Fisika kuantum mempelajari struktur dasar materi (fundamental
element). Yaitu mempelajari susunan atom dan struktur pembentuk atom. Disebut
kuantum karena dari kata dasar quanta/quantised = terukur. Maksudnya
mempelajari ukuran-ukuran/nilai-nilai/sifat-sifat dasar dari "bahan"
pembentuk "materi". Mulai dari massa atom, proton, neutron, elektron
sampai yang dianggap terkecil saat ini adalah quark sebagai "bahan"
penyusun proton, neutron maupun elektron. Tidak hanya nilai massanya saja yang
dipelajari, tetapi juga orbitnya, spin-nya, weak-force, gravitasi, sifat
gelombang elektromagnetnya, dll.
A. Energi Foton
Foton adalah partikel elementer dalam fenomena elektromagnetik. Biasanya foton dianggap sebagai pembawa radiasi elektromagnetik, seperti cahaya, gelombang radio, dan Sinar-X. Foton berbeda dengan partikel elementer lain seperti elektron dan quark, karena ia tidak bermassa dan dalam ruang vakum foton selalu bergerak dengan kecepatan cahaya, c. Foton memiliki baik sifat gelombang maupun partikel ("dualisme gelombang-partikel").
Sebagai gelombang, satu foton tunggal tersebar di seluruh ruang dan menunjukkan fenomena gelombang seperti pembiasan oleh lensa dan interferensi destruktif ketika gelombang terpantulkan saling memusnahkan satu sama lain.
Sebagai partikel, foton hanya dapat berinteraksi dengan materi dengan memindahkan energi sejumlah:
di mana h adalah konstanta
Planck, c adalah laju cahaya, dan λ adalah panjang gelombangnya.
B. Teori
Kuantum
Teori kuantum dari Max Planck mencoba
menerangkan radiasi karakteristik yang dipancarkan oleh benda mampat. Radiasi
inilah yang menunjukan sifat partikel dari gelombang. Radiasi yang dipancarkan
setiap benda terjadi secara tidak kontinyu (discontinue) dipancarkan dalam
satuan kecil yang disebut kuanta (energi kuantum).
1. Max Planck
Planck berpendapat bahwa kuanta yang berbanding lurus dengan
frekuensi tertentu dari cahaya, semuanya harus berenergi sama dan energi ini E berbanding lurus dengan frekuensi.
Jadi : E = h.f
Dengan : E = Energi kuantum
h = Tetapan
Planck = 6,626 x 1034 J.s
f = Frekuensi
Planck menganggap hawa energi elektromagnetik yang diradiasikan
oleh benda, timbul secara terputus-putus walaupun penjalarannya melalui ruang
merupakan gelombang elektromagnetik yang kontinyu.
Einstein mengusulkan bukan saja cahaya yang dipancarkan menurut
suatu kuantum pada saat tertentu tetapi juga menjalar menurut kuanta
individual. Hipotesis ini menerangkan efek fotolistrik, yaitu elektron yang
terpancar bila frekuensi cahaya cukup tinggi, terjadi dalam daerah cahaya
tampak dan ultraungu.
Hipotesa dari Max Planck dan Einstein menghasilkan rumusan empiris
tentang efek fotolistrik yaitu :
hf = Kmaks + hfo
hf = Isi energi dari masing-masing kuantum cahaya datang
Kmaks = Energi fotoelektron maksimum
hfo = Energi minimum yang diperlukan untuk melepaskan sebuah
elektron dari permukaan logam yang
disinari
Tidak semua fotoelektron mempunyai energi yang sama sekalipun frekuensi
cahaya yang digunakan sama. Tidak semua energi foton (hv) bisa diberikan pada
sebuah elektron. Suatu elektron mungkin akan hilang dari energi awalnya dalam
interaksinya dengan elektron lainnya di dalam logam sebelum ia lenyap dari
permukaan. Untuk melepaskan elektron dari permukaan logam biasanya memerlukan
separuh dari energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari atom bebas
dari logam yang bersangkutan.
Penafsiran Einstein mengenai fotolistrik dikuatkan dengan emisi
termionik. Dalam emisi foto listrik, foton cahaya menyediakan energi yang
diperlukan oleh elektron untuk lepas, sedangkan dalam emisi termionik kalorlah
yang menyediakannya.
