. Kerugian dari penguat kelas B adalah distorsi harmoniknya lebih tinggi, prategangan-diri (self-bias) tak dapat dipergunakan dan tegangan catu daya harus diratakan dengan baik.
Oleh karena itu dalam sistem-sistem dimana catu daya terbatas, seperti halnya dengan sel surya dan baterai daya keluaran biasanya dihasilkan melalui rangkaian transistor dorong-tarik kelas B. Kerugian dari penguat kelas B adalah distorsi harmoniknya lebih tinggi, prategangan-diri (self-bias) tak dapat dipergunakan dan tegangan catu daya harus diratakan dengan baik.
Pertimbangan-pertimbangan daya.
Untuk menelaah efisiensi konversi dari sistem, dianggap bahwa karakteristik
keluaran sama lebarnya untuk masukan yang sama besarnya, sehingga garis lengkung
transfernya merupakjan sebuah garis lurus. Juga dianggap bahwa arus minimumnya
nol. Lukisan secara grafik untuk menentukan bentuk-bentuk gelombang arus dan
tegangan keluaran untuki satu transistor yang bekerja sebagai tahapan kelas B.
Perhatikan, bahwa untuk pembangkit sinusoidal, keluarannya sinusoidal selama
setengah perioda yang pertama dan nol dalam setengah perioda yang kedua.
Tahanan beban efektif adalah R’L = (N1/N2)2RL.
Pernyataan untuk R’L ini sama dengan persamaan
sebelumnya, dimana N1 disini menyatakan banyak lilitan primer sampai
sadapan ditengah.
Bentuk-bentuk gelombang yang
dilukiskan hanya untuk satu transistor Q1. Keluaran Q2 ,
tentu saja suatu deret dari pulsa-pulsa sinus yang berbeda fasa 180º dari
keluaran Q1. Dengan demikian arus beban, yang berbanding lurus
dengan perbedaan arus dua kolektor, merupakan suatu gelombang sinus dalam
kondisi ideal yang dimisalkan di atas. Daya keluaran adalah arus searah
kolektor yang bersangkuatn dalam masing-masing transistor yang dibebani adalah
harga rata-rata dari setengah gelombang sinus. Oleh karena Idc = Im/
untuk bentuk gelombang ini, maka masukan daya
searah dari catu daya adalah Pi = 2
. Faktor dua dalam pernyataan ini muncul, oleh
karena dua buah transistor digunakan dalam sistem tarik-dorong.
Dengan mempergunakan perbandingan
persamaan diatas, kiata peroleh efisiensi rangkaian kolektornya:
Persamaan ini menunjukkan, bahwa maksimum dari efisiensi konversi yang
mungkin adalah 25
= 78,5 %untuk sistem kelas B dibandingkan
dengan 50 % untuk operasi kelas B. Batas atas efisiensi ini dapat dicapai oleh
rangkaian transsitor dengan Vmin << VCC. Harga yang
besar dari
ini disebabkan oleh karena dalam sistem kelas
B tak adaapabila tak ada arus apabila tak ada pembangkitan, sedangkan
dalam sistem kelas A mencapai suatu maksimum pada waktu masukan nol dan menurun
bila sinyal dalam penguat kelas B, maka catu daya harus mempunyai pengaturan
yang baik.
Kehilangan daya kolektor PC (dalam kedua transistor) adalah
perbedaan anatara daya masukan ke rangkaian kolektor dan daya yang diberikan
pada beban. Oleh karena Im=Vm/ R’L
, maka PC = Pi –P =
. Persamaan ini menunjukkan bahwa
kehilangan daya kolektor nol bila tak ada sinyal (Vm=0), naik bila Vm
= 2 VCC /
.
Puncak kehilangan daya diperoleh pada Pc.maks =
. Maksimum daya dapat dihasilkan
untuk Vm = VCC (bila Vmin =0) atau Pmaks=
. Oleh karena itu Pc.maks =
. Misalnya, bila kiat ingin
menghasilkan daya 10 W dari sebuah penguat dorong-tarik kelas B, maka PC,
maks = 4 W, atau kita harus memilih transistor-transistor yang mempunyai
kehilangan daya (disipasi) kira-kira masing-masing 2 W. Dengan kata lain kita
dapat memperoleh keluaran dorong tarik lima kali ketentuan disipasi daya dan
masing-masing trasnsistor. Pernyatan ini berasal dari Pi=Po/
20 W. (Jacob
Millman, 1985)
BAB
III
METODOLOGI
PERCOBAAN
3.1 Peralatan dan
Komponen
3.1.1
Peralatan dan Fungsi
1. Signal
Generator ( 1 buah)
Fungsi :Sebagai sumber sinyal
atau pembangkit sinyal.
