Termometer berasal dari bahasa Yunani yaitu (thermo) yang artinya panas dan meter
yang artinya pengukur. Jadi, thermometer dapat kita definisikan sebagai
alat ukur derajat panas dari suatu materi (benda). Ada dua bagian
penting dalam thermometer yang harus kita pahami, yaitu pendeteksi panas
(pada thermometer raksa yang biasa kita gunakan pendeteksinya adalah
cairan raksa (Hg)) dan yang kedua adalah skala. Skala ini disesuaikan
dengan kesepakatan internasional (International Temperature Scale) yaitu antara 0,65 Kelvin (-272,5 0C) sampai dengan 1358 Kelvin (10850C).
Walaupun istilah thermometer berasal dari bahasa Yunani, tetapi bukan
berarti penciptanya orang-orang Yunani. Para penemu itu adalah Avicenna
( 980 – 1037) merupakan seorang ilmuan besar yang pertama kali
menggunakan thermometer untuk mengukur suhu udara dalam eksperimen
ilmiah yang kemudian prinsip termometernya digunakan oleh ilmuan Eropa
pada abad ke-16 dan ke-17, termasuk Galileo, Cornelius Drebbel (1572-1633) dianggap sebagai penemu cara kerja thermometer , Robert Fludd (1574 – 1673), Galileo Galilei
(1564 – 1642) menggagas thermometer dengan menggunakan prinsip pemuaian
dan penyusutan udara dalam thermometer untuk menggerakan air dalam
tabung sempit, dan Santorio Sanctorius (1561 – 1636) mendisain thermometer klinis
Jenis Jenis Thermometer
Ada bermacam-macam termometer menurut cara kerjanya:
Termometer
adalah alat untuk mengukur suhu. Thermometer air raksa bisa juga
disebut sebagai thermometer manual, karena cara pembacaannya masih
manual. Penggunaan air raksa sebagai bahan utama thermometer karena
koefisien muai air raksa terbilang konstan sehingga perubahan volume
akibat kenaikan atau penurunan suhu hampir selalu sama. Namun ada juga
beberapa termometer mengandung alkohol dengan tambahan pewarna merah.
Termometer ini lebih aman dan mudah untuk dibaca.
Jenis
khusus termometer air raksa, disebut termometer maksimun, bekerja
dengan adanya katup pada leher tabung dekat bohlam. Saat suhu naik, air
raksa didorong ke atas melalui katup oleh gaya pemuaian. Saat suhu turun
air raksa tertahan pada katup dan tidak dapat kembali ke bohlam membuat
air raksa tetap di dalam tabung. Pembaca kemudian dapat membaca
temperatur maksimun selama waktu yang telah ditentukan. Untuk
mengembalikan fungsinya, termometer harus diayunkan dengan keras.
Air
raksa akan membeku pada suhu -38.83 °C (-37.89 °F) dan hanya dapat
digunakan pada suhu diatasnya. Air raksa, tidak seperti air, tidak
mengembang saat membeku sehingga tidak memecahkan tabung kaca,
membuatnya sulit diamati ketika membeku. Jika termometer mengandung
nitrogen, gas mungkin mengalir turun ke dalam kolom dan terjebak disana
ketika temperatur naik. Jika ini terjadi termometer tidak dapat
digunakan hingga kembali ke kondisi awal. Untuk menghindarinya,
termometer air raksa sebaiknya dimasukkan ke dalam tempat yang hangat
saat temperatur di bawah -37 °C (-34.6 °F). Pada area di mana suhu
maksimum tidak diharapkan naik di atas - 38.83 ° C (-37.89 °F)
termometer yang memakai campuran air raksa dan thallium mungkin bisa
dipakai. Termometer ini mempunyai titik beku of -61.1 °C (-78 °F).
3. Pengukuran Termometer Air Raksa
Termometer
air raksa umumnya menggunakan skala suhu Celsius dan Fahrenhait.
Celsius memakai dua titik penting pada skalanya: suhu saat es mencair
dan suhu penguapan air. Es mencair pada tanda kalibrasi yang sama pada
thermometer yaitu pada uap air yang mendidih. Saat dikeluarkan
termometer dari uap air, ketinggian air raksa turun perlahan. Ini
berhubungan dengan kecepatan pendinginan (dan pemuaian kaca tabung).
Jadi pengukuran suhu celsius menggunakan suhu pencairan dan bukan suhu
pembekuan.
Titik
didih Celcius yaitu 0 °C (212 °F) dan titik beku pada 100 °C (32 °F).
Tetapi peneliti lain -Frenchman Jean Pierre Cristin– mengusulkan versi
kebalikan skala celsius dengan titik beku pada 0 °C (32 °F) dan titik
didih pada 100 °C (212 °F).
Cara kerja Termometer Air Raksa
Alat
ini terdiri dari pipa kapiler yang menggunakan material kaca dengan
kandungan air raksa di ujung bawah. Untuk tujuan pengukuran, pipa ini
dibuat sedemikian rupa sehingga hampa udara. Jika temperatur meningkat,
Merkuri akan mengembang naik ke arah atas pipa dan memberikan petunjuk
tentang suhu di sekitar alat ukur sesuai dengan skala yang telah
ditentukan. Adapun cara kerja secara umum adalah sbb ;
1. Sebelum terjadi perubahan suhu, volume air raksa berada pada kondisi awal.
2. Perubahan suhu lingkungan di sekitar termometer direspon air raksa dengan perubahan volume.
3. Volume merkuri akan mengembang jika suhu meningkat dan akan menyusut jika suhu menurun.
4. Skala pada termometer akan menunjukkan nilai suhu sesuai keadaan lingkungan.
Kalibrasi Termometer Air Raksa
Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang terhubung dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi.
Proses kalibrasi thermometer antara lain :
1.
Letakkan silinder termometer di es yang sedang mencair dan tandai poin
termometer disaat seluruh es tersebut berwujud cair seluruhnya. Poin ini
adalah poin titik beku air.
2. Dengan cara yang sama, tandai poin termometer disaat seluruh air tersebut mendidih seluruhnya saat dipanaskan.
Keuntungan Thermometer Air raksa
Berikut
ini adalah sebab digunakannya air raksa yang merupakan satu-satunya
bentuk logam yang cair sebagai alat pengukuran suhu atau temperatur pada
termometer, yaitu :
1. Raksa dapat menyerap / mengambil panas dari suhu sesuatu yang diukur.
2. Raksa memiliki sifat yang tidak membasahi medium kaca pada termometer.
3. Raksa dapat dilihat dengan mudah karena warnanya yang mengkilat.
4. Raksa memiliki sifat pemuaian / memuai yang teratur dari temperatur ke temperature.
5. Raksa memiliki titik beku dan titik didih yang rentangnya jauh, sehingga cocok untuk mengukur suhu tinggi.
Kerugian Thermometer Air raksa
1. Air raksa mahal
2. Air raksa tidak dapat mengukur suhu yang sangat rendah
3. Air raksa termasuk zat berbahaya ( air keras )
No comments:
Post a Comment