Usul Planck bahwa benda memancarkan cahaya dalam bentuk kuanta
tidak bertentangan dengan penjalaran cahaya sebagai gelombang. Sementara
Einstein menyatakan cahaya bergerak melalui ruang dalam bentuk foton. Kedua hal
ini baru dapat diterima setelah eksperimen Compton. Eksperimen ini menunjukan
adanya perubahan panjang gelombang dari foton yang terhambur dengan sudut (f)
tertentu oleh partikel bermassa diam (m0). Perubahan ini tidak
bergantung dari panjang gelombang foton datang (l).
Hasil pergeseran compton sangat kecil dan tidak terdeteksi. Hal
ini terjadi karena sebagian elektron dalam materi terikat lemah pada atom
induknya dan sebagian lainnya terikat kuat. Jika elektron d timbulkan oleh
foton, seluruh atom bergerak, bukan hanya elektron tunggalnya.
Untuk lebih memahami tinjauan teori kuantum dan teori gelombang
yang saling melengkapi, marilah kita amati riak yang menyebar dari permukaan
air jika kita menjatuhkan batu ke permukaan air. Pernahkan Anda perhatikan hal
ini? Riak yang menyebar pada permukaan air akan hilang dengan masuknya batu
ke dasar.
Analogi ini dapat menjelaskan energi yang dibawa cahaya terdistribusi
secara kontinyu ke seluruh pola gelombang. Hal ini menurut tinjauan teori
gelombang sedangkan menurut teori kuantum, cahaya menyebar dari sumbernya
sebagai sederetan konsentrasi energi yang teralokalisasi masing-masing cukup
kecil sehingga dapat diserap oleh sebuah elektron.
a)
Teori gelombang cahaya menjelaskan difraksi dan
interferensi yang tidak dapat dijelaskan oleh teori kuantum. Sedangkan teori
kuantum menjelaskan efek fotolistrik yang tidak dapat dijelaskan oleh teori
gelombang.
b)
Teori gelombang cahaya menjelaskan difraksidan
interferensi yang tidak dapat dijelaskan oleh teori kuantum.
Teori kuantum menjelaskan efek fotolistrik yang tidak dapat di
jelaskan oleh teori gelombang. Bila cahaya melalui celah-celah, cahaya berlalu
sebagai gelombang, ketika tiba di layar cahaya berlalu sebagai partikel.
Berdasarkan data tersebut, dilakukan eksperimen lanjutan yang
meneliti sifat dualisme gelombang dan partikel.
C. Gelombang Elektromagnetik
Gelombang elektromagnetik adalah perambatan secara transversal antara medan listrik dan medan magnet ke segala arah. Konsep yang bisa menjelaskan fenomena ini adalah konsep gelombang elektromagnetik. Dan konsep gelombang elektromagnetik ternyata sangat luas tidak hanya berkaitan dengan TV atau ponsel saja, melainkan banyak aplikasi lain yang bisa sering kita temukan sehari-hari di sekitar kita. Aplikasi tersebut meliputi microwave, radio, radar, atau sinar-x.
Pertama, arus listrik dapat menghasilkan (menginduksi) medan magnet. Ini dikenal sebagai gejala induksi magnet . Peletak dasar konsep ini adalah Oersted yang telah menemukan gejala ini secara eksperimen dan dirumuskan secara lengkap oleh Ampere. Gejala induksi magnet dikenal sebagai Hukum Ampere. Kedua, medan magnet yang berubah-ubah terhadap waktu dapat menghasilkan (menginduksi) medan listrik dalam bentuk arus listrik. Gejala ini dikenal sebagai gejala induksi elektromagnet. Konsep induksi elektromagnet ditemukan secara eksperimen oleh Michael Faraday dan dirumuskan secara lengkap oleh Joseph Henry. Hukum induksi elektromagnet sendiri kemudian dikenal sebagai Hukum Faraday-Henry.
Yang termasuk gelombang elektromagnetik:
Gelombang
|
Panjang
gelombang λ
|
1
mm-10.000 km
|
|
0,001-1
mm
|
|
400-720
nm
|
|
10-400nm
|
|
0,01-10
nm
|
|
0,0001-0,1
nm
|
Sinar kosmis tidak
termasuk gelombang elektromagnetik; panjang gelombang lebih kecil dari 0,0001
nm. Sinar dengan panjang gelombang besar, yaitu gelombang radio dan infra merah, mempunyai frekuensi dan tingkat
energi yang lebih rendah. Sinar dengan panjang gelombang kecil, ultra violet, sinar x atau sinar
rontgen, dan sinar gamma, mempunyai
frekuensi dan tingkat energi yang lebih tinggi.
v Sinar
Gamma:
·
frekuensinya: 1020 hz - 1025
hz.