2. Multimeter
analog dan digital
Fungsi
:Untuk mengukur tegangan dan hambatan pada rangkaian.
3. PSA
Simetri ( 1 buah )
Fungsi
:Sebagai sumber tegangan DC 12 Volt.
4. Osiloskop ( 1 buah )
Fungsi
:Untuk menampilkan tegangan output dan timer dalam bentuk gelombang.
5. Protoboard
( 1 buah )
Fungsi
:Sebagai tempat untuk merangkai komponen untuk sementara.
6. Penjepit buaya
Fungsi
:Untuk menghubungkan rangkaian dengan peralatan.
7. Jumper
Fungsi
: Uintuk menghubungkan ground rangkaian dengan peralatan.
3.1.2
Komponen dan Fungsi
1. Resistor
Fungsi
:Sebagai hambatan.
2. Kapasitor
Fungsi :Untuk menyimpan muatan yang mengalir pada rangkaian dalam bentuk medan listrik.
3. IC LM 741
Fungsi : sebagai penguat frekuensi dan penguat daya.
3.2
Prosedur percobaan
1.
Dipersiapkan semua peralatan dan komponen yang akan
digunakan
2.
Diranhgkai komponen pada papan protoboard seperti pada
gambar dibawah ini untuk sementara
3.
Diukur tegangan Vcc dari PSA Simetri
4.
Distel Signal Generator dengan keluaran 100 Hz
5.
Dihubungkan PSA Simetri dan Signal Generator ke rangkaian
menggunakan penjepit buaya
6.
Diukur outputnya
7.
Dicatat hasil datanya dengan mengganti resistor
variabelnya
BAB IV
ANALISA DATA
4.1. Gambar Percobaan
4.2. Data Percobaan
Vin = 12 Volt
R1
|
Rf
|
Vout(Volt)
|
10 k
|
1 k
|
5
|
10 k
|
300
|
5,5
|
10 k
|
20 k
|
3
|
10 k
|
30 k
|
4
|
Medan,
25 Maret 2013
Asisten Praktikan
(Wiharja Ginting) (RINTO PANGRIB)
4.3 Analisa Data
1.
Hitung gain secara teori
2. Mencari gain secara praktik
3. Mencari persen ralat (% ralat)
BAB V
KESIMPULAN DAN
SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Sifat-sifat karakteristik dari IC LM 741 adalah
Karakteristik:
Tegangan suplai : +22 V
Tegangan suplai : +22 V
Borosan daya: 500m
Tegangan input: +30 V
Solder suhu:
10 detik
2.
Gain secara teori dan praktek adalah
Gain secara teori:
Gain
secara praktek:
3.
Aplikasi penguat kelas A, kelas B, kelas
C, kelas AB adalah
- Aplikasi
penguat kelas A adalah untuk signal kecil atau power RF amplifier single ended.
- Aplikasi penguat kelas B adalah dipakai pada penguat akhir
sinyal audio karena bekerja pada level tegangan yang relatif tinggi (diatas 1
Volt), dan
dipakai pada RF
amplifier pushpull.
- Aplikasi penguat kelas C adalah pendeteksi dan penguat
frekuensi pilot, rangkaian penguat tuner RF, banyak digunakan di
pemancar frekuensi tinggi terutama jika digunakan modulasi FM dan sebagainya.
- Aplikasi penguat kelas
AB adalah banyak menjadi pilihan sebagai penguat audio, dan
dipakai pada RF
amplifier pushpull.
5.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan
mengetahui cara merangkai komponen pada protoboard
2. Sebaiknya praktikan
mengetahui cara pembacaan warna cincin resistor sehingga mempermudah
pencarian resistor yang dibutuhkan ketika praktikum
pencarian resistor yang dibutuhkan ketika praktikum
3. Sebaiknya praktikan
mengetahui kaki-kaki dari IC LM 741
4. Sebaiknya praktikan teliti saat mengukur tegangan
keluarannya
DAFTAR
REFERENSI
Millman, Jacob.1985.ELEKTRONIKA TERPADU. Jilid 2. Jakarta:Penerbit
Erlangga.
Halaman : 325-328.
Nelcon, M.1981.ELECTRONICS AND RADIO
PRINCIPLES.London:Heinemann Educational Books.
Halaman
: 58-61.
Sutrisno.1987.ELEKTRONIKA TEORI DASAR DAN
PENERAPANNYA.Bandung:Penerbit ITB.
Halaman :
55-59.
Medan, 25 Maret 2013
Asisten Praktikan
( Wiharja Ginting ) (RINTO PANGRIB)
No comments:
Post a Comment