1.
Tujuan Percobaan
1.
Memahami
absorbsi radiasi oleh bahan
2.
Memahami
hubungan tebal absorber terhadap intensitas radiasi
3.
Menentukan
/memperkirakan tebal aman absorber terhadap radiasi.
4.
Alat
dan bahan percobaan
1.
Komputer
2.
Vernier interfac komputer ( Lab Pro )
3.
Sumber Cs-137
4.
Monitor Radiasi ( Digital Radiasi Monitor )
5.
Logger Pro
6.
Timbale dengan berbagai ketebalan
7.
Alumunium dengan berbagai ketebalan.
8.
Dasar
teori
Radiasi adalah pancaran energy dari suatu sumber
energy ke lingkungannya. Radiasi tidak dapat dideteksi oleh indra manusia,
sehingga untuk mengenalinya diperlukan suatu alat bantu pendeteksi yang disebut
dengan detektor radiasi. Ada beberapa jenis detektor yang secara spesifik
mempunyai kemampuan untuk melacak keberadaan jenis radiasi tertentu yaitu
detektor alpha, detektor gamma, detektor neutron, dll. Radiasi dapat
berinteraksi dengan materi yang dilaluinya melalui proses ionisasi, eksitasi
dan lain-lain. Dengan menggunakan sifat-sifat tersebut kemudian digunakan
sebagai dasar untuk membuat detektor radiasi.
Gambar 1. Radiasi α, β dan ɣ
Beberapa jenis radiasi dari
radioaktif, yaitu radiasi alpha, betha dan gamma. Radiasi alpha pada umumnya
dipancarkan oleh elemen berat, yaitu unsure yang nilai massanya besar, tetapi
tetapi tenaga ikatnya rendah. Radiasi alpha ini daya jangkauannya atau daya
tembusnya sangat rendah sekali. Hal ini disebabkan karena radiasi alpha
bermassa 4 dan bermuatan positif, padahal di alam banyaj sekali electron bebas
yang bermuatan negative, sehingga mudah sekali dihentikan oleh
elketron-elektron tersebut. Geraknya lambat karena massanya 4 (relatif berat).
Radiasi alpha memiliki jangkauan di udara yang sangat pendek, sekitar 2-3 cm,
sehingga untuk perlindungan diri (proteksi radiasi) terhadap radia alpha bisa
dihentikan dengan menutup memakai sehelai kertas.
Radiasi beta sebenarnya ada dua macam, yaitu Beta min
dan Beta plus yang keduanya memilki sifat berlainan. Pemakaina mindan plus
adalah untuk menyatakan muatan listrik yang dibawa oleh zarah radiasi
beta.ditinjau darisegi struktu atomnya, radiasi beta min ini terjadi pada atom
yang kelebihan electron. Radiasi beta
min pada umumnya disertai juga dengan radiasi gamma. Radiasi beta plus serupa
dengan pancaran elktron positif atau positron dari inti atom. Radiasi beta plus
terjadi pada atom yang kelebihan potron.
Peristiwa absorbsi adalah salah satu bentuk kehilangan
energy zarah radiasi beta bila mengenai medium. Berbeda dengan radiasi partikel
bermuatan (a atau b), daya tembus radiasi gamma dan sinar-X sangat tinggi
bahkan tidak dapat diserap secara keseluruhan.
Gambar 2. Penyerapan Radiasi Gelombang Elektromagnetik
Hubungan antara intensitas radiasi yang datang (I0) dan
intensitas yang diteruskan (Ix) setelah melalui bahan penyerap
setebal x adalah sebagai berikut.
(1)
μ adalah koefisien serap linier bahan
terhadap radiasi gamma dan sinar-X. μ sangat
dipengaruhi oleh jenis bahan penyerap, nomor atom (Z) dan densitas (r) serta energi radiasi yang mengenainya.
Nilai tebal bahan penyerap dapat dalam satuan panjang (mm ; cm) ataupun dalam
satuan massa persatuan luas (gr/cm2). Terlihat bahwa persamaan (1)
di atas merupakan persamaan eksponensial seperti persamaan peluruhan radioaktif
sehingga dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 3. Kurva intensitas radiasi yang diteruskanoleh bahan
penyerap
Bila di peluruhan radioaktif dikenal
istilah waktu paro, disini terdapat istilah tebal paro (HVL = half value layer)
yaitu tebal bahan yang dapat menyerap separo dari intensitas mula-mula atau
intensitas yang diteruskan tinggal separonya. Istilah lain adalah TVL (tenth
value layer) yaitu tebal bahan yang dapat menyerap 90% intensitas mula-mula
atau intensitas yang diteruskan tinggal sepersepuluh (10%) nya. Nilai HVL dan
TVL suatu bahan ditentukan dari koefisien serap linier (μ) nya
dengan persamaan berikut.
(2)
Perhitungan intensitas radiasi yang masih diteruskan setelah melalui
suatu bahan penyerap (penahan radiasi) lebih mudah bila menggunakan konsep HVL
dan TVL ini dibandingkan harus menggunakan persamaan dasarnya
(3)
Dimana n adalah jumlah HVL (x / HVL) sedangkan m adalah jumlah TVL (x /
TVL).
9.
PROSEDUR
EKSPERIMEN
1.
Menyiapkan program Logger Pro dan memasang
sensor mendeteksi.
2.
Menghitung cacah latar.
3.
Menghitung cacah radiasi sebagai I0
4.
Menghitung cacah radiasi dengan penghalang
timbale dari ketebalan yang paling tipis sampai paling besar.
5.
Menghitung cacah radiasi deng penghalang
alumunium dari ketebalan paling tipis ke paling tebal.
6.
Analisis
data
No comments:
Post a Comment