·
mempunyai daya daya tembus sangat besar.
·
dipakai pada bidang industry.
·
alat deteksi: Geiger Muller.
v Sinar
X (=sinar rontgen):
·
frekuensinya: 1016 hz – 1020
hz.
·
daya tembus besar.
·
dipakai untuk mendeteksi organ organ dalam
tubuh (misal: menentukan posisi tulang yang patah).
v Ultra
Violet:
·
frekuensinya: 1015 hz – 1016
hz.
·
sumber utamanya matahari.
·
diperlukan pada proses asimilasi tumbuhan.
·
membunuh beberapa jenis kuman penyakit kulit.
v Cahaya
Tampak (=sinar):
·
satu-satunya GEM yang dapat dilihat (teramati
mata manusia).
·
panjang gelombangnya: 430 nm - 690 nm (rentang
frekuensinya sempit).
·
manfaat/ fungsinya: membuat kita dapat melihat.
v Infra
Merah:
·
frekuensinya: 1011 hz - 1014
hz.
·
digunakan pada fotografi (pemotretan dari udara
atau satelit) untuk pemetaan permukaan bumi dan sumber-sumber alam.
·
dapat juga dipakai pada terapi fisik (physical
therapy).
v Gelombang
Radar (Radio Detection and Ranging):
·
untuk mendeteksi pesawat yang bergerak mendekati/menjauhi
pangkalan udara.
·
dapat juga dipakai pada sarana komunikasi.
v Gelombang
TV dan Gelombang Radio:
·
penggunaannya sebagian besar untuk pemancar
radio dan TV.
D.
Sifat-sifat Gelombang Elektromagnetik
Dari
beberapa percobaan yang telah dilakukan, Hertz berhasil mengukur bahwa radiasi
gelombang elektromagnetik frekuensi radio (100 MHz) yang dibangkitkan memiliki
kecepatan rambat sesuai dengan nilai yang diramalkan oleh Maxwell. Di samping
itu, eksperimen Hertz ini juga menunjukkan sifat-sifat gelombang dari cahaya,
yaitu pemantuan, pembiasan, interferensi, difraksi, dan polarisasi. Dengan
demikian, hipotesis Maxwell mengenai gelombang elektromagnetik telah terbukti
kebenarannya melalui eksperimen Hertz.
Dari uraian ini, dapat ditulis sifat-sifat
gelombang elektromagnetik yaitu:
a. Dapat
merambat dalam ruang hampa,
b. Merupakan
gelombang transversal,
c. Dapat
mengalami polarisasi,
d. Dapat
mengalami pemantulan (refleksi),
e. Dapat
mengalami pembiasan (refraksi),
f. Dapat
mengalami interferensi,
g. Dapat
mengalami lenturan atau hamburan (difraksi),
h. Merambat
dalam arah lurus.Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan Maxwell,
kecepatan gelombang elektromagnetik diruang hampa adalah sebesar 3 x 108 m/s
yang nilainya sama dengan laju cahaya terukur (Supriyono, 2006).
c = f x λ
Keterangan: c = laju cahaya (3 x 108)
f = frekuensi gelombang (Hz)
λ =
panjang gelombang (m)
Berdasarkan
persamaan tersebut, kita dapat menentukan frekuensi cahaya tampak bernilai
antara 4 x 1014 Hz hingga 7,5 x 1014 Hz.
E. Peranan
Gelombang Elektromagnetik dalam Kehidupan
Gelombang elektromagnetik banyak dimanfaatkan
dalam kehidupan di muka bumi. Pemanfaatan itu ada dalam berbagai bidang, yaitu
bidang kedokteran, bidang industri, bidang astronomi, bidang seni, dan bidang
sains fisika. Banyak sekali keuntungan yang diperoleh dari pemanfaatan
gelombang elektromagnetik ini. Tetapi, gelombang elektromagnetik ini juga dapat
memberikan dampak negatif yang dapat mengganggu kehidupan di muka bumi.
No comments:
Post a Comment