Setelah tertunda sekian lama, saya
ingin melanjutkan kembali serial tulisan saya tentang radioaktivitas,
kali ini adalah Sinar Gamma. Sinar Gamma begitu istimewa dibandingkan
dengan sinar/partikel radioaktif lainnya dikarenakan dia tidak memiliki
massa dan muatan. Sinar Gamma memiliki panjang gelombang yang paling
kecil dan energi terbesar dibandingkan spektrum gelombang
elektromagentik yang lain, ( sekitar 10 000 kali lebih besar
dibandingkan dengan energi gelombang pada spektrum sinar tampak ).
Selain itu, sinar gamma memiliki daya ionisasi yang paling rendah namun
jangkauan tembus yang paling besar dibandingkan sinal beta dan alfa
Sinar gamma muncul dari inti atom yang tidak stabil dikarenakan atom tersebut memiliki energi yang tidak sesuai dengan kondisi dasarnya (groundstate). Energi gamma yang muncul antara satu radioisotop dengan radioisotop yang lain adalah berbeda – beda dikarenakan setiap radionuklida memiliki emisi yang spesifik. Sinar gamma juga dapat ditemui di dalam alam semesta, dimana sinar gamma berjalan melintasi jarak yang teramat luas di alam semesta , yang kemudian pada akhirnya terserap oleh atmosfer bumi. Perlu diketahui, panjang gelombang yang beberbeda pada gelombang elektromagnetik akan menembus atmosfer dengan kedalaman yang berbeda pula.
Karena daya tembusnya yang begitu tinggi, sinar gamma mampu menembus berbagai jenis bahan, termasuk jaringan tubuh manusia. Material yang memiliki densitas tinggi seperti timbal sering digunakan sebagai shielding untuk memperlambat atau menghentikan foton gamma yang memancar.
Sinar gamma awalnya ditemukan oleh seorang fisikawan prancis yang bernama Pada waktu itu, tahun 1896, Henri menemukan mineral uranium yang ternyata menghitamkan plat fotografi meskipun dilapisi oleh lapisan kertas buram tebal.
Sebelum itu, Rontgen telah menemukan Sinar- X dan Becquerel melihat bahwa sinar yang dipancarkan oleh uranium tersebut mirip dengan sinar X, sehingga ia menyebut sinar tersebut “metallic phosphorescence.”
No comments:
Post a Comment